Anda di halaman 1dari 42

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Nutrisi adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan
fungsinya, yaitu energi, membangun dan memelihara jaringan, serta mengatur
proses-proses kehidupan (Soenarjo, 2000).

Menurut Rock CL (2004), nutrisi adalah proses dimana tubuh manusia


menggunakan makanan untuk membentuk energi, mempertahankan kesehatan,
pertumbuhan dan untuk berlangsungnya fungsi normal setiap organ baik
antara asupan nutrisi dengan kebutuhan nutrisi.

Makanan dapat masuk melalui oral (mulut) dan juga NGT (Nasogastric
Tube).

Nasogastric Tubes (NGT) sering digunakan untuk menghisap isi


lambung, juga digunakan untuk memasukan obat-obatan dan makananan.
NGT ini digunakan hanya dalam waktu yang singkat. (Metheny & Titler,
2001).

Untuk memenuhi kebutuhan pasien, pengetahuan dan kemampuan


perawat dalam memasukan dan melakukan perawatan NGT adalah sangat
dibutuhkan.
Bagi anak-anak,kebutuhan akan NGT disebabkan oleh beberapa
kondisi seperti anomali anatomi jalan makanan; oesophagus atau alat
eliminasi, kelemahan reflek menelan, distress pernafasan atau tidak sadarkan
diri. Keselamatan adalah selalu menjadi perhatian,dimana kerjasama perawat
pasien dan keluarga sangat dibutuhkan dan pada sebagian anak terkadang agak
sedikit dipaksakan.
Sebagai perawat profesional,harus berhati-hati dalam melaksanakan
tindakan serta memperhatikan keunikan variasi di dalam melaksanakan
tindakan secara aman dan nyaman. (WALLEY & WONG, 2000).

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan NGT ?
2. Apa tujuan dan manfaat dari NGT ?
3. Apasajakah dokumentasi yang dilengkapi ?
4. Apakah komplikasi yanag dapat terjadi ?
5. Apakah macam-macam tindakan NGT ?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui definisi NGT ?
2. Untuk mengetahui tujuan dan manfaat dari NGT ?
3. Untuk mengetahui dokumentasi yang dilengkapi ?
4. Untuk mengetahui komplikasi yanag dapat terjadi ?
5. Untuk mengetahui macam-macam tindakan NGT ?

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. LANDASAN TEORI
Nasogastric Tubes (NGT) sering digunakan untuk menghisap isi lambung,

juga digunakan untuk memasukan obat-obatan dan makananan. NGT ini

digunakan hanya dalam waktu yang singkat. (Metheny & Titler, 2001).

Tindakan pemasangan Selang Nasogastrik adalah proses medis yaitu

memasukkan sebuah selang plastik ( selang nasogastrik, NG tube) melalui hidung,

melewatI tenggorokan dan terus sampai ke dalam lambung.

(http://en.wikipedia.org/wiki/Nasogastric_intubation)

Nasogastrik: Menunjuk kepada jalan dari hidung sampai ke lambung.

Selang Nasogastrik adalah suatu selang yang dimasukkan melalui hidung

( melewati nasopharynx dan esophagus ) menuju ke lambung.

Singkatan untuk Nasogastrik adalah NG. Selangnya disebut selang Nasogastrik.

"Nasogastric" terdiri dari dua kata, dari bahasa Latin dan dari bahasa

Yunani, Naso adalah suatu kata yang berhubungan dengan hidung dan berasal dari

Latin nasus untuk hidung atau moncong hidung.

Gastik berasal dari bahasa Yunani gaster yang artinya the paunch ( perut gendut)

atau yang berhubungan dengan perut. Istilah nasogastric bukanlah istilah kuno

melainkan sudah disebut pada tahun 1942.

(http://www.medterms.com/script/main/art.asp?articlekey=9348)

1. DEFINISI NGT

Selang Nasogastrik atau NG tube adalah suatu selang yang dimasukkan

melalui hidung sampai ke lambung. Sering digunakan untuk memberikan nutrisi

dan obat-obatan kepada seseorang yang tidak mampu untuk mengkonsumsi

makanan, cairan, dan obat-obatan secara oral. Juga dapat digunakan untuk
mengeluarkan isi dari lambung dengan cara disedot.

