TINDAKAN ENDOSKOPI
Tindakan endoskopi dilakukan oleh tim yang terdiri dari dokter dan perawat,
dimana perawat sebagai anggota tim mempunyai peran sebagai berikut :
- Menyiapkan lingkungan /ruangan /alat/ obat-obatan.
- Mengobservasi pasien sebelum,pada saat dan sesudah prosedur
- Mendampingi dokter dalam tindakan
- Membersihkan, mendesinfeksi dan menyimpan alat
Gambar 6.1
1. Pengertian
Esofago-Gastro-Duodenoskopi/Gastroskopi adalah suatu pemeriksaan
lansung kedalam rongga saluran cerna bagian atas mulai dari tenggorokan
(esophagus), Lambung ( maag ), Sampai ke usus 12 jari ( duodenum ) dengan
memasukkan alat gastro intestinal Fiberskop ( GIF )
2. Tujuan :
a. Diagnostik : Esofagogastroduodenoscopi (EGD) dan biopsy
b. Terapeutik :
Skleroterapi dan ligasi varises esofagus
Skleroterapi histoacryl varises esofagus
Pemasangan stent esofagus
56
57
Pemasangan flowcare
Pemasangan Percutaneus Endoscopic Gastrostomy(PEG)
Dilatasi esophagus dengan busi Savary-Guillard
Polipektomi polip esofagus, gaster dan duodenum
Hemostatis endoscopi (perdarahan non varises : adrenalin +
aethoxysclerol, berryplast endoclip dll).
Endoscopic Mucosal Resection(EMR)
Terapi laser pada tumor, perdarahan dll.
3. Indikasi :
a.Menentukan diagnosa penderita dengan keluhan saluran cerna yang berulang
(kronis) atau berat, dengan keluhan nyeri pada uluh hati, kembung, mual
dan muntah
b. Mengetahui keadaan perdarahan saluran cerna atas dan menentukan
sumber perdarahan dengan keluhan seperti muntah darah.
c.Menghentikan perdarahan saluran cerna
d. Pengobatan varises tenggorokan / esophagus
e.Mengangkat daging tumbuh (polip) di tenggorokan (esophagus) atau daging
tumbuh (polip) pada lambung.
f. Mengambil benda-benda yang tertelan seperi : koin, gigi palsu, duri ikan,
batu batrei/jam tangan, kancing dll
g. Melakukan gastrostomi, yaitu tindakan membuat lubang secara lansung
pada lambung untuk memberikan makanan pada keadaan dan kondisi
tertentu
4. Kontra indikasi Absolut:
b. Tidak kooperatif
c. Psikopat
d. Alergi obat premedikasi
e. Koma
f. Infark miokard akut
g. Respiratori distress
h. Perdarahan massif
i. Gagal jantung berat
58
6. Persiapan
a. Persiapan pasien, meliputi persiapan fisik dan psikologis pasien :
- Menjelaskan tentang maksud dan tujuan dari pemeriksaan sekaligus
mendapatkan persetujuan/izin tindakan/ inform consent
- Memastikan bahwa pasien sedang puasa, minimal 6 – 8 jam sebelum
pemeriksaan
- Mengukur dan mencatat hasil observasi keadaan fisik pasien/tanda-
tanda vital
59
4. Pelaksanan
a. Menjelaskan ulang kepada pasien/keluarga tentang kegiatan /tindakan
yang akan di lakukan
b. Mengendorkan ikat pinggang, menanggalkan gigi palsu, jilbab dan kaca
mata bila ada
60
Oksigen set
Bengkok
Kasa dan tissue
Handuk kecil
Spuit 20 cc (2 buah), Sepuit 2,5 cc (2 buah)
b. Persiapan Obat-obatan
Sulfas atrupin 0,25 mg (1 amp)
Buscopan 20 mg (1 amp)
Etosisklero 1 %, 2 %, 3 % (diencerkan sesuai kebutuhan)
Valium 10 mg (1 amp)
Aquadest
Xylocain spray 10 %
c. Persiapan Pasien
