Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PEMERIKSAAN ENDOSCOPIC RETROGRADE


CHALEDOCOPANCREATOGRAPHY

Disusun untuk memenuhi tugas


Teknik Radiography Organ Reproduksi sistem saraf dan kelenjar
Dosen Pengampu : Ardiana, SKM., MMRS

Oleh:

1. Abdul Qalam TRO/16/01106


2. Arpina Ramadhina TRO/16/01111
3. Asep Muhammad Ridwan TRO/16/01112
4. Fadhil Imza Alfasandi TRO/16/01119
5. Fauzan Nurulhaqi TRO/16/01122
6. Karina TRO/16/01125
7. Muhamad Ardiansyah TRO/16/01131
8. Sahl Siti Aulia TRO/16/01142

KELAS A
PRODI RADIOLOGI
POLITEKNIK AL ISLAM BANDUNG
2023
2

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan nikmat, taufik, serta hidayah-Nya, sehingga kami
dapat menyelesaikan Makalah Teknik Radiography Organ Reproduksi
sistem saraf dan kelenjar dengan judul Pemeriksaan (Endoscopic
Retrograde Choledocopancreatography tepat pada waktu. Terima kasih juga
kami ucapkan kepada Dosen pembimbing yang selalu memberikan
dukungan dan bimbingannya

Makalah ini kami buat dengan tujuan untuk memenuhi nilai tugas
Teknik Radiography Organ Reproduksi sistem saraf dan kelenjar. Tak
hanya itu, kami juga berharap makalah ini bisa bermanfaat untuk penulis
pada khususnya dan pembaca pada umumnya. Walaupun demikian, kami
menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan. Maka
dari itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran untuk kesempurnaan
makalah ini.

Akhir kata, kami berharap semoga makalah Teknik I


RadiographOrgan Reproduksi sistem saraf dan kelenjar ini bisa
memberikan informasi dan ilmu yang bermanfaat bagi kita semua. Kami
juga mengucapkan terima kami kepada para pembaca yang telah membaca
makalah ini hingga akhir.

Bandung, 08 Mei 2023


3

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I ..................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang .................................................................................. 4
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................ 5
1.3 Tujuan ............................................................................................... 5
BAB II .................................................................................................... 6
2.1 Anatomi dan fisiologi........................................................................ 6
2.2 Pengertian ERCP............................................................................... 7
2.3 Indikasi Pemeriksaan ........................................................................ 8
2.4 Kontra Indikasi .................................................................................. 9
2.5 Tujuan Pemeriksaan .......................................................................... 9
2.6 Manfaat Pemeriksaan ........................................................................ 10
2.7 kelebihan dan kekurangan ERCP ...................................................... 10
2.8 persiapan alat dan pasien sebelum Tindakan .................................... 11
2.9 teknik pemeriksaan............................................................................ 12
2.10 prosedur pemriksaan ERCP ............................................................ 12
2.11 Perawatan pasien post Tindakan ERCP .......................................... 14
BAB III ................................................................................................... 15
3.1 kesimpulan ........................................................................................ 15
3.2 saran .................................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA
4

