Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

CONFORMAL RADIOTHERAPY

Disusun untuk memenuhi tugas

Mata kuliah : Kedokteran Nuklir

Di susun Oleh

Ahmad Zaky

Fuadi

2010505023

A2

PROGRAM STUDI DIII RADIOLOGI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ‘AISYIYAH YOGYAKARTA

2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih
terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik
pikiran maupun materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca
praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Yogyakarta, 22 April 2022

Ahmad Zaky Fuadi

2
DAFTAR ISI

COVER 1

KATA PENGANTAR 2

DAFTAR ISI 3

BAB 1 4

PENDAHULUAN 4

LATAR BELAKANG 4

RUMUSAN MASALAH 4

TUJUAN 4

BAB 2 5

PENGERTIAN 5

INDIKASI PEMERIKSAAN 5

PROSEDUR PEMERIKSAAN 6

POSITIONING PASIEN 9

KEUNGGULAN 9

BAB 3 11

KESIMPULAN 11

SARAN 11

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Radioterapi konformal 3-dimensi (3D) merupakan konsep perencanaan terapi radiasi dengan
menggunakan data volumetrik dari CT-Scan. Pengunaan CT-Scan dalam penentuan volume target
berguna dalam mengurangi ketidak-akuratan geografis. Dengan semakin berkembangnya teknologi
pencitraan diagnostik dan radioterapi, kombinasi perencanaan radiasi 3 dimensi disertai penggunaan
pengaturan berkas sinar yang lebih kompleks dapat menghasilkan cakupan sinar yang disesuaikan
dengan bentuk tumor.

Kombinasi ini melahirkan konsep radioterapi konformal 3-dimensi. Selain diperoleh cakupan
sinar yang disesuaikan dengan bentuk tumor, penggunaan berkas sinar yang lebih kompleks dapat
meningkatkan homogenitas dan mengurangi dosis terhadap jaringan normal, sehingga diperoleh rasio
terapeutik yang lebih baik. Dosis radiasi yang rendah pada jaringan sehat dan sebaran dosis homogen
bertujuan mengurangi toksisitas baik akut maupun kronik, sehingga diperoleh kualitas hidup yang
lebih baik. Selain itu dengan dosis jaringan sehat yang rendah, dapat memungkinkan untuk
dilakukan eskalasi dosis, dengan harapan dapat terjadi peningkatan respon terapi.

B. Rumusan Masalah
 Apa yang dimaksud Radioterapi konfermal?
 Apa Dasar-dasar Radioterapi 3D?
 Apa Pesawat Cobalt-60 yang digunakan?

C. Tujuan
 Untuk Mengetahui Apa itu Radioterapi Konfermal
 Modalitas apa saja yang digunakan

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian

Computerized tomography scan (CT scan) adalah prosedur yang menggunakan


kombinasi teknologi foto Rontgen atau sinar-X dan sistem komputer khusus untuk
melihat kondisi dalam tubuh dari berbagai sudut, baik untuk keperluan diagnosis,
tindakan medis, atau evaluasi pengobatan. Hasil CT scan memiliki kualitas dan
kedalaman yang lebih rinci daripada foto Rontgen. Untuk mendapatkan gambaran yang
lebih jelas, terkadang diperlukan pemberian zat kontras yang disuntikkan ke pembuluh
darah atau diminum.

CT scan abdominal merupakan pencitraan yang dihasilkan untuk mengevaluasi


organ-organ perut seperti hati, limpa, pankreas, ginjal, kelenjar getah bening, vaskular,
lambung, duodenum, usus kecil, usus besar, dan rektum, kandung kemih. Pada citra CT
scan abdominal, nilai kontras dapat mengurangi noise citra, dan dapat menunjukkan
struktur yang memiliki kontras rendah sehingga dapat membantu mengevaluasi
metastasis dan lesi di hati.

Computed tomography of the abdomen and pelvis (CT Scan abdomen dan pelvis)
adalah pengaplikasian computed tomography dan metode untuk mendiagnosis penyakit
yang terjadi pada abdomen misalnya, acute abdominal pain.

B. Indikasi Pemeriksaan

- Proses peradangan, atau adanya abdomen akut serta trauma.