(http://dying.about.com/od/glossary/g/NG_tube.htm )

2. TUJUAN DAN MANFAAT TINDAKAN

Naso Gastric Tube digunakan untuk:

1. Mengeluarkan isi perut dengan cara menghisap apa yang ada dalam lambung

(cairan,udara,darah,racun).

2. Untuk memasukan cairan( memenuhi kebutuhan cairan atau nutrisi).

3. Untuk membantu memudahkan diagnosa klinik melalui analisa subtansi isi

lambung.

4. Persiapan sebelum operasi dengan general anaesthesia.

5. Menghisap dan mengalirkan untuk pasien yang sedang melaksanakan operasi

pneumonectomy untuk mencegah muntah dan kemungkinan aspirasi isi lambung

sewaktu recovery (pemulihan dari general anaesthesia).

Nutrisi Enteral

Nutrisi Enteral merupakan pemberian nutrient melalui saluran cerna

dengan menggunakan sonde (tube feeding).

Nutrisi enteral direkomendasikan bagi pasien-pasien yang tidak dapat

memenuhi kebutuhan nutrisinya secara volunter melalui asupan oral.

Pemberian nutrisi enteral dini (yang dimulai dalam 12 jam sampai 48 jam

setelah pasien masuk ke dalam perawatan intensif [ICU]) lebih baik dibandingkan

pemberian nutrisi parenteral.

Manfaat dari pemberian nutrisi enteral antara lain:

Mempertahankan fungsi pertahanan dari usus.


Mempertahankan integritas mukosa saluran cerna.

Mempertahankan fungsi-fungsi imunologik mukosa saluran cerna.

Mengurangi proses katabolic.

Menurunkan resiko komplikasi infeksi secara bermakna.

Mempercepat penyembuhan luka.

Lebih murah dibandingkan nutrisi parenteral.

Lama perawatan di rumah sakit menjadi lebih pendek dibandingkan dengan

Nutrisi Parenteral.

Pasien-pasien yang dapat diberikan nutrisi enteral adalah mereka yang tidak bisa

makan, tidak dapat makan, dan tidak cukup makan. (ASPEN, 1998)

Bila usus bekerja, gunakanlah. Kalimat yang sudah sering diucapkan

berulang-ulang kali itu, merupakan panduan untuk pemberian dukungan nutrisi.

Biasanya, adanya bunyi usus dan flatus merupakan indikator bahwa

saluran cerna berfungsi, khususnya pada pasien-pasien paska pembedahan.

Namun, penelitian menunjukkan bahwa motilitas saluran cerna yang menurun

pada periode paska operasi ini, hanya mempengaruhi lambung dan usus besar

(kolon), dan tidak mempengaruhi fungsi usus halus.

Berkurangnya ataupun hilangnya bunyi usus tidak perlu sampai

menghambat pemberian nutrisi enteral (Lewis et al 2001).Sebaliknya, adanya

bunyi usus juga tidak menjamin bahwa pemberian nutrisi enteral bisa sukses,

misalnya pada pasien-pasien dengan Intractable diarrhea.

3. DOKUMENTASI

Catat hal-hal berikut pada lembar dokumentasi:


1. Tanggal dan waktu insersi selang.

2. Wakt dan jumlah drainase.

3. Ukuran dan tipe selang.

4. Toleransi klien terhadap prosedur.

4. KOMPLIKASI YANG DISEBABKAN OLEH NGT

a. Komplikasi mekanis

Sondenya tersumbat.

Dislokasi dari sonde, misalnya karena ketidaksempurnaan melekatkatnya sonde

dengan plester di sayap hidung.

b. Komplikasi pulmonal: misalnya aspirasi.

Dikarenakan pemberian NGT feeding yang terlalu cepat

c. Komplikasi yang disebabkan oleh tidak sempurnanya kedudukan sonde

Yang mempunyai jerat.

Yang menyerpai simpul.

Apabila sonde terus meluncur ke duodenum atau jejunum.

