Anda di halaman 1dari 14

Penggunaan Obat

Pada Bayi
Kelompok 2
NAMA KELOMPOK 2 :

1. Sinar Tafonao 2001021005


2. Sinta Yulandia Br Munthe 2001021006
3. Sri Wahyuni 2001021007
4. Trica Simanungkalit 2001021008

apt.Hafizhatul Abadi,S.farm.,M.Kes.
Table of contents
01 Defenisi 02 Penggolongan 03 Obat-obat
Bayi yang sering
Obat menurut
menurut digunakan
WHO
WHO pada Bayi

04 Cara 05 Pertimbangan
Pemberian
Obat pada
klinis
Bayi
1. Definisi Bayi
Menurut Who
Masa bayi adalah masa keemasan
sekaligus masa kritis perkembangan
seseorang.

Usia perkembangan bayi terbagi 2 yaitu,


neonatus sejak lahir sampai usia 28 hari
dan bayi dari usia 29 hari sampai 12 bulan
( WHO, 2013).
2. Penggolongan
Obat Menurut
3. Obat Keras (termasuk Obat
1. Obat bebas
WHO Wajib Apotek dan
Psikotropika)
Obat bebas dapat dibeli bebas tanpa
resep dokter dan dapat dibeli di
2. Obat Bebas Terbatas (OBT) Obat keras (Obat daftar G atau
apotek dan toko obat berizin untuk
mengatasi problem ringan (minor ”Gevaarlijk”, berbahaya)
Obat bebas terbatas disebut juga obat termasuk juga psikotropika
illness) yang bersifat nonspesifik.
daftar W (W: Waarschuwing = untuk memperolehnya harus
Cth: oralit, paracetamol, ibu profen,
peringatan/waspada) dengan resep dokter dan dapat
vitamin dan multivitamin.
adalah obat keras yang dapat dibeli dibeli di apotek atau rumah
tanpa resep dokter namun sakit.
penggunaannya harus memperhatikan Cth: lodia, nistatin
informasi obat pada kemasan.
Cth: CTM, Benadryl.
2. Penggolongan
Obat Menurut
4. Narkotika
WHO (lanjutan)
Secara awam obat narkotika
disebut sebagai “obat bius”.  5. Psikotropika
Hal ini karena dalam bidang
kedokteran, obat-obat narkotika adalah zat atau obat baik alamiah maupun sintetis bukan
umum digunakan sebagai narkotika yang termasuk obat keras, tetapi bedanya
anestesi/obat bius dan dapat berkhasiat psikoaktif dengan
analgetik/obat penghilang rasa mempengaruhi Susunan Saraf Pusat yang
nyeri.  menyebabkan perubahan khas pada aktivitas
cth: cosein, kokain, morfin. mental dan perilaku / mempengaruhi aktivitas
psikis. 
cth: amfetamin, diazepam, phenobarbital.
3. Obat Yang Sering
digunakan Pada Bayi

3. Jenis obat tetes


Obat ini biasanya diberikan
1. Jenis obat cair. sebagai obat tetes mata,
obat telinga atau obat
Jenis obat cair.
untuk mengatasi masalah di
Kebanyakan obat-obatan
hidung.
khusus untuk bayi dibuat 2. Jenis obat Cth: Erlamycetin
dalam bentuk cairan
(sirup).
supositoria.
Cth: paracetamol sirup, Jenis obat ini biasanya
Acetine sirup, Sanmol diberikan pada bayi melalui
Drops anus.
Cth: Proris Ibu Profen
propyretic suppositoria,
Contoh Obat Yang Sering
digunakan Pada Bayi
1. Jenis obat cair.

ALPHAMOL
TEMPRA DROPS
DROPS(obat sakit SANMOL DROPS
gigi pada bayi)
Contoh Obat Yang Sering
2. Jenis obat
digunakan Pada Bayi
suppositoria.
Propyretic suppositoria
Proris Ibu Profen
Contoh Obat Yang Sering
3. Jenis obat Tetes
digunakan Pada Bayi
Mata.

Erlamycetin
4. Cara Pemberian
Obat Pada Bayi

2. Jenis obat
suppositoria
1. Jenis obat Jenis obat ini biasanya diberikan pada bayi 3. Jenis obat
cair melalui anus. Caranya masukkan obat tetes
yang ujungnya berbentuk seperti peluru ke
lubang anus, lalu rapatkan kedua belah
Cara termudah untuk memberikannya
adalah melalui pipet (tabung suntik khusus
pantat bayi selama beberapa saat agar obat Obat ini biasanya
tidak terdorong keluar lagi. diberikan sebagai obat
untuk obat), usahakan untuk mengarahkan
obat ke dinding dalam pipi bayi dan bukan tetes mata, obat
ke pangkal tenggorokan sehingga bayi telinga atau obat
tidak tersedak. untuk mengatasi
masalah di hidung.
6. Pertimbangan klinis
Pertimbangan pemberian obat pada bayi harus
memperhatikan sistem organ pada bayi yang masih
belum tumbuh dan berfungsi secara sempurna. Bayi
juga rentan terhadap kuman dan penyakit karena
prinsip pertahan tubuh yang belum terbiasa menerima
paparan dari luar.

Proses pemberian obat pada pasien berbeda pada


setiap tahapan usia, seperti pemberian obat pada bayi,
Kita harus memperhatikan tepat pendekatan, karena
harus sesuai dengan usia pasien agar pemberian obat
dapat dilakukan dengan aman dan baik
6. Pertimbangan klinis
( lanjutan)
Pertimbangan klinis meliputi:
1. ketepatan indikasi dan dosis Obat;
2. aturan, cara dan lama penggunaan Obat;
3. duplikasi dan/atau polifarmasi;
4. reaksi Obat yang tidak diinginkan (alergi, efek
samping Obat,
manifestasi klinis lain);
5. kontra indikasi; dan
6. interaksi.
Sekian dan Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai