Dosen Pengampu:
Dewi Purnamawati, S.Kep., M.Kep.
Kelompok 2
Baiq Amy Septiannisa
Eva Dwi Rahayu
Febrianti Mega Kusuma
I Komang Winarya Pralabdha Putra
Lalu Gilang Adriyan
Melia Herdianti Putri
Nurol Hifzi Putri Rizki
Novi Aulia Pebrini
Tiwi Andriana
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
Rahmat-Nya sehingga makalah mengenai “Pemasangan NGT (Naso Gastric Tube)”
ini dapat tersusun sampai dengan selesai.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen
pada mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah I. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah pengetahuan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terimakasih kepada ibu Dewi Purnamawati, S. Kep., M.
Kep. selaku dosen mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah I yang telah
memberikan tugas ini sehingga kami dapat menambah pengetahuan dan wawasan.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka dapat disusun
rumusan masalah makalah ini yaitu :
1. Bagaimana pengertian pemasangan NGT?
2. Apa saja tujuan dari pemasangan NGT?
3. Bagaimana indikasi dan kontraindikasi dari pemasangan NGT?
4. Bagaimana prosedur pemasangan NGT?
5. Apa saja hal yang harus diperhatikan dalam pemasangan NGT?
6. Apa saja komplikasi yang ditimbulkan saat pemasangan NGT?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian NGT
2. Untuk mengetahui tujuan pemasangan NGT
1
3. Untuk mengetahui indikasi dan kontraindikaspemsangan NGT
4. Untuk mengetahui prosedur pemasangan NGT
5. Untuk mengetahui hal yang harus di perhatikan dalam prmasangan
NGT
6. Untuk mengetahui komplikasi pemasangan NGT
D. Manfaat Penulisan
Memperkaya ilmu keperawatan mengenai Pemasangan NGT (Naso Gastric
Tube).
2
BAB II
PEMBAHASAN
a. Mengeluarkan isi perut dengan cara menghisap apa yang ada dalam
lambung(cairan,udara,darah,racun)
3
b. Untuk memasukan cairan( memenuhi kebutuhan cairan atau nutrisi)
2. Koagulopati
3. Varises esophagus
4. Pneumonia Aspirasi
4
• Hansanitizer
• Handscoon Bersih dan steril
• Perlak dan pengalas.
• Tisu
• Penlight
• Handuk kecil
• Spidol
• Bengkok.
• Plester dan gunting.
• Makanan dalam bentuk cair.
• Air matang.
• Obat-obatan.
• Stetoskop.
• Klem.
• Baskom berisi air (kalau tidak ada stetoskop).
• Jelly atau vaselin.
b. Pelaksanaan pemasangan Nasogastric Tube (NGT)
1) Cuci tangan dan pasang sarung tangan bersih (Boleh tidak memakai sarung
tangan bersih)
2) Atur tempat tidur pasien senyaman mungkin
3) Pasang perlak dan pengalas pada dada pasien
4) Pasang handuk kecil di bawah kepala pasien
5) Dekatkat bengkok ke pasien
6) Buka bak instrument
7) Cuci tangan
8) Pasang sarung tangan steril
9) Periksa lubang hidung apakah ada sumbatan atau tidak menggunakan
senter. Untuk memastikan saluran udara pada hidung lancar, periksa
dengan cara tutup sebelah lubang hidung pasien lalu minta pasien bernapas
dengan lubang hidung lainnya, lakukan hal yang sama pada hudung
sebelahnya (Jika ada sumbatan bersihkan lubang hidung dengan tissu).
10) Tanyakan pasien ingin dipasangkan selang di hidung sebelah mana.
5
11) Beritahu pasien/keluarga ukuran selang yang digunakan.
12) Menenentukan letak selang dengan cara mengukur panjang selang
dari ujung hidung ke telinga, lalu dilanjutkan sampai processus
xyphoideus kemudian diberi tanda batasnya
13) Memberikan vaselin atau pelicin pada ujung pipa serta klem pangkal
pipa.
14) Atur posisi kepala pasien dengan posisi ekstensi / sedikit menongak
(minta bantuan keluarga atau perawat lainnya untuk memgang
kepala pasien).
