(PPK)
i
TIM PENYUSUN
Editor :
Tim Komite Medik
dr. I Putu Gede Tirtayasa, Sp. An
dr. Abdul Rasyid Tamam, Sp. An
ii
Kata Pengantar
Salam sejahtera
Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, yang atas karunia,
rahmat dan bimbingan-Nya, kami dapat menyelesaikan penyusunan buku Panduan Praktik
Klinis (PPK) untuk RSUD H. Badaruddin Kasim. Terima kasih banyak kami ucapkan kepada
tim penyusun, yaitu seluruh anggota Komite medik RSUD H. Badaruddin Kasim yang aktif
memberikan masukan sehingga buku ini dapat tersusun dan diterbitkan.
Panduan Praktik Klinis (PPK) ini disusun sesuai dengan ketersediaan sumber daya dan
fasilitas yang ada, dengan tetap mengacu pada kepustakaan nasional yang ada. Sejatinya ada
15 buku PPK yang disusun sesuai dengan bidang KSM (Kelompok Staf Medis) yang ada,
yaitu Obstetri & Gynekology, Bedah Umum, Bedah Orthopaedi dan Traumatologi, Bedah
Mulut dan Maksilofasial, Anestesiologi, Ilmu Kesehatan Anak, Neonatologi, Ilmu Penyakit
Dalam, Cardiologi, Neurologi, THT-KL, Ilmu Penyakit Mata, Ilmu Penyakit Kulit &
Kelamin, Psikiatrik, Kedokteran Fisik & Rehabilitasi Medik. Kami berharap buku ini juga
dapat menjadi referensi untuk komunikasi timbal balik tidak hanya antar spesialis yang sama,
namun juga dengan spesialis lainnya, dokter umum, perawat, tenaga kesehatan lain, dinas
kesehatan dan juga teman-teman di BPJS untuk memahami kasus-kasus yang ada serta
penanganannya yang terbaik dan sesuai dengan current evidences demi menjamin kualitas
layanan kesehatan di RSUD H. Badaruddin Kasim dan masyarakat Tabalong pada umumnya
Tak ada gading yang tak retak. Kami menyadari bahwa tak ada yang sempurna di dunia ini,
sehingga buku ini memerlukan perbaikan yang berkelanjutan seiring dengan perkembangan
ilmu di bidang kedokteran. Namun demikian, besar harapan kami bahwa buku ini dapat
bermanfaat untuk kita semua..
Tim Penyusun
iii
DAFTAR ISI
iv
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
ANESTESI
4. Persiapan Pasien
1. Penjelasan rencana dan resiko komplikasi
tindakan anestesi umum dengan inhalasi via face
mask.
2. Ijin persetujuan tindakan anestesi umum dengan
v
intubasi.
3. Puasa.
4. Medikasi sesuai resiko anestesi.
5. Premedikasi pra anestesi.
6. Kelengkapan pemeriksaan penunjang
Alat
1. stetoskop
2. laringoskop dengan blade sesuai ukuran pasien
3. pipa endotrakeal 3 ukuran (ukuran pasien, satu
nomor diatas, dan satu nomor dibawah)
4. laryngeal mask airway 3 ukuran (ukuran pasien,
satu nomor diatas, dan satu nomor dibawah)
yang memungkinkan pemasangan pipa
nasogastrik dan penghisapan cairan
5. introducer atau penuntun
6. masker 3 ukuran (ukuran pasien, satu nomor
diatas, dan satu nomor dibawah)
7. mesin anestesi dengan sumber gas
8. alat suction
9. monitor (SpO2, Elektrokardiogram, tekanan
darah, nadi)
10. McGill tang
11. spuit cuff
12. laringoskop dengan blade khusus
vi
b. Oksigen
9. Obat analgetik
Morphine (10mg 1 ampul) dan/atau
Fentanyl (100mcg 3 ampul) dan/atau
Sulfentanyl (50mcg 2 ampul) dan/atau
Pethidine (100mg 2 ampul)
10. Obat pelumpuh otot
Atracurium (25mg 4 ampul) dan/atau
Rocuronium (50mg 2 ampul) dan/atau
Vecuronium (4mg 5 ampul)
11. Cairan
a. Cairan
b. Ringer Laktat (3 kolf)
c. Ringer Asetat (3 kolf)
d. Natrium Clorida 0,9% (1 kolf)
e. Koloid (Gelatine atau HAES) (2 kolf)
12. Obat Kegawatan
1) Dexamethasone (5mg 2 ampul)
2) Methylprednisolone (125mg 2 ampul)
3) Hidrocortisone (100mg 1 ampul)
4) Aminophylin (240mg 1 ampul)
5) Bricasma
6) Asam tranexamat (500mg 2 ampul)
7) Ephedrine (50mg 1 ampul)
8) Epinephrine (1mg 2 ampul)
9) Sulfas atropine (0,25mg 4 ampul)
10) Norepinephrine (4mg 1 ampul)
11) Dopamin (200mg 1 vial)
12) Dobutamin (250mg 1 vial)
13) Milrinone
14) Clonidine (300mcg 1 ampul)
15) Diltiazem
16) Nitrogliserin
17) ISDN
18) Metoprolol
19) D40% (25ml 2 vial)
20) Natrium bicarbonat
21) Amiodarone (150mg 2 ampul)
22) Adenosine
23) Lidocaine (40mg 4 ampul)
24) Furosemide (20mg 4 ampul)
25) Dantrolene
26) Fenoterol nebul (1 buah)
27) Salbutamol nebul (1 buah)
28) Propanolol tablet (10mg 10 buah)
29) Iodine
30) PTU tablet (100mg 10 buah)
31) ISDN tablet (5mg 2 buah)
