Anda di halaman 1dari 7

Nama : Setiyani

NIM : 071191069
KONSEP NGT
A. Pengertian NGT
Nasogastrik asal kata Naso atau Nasal (hidung), Gastrik atau Gaster (lambung /
Maag), jadi nasogastric adalah merujuk kepada jalan dari hidung, esophagus, ke
lambung. Sementara intubasi atau Pemasangan pipa nasogastrik atau nasogastric tube
(NGT) merupakan prosedur pemasangan pipa melalui lubang hidung (nostril) turun ke
nasofaring kemudian ke lambung.
B. Tujuan Pemasangan NGT
1. Tujuan Umum
NGT sering digunakan untuk mengeluarkan isi lambung, juga digunakan untuk
memasukan obat-obatan dan makananan. NGT ini digunakan hanya dalam waktu
yang singkat, sementara bila dibutuhkan untuk jangka waktu lama maka
dibutuhkan tindakan lain yaitu pemasangan gastrostomi tube, dimana selang
dimasukan langsung melalui lambung dengan tehnik operasi. Terutama pada
kasus adanya atresia esophagus, filorus, atau anesophagus. (Metheny &
Titler,2008).
2. Tujuan Khusus
- Pemenuhan nutrisi dengan memberikan makanan cair,
- Memasukkan obat-obatan cair atau obat-obatan padat yang sudah dihaluskan
- Mengeluarkan cairan dan udara dari traktus gastrointestinalis
- Mencegah/memulihkan mual dan muntah
- Menentukan jumlah tekanan dan aktivitas motorik traktus
gastrointestinalis
- Mengatasi obstruksi mekanis dan perdarahan saluran cerna bagian atas
- Memberikan obat-obatan dan makanan langsung ke dalam saluran cerna
- Mengambil spesimen cairan lambung untuk pemeriksaan laboratorium
C. Indikasi Pemasangan NGT
Indikasi pemasangan NGT yaitu untuk kepentingan diagnosis maupun terapi
1. Diagnosis
a. Dekompresi isi lambung
Mengeluarkan cairan lambung pada pasien ileus obstruktif/ileus paralitik
peritonitis dan pankreatitis akut.Perdarahan saluran cerna bagian atas untuk
bilas lambung (mengeluarkan cairan lambung)
b. Pemberian agen diagnostik seperti kontras media radioopak
2. Terapi
a. Pemberian nutrisi yang adekuat atau obat-obatan pada pasien yang tidak
mampu mengkonsumsi secara oral
b. Pemberian ASI, formula atau makanan cair langsung ke dalam lambung
untuk tambahan kalori
c. Evakuasi isi lambung yang berbahaya, misalnya pada kasus over dosis obat
atau keracunan
d. Gastric lavage dengan pemasangan NGT dan suction pada pasien perdarahan
gastrointestinal yang masif bermanfaat untuk mengurangi gejala dan
memfasilitasi visualisasi endoskopi untuk melihat gambaran mukosa lambung
dan duodenum.
e. Pemberian activated charcoal.
f. Dekompresi lambung dengan pemasangan NGT dan suction berguna untuk
mengeluarkam sekresi saluran cerna dan udara yang tertelan pada
pasienpasien dengan obstruksi pada usus halus atau gastric outlet, serta
mengurangi keluhan pada pasien pankreatitis dan ileus
D. Kontraindikasi Pemasangan NGT
Walau diyakini kontraindikasi pemasangan NGT relatif sedikit, namun tetap menjadi
perhatian bagi dokter maupun perawat terutama diruangan gawat darurat dan ruang
perawatan intensif diantaranya adalah:
a. Trauma pada maksilofasial secara signifikan yang berpengaruh pada narest
sebagai plate berkisi sebagai pemisah dan dapat menggangu proses pemasangan
NGT hal ini dapat mengarahkan NGT masuk kedalam kanial.
b. Kelainan esofagus seperti( striktur, diverticulae, atresia esofagus) hal ini akan
membuat trauma esofagus.
Beberapa hal yang semula merupakan kontra indikasi, namun sejalan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi hal ini bukan lagi suatu kontra
indikasi, namun butuh keahlian dan ketelitian perawat- perawat criticel care dalam
melakukan pemasangan NGT seperti pada kasus – kasus berikut ini:
a. Pada klien trauma kepala, harus berhati-hati karena dapat meningkatkan tekanan
intra kranial (Intra Cranial Pressure).
b. Pada varises esofagus, dulu sebagai kontra indikasi pemasangan namun
belakangan beberapa penelitian telah menggugurkan pendapat tersebut. Dan
mengemukakan bahwa pada kasus ini adalah aman dipasang NGT karena dapat
mengelurkan perdarahan dari lambung dan mencegah klien muntah yang dapat
mengakibatkan aspirasi darah ke dalam saluran napas.
c. Demikian juga klien dengan penurunan tingkat kesadaran dan terpasang alat bantu
napas definitif, dulu dianggap akan menyesatkan arah proses pemasangan NGT
dimana klien kehilangan refleks menelan
E. Macam-macam selang NGT
1. Menurut Bahan Dasar NGT
Menurut bahan dasarnya, ada berbagai bentuk "NGT" yang digunakan dalam
dunia kedokteran, biasanya terbuat dari poliurethan, bahan ini biasanya ketahanan
terhadap asam lambung (HCL) terbatas hanya sekitar 7 hingga 10 hari setelah itu
selang berubah warna menjadi kecoklatan sampai hitam. Direkomendasikan hanya
selama 7 hari harus diganti, harganya relatif lebih murah.Dengan bahan silikon,
dapat bertahan hingga 4 minggu hingga 6 minggu. Bahan silikon harganya sangat
mahal. Ukuran garis tengah (diameter) dari NGT dalam satuan Perancis yaitu
(france atau yang disingkat Fr).
2. Berdasarkan jenis dan fungsinya
a. Selang Naso Gastric,
- contohnya adalah  Selang Levin, mempunyai lumen tunggal dengan ukuran
lebih besar,terbuat dari plastik atau karet dengan lubang-lubang didekat ujung
selang. Digunakan pada orang dewasa untuk mengeluarkan cairan dan gas,
mengambil spesimen isi lambung untuk pemeriksaan laboratorium, juga dapat
digunakan untuk memasukkan obat dan juga makanan
- Selang gastrik sum (salem ventrol). Adalah selang radiopaque terbuat dari
plastik jernih dan berlumen ganda, selang ini digunakan untuk dekomperesi
lambung pada klien paska operasi lambung yang di sambungkan ke alat
penghisap kontinyu yang berkekuatan rendah dengan lumen yang lebih kecil
tetap terbuka
- Selang Nutriflex.Selang ini mempunyai pemberat diujungnya dan telah
dilapisi pelumas hidromerdan diaktifkan bila lembab, juga digunakan untuk
dekomperesi lambung dan dapat dilanjutkan untuk memenuhi nutrisi enteral.
- Selang moss. Selang dekomperesi nasoesofagus dan lambung mempunyai tiga
lumen dengan fungsi yang berbeda, dan balon untuk dekompresi esofagus juga
mengaspirasi aspirat lambung, selang ketiga untuk memberikan makanan
langsung keduodenal. 
- Selang Sengstaken-Blakemore (S-B tube). Selang ini digunakan untuk
mengatasi perdarahan varises esofagus mempunyai tiga lumen dan dua bolon,
balon-balon ini bertujuan untuk dekompresi sumber perdarahan di esofagus
dan dilambung dan lumen ketiga untuk lavase lambung mengontrol
perdarahan
b. Selang Nasoenterik
- Selang ini dipasang melampaui lambung yaitu masuk hingga usus yang
bertujuan untuk mengaspirasi isi usus dan mencegah distensi lekuk-lekukan
usus akibat gas dan cairan sebagai dekompresi usus halus, contohnya adalah:
- Selang Miller-Abbott. Dengan berbagai ukuran, selang ini panjangnya
mencapai 3 meter (10 kaki)dengan lumen ganda, satu lumen untuk
mengembangkan balon, lumen yang lainnya untuk mengaspirasi isi usus.
- Selang Harris. Dengan lumen tunggal yang disertai pemberat diujung selang
yang berfungsi untuk mempermudah memasukkan selang. Selang ini
bertujuan untuk irigasi, cairan pada duo denum.
- Selang Cantor mempunyai pemberat untuk memudahkan pemasangan untuk
dekompresi duodenum. Pemasangan selang cantor digunakan mencegah
sumbatan oleh darah setelah operasi usus halus, peristaltik mungkin lemah
atau tidak ada pada 24 jam - 48 jam paska operasi, hal ini dikarenakan efek
anastesi dan manipulasi viseral.Pengisapan nasoenteric bertujuan
mengeluarkan cairan dan udara, menguragi edema pada luka operasi. Selang
ini dibiarkan selama peristaltik usus belum normal dan selama luka belum
sembuh.
F. Prosedur Tindakan Pemasangan NGT
Sebelum melakukan pemasanga NGT beberapa hal yang harus dipenuhi adalah:
1. Pastikan order dari tim medis mengenai data pasien, ukuran selang NGT, dan
tujuan pemasangan NGT itu sendiri.
2. Penjelasan kepeda klien dan atau orang tua klien secara lengkap mulai dari,
pengertian NGT, tujuan pemasangan, hal-hal yang akan dialami klien selama
proses pemasangan, selama NGT terpasang sampai dengan setelah pemasangan.
3. Imformedconsent atau persetujuan tindakan (persetujuan klien dan atau orang tua
klien).
4. Pengkajian keperawatan dilakukan yaitu: pada area anatomi fisiologi saluran
pernapas atas yaitupada pasien kooperatif minta klien untuk rileks dan bernafas
normal. Kemudian cek udara yang melalui lubang hidung, caranya: tutup salah
satu lubang hidung dengan cara menekan cuping hidung dan rasakan aliran udara
pada lubang hidung yang bebas dan begitu pula sebaliknya.
5. Pertimbangan penyulit dalam pemasangan harus dipikirkan, seperti pasien tidak
sadar, pasien yang telah terpasang alat bantu napas, atau pasien yang mengalami
kerusakan neorologi, adanya tumor atau atresia esophagus, kelainan bentuk tulang
hidung, tulang belakang dan leher yang tidak stabil, cedera esophagus sehingga
terjadi nekrotik, cedera atau fraktur tengkorak bagian basal, perlu rujukan ke ahli
THT untuk pemasangan dengan bantuan endoscopi, atau perlu pemasanga
gostrostomi tube melalui tehnik pembedahan (Cincinnati Children’s Hospital
Center, NGT placement & ferifikasi, 2009)
Persiapan Alat
Alat yang perlu dipersiapkan dalam pemasanganNGT adalah: wadah yang dilapisi
pengalas berisi
a. Sepasang sarung tangan atau handscoen disposibel steril.
b. NGT / magslang / sonde lambung sesuai ukuran yang dibutuhkan.
c. Sudip lidah / spatel lidah.
d. Disposible syiring ukuran 5 ml atau 10 ml.
e. Xillocain Jeli.
f. Senter/ pen ligh.
g. Plester untuk penanda dan untuk fiksasi NGT.
h. Stetoskop.
i. Handuk kecil / serbet / pengalas dada klien.
j. Tisu / selstop.
k. Bengkok.
l. Gelas berisi air minum dan sedotan
Persiapan Klien
1. Pemberitahuan kepada pasien, bahwa tindakan pemasangan akan dimulai.
2. Atur posisi pasien fowler atau semi fowler dengan posisi wajah menghadap
kedepan.
3. Pastikan klien dalam posisi aman dan nyaman.
4. Klien sadar dan kooperatif, dapat diajarkan untuk menelan atau sambil minum saat
NGT melampaui nasofaring, tehnik ini untuk memudahkan NGT terus masuk ke
dalam lambung
Proses Pemasangan
Bilapasien kooperatif sesuai usia.
1. Intruksikan pada klien tentang hal-hal yang haru dilakukan saat proses
pemasangan NGT.
2. Persiapan lingkungan dapat ditempuh antara lain dengan menciptakan lingkungan
yang nyaman dan tenang, berikan kesempatan pasien dan orang tua untuk berdoa.
3. Alat - alat didekatkan disamping tepat tidur klien.
4. Perawat mencuci tangan dan memasang APD ( Alat Pelindung Diri)
Proses Pemasangan NGT
1. Mengucapkan salam, memperkenalkan diri, memastikan identitas pasien,
menjelaskan dan meminta persetujuan tindakan yang akan dilakukan.
2. Mencuci tangan dan menggunakan sarung tangan.
3. Meminta pasien duduk atau berbaring terlentang.
4. Memeriksa lubang hidung yang akan digunakan untuk insersi.
5. Mempersiapkan pipa nasogastrik.
6. Mengukur panjang pipa yang akan digunakan dengan cara mengukur panjang dari
tengah telinga ke puncak hidung lalu diteruskan ke titik antara processus
xiphoideus dan umbilicus lalu tandai dengan melihat skala pada pipa.
7. Mengoleskan lubrikan pada ujung pipa sepanjang 15 cm pertama untuk
melicinkan.
8. Memasukkan ujung pipa melalui lubang hidung sambil meminta pasien untuk
melakukan gerakan menelan sampai mencapai batas yang ditandai.