15) Beritahu pasien ia akan merasakan sedikit sakit saat selang
dimasukkan
16) Jika selang sudah sampai di tenggorokan, minta pasien untuk sambil
menelan
17) Masukkan selang sampai batas yang sudah diberi tanda
18) Memastikan apakah pipa tersebut benar-benar sudah masuk ke
lambung dengan cara:
• Masukkan ujung selang yang diklem ke dalam baskom yang
berisi air. Kemudian bukalah klem dan perhatikan bila ada
gelem bung. Bila itu terjadi, berarti pipa masuk ke paru dan jika
tidak ada gelembung berarti pipa tersebut masuk ke dalam
lambung. Setelah itu, pipa diklem atau dilipat kembali.
• Teknik auskultasi : Ambil udara dengan spuit 10 cc , masukkan
spuit pada pangkal selang NGT, letakkan stetoskop pada
sophagus/lambung, tekan spuit , apabila ada suara dup maka
selang telah masuk lambung.
• Aspirasi cairan lambung : Ambil / sedot cairan lambung dengan
spuit 10cc, pindahkan cairan lambung pada bengkok, periksa
cairan tersebut dengan kertas lakmus (jika cairan bersifat asam
maka selang telah masuk ke lambung.
19) Jika selang telah masuk ke lambung, klem selang agar udara
tidak masuk atau bisa juga pangkal NGT difiksasi dengan spuit.
20) Fiksasi NGT menggunakan plester
6
21) Buka sarung tangan
22) Rapikan pasien
23) Bereskan alat-alat kemudian cuci tangan
24) Setelah seluruh prosedur dilakukan segera cuci tangan.
7
Komplikasi yang mungkin terjadi pada pemasangan NGT adalah:
1. Pendarahan hidung
2. Muntah
3. Kegagalan pemasangan
4. Robeknya esophagus
5. Aspirasi isi lambun
6. Sinusitis
7. Pnemothorak
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kebutuhan nutrisi bagi tubuh merupakan suatu kebutuhan dasar
manusia yang penting. Nutrisi merupakan sumber energi untuk segala
aktifitas dalam sistem tubuh. Tujuan pemasangan NGT adalah
mempertahankan status nutrisi dan memenuhi kebutuhan nutrisi pasien
secara adekuat. Pasien yang terpasang NGT perlu dilakukan pemantauan
apakah selang NGT masih dalam posisi yang benar dan terfiksasi dengan
baik. Pemberian makan melalui NGT dilakukan secara tepat dan hati-hati.
B. Saran
Pentingnya pemahaman perawat dalam prosedur pemasangan NGT
pada pasien sehingga dapat membantu pasien dalam pemenuhan kebutuhan
nutrisi. Dalampemasangan NGT, perlu dilakukan secara hati-hati dan tidak
lupa memeriksa apakah selang NGT tepat masuk di lambung atau tidak.
Pemberian makanan melalui NGT pun harus dilakukan secara tepat, apabila
makanan sudah diberikan , klem selang NGT sebelum habis untuk
menghindari masuknya udara.
9
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddart. (2002). Buku ajar keperawatan medikal bedah. Jakarta: EGC.
Hidayat, Aziz. (2006). Pengantar kebutuhan dasar manusia aplikasi konsep dan
proses keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Andina Vita Sutanto & Yuni Fitriana (2020). Kebutuhan Dasar Manusia.
Yogyakarta:Pustaka Baru Press.
10
LAMPIRAN
Tujuan
11
kesadarannya atau yang tidak dapat menelan.
Kontraindikasi
2. Koagulopati
3. Varises esophagus
4. Pneumonia Aspirasi
- Selang NGT
- Spuit 10 cc dan 50 cc
- Hansanitizer
- Handscoon Bersih dan steril
- Perlak dan pengalas.
- Tisu
- Penlight
- Handuk kecil
- Spidol
- Bengkok.
- Plester dan gunting.
- Makanan dalam bentuk cair.
- Air matang.
- Obat-obatan.
12
- Stetoskop.
- Klem.
- Baskom berisi air (kalau tidak ada stetoskop).
- Jelly atau vaselin.
Tahap Pra Interaksi
- Cuci tangan
- Persiapan alat
- Meletakkan alat-alat didekat pasien
Tahap Orientasi
- Memberi salam
- Memperkenalkan diri
- Validasi data pasien
- Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan
- Memberitahu berapa lama tindakan dilakukan
- Meminta persetujuan pasien
Tahap Kerja
1. Cuci tangan dan pasang sarung tangan bersih (Boleh tidak memakai
sarung tangan bersih)
2. Atur tempat tidur pasien senyaman mungkin
3. Pasang perlak dan pengalas pada dada pasien
4. Pasang handuk kecil di bawah kepala pasien
5. Dekatkat bengkok ke pasien
6. Buka bak instrument
7. Cuci tangan
8. Pasang sarung tangan steril
9. Periksa lubang hidung apakah ada sumbatan atau tidak menggunakan
senter. Untuk memastikan saluran udara pada hidung lancar, periksa
dengan cara tutup sebelah lubang hidung pasien lalu minta pasien
bernapas dengan lubang hidung lainnya, lakukan hal yang sama pada
hudung sebelahnya (Jika ada sumbatan bersihkan lubang hidung dengan
tissu).
10. Tanyakan pasien ingin dipasangkan selang di hidung sebelah mana.
11. Beritahu pasien/keluarga ukuran selang yang digunakan.
13
12. Menenentukan letak selang dengan cara mengukur panjang selang
dari ujung hidung ke telinga, lalu dilanjutkan sampai processus
xyphoideus kemudian diberi tanda batasnya
13. Memberikan vaselin atau pelicin pada ujung pipa serta klem
pangkal pipa.
14. Atur posisi kepala pasien dengan posisi ekstensi / sedikit
menongak (minta bantuan keluarga atau perawat lainnya untuk
memgang kepala pasien).
15. Beritahu pasien ia akan merasakan sedikit sakit saat selang
dimasukkan
16. Jika selang sudah sampai di tenggorokan, minta pasien untuk
sambilmenelan
17. Masukkan selang sampai batas yang sudah diberi tanda
18. Memastikan apakah pipa tersebut benar-benar sudah masuk ke
lambung dengan cara:
- Masukkan ujung selang yang diklem ke dalam baskom yang
berisi air. Kemudian bukalah klem dan perhatikan bila ada
gelem bung. Bila itu terjadi, berarti pipa masuk ke paru dan
jika tidak ada gelembung berarti pipa tersebut masuk ke
dalam lambung. Setelah itu, pipa diklem atau dilipat
kembali.
- Teknik auskultasi : Ambil udara dengan spuit 10 cc ,
masukkan spuit pada pangkal selang NGT, letakkan
stetoskop pada sophagus/lambung, tekan spuit , apabila ada
suara dup maka selang telah masuk lambung.
- Aspirasi cairan lambung : Ambil / sedot cairan lambung
dengan spuit 10cc, pindahkan cairan lambung pada
bengkok, periksa cairan tersebut dengan kertas lakmus (jika
cairan bersifat asam maka selang telah masuk ke lambung.
19. Jika selang telah masuk ke lambung, klem selang agar udara tidak
masuk atau bisa juga pangkal NGT difiksasi dengan spuit.
20. Fiksasi NGT menggunakan plester
14
21. Buka sarung tangan
22. Rapikan pasien
23. Bereskan alat-alat kemudian cuci tangan
24. Setelah seluruh prosedur dilakukan segera cuci tangan.
Tahap Terminasi
- Melakukan evaluasi tindakan
- Mengucapkan terima kasih kepada pasien untuk waktu yang telah
diberikan dan kesediaannya.
- Melakukan kontrak untuk tindakan selanjutnya
- Berpamitan untuk meninggalkan ruangan pasien
- Membereskan alat-alat
Tahap Dokumentasi
Mencatat seluruh hasil tindakan dalam catatan keperawatan
Keterangan :
0 = Tidak dikerjakan
1 = Dikerjakan dengan lengkap/ tidak sempurna
2 = Dikerjakan dengan lengkap/ sempurna
Pembimbing/Penguji
Praktek
(……………………………..)
15
16