vii
Dokter
1. Visite perioperatif.
2. penentuan klasifikasi ASA PS.
3. Check list kesiapan anestesi
viii
6. Pasca Prosedur Dilakukan di Ruang Pulih
Tindakan 1. Pengawasan Jalan Nafas, Pernafasan, tekanan
darah, nadi, saturasi
oksigen
2. Pengawasan komplikasi yang mungkin terjadi
dari tindakan operasi dan pembiusan serta
penanggulangannya.
3. Terapi oksigen 6 lt/mnt dengan menggunakan
masker NRM
7. Tingkat Evidence I
8. Tingkat A
Rekomendasi
ix
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
ANESTESI
4. Persiapan Pasien
1. Penjelasan rencana dan resiko komplikasi
x
tindakan spinal anestesi.
2. Ijin persetujuan tindakan anestesi dengan blok
subarachnoid
3. Puasa.
4. Medikasi sesuai resiko anestesi.
5. Premedikasi pra anestesi.
6. Kelengkapan pemeriksaan penunjang.
Alat
1. Set untuk general anestesi (Stetoskop, laringoskop,
plester, Tube Endotracheal, peralatan Airway,
sungkup muka, sirkuit pernafasan, suction)
2. Monitor: EKG, Pulse oksimetri, tekanan darah
xi
b. Ringer Asetat (3 kolf)
c. Natrium Clorida 0,9% (1 kolf)
d. Koloid (Gelatine atau HAES) (2 kolf)
7. Obat Kegawatan
1) Dexamethasone (5mg 2 ampul)
2) Methylprednisolone (125mg 2 ampul)
3) Hidrocortisone (100mg 1 ampul)
4) Aminophylin (240mg 1 ampul)
5) Bricasma
6) Asam tranexamat (500mg 2 ampul)
7) Ephedrine (50mg 1 ampul)
8) Epinephrine (1mg 2 ampul)
9) Sulfas atropine (0,25mg 4 ampul)
10) Norepinephrine (4mg 1 ampul)
11) Dopamin (200mg 1 vial)
12) Dobutamin (250mg 1 vial)
13) Milrinone
14) Clonidine (300mcg 1 ampul)
15) Diltiazem
16) Nitrogliserin
17) ISDN
18) Metoprolol
19) D40% (25ml 2 vial)
20) Natrium bicarbonat
21) Amiodarone (150mg 2 ampul)
22) Adenosine
23) Lidocaine (40mg 4 ampul)
24) Furosemide (20mg 4 ampul)
25) Dantrolene
26) Fenoterol nebul (1 buah)
27) Salbutamol nebul (1 buah)
28) Propanolol tablet (10mg 10 buah)
29) Iodine
30) PTU tablet (100mg 10 buah)
31) ISDN tablet (5mg 2 buah)
Dokter
1. Visite perioperatif.
2. penentuan klasifikasi ASA PS.
3. Check list kesiapan anestesi
4. Pengelolaan nyeri pascaa bedah.
xii
4. Identifikasi tempat insersi jarum spinal dan
diberikan penanda.
5. Mencuci tangan (scrubbing).
6. Menggunakan Sarung tangan steril
7. Desinfeksi daerah insersi jarum spinal, injeksi
anestesi lokal lidokain 2% 40 mg.
8. Insersi jarum spinal ditempat yang telah ditandai.
9. Pastikan LCS keluar.
0. Barbotage cairan LCS yang keluar.
1. Injeksikan Bupivacain 0,5% 5-20 mg atau
lidocaine 5% 50-100mg dikombinasikan dengan
adjuvan fentanyl 25 µg dan/atau pethidin 25mg
dan/atau morfin 0,1-0,3 mg dan/atau Clonidine
15-60 mcg intratekal.
2. Check level ketinggian block.
3. Maintanance dengan oksigen 2 lt/mnt
menggunakan kanula nasal
4. Sedasi dengan midazolam dan/atau diazepam
dan/atau Propofol dan/atau Ketamine dan/atau
Thiopental.
15. Jika terjadi hipotensi, lakukan prosedur terapi
hipotensi
7. Tingkat Evidence I
8. Tingkat A
Rekomendasi
9. 90 % spinal anestesi berhasil tanpa komplikasi.