Hal ini dapat langsung menyebabkan diare.

d. Komplikasi yang disebabkan oleh zat nutrisi

B. PENKAJIAN

Pengkajian pada pasien yang akan dilakukan pemasangan NGT meliputi:

1. Biodata klien: Nama, jenis kelamin, usia, pekerjaan,tingkat pendidikan, Diagnosa

medis,Tanggal admission.

2. Riwayat kesehatan: Riwayat Masa lalu klien, Riwayat kesehatan keluarga dan

Riwayat kesehatan klien saat ini.


3. Kondisi kesehatan saat ini.

Pemeriksaan fisik:

Kesadaran umum: Allert/letargic, (regular/irregular),Pulse rate,Blood pressure.

Tanda-tanda Vital: Respiration(regular/irregular),Respiration rate,Pulse

rate,Blood pressure.

Head to too; Apakah terdapat trauma di bagian kepala; nasophageal trauma,skull

fracture,maxilo fracture,cervical fracture,disphagia,atresia oesophagus,naso-oro-

pharyngeal burn.apakah terdapat paresthesia, hemipharesis,Apakah terdapat alat

bantu pernafasan;pemasangan mask oksigen,nasal canula,endotracheal

tube,guedel/mayo,ventilator,distensi abnominal,

muntah(cairan,darah;warna,konsistensi).

Data Penunjang:

Oxygen saturation

Chest X-Ray

NGT on Chest-X Ray dan Upper Abdominal X Ray sesudah insertion untuk

memastikan posisi NGT di lambung.

Laboratorium: sample darah lengkap,urine,stool.

PENGKAJIAN SECARA UMUM

Pengkajian harus berfokus pada:

Instruksi dokter tentang tipe slang dan penggunaan slang.

Ukuran slang yang digunakan sebelumnya, jika ada.

Riwayat masalah sinus atau nasal.


Distensi abdomen, nyeri atau mual.

Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan yang sering muncul pada pasien dengan pemasangan NGT

adalah sebagai berikut :

Gangguan pemenuhan nutrisi : kurang dari kebutuhan.

Gangguan Rasa Nyaman : mual muntah.

Kurang pengetahuan.

C. PERENCANAAN SECARA UMUM

Perencanaan untuk pemasangan NGT sesuai dengan tujuan dan manfaat tindakan

dan indikasi kontraindikasi. Perencanaan keperawatan yang bertujuan untuk

menghindari beberapa komplikasi :

1. Komplikasi mekanis

a) Agar sonde tidak tersumbat perawat atau pasien harus teratur membersihkan

sonde dengan menyemprotkan air atau teh sedikitnya tiap 24 jam, bila aliran

nutrisi enteral sementara terhenti, sonde harus dibersihkan setiap 30 menit dengan

menyemprotkan air atau teh.

b) Agar sonde tidak mengalami dislokasi sonde harus dilekatkan dengan sempurna

di sayap hidung dengan plester yang baik tanpa menimbulkan rasa sakit, posisi

kepala pasien harus lebih tinggi dari alas tempat tidur (+ 30).

2. Komplikasi pulmonal: aspirasi.

a) Kecepatan aliran nutrisi enteral tidak boleh terlalu tinggi.


b) Letak sonde mulai hidung sampai ke lambung harus sempurna.

Untuk mengontrol letak sonde tepat di lambung, kita menggunakan stetoskop

guna auskultasi lambung sambil menyemprot udara melalui sonde.

3. Komplikasi yang disebabkan oleh tidak sempurnanya kedudukan sonde.

a) Sebelum sonde dimasukkan, harus diukur dahulu secara individual (pada setiap

pasien) panjangnya sonde yang diperlukan, dari permukaan lubang hidung sampai

keujung distal sternum.

b) Sonde harus diberi tanda setinggi permukaan lubang hidung.

c) Sonde harus dilekatkan dengan sempurna di sayap hidung dengan plester yang

baik tanpa menimbulkan rasa sakit.

d) Perawat dan pasien harus setiap kali mengontrol letaknya tanda di sonde, apakah

masih tetap tidak berubah (tergeser).

4. Komplikasi yang disebabkan oleh yang zat nutrisi antara lain :

a) Komplikasi yang terjadi di usus :

Diare

Perut terasa penuh

Rasa mual, terutama pada masa permulaan pemberian nutrisi enteral

b) Komplikasi metabolik hiperglikemia

Perencanaan keperawatanya dari komplikasi yang terjadi di usus

Pemberian nutrisi enteral harus dilakukan secara bertahap.

Tahap pembangunan; dengan mempergunakan mesin pompa

Hari 1 : kecepatan aliran 20 ml/jam = 480 ml/hari

Hari 2 : kecepatan aliran 40 ml/jam = 960 ml/hari


Hari 3 : kecepatan aliran 60 ml/jam = 1440 ml/hari

Hari 4 : kecepatan aliran 80 ml/jam = 1920 ml/hari

Hari 5 : kecepatan aliran 100 ml/jam = 2400 ml/hari = 2400 kcal/hari

Kekurangan kebutuhan cairan dalam tubuh pada hari pertama sampai dengan hari

keempat harus ditambahkan dalam bentuk air, teh atau dengan sistem infus

(parenteral).

Selanjutnya ada dua kemungkinan:

Kemungkinan I

Nutrisi enteral konsep 24 jam:

Kecepatan aliran nutrisi enteral tetap 100 ml/jam = 2400 ml/hari =

2400 kcal/hari.

Kemungkinan II

Hari 6: kecepatan aliran 120 ml/jam (selama 20 jam/hari)

Hari 7: kecepatan aliran 140 ml/jam (selama 17 jam/hari)

Hari 8: kecepatan aliran 160 ml/jam (selama 15 jam/hari)

Hari 9: kecepatan aliran 180 ml/jam (selama 13 jam/hari)

Hari 10: kecepatan aliran 200 ml/jam (selama 12 jam/hari)

Nutrisi enteral konsep 12 jam

Kecepatan aliran nutrisi enteral tetap 200 ml/jam = 2400ml/hari =

2400 kcal/hari

Maksud konsep 12 jam ini agar pasien hanya terikat oleh pemberian nutrisi enteral

selama 12 jam sehari. Misalnya,hanya antara jam 19 sampai jam 7 pagi sambil
tidur. Apabila timbul rasa mual atau diare, pada waktu tahap pembangunan

dianjurkan supaya kecepatan aliran nutrisi enteral diturunkan 40 ml/jam.

Contoh :

26 Cermin Dunia Kedokteran No. 42, 1987

Pada kecepatan 100 ml/jam, pasien merasa mual dan mendapat diare.

Dianjurkan:

- kecepatan diturunkan sampai 60 ml/jam

- ditunggu 24 sampai 48 jam sehingga rasa mual dan diare hilang

- setelah rasa mual dan diare hilang, kecepatan boleh dinaikkan lagi menjadi 80

ml/jam

- tunggu lagi 48 jam

- bila tak ada keluhan, kecepatan boleh dinaikkan lagi menjadi 120 ml/jam, dan

seterusnya.

Tiap kali timbul rasa mual atau diare, kecepatan aliran nutrisi langsung dikurangi

40 ml/jam dan perlahan-lahan setelah rasa mual dan diare hilang, kecepatan

dinaikkan lagi.

Perencanaan keperawatan dari komplikasi metabolik

- Periksa kadar gula dalam darah selama nutrisi enteral.

- Bila terjadi hiperglikemia, terutama pada pasien-pasien yang menderita diabetes

melitus, harus dilakukan terapi dengan insulin.

D. INDIKASI DAN KONTRAINDIKASI

1) Indikasi

Pasien dengan distensi abdomen karena gas,darah dan cairan.


Keracunan makanan minuman.

Pasien yang membutuhkan nutrisi melalui NGT.

Pasien yang memerlukan NGT untuk diagnosa atau analisa isi lambung.

2) Kontraindikasi

Nasogastric tube tidak dianjurkan atau digunakan dengan berlebihan kepada

beberapa pasien predisposisi yang bisa mengakibatkan bahaya sewaktu memasang

NGT, seperti:

Klien dengan sustained head trauma, maxillofacial injury, atau anterior fossa skull

fracture. Memasukan NGT begitu saja melalui hidung maka potensial akan

melewati criboform plate, ini akan menimbulkan penetrasi intracranial.

Klien dengan riwayat esophageal stricture, esophageal varices, alkali ingestion

juga beresiko untuk esophageal penetration.

Klien dengan Koma juga potensial vomiting dan aspirasi sewaktu memasukan

NGT, pada tindakan ini diperlukan tindakan proteksi seperti airway dipasang

terlebih dahulu sebelum NGT.

Pasien dengan gastric bypass surgery yang mana pasien ini mempunyai kantong

lambung yang kecil untuk membatasi asupan makanan konstruksi bypass adalah

dari kantong lambung yang kecil ke duodenum dan bagian bagain usus kecil yang

menyebabkan malabsorpsi(mengurangi kemampuan untuk menyerap kalori dan

nutrisi.
BAB III
PEMBAHASAN

A. IMPLEMENTASI PEMASANGAN NGT

Insersi slang nasogastrik meliputi pemasangan slang plastik lunak melalui

nasofaring klien ke dalam lambung. Slang mempunyai lumen berongga yang

memungkinkan baik pembuangan sekret gastrik dan pemasukan cairan ke dalam

lambung.

Pelaksana harus seorang professional kesehatan yang berkompeten dalam

prosedur dan praktek dalam pekerjaannya. Pengetahuan dan ketrampilan

dibutuhkan untuk melakukan procedure dengan aman adalah :

1) Anatomi dan fisiologi saluran gastro-intestinal bagian atas dan system pernafasan.

2) Kehati-hatian dalam procedure pemasangan dan kebijaksanaan penatalaksanaan

NGT. Pengetahuan mendalam pada pasien ( misalnya : perubahan anatomi dan

fisiologi yang dapat mambuat sulitnya pemasangan NGT tersebut.

Kegunaan :

Memungkinkan dukungan nutrisi melalui saluran gastrointestinal

Memungkinkan evakuasi isi lambung

Mencegah regurgitasi dan aspirasi isi lambung

Perhatian :
Riwayat masalah sinus atau nasal ( infeksi, sumbatan, polip dll )

Kesadaran dan riwayat MCI

Refleks Vagal

Perdarahan karena prosedur yang agresif

Selang NGT masuk ke Trakea

Diharapkan pasien telah menerima penjelasan yang cukup tentang

prosedur dan tujuan tindakan.

Pasien yang telah mengetahui dengan jelas segala sesuatu tentang tindakan

yang akan dilakukan pasien atau keluarga diharuskan menandatangani

informed consent.

Persiapan Alat :

1. Slang nasogastrik sesuai ukuran (ukuran 14-18 fr)

2. Pelumas/ jelly

3. Spuit berujung kateter 50 ml

4. Stetoskop

5. Lampu senter/ pen light


6. Klem

7. Handuk kecil

8. Tissue

9. Spatel lidah

10. Sarung tangan dispossible

11. Plester

12. Nierbekken

13. Bak instrumen

PELAKSANAAN

1. Cuci tangan dan atur peralatan.

2. Jelaskan prosedur pada pasien.

3. Bantu pasien untuk posisi Fowler.

4. Berdirilah disisi kanan tempat tidur pasien bila anda bertangan dominan

kanan(atau sisi kiri bila anda bertangan dominan kiri).

5. Periksa dan perbaiki kepatenan nasal. Minta pasien untuk bernafas melalui

satu lubang hidung saat lubang yang lain tersumbat, ulangi pada lubang
hidung yang lain, Bersihkan mukus dan sekresi dari hidung dengan tissue

lembab atau lidi kapas. Periksa adakah infeksi dan lain-lain.

6. Tempatkan handuk mandi diatas dada pasien.

7. Persiapkan tissue dalam jangkauan.

8. Gunakan sarung tangan.

9. Tentukan panjang slang yang akan dimasukkan dan ditandai dengan

plester.

Ukur jarak dari lubang hidung ke daun telinga, dengan menempatkan

ujung melingkar slang pada daun telinga; Lanjutkan pengukuran dari daun

telinga ke tonjolan sternum; tandai lokasi di tonjolan sternum dengan

plester kecil.

10. Minta pasien menengadahkan kepala, masukkan selang ke dalam lubang

hidung yang paling bersih.

11. Pada saat anda memasukkan slang lebih dalam ke hidung, minta pasien

menahan kepala dan leher lurus dan membuka mulut.

12. Ketika slang terlihat dan pasien bisa merasakan slang dalam faring,

instruksikan pasien untuk menekuk kepala ke depan dan menelan.

13. Masukkan slang lebih dalam ke esofagus dengan memberikan tekanan

lembut tanpa memaksa saat pasien menelan (jika pasien batuk atau slang
menggulung di tenggorokan, tarik slang ke faring dan ulangi langkah-

langkahnya), diantara upaya tersebut dorong pasien untuk bernafas dalam.

14. Ketika tanda plester pada selang mencapai jalan masuk ke lubang hidung,

hentikan insersi selang dan periksa penempatannya:minta pasien membuka

mulut untuk melihat slang, Aspirasi dengan spuit dan pantau drainase

lambung, tarik udara ke dalam spuit sebanyak 10-20 ml masukkan ke

selang dan dorong udara sambil mendengarkan lambung dengan stetoskop

jika terdengar gemuruh, fiksasi slang.

15. Untuk mengamankan slang: gunting bagian tengah plester sepanjang 2

inchi, sisakan 1 inci tetap utuh, tempelkan 1 inchi plester pada lubang

hidung, lilitkan salah satu ujung, kemudian yang lain, satu sisi plester

lilitan mengitari slang.

16. Plesterkan slang secara melengkung ke satu sisi wajah pasien. Pita karet dapat

Digunakan untuk memfiksasi slang.

Catatan :
Posisi Fowler : Pasien duduk setengah tegak (45 60 derajat ) , lutut boleh

ditekuk atau lurus. Ada 3 jenis posisi fowler :

High Fowler : Kepala pasien diangkat 80 90 derajat


Semi Fowler : Kepala pasien diangkat 30 45 derajat
Low Fowler : Kepala pasien diangkat < 30 derajat
BAB IV
EVALUASI

Setelah melakukan proses keperawatan baik dari hasil pengkajian diagnosa

perencananaan pemasangan NGT perlu dikaji hasil yang diharapkan sudah

tercapai atau belum. Pengkajian yang terus menerus terhaap kriteria hasil yang

diharapkan sehingga tercapai tindakan keperawatan yang berkualitas.

1. Tidak terjadi komplikasi aspirasi, nasal irritation, sinusitis, epistaxis, rhinorrhea,

skin erosion or esophagotracheal fistula sebagai dampak dari pemasangan NGT.


2. Tingkat pengetahuan pasien dan keluarga akan bertambah, bisa diajak

berkerjasama dalam melaksanakan asuhan keperawatan secara utuh baik

pengkajian, menentukan masalah, perencanaan, pelaksanaan juga evaluasi.

3. Kebutuhan pasien terpenuhi secara adekuat baik berupa kebutuhan nutrisi

maupun cairan.

BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Selang Nasogastrik atau NG tube adalah suatu selang yang dimasukkan melalui

hidung sampai ke lambung. Sering digunakan untuk memberikan nutrisi dan obat-

obatan kepada seseorang yang tidak mampu untuk mengkonsumsi makanan,

cairan, dan obat-obatan secara oral. Juga dapat digunakan untuk mengeluarkan isi

dari lambung dengan cara disedot.

(http://dying.about.com/od/glossary/g/NG_tube.htm )
2. Naso Gastric Tube digunakan untuk:

a) Mengeluarkan isi perut dengan cara meghisap apa yang ada dalam lambung

(cairan, udara, darah, racun).

b) Untuk memasukan cairan (memenuhi kebutuhan cairan atau nutrisi).

c) Untuk membantu memudahkan diagnosa klinik melalui analisa substansi isi

lambung.

d) Persiapan sebelum operasi engan general anaesthesia.

e) Menghisap dan mengalirkan untuk pasien yang sedang melaksanakan operasi

pneumonectomy untuk mencegah muntah dan kemungkinan aspirasi isi lambung

sewaktu recovery (pemulihan dari general anaesthesia).