9. Menguji letak NGT apakah sudah sampai lambung dengan menggunakan metode
Whoosh tes :
a. Memasang membran stetoskop setinggi epigastrium kiri.
b. Melakukan aspirasi udara dengan spoit 10 cc.
c. Memasang spoit 10 cc yang telah berisi udara ke NGT.
d. Menyemprotkan udara yang berada di dalam spoit dengan cepat sambil
mendengarkan ada tidaknya suara “whoosh” pada stetoskop. Jika terdengar
suara “whoosh” maka NGT telah masuk ke dalam lambung. Jika tidak
terdengar maka selang NGT dimasukkan/dikeluarkan beberapa cm. Kemudian
dilakukan pengulangan metode “whoosh” hingga terdengar suara pada
stetoskop.
10. Bila ujung pipa tidak berada di lambung segera tarik pipa, dan coba memasangnya
lagi.
11. Bila penderita mengalami sianosis atau masalah respirasi segera tarik pipa.
12. Bila pipa telah ditempatkan dengan tepat, fiksasi pipa menggunakan plester pada
muka dan hidung, hati-hati jangan menyumbat lubang hidung pasien.
13. Mengalirkan ke dalam kantong penampung yang disediakan atau menutup ujung
pipa bila tidak segera digunakan dengan cara melipat ujung pipa nasogastrik. Bila
digunakan untuk memasukkan makanan, dihubungkan dengan spuit.
14. Memberikan edukasi mengenai perawatan pipa nasogastrik dan rencana
penggantian pipa nasogastrik.
15. Merapikan alat dan membuang bahan medis habis pakai ke tempat sampah medis.
16. Membuka sarung tangan, lalu mencuci tangan
17. Dokumentasikan tindakan pada catatan perawatan pasien
Hal-hal yang harus di perhatikan
1. Mempartahankan kenyamanan dan keamanan klien.
2. Mengkaji adanya inflamasi dan eksoriasi pada lubang hidung dan mukosa.
3. Mengganti plester yang digunakan untuk menempelkan slang setiap hari untuk
mengurangi iritasi pada wajah.
4. Melakukan perawatan mulut untuk meminimalkan menghindari iritasi mukosa
mulut dan mengurangi flora mulut yang merugikan.
5. Penggantian NGT biasanya dilakukan 7-14 hari untuk NGT yang terbuat dari
Polyvinyl choride ( PVC), atau polyurethane (PUR) yang sering disebut bahan
dasar xylicone dapat bertahan hingga 6 minggu.
6. Lakukan pengecekan batas yang dipasang pada NGT setiap saat, sebelum
memberikan minum atau obat melalui NGT, bila batas bergeser atau bahkan NGT
tertarik keluar hal ini biasanya terjadi pada pasien anak, segera lepaskan NGT dan
lakukan pemasangan ulang.
7. Lakukan pembilasan NGT dengan air putih setiap saat bila selesai memasukkan
minuman atau obat serta lakukan pembilasan dengan NaCl 0,9 %, bila NGT untuk
lavase untuk mencegah NGT tersumbat oleh aspirat lambung seperti darah.
DAFTAR PUSTAKA
Dwi Kresnawati.Bagian/Smf Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Rumah Sakit
Umum Pusat Sanglah Denpasar. Di akses pada https://ojs.unud.id
Kusnanto,Ira Suarilah,Candra Panji A. Andri Setiya W.2016.Buku Standar Prosedur
Operasional (Spo)Keperawatan Dasar 2016. Diakses pada https://ners.unair.ac.id
Pkrs Rs Azra Bogor.Perawatan Selang Ngt (Nasogastric Tube).diakses pada
http://www.rsazra.co.id/
SKILL LAB IDK 1, KASUS 3 PSIK FIKES UMM.Prosedur Pemasangan NGT. Di akses
pada https://s1-keperawatan.umm.ac.id
Sunarsih Rahayu.2016.Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan. Praktik Dasar KDM 2.Jakarta
Selatan. Diakses pada https://bppsdmk.kemkes.go.id
Triyanta Yuli Pramana.2019.Buku Pedoman Praktik Keterampilan Klinis Pemasangan
NGT.Diakses pada https://sklillslab.fk.uns.ac.id
Windiastuti,Nana Rohana.Hubungan Penggunaan Nasogatric Tube Dengan Terjadinya
Pneumonia Di Icu Rsud. Dr. Adhyatma, Mph Semarang.Ners Stikes Widya Husada
Semarang. Di akses pada https://stikeswh.ac.id

Anda mungkin juga menyukai