- Survey metastasis abdomen, paru, pelvis

- Survey metastasis pada hepar

- Suspek pancreatitis atau penyakit pada system biliari

- Suspek massa pada renal

- Suspek abnormalitas pada vascular

5
C. Prosedur Pemeriksaan

Trauma abdomen merupakan salah satu indikasi pemeriksaan CT Scan Abdomen


dan Pelvis. Trauma abdomen didefinisikan sebagai kerusakan teradap struktur yang
terletak diantara diafragma dan pelvis yang diakibatkan oleh luka tumpul atau yang
menusuk.

Trauma abdomen dapat dibedakan menjadi dua, yaitu trauma abdomen yang
menyebabkan luka terbuka (trauma tembus abdomen) dan trauma abdomen yang tidak
menyebabkan luka terbuka pada abdomen (trauma tumpul abdomen). Trauma tumpul
abdomen biasanya disebabkan oleh adanya benturan hebat.

1. Anatomi Abdomen Pelvis

Gambar 1 Anatomi Fisiologi Abdomen

Abdomen merupakan rongga terbesar dalam tubuh. Bentuknya lonjong dan meluas dari diafrgama sampai pelvis.

Gambar 2 Anatomi Fisiologi Pelvis

Sebagian besar isi dari rongga abdomen terdiri dari organ traktus digestivus dan organ
traktus urinarius.

6
Traktus Urinarius

1. Ginjal

2. Ureter

3. Vesica Urinaria

4. Uretra

Traktus Digestivus

1. Lambung

2. Usus Halus

3. Usus Besar

Organ Pelengkap Traktus Digestivus

1. Hepar

2. Pankreas

3. Limpa

4. Kandung empedu

2. Persiapan Pasien Sebelum Melakukan Pemeriksaan

- Pasien diinstruksikan untuk memeriksakan kadar ureum dan kreatinin darah

- Pasien diminta meminum Barium Sulfat sebanyak 75 ml yang telah dicampur


dengan Air mineral hingga mencapai 500 ml.

- Setelah habis, Pasien diinstruksikan untuk puasa selama 4 – 5 jam.

- Alternatif lain, bisa juga menggunakan bahan kontras water soluble sebanyak 10
cc yang juga dicampur dengan air mineral.

- Pasien diminta mengisi Inform Consent

- Anamnesa pasien akan adanya riwayat asma, penyakit lain yang pernah diderita,
alergi terhadap obat-obatan yang diminum dan atau makanan laut

7
3. Persiapan Alat dan Bahan

- MS Computed Tomography (MSCT)

- Peralatan Automatic Injektor Double / Single Syringe

- Kontras Media Non Ionik

- Panflon 22 atau 20 G

- Kapas alcohol

- Plester

- Tourniquet (stuwing)

- NaCL 0,9 %

- Obat emergency

- Oksigen

4. Persiapan Pasien Sebelum Pemeriksaan

- Instruksikan Pasien untuk mengganti pakaian yang telah disiapkan

- Tanggalkan seluruh pakaian kecuali celana dalam

- Lepas seluruh benda logam yang melekat pada tubuh pasien

- Berikan minum air mineral sebanyak +/- 100 ml

5. Pemberian Penjelasan ke Pasien

- Berikan Penjelasan tentang jalannya Pemeriksaan

- Instruksi yang akan dilakukan oleh Pasien: Tarik Nafas – Keluarkan – Tahan –
Nafas biasa kembali

- Sensasi Kontras Media yang akan dirasakan oleh Pasien: Nyeri awal – dingin –
Hangat ke seluruh badan

- Minta Pasien untuk memberitahukan pada petugas apabila terjadi reaksi alergi

8
6. Positioning Pasien

a. Posisi Pasien

- Posisikan Pasien tidur terlentang (supine) di atas meja pemeriksaan

- Arahkan kaki terlebih dahulu yang memasuki Gantry (Feet First,


Supine)