3. Manfaat dari pemasangan NGT :

Mempertahankan fungsi pertahanan dari usus.

Mempertahankan integritas mukosa saluran cerna.

Mempertahankan fungsi-fungsi imunologik mukosa saluran cerna.

Mengurangi proses katabolic.

Menurunkan resiko komplikasi infeksi secara bermakna.

Mempercepat penyembuhan luka.

Lebih murah dibandingkan nutrisi parenteral.

Lama perawatan di rumah sakit menjadi lebih pendek dibandingkan

dengan Nutrisi Parenteral.

Pasien-pasien yang dapat diberikan nutrisi enteral adalah mereka yang

tidak bisa makan, tidak dapat makan, dan tidak cukup makan.

(ASPEN, 1998)
DAFTAR PUSTAKA

ADA Pocket Guide to Enteral Nutrition. American Dietetic Association, 2006.

http://en.wikipedia.org/wiki/Nasogastric_intubation.

http://e-learning-keperawatan.blogspot.com/2009/01/tindakan-pemasangan-

nasogastric-tube.html.

http://bedahumum.com/bu/index.php?option=com_content&view=article&id=26

:pemasangan-nasogastric-tube-ngt&catid=3:artikel&Itemid=5.

Source : http://athearobiansyah.blogspot.com/2008/06/pemasangan-slang-

nasogastrik-ngt.htm
Makalah Pemasangan Nasogatric

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Nasogastric Tubes (NGT) sering digunakan untuk menghisap isi lambung,

juga digunakan untuk memasukan obat-obatan dan makananan. NGT ini

digunakan hanya dalam waktu yang singkat. (Metheny & Titler, 2001).

Untuk memenuhi kebutuhan pasien, pengetahuan dan kemampuan perawat

dalam memasukan dan melakukan perawatan NGT adalah sangat dibutuhkan.

Bagi anak-anak,kebutuhan akan NGT disebabkan oleh beberapa kondisi

seperti anomali anatomi jalan makanan; oesophagus atau alat eliminasi,

kelemahan reflek menelan, distress pernafasan atau tidak sadarkan diri.

Keselamatan adalah selalu menjadi perhatian,dimana kerjasama perawat pasien

dan keluarga sangat dibutuhkan dan pada sebagian anak terkadang agak sedikit

dipaksakan.

Sebagai perawat profesional,harus berhati-hati dalam melaksanakan

tindakan serta memperhatikan keunikan variasi di dalam melaksanakan tindakan

secara aman dan nyaman. (WALLEY & WONG, 2000).

B. RUMUSAN MASALAH

Apa yang dimaksud dengan NGT ?

Apa tujuan dan manfaat dari pemasangan NGT ?

Bagaimana tindakan pemasangan dari NGT ?


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. LANDASAN TEORI

Nasogastric Tubes (NGT) sering digunakan untuk menghisap isi lambung,

juga digunakan untuk memasukan obat-obatan dan makananan. NGT ini

digunakan hanya dalam waktu yang singkat. (Metheny & Titler, 2001).

Tindakan pemasangan Selang Nasogastrik adalah proses medis yaitu

memasukkan sebuah selang plastik ( selang nasogastrik, NG tube) melalui hidung,

melewatI tenggorokan dan terus sampai ke dalam lambung.

(http://en.wikipedia.org/wiki/Nasogastric_intubation)

Nasogastrik: Menunjuk kepada jalan dari hidung sampai ke lambung.

Selang Nasogastrik adalah suatu selang yang dimasukkan melalui hidung

( melewati nasopharynx dan esophagus ) menuju ke lambung.

Singkatan untuk Nasogastrik adalah NG. Selangnya disebut selang Nasogastrik.

"Nasogastric" terdiri dari dua kata, dari bahasa Latin dan dari bahasa

Yunani, Naso adalah suatu kata yang berhubungan dengan hidung dan berasal dari

Latin nasus untuk hidung atau moncong hidung.