1) Persiapan mental/Psikologis
Menjelaskan tentang maksud dan tujuan dari pemeriksaan sekaligus
meminta persetujuan / izin tindakan ( Inform Consent )
2) Persiapan Fisik
Menilai faal haemostasis (Hb, PCV, trombo, PPT, APTT, Masa
perdarahan dan masa pembekuan) sebagai bahan pertimbangan dan
untuk tindakan lanjutan
Memastikan pasien dalam keadaan puasa (puasa 6 – 8 Jam sebelum
pemeriksaan ) kecuali perdarahan akut
Menilai tanda tanda vital dan tingkat kesadaran pasien
Memasang infuse bila perlu
5. Pelaksanaan
a.Menjelaskan ulang kepada pasien/keluarga tentang kegiatan/tindakan yang
akan dilakukan
b. Menanggalkan gigi palsu dan kaca mata bila ada
c.Menyemprokan Xilocain Seppray 10 % ke dalam Orofaring
d. Mengatur posisi pasien tidur miring ke kiri
e.Memberi suntikan premedikasi (Sulfas atropine 0,25% dan Buscopan 20 mg,
Valium 10 mg atau sesuai dengan program dokter
f. Perawat dan dokter memakai skort dan sarung tangan
63
Gambar 6.2
1. Pengertian.
Suatu tindakan pengikatan pada varises esophagus dengan menggunakan karet
bundar kecil dan elastis yang akan menghalangi aliran darah sehingga menjadi
fibrosis melalui alat endoskopi
2. Tujuan
-Untuk mencegah pecahnya varises esophagus
- Untuk memperlambat proses timbulnya varises yang lebih besar.
3. Indikasi
Pengobatan darurat untuk menghentikan perdarahan aktif varises
esophagus, terutama bila pengobatan secara konvesional mengalami
kegagalan.
Pengobatan efektif atau definitive, untuk mengeradikasi varises agar tidak
terjadi perdarahan ulang, setelah perdarahan aktiv berhenti
Pengobatan profilaksis, bila tindakan efektif dikerjakan sebelum terjadi
perdarahan.
Varises esophagus grade III atau IV.
4. Persiapan Tindakan
a. Persiapan Alat
65
d. Kemudian diet cair selama 2 hari, diet bubur halus 2 hari, dan bubur kasar 2
hari, selanjutnya boleh nasi tim.
e. Observasi perdarahan 1 kali 24 jam.
Unit suction
Penyangga mulut (mouth piece)
Kamera Polaroid / film rontgent
Kateter ukuran 5 Fr
Oksigen set
Sarung tangan
Baju apron
Baju khusus untuk pasien
Kapas antiseptic
Spuit 20 cc (3 buah), spuiot 2,5 cc (3 buah)
b. Persiapan Obat
Pehidin injeksi
Valium/dormikum injeksi
Buskopan Injeksi
Gascon
Anexate (kalau perlu)
Xylokain sepray 10 %
Xylocain jelly/ KY jelly
Orografin 60 % dengan pengenceran 1 : 3
c. Persiapan Pasien
1) Persiapan mental/ Psikologis
Menjelaskan teentang maksud dan tujuan dari pemeriksaan sekali gus
mendapatkan persetujuan izin tindakan (inform consent)
2) Persiapan Fisik
Memastikan pasien sedang puasa (puasa 6- 8 jam sebelum
pemeriksaan)
Menilai darah Hb, masa perdarahan, masa pembekuan, waktu
protrombin dan trobosit sebagai bahan pertimbangan untuk
tindakan lanjutan
Mengukur mencatat hasil observasi keadaan fisik pasien dan tanda
vital
5. Pelaksanaan
69
Gambar 6.3
1. Pengertian
Kolonoskopi adalah suatu pemeriksaan kolon atau usus besar (rectum,
sigmoid, kolon desendens, kolon transversum dan kolon asendens) dengan
memasukkan alat kolonoskop ke dalam usus besar melalui anus.