- Berikan selimut untuk mengurangi rasa dingin dalam ruang


pemeriksaan
- Fiksasi tubuh pasien dengan pengikat (strap)

b. Posisi Objek

- Atur Mid Sagital Plane pada pertengahan meja Pemeriksaan

- Letakkan Lengan pasien di atas kepala


- Ganjal daerah lutut sehingga dalam keadaan flexi

c. Pengaturan Sentrasi Sinar

- Atur batas awal sinar pada ketinggian di atas diafragma

- Sedangkan sinar horizontal pada ketinggian pertengahan objek (Mid Axilary Line)

d. Tahapan Pemeriksaan

- Topogram

- Abdomen No CM 8 mm

- Abdomen CM 8 mm

- Control Scan

- Delayed Scan 8 mm

7. Keunggulan MSCT

 Perut dan Panggul

Pada perut dan panggul, MSCT bisa digunakan untuk mendeteksi kelainan tertentu. Ada beberapa
kelainan yang bisa terjadi pada kedua bagian ini, termasuk infeksi.

9
 Kepala

MSCT juga bisa digunakan untuk mendeteksi kelainan pada kepala. Pemindaian ini bisa dipakai
untuk menemukan kelainan yang terjadi akibat cedera kepala, indikasi tumor, atau risiko stroke
yang ditandai dengan gangguan di kepala.

 Usus

Pada pemindaian usus, MSCT bisa membantu mengenali sejumlah kelainan, seperti polip usus,
kanker di usus, hingga infeksi yang menyerang organ cerna ini.

 Paru-Paru

Hampir sama seperti pada organ lain, MSCT di paru-paru juga bisa dilakukan untuk mendeteksi
penyakit. Kelainan yang bisa menyerang organ ini adalah kanker atau nodul pada paru-paru.

 Urinaria

MSCT bisa membantu menemukan kelainan pada saluran urinaria. Pemeriksaan ini bisa
mendeteksi kelainan, seperti kanker, masalah deposit darah, dan kelainan yang disebabkan oleh
infeksi yang terjadi secara berulang.

 Jantung dan Arteri Koroner

MSCT bisa mendeteksi adanya penumpukan plak pada bagian pembuluh darah di organ jantung.
Pemeriksaan ini juga bisa mengetahui kondisi arteri koroner dan melihat ada atau tidak
penumpukan kalsium dan plak.

Pemeriksaan ini disebut memiliki keunggulan, karena waktu pemindaian yang dibutuhkan lebih
singkat. Selain itu, gambaran organ tubuh yang dihasilkan pun lebih baik. Area pemindaiannya
lebih luas dan bisa menangkap kondisi jantung dalam hitungan detik.

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prosedur pemeriksaan Conformal
Radioteraphy, mengetahui alasan pada pemeriksaan ini digunakan, proyeksi yang di
gunakan, dan mengetahui kriteria radiograf yang dihasilkan dalam mendiagnosa kelainan
Conformal Radioteraphy pada pasien di Instalasi Radiologi. Pemeriksaan ini dilakukan
dengan menggunakan prosedur radiografi berbagai proyeksi.

B. Saran
Saya sebagai penulis, menyadari bahwa makalah ini banyak sekali kesalahan dan
sangat jauh dari kesempurnaan.

Tentunya, penulis akan terus memperbaiki makalah dengan mengacu pada sumber yang
dapat dipertanggungjawabkan nantinya.

Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran tentang pembahasan
makalah diatas.

11
BAB III

PENUTUP

A. Saran

Radiografer perlu memberikan penjelasan dan informasi secara jelas pada pasien
agar pasien mengerti dan dapat bekerja sama saat dilakukan pemeriksaan.
Kesterilan peralatan pemeriksaan ct scan pada abdomen dan pelvis sebaiknya
diperhatikan agar tidak terjadi infeksi pada daerah yang akan di periksa.

B. Kesimpulan

trauma abdomen yang menyebabkan luka terbuka dan trauma abdomen yang tidak
menyebabkan luka terbuka pada abdomen . Trauma tumpul abdomen biasanya
disebabkan oleh adanya benturan hebat. Pemeriksaan CT Scan Abdomen
membutuhkan keadaan usus besar yang bersih agar gambaran usus dapat
tervisualisasi dengan baik oleh karena itu pasien biasanya dipuasakan terlebih
dahulu.

12

Anda mungkin juga menyukai