Indikato
r
Prosedur
Tindakan
xiii
10. Kepustakaan d. Miller’s Anesthesia 7th edition, Ronald D Miller, 2009
e. Morgan Clinical Anesthesiology 4th edition, G Edward
Morgan, 2006
f. Standard dan Pedoman Pelayanan Anestesiologi Indonesia.
IDSAI.2008
xiv
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
ANESTESI
xv
- Kelengkapan pemeriksaan penunjang.
2. Alat
a. stetoskop
b. laringoskop dengan blade sesuai ukuran
pasien
c. laryngeal mask airway 3 ukuran (ukuran
pasien, satu nomor diatas, dan satu nomor
dibawah) yang memungkinkan
pemasangan pipa nasogastrik dan
penghisapan cairan
d. introducer atau penuntun
e. masker 3 ukuran (ukuran pasien, satu
nomor diatas, dan satu nomor dibawah)
f. mesin anestesi dengan sumber gas
g. alat suction
h. monitor (SpO2, Elektrokardiogram,
tekanan darah, nadi)
i. McGill tang
j. spuit cuff
k. laringoskop dengan blade khusus
3. Bahan dan Obat:
xvi
Isoflurane (sesuai dosis) atau Sevoflurane
(sesuai dosis) dan N2O dan Oksigen
Oksigen
- Obat analgetik
Fentanyl injeksi (sesuai dosis)
Antrain injeksi (sesuai dosis)
Tramadol injeksi (sesuai dosis)
NSAID
- Cairan
Ringer Laktat (sesuai kebutuhan)
Natrium Clorida 0,9% (sesuai kebutuhan)
Koloid (Sanbehes) (sesuai kebutuhan)
- Obat Kegawatan:
Dexamethasone (5mg 2 ampul)
Methylprednisolone (125mg 2 ampul)
Hidrocortisone (100mg 1 ampul)
Aminophylin (240mg 1 ampul)
Dypenhyramine (10mg 2 amp)
Asam tranexamat (500mg 2 ampul)
Ephedrine (50mg 1 ampul)
Epinephrine (1mg 2 ampul)
Sulfas atropine (0,25mg 4 ampul)
Norepinephrine (4mg 1 ampul)
Dopamin (200mg 1 vial)
Dobutamin (250mg 1 vial)
D40 (25ml 2 vial)
Lidocaine (40mg 4 ampul)
Furosemide (20mg 4 ampul)
Salbutamol nebul (1 buah)
Propanolol tablet (10mg 10 buah)
Iodine
ISDN tablet (5mg 2 buah)
4. Dokter :
- Visite perioperatif.
xvii
- penentuan klasifikasi ASA PS.
- Check list kesiapan anestesi.
5. Prosedur Tindakan a. Beri tau pasien tentang tindakan yang
akan dilakukan
b. Pasang infus dengan IV kateter yang besar
c. Periksa sumber oksigen
d. Periksa kesiapan mesin anestesia (bila ada)
e. Premedikasi menggunakan
Midazolam dan/atau dengan fentanyl
dan/atau lidokain 2% (pada teknik
asleep) dan ondansetron injeksi
(sesuai dosis)
f. Preoksigenasi 4-6 menit
g. Induksi menggunakan Midazolam
dan/atau Propofol/proanes dan/atau
Ketamine dan/atau dan/atau Sevoflurane
atau tiopental
h. Dipasang masker dengan atau Orofaringeal
atau Nasofaringeal airway
i. Maintanance anestesi menggunakan
anestesi inhalasi isofluran dan/atau
sevofluran dan/atau propofol/proanes
dan/atau midazolam dan/atau ketamine,
analgetik berupa fentanyl.
j. Selesai operasi pasien dibangunkan.
k. Pasien dipindahkan ke Ruang pulih bila:
jalan nafas terkendali dan hemodinamik
stabil
6. Pasca Prosedur Dilakukan di Ruang Pulih
Tindakan
a. Pengawasan Jalan Nafas,
Pernafasan, tekanan darah, nadi,
saturasi oksigen
b. Pengawasan komplikasi yang mungkin
terjadi dari tindakan operasi dan
pembiusan serta penanggulangannya.
7. Tingkat Evidens IV
xviii
xix
10. Indikator 90 % dari pasien dapat dilakukan sedasi sedang berat
Prosedur Tindakan tanpa komplikasi.
xx
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
ANESTESI
sepsis
pasien tidak kooperatif
kelainan neurologis sebelumnya
kelainan tulang belakang yang berat
Kontroversi:
xxi
besar
maneuver yang mempengaruhi respirasi
4. Persiapan Pasien :
Obat Analgetik
Fentanyl injeksi (sesuai dosis)
Antrain injeksi (sesuai dosis )
Tramadol injeksi (sesuai dosis )
Disposable spuit 5 cc (1 buah)
xxii
Disposable spuit 3 cc (1 buah)
Disposible spuit 1 cc ( 1 buah )
Kassa steril (7 lembar)
Doeck steril (1 buah)
Betadine (10cc) dan/atau alkohol (10cc)
Kasa+plester penutup bekas luka
Oksigen
Canula Oksigen dan Masker non rebreathing
Obat sedasi
Midazolam injeksi (sesuai dosis) dan/atau
Propofol/proanes injeksi (sesuai dosis)
dan/atau Ketamine injeksi (sesuai dosis)
Obat analgetik
Fentanyl injeksi (sesuai dosis)
Cairan
Ringer Laktat (sesuai kebutuhan)
Natrium Clorida 0,9% (sesuai kebutuhan)
Koloid (SANBEHES) (sesuai kebutuhan)
Obat Kegawatan:
Dexamethasone (5mg 2 ampul)
Methylprednisolone (125mg 2 ampul)
Hidrocortisone (100mg 1 ampul)
Aminophylin (240mg 1 ampul)
Dypenhydramine (10mg 2 ampul)
Asam tranexamat (500mg 2 ampul)
Ephedrine (50mg 1 ampul)
Epinephrine (1mg 2 ampul)
Sulfas atropine (0,25mg 4 ampul)
Norepinephrine (4mg 1 ampul)
Dopamin (200mg 1 vial)
Dobutamin (250mg 1 vial)
D40 (25ml 2 vial)
Lidocaine (40mg 4 ampul)
Furosemide (20mg 4 ampul)
xxiii
Salbutamol nebul (1 buah)
Propanolol tablet (10mg 10 buah)
Iodine
ISDN tablet (5mg 2 buah)
Dokter :
Visite perioperatif.
penentuan klasifikasi ASA PS.
Check list kesiapan anestesi.
Pengelolaan nyeri pasca bedah.
5. Prosedur Tindakan Pasang monitor standar berupa, Tekanan darah,
EKG, Saturasi oksigen.
Loading menggunakan cairan sanbehes sebanyak
500cc.
Posisikan Pasien duduk atau tidur miring.
Identifikasi tempat insersi jarum spinal dan
diberikan penanda.
Mencuci tangan (scrubbing).
Menggunakan Sarung tangan steril
Desinfeksi daerah insersi jarum spinal, injeksi
anestesi lokal lidokain 2% (sesuai dosis)
Insersi jarum spinal ditempat yang telah ditandai.
Pastikan LCS keluar.
Barbotage cairan LCS yang keluar.
Injeksikan Bupivacain 0,5% Heavy (sesuai dosis)
Check level ketinggian block.
Maintanance dengan oksigen 2 lt/mnt menggunakan
kanula nasal
Sedasi dengan midazolam dan/atau
Propofol/proanes dan/atau Ketamine.
Jika terjadi hipotensi, lakukan prosedur terapi
hipotensi.
xxiv
Pengawasan komplikasi yang mungkin terjadi dari
tindakan operasi dan pembiusan serta
penanggulangannya.
Oksigenasi menggunakan oksigen via Canula nasal.
7. Tingkat Evidens IV
xxv
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
ANESTESI
sepsis
pasien tidak kooperatif
kelainan neurologis sebelumnya
kelainan tulang belakang yang berat
Kontroversi:
xxvi
4. Persiapan Pasien :
Penjelasan rencana dan resiko komplikasi
tindakan epidural anestesi.
Ijin persetujuan tindakan anestesi dengan blok
epidural
Puasa.
Medikasi sesuai resiko anestesi.
Premedikasi pra anestesi.
Kelengkapan pemeriksaan penunjang.
Alat
Set untuk general anestesi (Stetoskop,
laringoskop, plester, Tube Endotracheal,
peralatan Airway, sungkup muka, sirkuit
pernafasan, suction)
Monitor: EKG, Pulse oksimetri, tekanan darah
Bahan dan Obat:
Sarung tangan steril (sesuai kebutuhan)
Epidural set 18 G + cateter (sesuai kebutuhan).
Lidokain 2% injeksi (sesuai dosis).
Obat Anestesi lokal
Bupivacain (marcain) 0,5% plain 20cc
(sesuai dosis)
Lidocaine 2% plain 20 cc (sesuai dosis)
Obat Ajuvan
Fentanyl injeksi (sesuai dosis)
Morfin injeksi (sesuai dosis)
Catapres injeksi ( sesuai dosis )
Disposable spuit 10 cc (1 buah)
Disposable spuit 3 cc (1 buah)
Kassa steril (8 lembar)
Doeck steril (1 buah)
Betadine (10cc) dan/atau alkohol (10cc)
Kasa+plester penutup bekas luka
Oksigen
xxvi
Canula Oksigen dan Masker non rebreathing
Obat sedasi
- Midazolam injeksi (sesuai dosis) dan/atau
Propofol/proanes injeksi (sesuai dosis) dan/atau
Ketamine injeksi (sesuai dosis)
Obat analgetik
- Fentanyl injeksi (sesuai dosis)
Cairan
xxvi
Check list kesiapan anestesi.
Pengelolaan nyeri pasca bedah.
5. Prosedur Tindakan Pasang monitor standar berupa, Tekanan darah,
EKG, Saturasi oksigen.
