Anda di halaman 1dari 18

KONSEP DASAR

PEMBERIAN
OBAT
Ns. Awal Darmawan, M.Kep
DEFINISI OBAT
DEFINISI & TUJUAN OBAT

Obat adalah:
Semua zat baik dari alam (hewan maupun tumbuhan) atau kimiawi yang
dalam takaran (dosis) yang tepat atau layak dapat menyembuhkan,
meringankan atau mencegah penyakit atau gejala-gejalanya.
Tujan Pemberian Obat:
 Mengatasi diagnosa penyakit
 Mengobati/menyembuhkan
 Mengurangi penderitaan
 Pencegahan penyakit
BENTUK OBAT
BENTUK & JENIS OBAT

1. Pulvis (serbuk) 10. Galenik


2. Pulveres (puyer) 11. Ekstrak (extractum)
12. Infusa
3. Tablet (compressi)
13. Imunoserum (immunosera)
4. Pil (pilulae)
14. Salep (unguenta)
5. Kapsul (capsule) 15. Suppositoria
6. Kaplet (kapsul tablet) 16. Obat tetes (guttae)
7. Larutan (solutiones) 17. Injeksi (injectiones)
8. Suspensi (suspensiones)
9. Emulsi (elmusiones)
01
ABOUT THE DISEASE
Here you could describe the topic of the section
Ada beberapa jenis tanda yang terdapat dalam kemasan obat
JENIS OBAT

Permenkes No. 917/MENKES/PER/X/1993 tentang Wajib Daftar Obat:


Golongan Obat bebas Obat bebas:
Merupakan obat yang tingkat keamanannya sudah terbukti tidak
membahayakan. Obat ini diberikan tanda atau logo lingkaran hitam
mengelilingi lingkaran berwarna hijau. Obat ini dapat dibeli tanpa resep dari
dokter dan dapat dijual di apotek maupun toko obat, misalnya Antasida
DOEN, Parasetamol, Calcium Lactate, dll. Dalam istilah lain untuk obat
bebas adalah obat Over The Counter (OTC).
Gol. Obat Bebas Terbatas:
Obat bebas t’batas ialah obat keras yang dapat diberikan dalam
JENIS OBAT

jumlah terbatas, baik dosis maupun jumlah unit sediaannya. Misalnya


tablet diberikan dalam jumlah 4 tablet Obat bebas dalam jumlah
tertentu masih bisa dibeli di apotek, tanpa resep dokter. Obat ini
diberikan bersama dengan peringatan obat tertulis. Peringatan obat
tertulis tersebut dituliskan dalam bentuk tulisan putih dengan latar
belakang hitam yang berisi :
P.No.1. Awas obat keras : Bacalah aturan pakai !
P.No.2. Awas obat keras : Hanya untuk dikumur, jangan ditelan !
P.No.3. Awas obat keras : Hanya bagian luar dalam !
P.No.4. Awas obat keras : Hanya untuk dibakar !
P.No.5. Awas obat keras : Tidak boleh ditelan!
P.No.6. Awas obat keras : Obat wasir, jangan ditelan !
Gol. Obat Keras;
JENIS OBAT

Obat keras adalah obat yg termasuk dalam daftar obat yg hanya boleh
disertakan oleh apoteker atau dokter. Apoteker hanya menyerahkan obat
keras tsb hanya berdasarkan permintaan (resep) dari dokter. Dan dokter
hanya menyerahkan obat tsb, jika obat tsb diperoleh dari apotek.
Gol. Obat Narkotika:
Adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman,
PATHOLOGY

