Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

PEMASANGAN NGT ( NASO GASTRIC TUBE)

Dosen Pengampu:
Dewi Purnamawati, S.Kep., M.Kep.

Kelompok 2
Baiq Amy Septiannisa
Eva Dwi Rahayu
Febrianti Mega Kusuma
I Komang Winarya Pralabdha Putra
Lalu Gilang Adriyan
Melia Herdianti Putri
Nurol Hifzi Putri Rizki
Novi Aulia Pebrini
Tiwi Andriana

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES MATARAM
JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
Rahmat-Nya sehingga makalah mengenai “Pemasangan NGT (Naso Gastric Tube)”
ini dapat tersusun sampai dengan selesai.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen
pada mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah I. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah pengetahuan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terimakasih kepada ibu Dewi Purnamawati, S. Kep., M.
Kep. selaku dosen mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah I yang telah
memberikan tugas ini sehingga kami dapat menambah pengetahuan dan wawasan.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.

Mataram, 18 Oktober 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... i


DAFTAR ISI .................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 1
C. Tujuan Penulisan .................................................................................. 1
D. Manfaat Penulisan ................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Naso Gastric Tube (NGT) .................................................................... 3
B. Tujuan Pemasangan NGT .................................................................... 3
C. Indikasi dan Kontraindikasi Pemasangan NGT ................................... 4
D. Prosedur Pemasangan NGT ................................................................. 4
E. Hal yang harus diperhatikan dalam Pemasangan NGT........................ 7
F. Komplikasi Pemasangan NGT ............................................................. 7
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................................... 9
B. Saran..................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 10
LAMPIRAN ..................................................................................................... 11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kebutuhan akan nutrisi adalah kebutuhan dasar manusia. Pemenuhan


kebutuhan nutrisi terutama pada pasien-pasien yang mengalami
gangguan pada sistem gastrointestinal haruslah tetap terpenuhi. Pasien-
pasien yang mengalami gangguan sistem gastrointestinal seperti pasien
dengan trauma abdomen, perdarahan saluran cerna bagian atas serta
pasien dalam keadaan koma diindikasikan untuk dipasang NGT sebagai
salah satu upaya pemenuhan kebutuhan nutrisi agar tetap adekuat.

Kebutuhan dasar pada manusia merupakan unsur-unsur yang


dibutuhkan oleh manusia dalam menjaga keseimbangan baik secara
fisiologis maupun fisiologis. Memberi makan enteral lebih dipilih daripada
nutrisi parenteral karena ini memperbaiki penggunaan nutrien, lebih aman
untuk klien dan sedikit lebih murah. Tidak semua klien mampu makan
secara enteral tetapi bila sistem GI (gastrointestinal) mampu mencerna dan
mengabsorpsi nutrien, maka pemberian makan dengan cara ini harus
digunakan.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka dapat disusun
rumusan masalah makalah ini yaitu :
1. Bagaimana pengertian pemasangan NGT?
2. Apa saja tujuan dari pemasangan NGT?
3. Bagaimana indikasi dan kontraindikasi dari pemasangan NGT?
4. Bagaimana prosedur pemasangan NGT?
5. Apa saja hal yang harus diperhatikan dalam pemasangan NGT?
6. Apa saja komplikasi yang ditimbulkan saat pemasangan NGT?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian NGT
2. Untuk mengetahui tujuan pemasangan NGT

1
3. Untuk mengetahui indikasi dan kontraindikaspemsangan NGT
4. Untuk mengetahui prosedur pemasangan NGT
5. Untuk mengetahui hal yang harus di perhatikan dalam prmasangan
NGT
6. Untuk mengetahui komplikasi pemasangan NGT
D. Manfaat Penulisan
Memperkaya ilmu keperawatan mengenai Pemasangan NGT (Naso Gastric
Tube).

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Naso Gastric Tube (NGT)


Nasogastric Tubes (NGT) sering digunakan untuk menghisap isi
lambung, juga digunakan untuk memasukan obat-obatan dan makananan.
NGT ini digunakanhanya dalam waktu yang singkat.
Tindakan pemasangan Selang Nasogastrik adalah proses medis yaitu
memasukkan sebuah selang plastik ( selang nasogastrik, NG tube) melalui
hidung, melewati tenggorokan dan terus sampai ke dalam lambung.
Nasogastrik: Menunjukkepada jalan dari hidung sampai ke lambung.
Selang Nasogastrik adalah suatu selang yang dimasukkan melalui
hidung ( melewati nasopharynx dan esophagus ) menuju ke lambung.
Singkatan untuk Nasogastrik adalah NG. Selangnya disebut selang
Nasogastrik.
Nasogastri terdiri dari dua kata, dari bahasa Latin dan dari bahasa
Yunani, Naso adalah suatu kata yang berhubungan dengan hidung dan
berasal dari Latin “nasus”untuk hidung atau moncong hidung. Gastik
berasal dari bahasa Yunani “gaster” yang artinya the paunch ( perut gendut)
atau yang berhubungan dengan perut.
a. Macam-macam NGT :
• Selang NGT dari karet
• Selang NGT dari bahan plastic
• Selang NGT dari bahan silicon
b. Ukuran NGT :
• Nomor 14-20 untuk ukuran dewasa
• Nomor 8-16 untuk anak-anak
• Nomor 5-7 untuk bayi
B. Tujuan Pemasangan NGT
Adapun tujuan pemasangan NGT sebagai berikut:

a. Mengeluarkan isi perut dengan cara menghisap apa yang ada dalam
lambung(cairan,udara,darah,racun)

3
b. Untuk memasukan cairan( memenuhi kebutuhan cairan atau nutrisi)

c. Untuk membantu memudahkan diagnosa klinik melalui analisa


subtansi isi lambung
d. Persiapan sebelum operasi dengan general anaesthesia

e. Menghisap dan mengalirkan untuk pasien yang sedang melaksanakan


operasi pneumonectomy untuk mencegah muntah dan kemungkinan
aspirasi isi lambung sewaktu recovery (pemulihan dari general
anaesthesia).
C. Indikasi dan Kontraindikasi Pemasangan NGT
Adapun indikasi pemasangan NGT sebagai berikut:

1. Untuk dekrompresi saluran cerna pada pasien dengan hambatan


pengosonganlambung/ usus ( contoh: obstruksi usus, pankreatitis akut,
ileus)
2. Untuk mengosongkan lambung pada pasien yang tidak sadar

3. Pasien dengan disfagia ireversibel (contoh : penyakit neuron motorik)

4. Untuk mempermudah pemberian nutrisi enteral

5. Untuk mempermudah pemberian obat pada pasien yang menurun


kesadarannya atau yang tidak dapat menelan.
Sedangkan kontraindikasi pemasangan NGT sebagai berikut :

1. Trauma wajah /cranium, terutama trauma basis krani

2. Koagulopati

3. Varises esophagus

4. Pneumonia Aspirasi

5. Iritasi hidung, hipoksia, atau henti nafas akibat intubasi trakea

D. Prosedur Pemasangan NGT


a. Persiapan Alat
• Selang NGT
• Spuit 10 cc dan 50 cc

4
• Hansanitizer
• Handscoon Bersih dan steril
• Perlak dan pengalas.
• Tisu
• Penlight
• Handuk kecil
• Spidol
• Bengkok.
• Plester dan gunting.
• Makanan dalam bentuk cair.
• Air matang.
• Obat-obatan.
• Stetoskop.
• Klem.
• Baskom berisi air (kalau tidak ada stetoskop).
• Jelly atau vaselin.
b. Pelaksanaan pemasangan Nasogastric Tube (NGT)
1) Cuci tangan dan pasang sarung tangan bersih (Boleh tidak memakai sarung
tangan bersih)
2) Atur tempat tidur pasien senyaman mungkin
3) Pasang perlak dan pengalas pada dada pasien
4) Pasang handuk kecil di bawah kepala pasien
5) Dekatkat bengkok ke pasien
6) Buka bak instrument
7) Cuci tangan
8) Pasang sarung tangan steril
9) Periksa lubang hidung apakah ada sumbatan atau tidak menggunakan
senter. Untuk memastikan saluran udara pada hidung lancar, periksa
dengan cara tutup sebelah lubang hidung pasien lalu minta pasien bernapas
dengan lubang hidung lainnya, lakukan hal yang sama pada hudung
sebelahnya (Jika ada sumbatan bersihkan lubang hidung dengan tissu).
10) Tanyakan pasien ingin dipasangkan selang di hidung sebelah mana.