Loading menggunakan cairan kristaloid sebanyak
500cc.
Posisikan Pasien duduk atau tidur miring.
Identifikasi tempat insersi jarum spinal dan
diberikan penanda.
Mencuci tangan (scrubbing).
Menggunakan Sarung tangan steril
Desinfeksi daerah insersi jarum epidural, injeksi
anestesi lokal lidokain 2% (sesuai dosis).
Insersi jarum epidural ditempat yang telah ditandai.
Didapatkan loss of resistance
Dipasang kateter (bila diperlukan)
Injeksikan obat test dose
Injeksikan lidocaine 2 % kemudian Injeksikan
Bupivacain (marcain) 0,5% plain (sesuai
dosis)
Check level ketinggian block.
Maintanance dengan oksigen 2 lt/mnt menggunakan
kanula nasal
Sedasi dengan midazolam dan
Propofol/proanes dan/atau Ketamine.
Jika terjadi hipotensi, lakukan prosedur terapi
hipotensi.
Evaluasi ulang untuk memasukkan obat anestesi
lagi bila diperlukan untuk memperpanjang masa
anestesi maupun untuk penanganan nyeri setelah
pembedahan.
6. Pasca Prosedur Dilakukan di Ruang Pulih
Tindakan Pengawasan Jalan Nafas, Pernafasan, tekanan
darah, nadi, saturasi oksigen
Pengawasan komplikasi yang mungkin terjadi dari
tindakan operasi dan pembiusan serta
xxix
penanggulangannya.
Oksigenasi menggunakan oksigen via Canula nasal.
7. Tingkat Evidens IV
xxx
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
ANESTESI
sepsis
pasien tidak kooperatif
kelainan neurologis sebelumnya
kelainan tulang belakang yang berat
Kontroversi:
xxxi
besar
maneuver yang mempengaruhi respirasi
4. Persiapan Pasien :
Penjelasan rencana dan resiko komplikasi
tindakan kombinasi spinal epidural anestesi.
Ijin persetujuan tindakan anestesi dengan
kombinasi spinal epidural anestesi
Puasa.
Medikasi sesuai resiko anestesi.
Premedikasi pra anestesi.
Kelengkapan pemeriksaan penunjang.
Alat
Set untuk general anestesi (Stetoskop,
laringoskop, plester, Tube Endotracheal,
peralatan Airway, sungkup muka, sirkuit
pernafasan, suction)
Monitor: EKG, Pulse oksimetri, tekanan darah
Bahan dan Obat:
Sarung tangan steril (sesuai kebutuahan)
Epidural set 18 G + cateter (sesuai kebutuhan).
jarum spinal 25/26/27 G (sesuai kebutuhan).
Lidokain 2% injeksi (sesuai dosis).
Obat Anestesi lokal
Bupivacain 0,5% plain 20cc (sesuai dosis)
Lidocaine 2% plain 20 cc (sesuai dosis)
Bupivacain 0,5% heavy (sesuai dosis)
Lidocaine 5% heavy (sesuai dosis)
Obat Ajuvan
Morfin injeksi (sesuai dosis )
Fentanyl injeksi (sesuai dosis)
Catapres injeksi (sesuai dosis)
Disposable spuit 10 cc (1 buah)
Disposable spuit 5 cc (1 buah)
Disposable spuit 3 cc (1 buah)
xxxi
Kassa steril (10 lembar)
Doeck steril (1 buah)
Betadine (10cc) dan/atau alkohol (10cc)
Kasa+plester penutup bekas luka
Oksigen
Canula Oksigen dan Masker non rebreathing
Obat sedasi
- Midazolam injeksi (sesuai dosis) dan/atau
Propofol/proanes injeksi (sesuai dosis) dan/atau
Ketamine injeksi (sesuai dosis)
Obat analgetik
- Fentanyl injeksi (sesuai dosis)
Cairan
a. Ringer Laktat (sesuai kebutuhan)
b. Natrium Clorida 0,9% 500cc (sesuai
kebutuhan)
c. Koloid (SANBEHES) (sesuai kebutuhan)
Obat Kegawatan:
- Dexamethasone (5mg 2 ampul)
- Methylprednisolone (125mg 2 ampul)
- Hidrocortisone (100mg 1 ampul)
- Aminophylin (240mg 1 ampul)
- Dypenhydramine (10mg 2 ampul)
- Asam tranexamat (500mg 2 ampul)
- Ephedrine (50mg 1 ampul)
- Epinephrine (1mg 2 ampul)
- Sulfas atropine (0,25mg 4 ampul)
- Norepinephrine (4mg 1 ampul)
- Dopamin (200mg 1 vial)
- Dobutamin (250mg 1 vial)
- D40 (25ml 2 vial)
- Lidocaine (40mg 4 ampul)
- Furosemide (20mg 4 ampul)
xxxi
- Salbutamol nebul (1 buah)
- Iodine
- ISDN tablet (5mg 2 buah)
Dokter :
Visite perioperatif.
penentuan klasifikasi ASA PS.