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Endoskopi Gastrointestinal (EGI) adalah suatu tehnik dalam bidang
Ilmu Gastro- enterologi-Hepatologi untuk melihat secara langsung keadaan
didalam saluran cerna bagian atas (SCBA), disebut
Esofagogastroduodenokopi (EGD) dan saluran cerna bagianbawah (SCBB)
disebut kolonoskopi, serta saluran organ padat pankreohepatobilier disebut
ERCP (Endoskopic Retrograde Cholangio Pancreatography)dengan
menggunakan alat endoskopi . ( Syafruddin AR. Lelosutan, 2004)
ERCP merupakan suatu perpaduan antara pemeriksaan endoskopi dan
radiologi untuk mendapatkan anatomi dari sistem traktus biliaris
(kolangiogram) dan sekaligus duktus pankreas (pankreatogram). Metode ini
memerlukan alat radiologi dengan kemampuan tinggi, monitor televisi serta
ketrampilan khusus dari ahli endoskopi.
Dewasa ini dokter telah menjadikan alat endoskopi sebagai alat
diagnostik dan terapeutik yang handal, sehingga mampu menyederhanakan
beberapa tindakan terapi operatif. Hampir setiap Rumah Sakit besar
memiliki dan menjadikan alat endoskopi sebagi sarana penunjang yang
menjanjikan pada pasien yang akan menjalankan pemeriksaan kolonoskopi.
Kemudahan yang didapat dengan tindakan endoskopimenjadikan diagnosis
berbagai penyakit saluran cerna dapat ditegakkan dengan lebih akurat serta,
memudahkan pengobatan dan mempercepat masa penyembuhan pasien.
Dari uraian diatas maka dalam makalah ini akan dibahas lebih
lanjut tentangERCP (Endoscopic Retrograde Choledocopancreatography).

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan ERCP ?
2. Apa saja indikasi pemeriksaan ERCP ?
3. Apa saja kontraindikasi pemeriksaan ERCP ?
4. Apa tujuan dari pemeriksaan ERCP ?
5. Apa manfaat dari pemeriksaan ERCP ?
6. Apa kelebihan dan kekurangan dari ERCP ?
7. Bagaimana perawatan alat dan pasien sebelum pemeriksaan ERCP ?
8. Bagaimana perawatan pasien sesudah pemeriksaan ERCP ?
9. Apa saja hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum dan sesudah
pemeriksaan ERCP
5

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi ERCP
2. Untuk mengetahui indikasi pemeriksaan ERCP
3. Untuk mengetahui kontraindikasi pemeriksaan ERCP
4. Untuk mengetahui tujuan dari pemeriksaan ERCP
5. Untuk mengetahui manfaat dari pemeriksaan ERCP
6. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari ERCP
7. Untuk mengetahui bagaimana perawatan alat dan pasien sebelum
pemeriksaanERCP
8. Untuk mengetahui bagaimana perawatan pasien sesudah pemeriksaan
ERCP
9. Untuk mengetahui hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum
dan sesudahpemeriksaan ERCP
6

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anatomi dan Fisiologi


1. Kandung Empedu

Gambar 2.1 Anatomi Kandung Empedu

Kandung empedu adalah sebuah kantong berbentuk terong dan


merupakan membran berotot. Letaknya di bagian inferior hepar pada
lobus dextra bersebelahan dengan lobus quadratus.umumnya
mempunyai panjang 8-12 cm, dan dapat berisi ± 60 cc.kandung
empedu terdiri dari :
1. Fundus
2. Corpus
3. Collum
Kandung empedu terdiri dari tiga pembungkus yaitu, lapisan
paling luar atau serosa peritoneal, lapisan kedua berupa jaringan
berotot tak bergaris, lapisan paling dalam merupakan membrane
mukosa. Kandung empedu mempunyai beberapa duktus yaitu
duktus sistikus, duktus coledhocus, duktus hepaticus comunis yang
merupakan pertemuan dari duktus hepaticus sinistra dan dextra.
7

Fungsi kandung empedu untuk tempat penyimpanan dan


pemekatan getah empedu yang dihasilkan oleh hati, kontraksi
kandung empedu dan relaksasi dari sphincter oddi diketengahi oelh
hormon Cholecyctokinin yang disebabkan oleh dinding duodenum
sebagai reaksi dari lemak intramural dan asam amino. Getah empedu
di keluarkan 500- 1000 cc/har, sekresinya berjalan terus menerus
dan dipercepat pada saat pencernaan lemak. Kandung empedu
mempunyai dua fungsi yaitu fungsi kholeretik yang menyebabkan
sekresi empedu bertambah dan fungsi kholagogi yang menyebabkan
kandung empedu mengosongkan diri.
2. Pankreas

Gambar 2.2 Anatomi Pankreas


Pankreas adalah organ pada sistem pencernaan yang memiliki dua
fungsi utama yaitu menghasilkan enzim pencernaan serta beberapa
hormon penting.
Pankreas terletak di bagian belakang rongga perut bagian atas, dan
terbentang horizontal dari usus halus ke organ limfa. Panjang sekitar
10-20 cm dan lebar 2,5 cm. Pankreas berfungsi sebagai organ endokrin
didukung oleh pulau- pulau langerhans. Pankreas merupakan kelenjar
eksokrin (Pencernaan) sekaligus kelenjar endokrin.

2.2 Pengertian ERCP


ERCP (Endoscopic Retrograde Choledocopancreatography)
merupakan suatu perpaduan antara pemeriksaan endoskopi dan radiologi
untuk mendapatkan anatomi dari sistem traktus biliaris (kolangiogram)
dan sekaligus duktus pankreas (pankreatogram) dengan bantuan media
kontras positif dan menggunakan peralatan fiber optik endoskopi untuk
8

menegakkan diagnosa. Atau suatu teknik yang mengkombinasikan


endoskopi dan flouroscopy untuk mendiagnosa dan menangani masalah
yang berkaitan dengan duktus biliaris dan duktus pankreatikus.
Metode ini memerlukan alat radiologi dengan kemampuan tinggi,
monitor televisi serta ketrampilan khusus dari ahli endoskopi. Prinsip
teknik ERCP adalah mula-mula memasukkan endoskop "optik samping"
sampai duodenum dan mencari papila Vateri yang merupakan muara
bersama dari duktus koledokus dan dari duktus pankreatikus. Kemudian
dilakukan kanulasi dari muara papila dengan kateter yang dimasukkan
melalui kanal skop. Selanjutnya media kontras disuntikkan melalui
kateter tersebut sehingga didapatkan kolangiogram atau pankreatogram
yang akan terlihat pada monitor televisi.

Peran endoskopi yakni masuk dan melihat bagian dalam gaster dan
duodenum dan peran flouroscopy yakni menginjeksikan zat radio kontras
ke dalam duktus biliaris dan pankreatikus agar bisa dilihat X-ray.
Untuk kasus tertentu seperti endoscopic sphincterotomy,
pengangkatan batu, pemasangan stent dan dilatation of stricture dilakukan
ERCP terapeutik. Prinsip dari ERCP terapeutik adalah memotong sfingter
papila Vateri dengan kawat yang dialiri arus listrik sehingga muara papila
menjadi besar (spingterotomi endoskopik).
Kebanyakan tumor ganas yang menyebabkan obstruksi biliaris sering
sekali inoperabel pada saat diagnosis ditegakkan. Tindakan operasi yang
dilakukan biasanya paliatif dengan membuat anastomosis bilio-digestif.
Pada penderita dengan usia lanjutatau dengan penyulit operasi, drainase
bilaer dapat dilakukan dengan ERCP terapeutik yaitu memasang
endoprostesis parendoskopik. Prinsip dari teknik ini adalah setelah
dilakukan small sphingterotomy kemudian dimasukkan prostesis yang
terbuat dari tenon dengan bantuan guide wire melalui papila Vateri ke
dalam duktus koledokus sehingga ujung proksimal prosthesis terletak
dibagian proksimal dari lesi obstruksi dan ujung distal terletak di
duodenum. Dengan cara ini akan diperoleh drainase empedu internal
melalui endosprotesis yang mempunyai lubang- lubang disampingnya
(Side Holes).
2.3 Indikasi Pemeriksaan ERCP
1. Ikterus Obstruktif
2. Batu saluan empedu
3. Keganasan pada sistem hepatobilier dan pancreas
4. Pancreas dan kista pancreas
5. Divertikel duodenum sekitar papil
9

6. Metastase tumor ke sistem bilier dan pancreas


7. Galllstone dan pancreatitis
8. Oral dan intravena cholecystography gagal
9. Pancreatic desease
10. Jaundice obstruktif
11. Batu empedu
12. Tumor saluran empedu
13. Bile Duct Injury (Trauma Teurapetik/ Latrogenik)
14. Disfungsi (Sphincter Oddi)
15. Tumor Pancreas
2.4 Kontra Indikasi Pemeriksaan ERCP
1. Infark Miokard
2. Alergi zat kontras
3. Penyakit kardiopulmonal
4. Pyloric Stenosis dapat menghalangi endoskopi
5. Acute pankreatitis
6. Glaucoma
7. Pseudocyst
2.5 Tujuan Pemeriksaan ERCP
ERCP digunakan untuk melihat secara langsung keadaan didalam
saluran cerna bagian atas (SCBA) terutama untuk mendiagnosa dan
mengobati kondisi saluran empedu, termasuk batu empedu, penyempitan
inflamasi (bekas luka), kebocoran (dari trauma dan operasi), dan kanker.
ERCP dapat dilakukan untuk alasan diagnostik dan terapi, meskipun
pengembangan lebih aman dan relatif tidak invasif seperti Magnetic
Resonance Cholangio Pankreatografi (MRCP) dan USG endoskopi berarti
bahwa ERCP sekarang jarang dilakukan tanpa maksud terapi. Pemeriksaan
ERCP juga ditujukan untuk visualisasi secara retrograde dan mengetahui
langsung saluran empedu dan duktus pankreatikus dengan memakai suatu
duodenoskop yang dimasukan melalui mulut dan mempunyai pandangan
samping.
10

2.6 Manfaat Pemeriksaan ERCP


ERCP dapat dipakai untuk pemeriksaan diagnosis maupun terapeutic.
Diagnosik untuk melihat dan mengidentifikasi kelainan pada ductus bilier,
sisticus, kandung empedu dan ductus pankreaticus. Sedangkan untuk
terapeutic antara lain untuk :
1. Pemasangan stent bilier dan stent pancreas
2. Sfingterotomi atau papilotomi Endoscopic
3. Ekstrasi batu dan cacing dari Saluran Empedu
4. Pemasangan nasal biliary drainage(NBD)

2.7 Kelebihan dan Kekurangan ERCP


1. Kelebihan
ERCP umumnya tidak menimbulkan rasa sakit meskipun masih
dapat merasakan beberapa ketidaknyamanan, dibanding dengan
prosedur operasi penuh (operasi besar). Keuntungannya meliputi:

• Sederhana

• Resiko rendah

• Cepat dalam pemulihannya

• Minimally Invasive Method

• Dalam situasi tertentu dapat dilaksanakan secara rawat jalan


2. Kekurangan
Risiko signifikan terkait dengan pemeriksaan ERCP

• Infeksi

• Pankreatitis

• Reaksi alergi terhadap obat penenanng

• Perdarahan yang berlebihan, disebut perdarahan

• Tusukan dari saluran pencernaan atau saluran

• Kerusakan jaringan dari paparan radiasi

• Kematian (Dalam prosentase kecil )


• Perforasi usus
11

2.8 Persiapan Alat dan Pasien Sebelum Tindakan


1. Persiapan alat dan bahan pemeriksaan ERCP

• Pesawat sinar-x dan fluoroskopi

• Fiber optic endoscope : satu bendel glass fibre disatukan dan xenon
light illuminator ditengah alat ini ada saluran untuk masuk kateter
untuk memasukkan media kontras.

• Kaset dan film

• Apron

• Gonad shield

• Kateter

• Media kontras

✓ Untuk saluran pankreas, Meglumine diatrizoate 65%


(Angiografin) karena kontras media seharusnya memiliki
kandungan Iodine yang tinggi dan rendah keracunan. Garam
Meglumine digunakan sebagai pencampuran Garam Sodium
sebagai karena sakit ketika bahan kontras disuntikkan dan mungkin
karena pasien tersebut menderita pankreatitis.

✓ Untuk Saluran Empedu, Meglumine iothalamate 60%


(Conray 280)
karena bahan media kontras tersebut diharuskan tidak terlalu hitam
atau dengan kata lain opasitas kecil, seperti pada contoh yang
disebabkan oleh papilloma atau radiolucent calculi empedu, harus
digelapkan.

• Obat dan peralatan emergensi


2. Persiapan Pasien Sebelum Pemeriksaan ERCP

• Tanyakan apakah pasien hamil atau tidak

• Tanyakan apakah pasien mempunyai riwayat asma atau tidak

• Pasien diminta menginformasikan tentang obat-obatan yang


dikonsumsi

• Pemeriksaan darah lengkap dilakukan 1-2 hari sebelumnya

• Pasien puasa 5-6 jam sebelum pemeriksaan dimulai


• Bila diperlukan, pasien dapat diberikan antibiotik
12

• Penandatanganan informed consen

• Plain foto abdomen

2.9 Teknik pemeriksaan


1. Seluruhnya dilakukan oleh dokter spesialis bedah dan dokter spesialis
radiologi
2. Radiografer hanya melakukan pengambilan foto dan mempersiapkan
kaset serta melakukan ekspose ketika dokter memerintahkannya.
3. Radiologi mempersiapkam peralatan proteksi radiasi untuk petugas
yang melakukan pemeriksaaan
2.10 Prosedur Pemeriksaan ERCP
Prosedur ERCP dapat dilakukan terhadap pasien rawat jalan atau
sebagai bagian dari pemeriksaan terhadap pasien rawat inap. Prosedur ini
membutuhkan waktu 15 menit hingga lebih dari 1 jam tergantung kondisi
pasien dan tujuan prosedur. Langkah-langkah prosedur ERCP adalah
sebagai berikut:
Langkah 1: Persiapan

• Pasien akan dibaringkan di atas meja sinar-X dengan posisi tubuh


miring.

• Alat pengukur saturasi oksigen akan ditempatkan di jari pasien untuk


memantau kadar oksigen dan denyut jantung.

• Selang oksigen ditempatkan di lubang hidung pasien untuk membantu


asupan oksigen ke dalam tubuh.

• Jarum dan selang infus ditempatkan di lengan atau tangan pasien untuk
menyalurkan obat penenang.

• Penyangga mulut akan ditempatkan di antara gigi bagian atas dan


bawah untuk melindungi gigi dan agar pasien tidak menggigit
alat endoskopi

• Endoskop dimasukan melalui mulut,turun ke esofagus, kemudian ke


gaster,melalui pylorus, dan masuk ke dalam duodenum dimana
terdapat Ampulla of Vater (pembukaan common bile duct
danpancreatic duct) dan Sphincter of Oddi adalah muscular valve yang
mengatur pembukaan ampulla.

• Kemudian sebuah cannula atau catheter dimasukan melalui ampulla,


13

dan zat kontras disuntikkan ke dalam duktus biliaris dan duktus


pankreatikus.

• Endoskopi diposisikan pada bagian tengah duodenum dan papilla


vateri.

• Poly kateter diisi media kontras (beradadi pertengahan


endoskopi).
Dibuat spot foto dipandu dengan fluoroscopy.
Langkah 2 : Anestesi

• Dokter akan menyuntikkan obat penenang dan pereda rasa sakit ke


pembuluh darah melalui infus. Obat ini akan membuat pasien lebih
tenang dan mengantuk, namun tidak membuat pasien tertidur.

• Dokter akan menyemprotkan obat bius ke tenggorokan. Obat ini akan


menyebabkan tenggorokan mati rasa dan mencegah agar pasien tidak
tersedak ketika endoskop dimasukkan ke dalam tenggorokan
Langkah 3 : Endoskopi

• Setelah tenggorokan pasien mati rasa, dokter penyakit dalam konsultan


saluran cerna (KGEH) akan memasukkan endoskop melalui mulut,
menyusuri tenggorokan, lalu ke dalam lambung, dan masuk ke
duodenum yang terdapat lubang keluar saluran empedu dan pankreas.