5
11) Beritahu pasien/keluarga ukuran selang yang digunakan.
12) Menenentukan letak selang dengan cara mengukur panjang selang
dari ujung hidung ke telinga, lalu dilanjutkan sampai processus
xyphoideus kemudian diberi tanda batasnya
13) Memberikan vaselin atau pelicin pada ujung pipa serta klem pangkal
pipa.
14) Atur posisi kepala pasien dengan posisi ekstensi / sedikit menongak
(minta bantuan keluarga atau perawat lainnya untuk memgang
kepala pasien).
15) Beritahu pasien ia akan merasakan sedikit sakit saat selang
dimasukkan
16) Jika selang sudah sampai di tenggorokan, minta pasien untuk sambil
menelan
17) Masukkan selang sampai batas yang sudah diberi tanda
18) Memastikan apakah pipa tersebut benar-benar sudah masuk ke
lambung dengan cara:
• Masukkan ujung selang yang diklem ke dalam baskom yang
berisi air. Kemudian bukalah klem dan perhatikan bila ada
gelem bung. Bila itu terjadi, berarti pipa masuk ke paru dan jika
tidak ada gelembung berarti pipa tersebut masuk ke dalam
lambung. Setelah itu, pipa diklem atau dilipat kembali.
• Teknik auskultasi : Ambil udara dengan spuit 10 cc , masukkan
spuit pada pangkal selang NGT, letakkan stetoskop pada
sophagus/lambung, tekan spuit , apabila ada suara dup maka
selang telah masuk lambung.
• Aspirasi cairan lambung : Ambil / sedot cairan lambung dengan
spuit 10cc, pindahkan cairan lambung pada bengkok, periksa
cairan tersebut dengan kertas lakmus (jika cairan bersifat asam
maka selang telah masuk ke lambung.
19) Jika selang telah masuk ke lambung, klem selang agar udara
tidak masuk atau bisa juga pangkal NGT difiksasi dengan spuit.
20) Fiksasi NGT menggunakan plester

6
21) Buka sarung tangan
22) Rapikan pasien
23) Bereskan alat-alat kemudian cuci tangan
24) Setelah seluruh prosedur dilakukan segera cuci tangan.

E. Hal yang harus di perhatikan dalam Pemasangan NGT


Nasogastric tube tidak dianjurkan atau digunakan dengan berlebihan kepada
beberapa pasien predisposisi yang bisa mengakibatkan bahaya sewaktu
memasang NGT,seperti:
1. Pada pasien yang memiliki tumor di rongga hidung atau esophagus
2. Klien yang mengalami Cidera Serebrospinal
3. Klien dengan Sustained Head Trauma,Maxillofacial Injury, atau
Anterior Fossa Skull Fracture. Memasukan NGT begitu saja melalui
hidung maka potensial akan melewati Criboform Plate, ini akan
menimbulkan Penetrasi Intracranial.
4. Klien dengan riwayat Esophageal Stricture,Esophageal Varices, Alkali
Ingestion juga beresiko untuk Esophageal Penetration.
5. Klien dengan Koma juga potensial mual dan aspirasi sewaktu
memasukan NGT, pada tindakan ini diperlukan tindakan proteksi
seperti airway dipasang terlebih dahulu sebelum NGT
6. Pasien dengan Gastric Bypass Surgery yang mana pasien ini
mempunyai kantong lambung yang kecil untuk membatasi asupan
makanan Konstruksi Bypass adalah dari kantong lambung yang kecil
ke duodenum dan bagian bagian usus kecil yang menyebabkan
Malabsorpsi (mengurangi kemampuan untuk menyerap kalori dan
nutrisi jangan memasukan selang secara paksa jika ada terjadi:
a. Jika klien batuk, bersin, hentikan dahulu lalu diulangi lagi, anjurkan
klien menarik nafas dalam
b. Jika tetap ada tahanan, tarik selang perlahan-lahan dan masukan ke
hidung yang lain secara perlahan-lahan
c. Jika klien terlihat akan muntah, tarik tube dan inspeksi tenggorokan
lalu lanjutkan memasukan selang secara bertahap
F. Komplikasi Pemasangan NGT

7
Komplikasi yang mungkin terjadi pada pemasangan NGT adalah:
1. Pendarahan hidung
2. Muntah
3. Kegagalan pemasangan
4. Robeknya esophagus
5. Aspirasi isi lambun
6. Sinusitis
7. Pnemothorak