Check list kesiapan anestesi.
Pengelolaan nyeri pasca bedah.
5. Prosedur Tindakan 1. Pasang monitor standar berupa, Tekanan darah,
EKG, Saturasi oksigen.
2. Loading menggunakan cairan kristaloid sebanyak
500cc.
3. Posisikan Pasien duduk atau tidur miring.
4. Identifikasi tempat insersi jarum spinal – epidural
dan diberikan penanda.
5. Mencuci tangan (scrubbing).
6. Menggunakan Sarung tangan steril
7. Desinfeksi daerah insersi jarum spinal-epidural,
injeksi anestesi lokal lidokain 2% (sesuai
dosis).
8. Untuk teknik needle through needle:
- Insersi jarum epidural ditempat yang telah
ditandai.
- Didapatkan loss of resistance
- Insersi jarum spinal
- Pastikan LCS keluar.
- Barbotage cairan LCS yang keluar.
- Injeksikan Bupivacain 0,5% (sesuai dosis) atau
lidocaine 5% (sesuai dosis)
- Dipasang kateter epidural
- Injeksikan obat test dose
9. Untuk teknik 2 insertion:
Insersi jarum epidural ditempat yang telah
ditandai.
Didapatkan loss of resistance
xxxi
Dipasang kateter epidural
Diinjeksikan obat test dose
Insersi jarum spinal
Pastikan LCS keluar.
Barbotage cairan LCS yang keluar.
Injeksikan Bupivacain 0,5% (sesuai dosis) atau
lidocaine 5% (sesuai dosis)
10. Check level ketinggian block.
11. Injeksikan Per epidural pada waktu yang sesuai
Bupivacain 0,5% (sesuai dosis) dan/atau
lidocaine 2%(sesuai dosis )
12. Maintanance dengan oksigen 2 lt/mnt
menggunakan kanula nasal
13. Sedasi dengan midazolam dan/atau
Propofol/proanes dan/atau Ketamine.
14. Jika terjadi hipotensi, lakukan prosedur terapi
hipotensi.
15. Evaluasi ulang untuk memasukkan obat anestesi
lagi bila diperlukan untuk memperpanjang masa
anestesi maupun untuk penanganan nyeri
setelah pembedahan.
6. Pasca Prosedur Dilakukan di Ruang Pulih
Tindakan
Pengawasan Jalan Nafas, Pernafasan, tekanan
darah, nadi, saturasi oksigen
Pengawasan komplikasi yang mungkin terjadi dari
tindakan operasi dan pembiusan serta
penanggulangannya.
Oksigenasi menggunakan oksigen via Canula nasal.
7. Tingkat Evidens IV
xxxv
xxxv
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
ANESTESI
sepsis
pasien tidak kooperatif
kelainan neurologis sebelumnya
kelainan tulang belakang yang berat
4. Persiapan Pasien :
Penjelasan rencana dan resiko komplikasi
tindakan caudal anestesi.
Ijin persetujuan tindakan anestesi dengan blok
caudal
Puasa.
Medikasi sesuai resiko anestesi.
Premedikasi pra anestesi.
Kelengkapan pemeriksaan penunjang.
Alat
xxxv
xxxv
Set untuk general anestesi (Stetoskop,
laringoskop, plester, Tube Endotracheal,
peralatan Airway, sungkup muka, sirkuit
pernafasan, suction)
Monitor: EKG, Pulse oksimetri, tekanan darah
Bahan dan Obat:
Sarung tangan steril (sesuai kebutuhan)
Jarum 20/22 G (sesuai kebutuhan).
Lidokain 2% (sesuai dosis).
Obat Anestesi lokal
Bupivacain 0,5% plain 20cc (sesuai dosis)
Lidocaine 2% plain 20 cc (sesuai dosis)
Obat Ajuvan
Morfin injeksi (sesuai dosis )
Fentanyl injeksi (sesuai dosis)
Catapres injeksi ( sesuai dosis )
Disposable spuit 10 cc (1 buah)
Disposable spuit 3 cc (1 buah)
Disposable spuit 1 cc (1 buah)
Kassa steril (8 lembar)
Doeck steril (1 buah)
Kasa+plester penutup bekas luka
Betadine (10cc) dan/atau alkohol (10cc)
Oksigen
Canula Oksigen dan Masker non rebreathing
Obat sedasi
- Midazolam injeksi (sesuai dosis) dan/atau
Propofol/proanes injeksi (sesuai dosis) dan/atau
Ketamine injeksi (sesuai dosis)
Obat analgetik
- Fentanyl injeksi (sesuai dosis)
Cairan
a. Ringer Laktat (sesuai kebutuhan)
b. Natrium Clorida 0,9% 500cc (sesuai
xxxi
kebutuhan)
c. Koloid (SANBEHES) (sesuai kebutuhan)
Obat Kegawatan:
- Dexamethasone (5mg 2 ampul)
- Methylprednisolone (125mg 2 ampul)
- Hidrocortisone (100mg 1 ampul)
- Aminophylin (240mg 1 ampul)
- Dypenhydramine (10mg 2 ampul)
- Asam tranexamat (500mg 2 ampul)
- Ephedrine (50mg 1 ampul)
- Epinephrine (1mg 2 ampul)
- Sulfas atropine (0,25mg 4 ampul)
- Dopamin (200mg 1 vial)
- Dobutamin (250mg 1 vial)
- D40 (25ml 2 vial)
- Lidocaine (40mg 4 ampul)
- Furosemide (20mg 4 ampul)
- Salbutamol nebul (1 buah)
- Iodine
- ISDN tablet (5mg 2 buah)
Dokter :
Visite perioperatif.
penentuan klasifikasi ASA PS.