• Dokter akan memompa udara ke dalam lambung melalui endoskop,


sehingga memudahkan alat tersebut masuk ke duodenum dan melihat
lubang tersebut.
Langkah 4 : kateterasi dan Pemberian Kontras

• Selang kecil atau kateter dimasukkan melalui endoskop menuju lubang


tersebut, serta berakhir di pankreas dan kandung empedu.

• Pewarna kontras akan disuntikkan melalui kateter, sehingga saluran


empedu dan pankreas dapat terlihat lebih jelas pada saat foto Rontgen
Langkah 5 : Foto Rontgen
Setelah zat kontras disuntikkan, akan dilakukan foto Rontgen. Foto
Rontgen mampu menunjukkan secara detail saluran empedu dan pankreas,
serta kelainan yang mungkin terjadi, seperti penyempitan saluran yang
mungkin disebabkan oleh batu empedu atau tumor.
14

2.11 Perawatan Pasien Post Tindakan ERCP


1. Pasien dimonitor hingga efek dari obat-obatan hilang
2. Setelah pemeriksaan pasien mungkin akan mengalami perasaan tidak
nyaman pada tenggorokan, kembunga dan nausea (udara yang
masuk)
3. Komplikasi yang mungkin muncul seperti pancreatitis, perforasi,
pendarahan ataupun reaksi alergi akibat sedative
4. Informasikan pada pasien untuk melaporkan apabila muncul fever,
nyeri yang hebat ataupun pendarahan
15

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
ERCP (Endoscopic Retrograde Choledocopancreatography) merupakan
suatu perpaduan antara pemeriksaan endoskopi dan radiologi untuk
mendapatkan anatomi dari sistem traktus biliaris (kolangiogram) dan
sekaligus duktus pankreas (pankreatogram) dengan bantuan media kontras
positif dan menggunakan peralatan fiber optik endoskopi untuk menegakkan
diagnosa. Atau suatu teknik yang mengkombinasikan endoskopi dan
flouroscopy untuk mendiagnosa dan menangani masalah yang berkaitan
dengan duktus biliaris dan duktus pankreatikus. Indikasi Pemeriksaan ERCP
antara lain Ikterus obstruktif, Batu saluran empedu, Keganasan pada sistem
hepatobilier dan pancreas.

ERCP digunakan terutama untuk mendiagnosa dan mengobati kondisi


saluran empedu, termasuk batu empedu , penyempitan inflamasi (bekas luka),
kebocoran (dari trauma dan operasi), dan kanker. ERCP dapat dilakukan
untuk alasan diagnostik dan terapi, meskipun pengembangan lebih aman dan
relatif tidak invasif seperti Resonance Cholangio Pankreatografi (MRCP) dan
USG endoskopi berarti bahwa ERCP sekarang jarang dilakukan tanpa maksud
terapi. ERCP umumnya tidak menimbulkan rasa sakit meskipun masih dapat
merasakan beberapa ketidaknyamanan, dibanding dengan prosedur operasi
penuh (operasi besar).

3.2 Saran
Dengan dibuatnya makalah ini diharapkan mahasiswa dapat memahami
apa yang dimaksud beserta unsur-unsur yang ada didalamnya ERCP. Makalah
ini tidak sepenuhnya sempurna, kami harap kritik dan saran dari pembaca
16

DAFTAR PUSTAKA

Pott,G,Schrameyer,B.1995.Atlas ERCP.Jakarta:EGC. R Catur Budi

Santoso,S.ST.2012.Endoscopic retrograde cholangiopancreatography (ERCP)

(http://caturrontgen.blogspot.com/2012/05/endoscopic-retrograde.html) RS.

Usada Insani.2013.Endoscopic Retrograde Cholangio Pancreatography. (

http://www.rs-usadainsani.com/product/detail/31)

Anda mungkin juga menyukai