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kebutuhan nutrisi bagi tubuh merupakan suatu kebutuhan dasar
manusia yang penting. Nutrisi merupakan sumber energi untuk segala
aktifitas dalam sistem tubuh. Tujuan pemasangan NGT adalah
mempertahankan status nutrisi dan memenuhi kebutuhan nutrisi pasien
secara adekuat. Pasien yang terpasang NGT perlu dilakukan pemantauan
apakah selang NGT masih dalam posisi yang benar dan terfiksasi dengan
baik. Pemberian makan melalui NGT dilakukan secara tepat dan hati-hati.
B. Saran
Pentingnya pemahaman perawat dalam prosedur pemasangan NGT
pada pasien sehingga dapat membantu pasien dalam pemenuhan kebutuhan
nutrisi. Dalampemasangan NGT, perlu dilakukan secara hati-hati dan tidak
lupa memeriksa apakah selang NGT tepat masuk di lambung atau tidak.
Pemberian makanan melalui NGT pun harus dilakukan secara tepat, apabila
makanan sudah diberikan , klem selang NGT sebelum habis untuk
menghindari masuknya udara.

9
DAFTAR PUSTAKA

Asmadi. (2008). Teknik prosedural keperawatan: konsep dan aplikasi kebutuhan


dasar klien. Jakarta : Salemba Medika.

Brunner & Suddart. (2002). Buku ajar keperawatan medikal bedah. Jakarta: EGC.

Hidayat, Aziz. (2006). Pengantar kebutuhan dasar manusia aplikasi konsep dan
proses keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Stoneham Mark & westbrook jon.2012.keterampilan medis invasive.


Jakarta:EGC.

Andina Vita Sutanto & Yuni Fitriana (2020). Kebutuhan Dasar Manusia.
Yogyakarta:Pustaka Baru Press.

10
LAMPIRAN

CHECKLIST PEMASANGAN NGT

Nama :......................................... NIM :...................................

ASPEK YANG DINILAI NILAI


1 2 3
Pengertian
NGT adalah suatu tindakan memasukkan selang melalui nasal ke
gaster (lambung) untukmemenuhi kebutuhan nutrisi pasien

Tujuan

1. Mengeluarkan isi perut dengan cara menghisap apa yang ada


dalamlambung(cairan,udara,darah,racun)
2. Untuk memasukan cairan( memenuhi kebutuhan cairan atau nutrisi)

3. Untuk membantu memudahkan diagnosa klinik melalui analisa


subtansi isi lambung
4. Persiapan sebelum operasi dengan general anaesthesia

5. Menghisap dan mengalirkan untuk pasien yang sedang


melaksanakan operasi pneumonectomy untuk mencegah muntah
dan kemungkinan aspirasi isi lambung sewaktu recovery
(pemulihan dari general anaesthesia).
Indikasi

1. Untuk dekrompresi saluran cerna pada pasien dengan hambatan


pengosonganlambung/ usus ( contoh: obstruksi usus, pankreatitis
akut, ileus)
2. Untuk mengosongkan lambung pada pasien yang tidak sadar

3. Pasien dengan disfagia ireversibel (contoh : penyakit neuron


motorik)

4. Untuk mempermudah pemberian nutrisi enteral

5. Untuk mempermudah pemberian obat pada pasien yang menurun

11
kesadarannya atau yang tidak dapat menelan.
Kontraindikasi

1. Trauma wajah /cranium, terutama trauma basis krani

2. Koagulopati

3. Varises esophagus

4. Pneumonia Aspirasi

5. Iritasi hidung, hipoksia, atau henti nafas akibat intubasi trakea


Pengetahuan
1. Penguatan prosedur
2. Ketepatan data
3. Rasional tindakan
Sikap
1. Disiplin
2. Motivasi
3. Kerja sama
Persiapan Alat

- Selang NGT
- Spuit 10 cc dan 50 cc
- Hansanitizer
- Handscoon Bersih dan steril
- Perlak dan pengalas.
- Tisu
- Penlight
- Handuk kecil
- Spidol
- Bengkok.
- Plester dan gunting.
- Makanan dalam bentuk cair.
- Air matang.
- Obat-obatan.