Check list kesiapan anestesi.
Pengelolaan nyeri pasca bedah.
5. Prosedur Tindakan Pasang monitor standar berupa, Tekanan darah,
EKG, Saturasi oksigen.
Loading menggunakan cairan kristaloid sebanyak
500cc.
Posisikan Pasien duduk atau tidur miring.
Identifikasi tempat insersi jarum spinal dan
diberikan penanda.
Mencuci tangan (scrubbing).
xl
Menggunakan Sarung tangan steril
Desinfeksi daerah insersi jarum caudal.
Injeksi anestesi lokal lidokain 2% (sesuai dosis)
(bila bukan kombinasi dengan anestesi umum).
Insersi jarum caudal ditempat yang telah ditandai.
Didapatkan rasa menembus seperti “pop”.
Dilakukan aspirasi, tidak didapatkan darah
Injeksikan obat test dose dan tidak didapatkan
tahanan
Injeksikan Bupivacain 0,5% (sesuai dosis) dan/atau
lidocaine 2% (sesuai dosis)
Dipasang kateter (bila diperlukan)
Maintanance dengan oksigen 2 lt/mnt
menggunakan kanula nasal (bila bukan kombinasi
dengan anestesi umum)
Sedasi dengan midazolam dan/atau
Propofol/proanes dan/atau Ketamine (bila
bukan kombinasi dengan anestesi umum).
Jika terjadi hipotensi, lakukan prosedur terapi
hipotensi.
Evaluasi ulang untuk memasukkan obat anestesi
lagi bila diperlukan untuk memperpanjang masa
anestesi maupun untuk penanganan nyeri setelah
pembedahan.
xli
2. Indikator Prosedur 90 % caudal anestesi berhasil tanpa komplikasi.
Tindakan
3. Kepustakaan a. Miller’s Anesthesia 7th edition, Ronald D Miller, 2009
b. Morgan Clinical Anesthesiology 4th edition, G Edward Morgan, 2006
c. Standard dan Pedoman Pelayanan Anestesiologi Indonesia. IDSAI.2008
xlii
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
ANESTESI
xlii
Sarung tangan steril (sesuai kebutuhan)
Spuit 3 cc (1 buah).
Lidokain 2% (sesuai dosis).
Obat Anestesi lokal
Lidocaine 2% (sesuai dosis)
Pehacain 2% (sesuai dosis)
Bupivacain 0,5 % Plan (sesuai dosis)
Kassa steril (8 lembar)
Doeck steril (2 buah)
Betadine (20cc) dan/atau alkohol (20cc)
Dokter :
Visite perioperatif.
penentuan klasifikasi ASA PS.
Check list kesiapan anestesi.
Pengelolaan nyeri pasca bedah.
5.Prosedur Tindakan 1. Pasang monitor standar berupa, Tekanan darah,
EKG, Saturasi oksigen.
2. Posisikan Pasien.
3. Identifikasi tempat insersi jarum blok dan
diberikan penanda.
4. Mencuci tangan (scrubbing).
5. Menggunakan Sarung tangan steril
6. Desinfeksi daerah insersi jarum blok, injeksi
anestesi lokal lidokain 2% (sesuai dosis).
7. Insersi jarum blok ditempat yang telah ditandai.
8. Didapatkan kontraksi otot yang diharapkan
9. Dipasang kateter (bila diperlukan)
10. Injeksikan lidocaine 2% atau pehacain 2 %
11. Check keberhasilan block.
12. Evaluasi ulang untuk memasukkan obat anestesi
lagi bila diperlukan untuk memperpanjang masa
anestesi maupun untuk penanganan nyeri
setelah pembedahan.
6.Pasca Prosedur Dilakukan di Ruang Pulih
xli
Tindakan Pengawasan Jalan Nafas,
Pernafasan, tekanan darah, nadi,
saturasi oksigen
Pengawasan komplikasi yang mungkin
terjadi dari tindakan operasi dan
pembiusan serta penanggulangannya.
Oksigenasi menggunakan oksigen via
Canula nasal.
7.Tingkat Evidens IV
xlv
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
ANESTESI
4. Persiapan 1. Pasien :
- Penjelasan rencana dan resiko komplikasi
tindakan anestesi umum dan regional.
- Ijin persetujuan tindakan anestesi umum dan
regional.