baik sintetis maupun semisintetis, yg dapat menyebabkan penurunan


atau perubahan kesadaran, kehilangan rasa, rangsangan semangat ,
halusinasi, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dapat
menimbulkan ketergantungan. Peredaran produk jadi obat narkotika
dikemas dalam wadah kemasan yg diberi bulatan berwarna hitam
mengelilingi palang merah dengan dasar putih.
Obat Narkotika bersifat adiksi & penggunaannya diawasi dengan
sangat ketat, sehingga obat golongan narkotika hanya dapat diperoleh
di Apotek dengan menggunakan resep dokter yang asli (bukan coppy
resep). Bebeerapa contoh dari obat narkotik diantaranya: Morfin,
Heroin, Coca, Codein, Methadone, Cannabis/ marijuana/ganja. Dalam
bidang kedokteran, obat-obat narkotika biasa digunakan sebagai
anestesi dan analgetika.
MACAM TEKHNIK PEMBERIAN OBAT  Oral: Pemberian obat melalui mulut merupakan cara
paling mudah dan paling sering digunakan. Obat yang
digunakan biasanya memiliki onset yang lama dan efek
yang lama.
 Parenteral: Pemberian obat melalui perenteral
merupakan pemberian obat melalui jaringan tubuh,
pemberian obat parenteral, merupakan pilihan jika
pemberian obat dari mulut merupakan ktrak indikasi.
 Topical: Obat diberikan pada kulit atau mukosa. Obat-
obat yang diberikan biasanya memiliki efek lokal, obat
dapat di oleskan pada areah yang diobati atau medicated
baths. Efek sistematik dapat timbul jika kulit klien tipis.
Inhalasi :Jalan nafas memberikan tempat yang luas untuk
absorbsi obat, obat diinhalasi melalui mulut atau pun
hidung.
ASPEK LEGAL OBAT DAN CAIRAN PADA PRAKTIK
OBAT DAN CAIRAN

BIDAN MANDIRI
PMK no.1464, 2010 dan PMK, no.28,2017: Pasal 36(1)Persyaratan obat dan bahan
habis pakai Praktik Mandiri Bidan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 ayat (2)
meliputi pengelolaan obat dan bahan habis pakai yang diperlukan untuk pelayanan
antenatal, persalinan normal, penatalaksanaan bayi baru lahir, nifas, keluarga
berencana, dan penanganan awal kasus kedaruratan kebidanan dan bayi baru lahir.
(2)Obat dan bahan habis pakai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya
diperoleh dari apotek melaluisurat pesanan kebutuhan obat dan bahan habis pakai.
(3)Bidan yang melakukan praktik mandiri harus melakukan pendokumentasian surat
pesanankebutuhan obat dan bahan habis pakai sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) serta melakukan pengelolaan obat yang baik sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
PRINSIP 6 BENAR DALAM PEMBERIAN OBAT
STANDAR OBAT

Kemurnian, yaitu bahwa obat mengandung unsur


keaslian, tidak ada percampuran.

Standar potensi yang baik.

Memiliki bioavailability yaitu keseimbangan


setiap senyawa di dalam obat.

Adanya keamanan.

Efektivitas.
REAKSI OBAT

Reaksi obat : Kemampuan obat


Waktu Paruh : Interval waktu yang dibutuhkan utk
proses eliminasi tubuh utk mengurangi konsentrasi obat
didalam tubuh separuhnya.
Ex : waktu paruh 8 jam, awalnya 100 %.
Setelah 8 jam : 50 %
Setelah 16 jam : 25 %
Setelah 24 jam : 12,5 %
Setelah 32 jam : 6,25 %
FAKTOR REAKSI OBAT

Faktor – faktor yg mempengaruhi reaksi obat :


 Usia
 Waktu pemberian
 Berat badan
 Jenis kelamin
 Lingkungan
 Faktor genetik
 Kondisi Individu
MASALAH DALAM PEMBERIAN OBAT

 Menolak pemberian obat


 Kerusakan Integritas kulit terganggu
 Disorientasi dan bingung
 Menelan obat bukal atau sublingual
 Alergi kulit
Perhitungan Dosis :
DOSIS OBAT
 Dosis Anak
Body surface area (BSA)

BSA rata2 dewasa : 1,7 m 2


Dosis anak :

BSA Anak/1,7 m 2 x dosis dewasa

Diketahui : BSA anak : 0,4 m 2


Dosis dewasa : 500 mg
Dosis anak : 0,4/1,7 x 500 = 117,6 mg
(Dosis sekali pakai)
TUGAS:
1. R/ Ketoprofen 50 mg
SOAL PENGHITUNGAN DOSIS OBAT

Dosis pemberian: 3 dd 1 (Puyer)


Tinggi : 105 cm
BB : 29
Umur : 5,5 tahun
Berapa dosis pemberian obat pada anak
tersebut?
2. R/ Amoksisilin 500 mg
Dosis pemberian: 3 dd 1 (Puyer)
Tinggi : 105 cm
BB : 29
Umur : 5,5 tahun
Berapa dosis pemberian obat pada anak tersebut?
THANKS!

Selamat Belajar !!
CREDITS: This presentation template was created by
Slidesgo, including icons by Flaticon, and
infographics & images by Freepik.
Please keep this slide for attribution.

Anda mungkin juga menyukai