2. Tujuan
Untuk mengevaluasi kelainan saluran cerna bagian bawah, bilamana hasil
pemeriksaan radiology meragukan atau tidak di dapatkan kelainan ,
sedangkan gejala-gajala penyakit ada
Untuk meneliti lebih lanjut penyakit kolon pada pasien anemia dengan
penurunan berat badan yang tidak jalas penyebabnya
Untuk menegakkan diagnosa keganasan pada kolon
Untuk pengobatan dan biopsy terminalis
Follow up sesudah pengangkatan polip atau kangker
3. Indikasi
71
6. Kontra Indikasi
- Pasien tidak kooperatif.
- Perforasi usus.
- Peritonitis.
- Hamil trimester ke 3.
7. Kontra Indikasi Relatif
a. Kelainan integritas usus:
- Kolitis akut berat
- Obstruksi intestinal
- Baru menjalani anastomosis usus.
b. Visualisasi terganggu
- Persiapan tidak baik
- Perdarahan akut saluran cerna masif
c. Kelainan Organ sekitar
- Aneurisma aorta atau arteri iliaka
- Baru menjalani operasi.
d. Faktor penyakit dasar
- Koagulopati
- Penyakit berat.
8. Persiapan Tindakan
a. Persiapan alat
Sumber cahaya (light source)
Kolon fiberskop
Suctin
Biopsi forcep
72
- Kolon fiberskop
- Suction beserta konector
- Biopsi forcep
- Hot Biopsi forcep
- Elektro surgical unit set
- Cutting circuit
- Snare loop
- Sikat pembersih (clening Brush)
- Plate
- Celana pendek lubang bagian belakang
- Bengkok
- Kain kasa dan kertas tisu
- Botol kecil berisi larutan formalin 10 %
- Spuit disposable20 cc (1 buah), Spuit 2,5 cc (2 buah)
- Sarung tangan
- Kapas antiseptic
- Alas bokong
- Jarum injector disesuaikan.
- Patien plate.
b. Persiapan Obat
- Dormikum 5 mg/3ml 1 amp
- Valium 10 mg 1 amp
- Pethidin 1 amp
- Adrenalin 1 amp
- KY Lubricating 1 amp
- Buskopan 1 amp
c. Persiapan pasien
1) Persiapan Mental
- Menjelaskan tujuan dan manfaat pemeriksaan di mana pemeriksaan
ini dilakukan dalam keadaan usus bersih dari tinja, sehingga perlu
ditekakan persetujuan / izin tintakan (inform consent) Dan
pentingnya mematuhi persiapan,
2) Persiapan Fisik
75
p. Setelaj itu polip dimasukkan ke dalam botol / tabung yang berisi larutan
formalin 10 %, memberi label, nama, tanggal , bulan, tahun, dan jenis
specimen tersebut dan dikirim ke bagian patologi anatomi.
q. Perawat mengeluarkan fiberskop, dan mengobservasi pasien.
r. Merapikan pasien dan alat.
6. Pasca Tindakan
Memindakan Pasien ke ruang pulih
Mengobservasi dan menilai tanda-tanda vital,kembung dan tingkat
kesadaran
Serah terima pasien kepada perawat ruangan setelah keadaan umum pasien
memungkinkan (kesadaran pulih) dan menyampaikan instruksi agar ;
o Memantau pasien selama 24 jam guna mengetahui adanya perdarahan.
o Menilai Hb, tiap 8 jam pertama pasca tindakan, bila Hb stabil,
perdarahan tidak ada, selanjutnya pemeriksaan Hb di stop.
o Klien dipuasakan 2 – 4 jam .
o Diet cair selama satu hari kemudian bubur saring dan meningkat
bertahap.
- Kolaborasi obat anti perdarahan .