12
- Stetoskop.
- Klem.
- Baskom berisi air (kalau tidak ada stetoskop).
- Jelly atau vaselin.
Tahap Pra Interaksi
- Cuci tangan
- Persiapan alat
- Meletakkan alat-alat didekat pasien
Tahap Orientasi
- Memberi salam
- Memperkenalkan diri
- Validasi data pasien
- Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan
- Memberitahu berapa lama tindakan dilakukan
- Meminta persetujuan pasien
Tahap Kerja
1. Cuci tangan dan pasang sarung tangan bersih (Boleh tidak memakai
sarung tangan bersih)
2. Atur tempat tidur pasien senyaman mungkin
3. Pasang perlak dan pengalas pada dada pasien
4. Pasang handuk kecil di bawah kepala pasien
5. Dekatkat bengkok ke pasien
6. Buka bak instrument
7. Cuci tangan
8. Pasang sarung tangan steril
9. Periksa lubang hidung apakah ada sumbatan atau tidak menggunakan
senter. Untuk memastikan saluran udara pada hidung lancar, periksa
dengan cara tutup sebelah lubang hidung pasien lalu minta pasien
bernapas dengan lubang hidung lainnya, lakukan hal yang sama pada
hudung sebelahnya (Jika ada sumbatan bersihkan lubang hidung dengan
tissu).
10. Tanyakan pasien ingin dipasangkan selang di hidung sebelah mana.
11. Beritahu pasien/keluarga ukuran selang yang digunakan.

13
12. Menenentukan letak selang dengan cara mengukur panjang selang
dari ujung hidung ke telinga, lalu dilanjutkan sampai processus
xyphoideus kemudian diberi tanda batasnya
13. Memberikan vaselin atau pelicin pada ujung pipa serta klem
pangkal pipa.
14. Atur posisi kepala pasien dengan posisi ekstensi / sedikit
menongak (minta bantuan keluarga atau perawat lainnya untuk
memgang kepala pasien).
15. Beritahu pasien ia akan merasakan sedikit sakit saat selang
dimasukkan
16. Jika selang sudah sampai di tenggorokan, minta pasien untuk
sambilmenelan
17. Masukkan selang sampai batas yang sudah diberi tanda
18. Memastikan apakah pipa tersebut benar-benar sudah masuk ke
lambung dengan cara:
- Masukkan ujung selang yang diklem ke dalam baskom yang
berisi air. Kemudian bukalah klem dan perhatikan bila ada
gelem bung. Bila itu terjadi, berarti pipa masuk ke paru dan
jika tidak ada gelembung berarti pipa tersebut masuk ke
dalam lambung. Setelah itu, pipa diklem atau dilipat
kembali.
- Teknik auskultasi : Ambil udara dengan spuit 10 cc ,
masukkan spuit pada pangkal selang NGT, letakkan
stetoskop pada sophagus/lambung, tekan spuit , apabila ada
suara dup maka selang telah masuk lambung.
- Aspirasi cairan lambung : Ambil / sedot cairan lambung
dengan spuit 10cc, pindahkan cairan lambung pada
bengkok, periksa cairan tersebut dengan kertas lakmus (jika
cairan bersifat asam maka selang telah masuk ke lambung.
19. Jika selang telah masuk ke lambung, klem selang agar udara tidak
masuk atau bisa juga pangkal NGT difiksasi dengan spuit.
20. Fiksasi NGT menggunakan plester

14
21. Buka sarung tangan
22. Rapikan pasien
23. Bereskan alat-alat kemudian cuci tangan
24. Setelah seluruh prosedur dilakukan segera cuci tangan.
Tahap Terminasi
- Melakukan evaluasi tindakan
- Mengucapkan terima kasih kepada pasien untuk waktu yang telah
diberikan dan kesediaannya.
- Melakukan kontrak untuk tindakan selanjutnya
- Berpamitan untuk meninggalkan ruangan pasien
- Membereskan alat-alat
Tahap Dokumentasi
Mencatat seluruh hasil tindakan dalam catatan keperawatan

Keterangan :
0 = Tidak dikerjakan
1 = Dikerjakan dengan lengkap/ tidak sempurna
2 = Dikerjakan dengan lengkap/ sempurna

Pembimbing/Penguji
Praktek

(……………………………..)

15
16

Anda mungkin juga menyukai