- Puasa.
- Medikasi sesuai resiko anestesi.
- Premedikasi pra anestesi.
- Kelengkapan pemeriksaan penunjang.
2. Alat
xlv
4. Dokter :
- Visite perioperatif.
- penentuan klasifikasi ASA PS.
- Check list kesiapan anestesi.
5. Prosedur Tindakan a. Pasang monitor standar berupa, Tekanan darah,
EKG, Saturasi oksigen.
b. Loading menggunakan cairan sanbehes
sebanyak 500cc.
c. Posisikan Pasien.
d. Dilakukan tindakan anestesi regional sesuai
PPK masing-masing
Pilihan teknik anestesi umum:
xlv
6. Pasca Prosedur Dilakukan di Ruang Pulih
Tindakan
Pengawasan Jalan Nafas,
Pernafasan, tekanan darah, nadi,
saturasi oksigen
Pengawasan komplikasi yang mungkin
terjadi dari tindakan operasi dan
pembiusan serta penanggulangannya.
Oksigenasi menggunakan oksigen via
Canula nasal.
7. Tingkat Evidens IV
xlv
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
SEDASI
SEDASI
1. Pengertian Sedasi didefinisikan sebagai hilangnya rasa nyeri dan
hilangnya kesadaran yang reversible akibat
pemberian obat.
xli
2. Alat
a. stetoskop
b. laringoskop dengan blade sesuai ukuran
pasien
c. laryngeal mask airway 3 ukuran (ukuran
pasien, satu nomor diatas, dan satu nomor
dibawah) yang memungkinkan
pemasangan pipa nasogastrik dan
penghisapan cairan
d. introducer atau penuntun
e. masker 3 ukuran (ukuran pasien, satu
nomor diatas, dan satu nomor dibawah)
f. alat suction
g. monitor (SpO2, Elektrokardiogram,
tekanan darah, nadi)
h. McGill tang
i. spuit cuff
j. laringoskop dengan blade khusus
k. Orofaringeal Airway atau Nasofaringeal
Airway
3. Bahan dan Obat:
l
Fentanyl injeksi (sesuai dosis)
Metamizol injeksi
NSAID
- Cairan
Ringer Laktat (sesuai kebutuhan)
Natrium Clorida 0,9% (sesuai kebutuhan)
Koloid (SANBEHES) (sesuai kebutuhan)
- Obat Kegawatan:
Dexamethasone (5mg 2 ampul)
Methylprednisolone (125mg 2 ampul)
Hidrocortisone (100mg 1 ampul)
Aminophylin (240mg 1 ampul)
Dypenhydramine (10mg 2 ampul)
Asam tranexamat (500mg 2 ampul)
Ephedrine (50mg 1 ampul)
Epinephrine (1mg 2 ampul)
Sulfas atropine (0,25mg 4 ampul)
Norepinephrine (4mg 1 ampul)
Dopamin (200mg 1 vial)
Dobutamin (250mg 1 vial)
D40 (25ml 2 vial)
Lidocaine (40mg 4 ampul)
Furosemide (20mg 4 ampul)
Salbutamol nebul (1 buah)
Iodine
ISDN tablet (5mg 2 buah)
4. Dokter :
- Visite perioperatif.
- penentuan klasifikasi ASA PS.
- Check list kesiapan anestesi.
5. Prosedur Tindakan a. Beri tau pasien tentang tindakan yang
akan dilakukan
b. Pasang infus dengan IV kateter yang besar
c. Periksa sumber oksigen dan sumber gas
li
lain
d. Periksa kesiapan mesin anestesia bila ada
e. Premedikasi menggunakan Midazolam
dan/atau dengan fentanyl serta lidokain
2% dan ondansetron injeksi (sesuai
dosis)
f. Preoksigenasi 4-6 menit
g. Induksi menggunakan Midazolam
dan/atau Propofol/proanes dan/atau
Ketamine dan/atau dan/atau Sevoflurane
h. Selesai operasi pasien dibangunkan.
i. Pipa endotrakeal dilepas pada
kondisi sadar penuh atau tidur
dalam.
j. Pasien dipindahkan ke Ruang pulih bila:
jalan nafas terkendali dan hemodinamik
stabil
6. Pasca Prosedur Dilakukan di Ruang Pulih
Tindakan a. Pengawasan Jalan Nafas, Pernafasan,
tekanan darah, nadi, saturasi oksigen
b. Pengawasan komplikasi yang mungkin
terjadi dari tindakan operasi dan
pembiusan serta penanggulangannya.
7. Tingkat Evidens IV
l
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
4. Kontra -
Indikasi
l
- Teknik analgesi regional, meliputi analgesi
epidural yang diberikan dengan durasi waktu
tertentu sesuai dengan obat anestesi lokal
yang digunakan (sesuai PPK anestesi regional)
2. Analgetik multi-modal: merupakan gabungan
berbagai macam teknik dan obat analgetik
l
Murung Pudak, 03 Januari 2022
Direktur,