Gastik berasal dari bahasa Yunani gaster yang artinya the paunch ( perut gendut)

atau yang berhubungan dengan perut. Istilah nasogastric bukanlah istilah kuno

melainkan sudah disebut pada tahun 1942.


(http://www.medterms.com/script/main/art.asp?articlekey=9348)

1. DEFINISI NGT

Selang Nasogastrik atau NG tube adalah suatu selang yang dimasukkan

melalui hidung sampai ke lambung. Sering digunakan untuk memberikan nutrisi

dan obat-obatan kepada seseorang yang tidak mampu untuk mengkonsumsi

makanan, cairan, dan obat-obatan secara oral. Juga dapat digunakan untuk

mengeluarkan isi dari lambung dengan cara disedot.

(http://dying.about.com/od/glossary/g/NG_tube.htm )

2. TUJUAN DAN MANFAAT TINDAKAN

Naso Gastric Tube digunakan untuk:

1. Mengeluarkan isi perut dengan cara menghisap apa yang ada dalam lambung

(cairan,udara,darah,racun).

2. Untuk memasukan cairan( memenuhi kebutuhan cairan atau nutrisi).

3. Untuk membantu memudahkan diagnosa klinik melalui analisa subtansi isi

lambung.

4. Persiapan sebelum operasi dengan general anaesthesia.

5. Menghisap dan mengalirkan untuk pasien yang sedang melaksanakan operasi

pneumonectomy untuk mencegah muntah dan kemungkinan aspirasi isi lambung

sewaktu recovery (pemulihan dari general anaesthesia).

Nutrisi Enteral

Nutrisi Enteral merupakan pemberian nutrient melalui saluran cerna

dengan menggunakan sonde (tube feeding).


Nutrisi enteral direkomendasikan bagi pasien-pasien yang tidak dapat

memenuhi kebutuhan nutrisinya secara volunter melalui asupan oral.

Pemberian nutrisi enteral dini (yang dimulai dalam 12 jam sampai 48 jam

setelah pasien masuk ke dalam perawatan intensif [ICU]) lebih baik dibandingkan

pemberian nutrisi parenteral.

Manfaat dari pemberian nutrisi enteral antara lain:

Mempertahankan fungsi pertahanan dari usus.

Mempertahankan integritas mukosa saluran cerna.

Mempertahankan fungsi-fungsi imunologik mukosa saluran cerna.

Mengurangi proses katabolic.

Menurunkan resiko komplikasi infeksi secara bermakna.

Mempercepat penyembuhan luka.

Lebih murah dibandingkan nutrisi parenteral.

Lama perawatan di rumah sakit menjadi lebih pendek dibandingkan dengan

Nutrisi Parenteral.

Pasien-pasien yang dapat diberikan nutrisi enteral adalah mereka yang tidak bisa

makan, tidak dapat makan, dan tidak cukup makan. (ASPEN, 1998)

Bila usus bekerja, gunakanlah. Kalimat yang sudah sering diucapkan

berulang-ulang kali itu, merupakan panduan untuk pemberian dukungan nutrisi.

Biasanya, adanya bunyi usus dan flatus merupakan indikator bahwa

saluran cerna berfungsi, khususnya pada pasien-pasien paska pembedahan.

Namun, penelitian menunjukkan bahwa motilitas saluran cerna yang menurun


pada periode paska operasi ini, hanya mempengaruhi lambung dan usus besar

(kolon), dan tidak mempengaruhi fungsi usus halus.

Berkurangnya ataupun hilangnya bunyi usus tidak perlu sampai

menghambat pemberian nutrisi enteral (Lewis et al 2001).Sebaliknya, adanya

bunyi usus juga tidak menjamin bahwa pemberian nutrisi enteral bisa sukses,

misalnya pada pasien-pasien dengan Intractable diarrhea.

3. DOKUMENTASI

Catat hal-hal berikut pada lembar dokumentasi:

1. Tanggal dan waktu insersi selang.

2. Wakt dan jumlah drainase.

3. Ukuran dan tipe selang.

4. Toleransi klien terhadap prosedur.

4. KOMPLIKASI YANG DISEBABKAN OLEH NGT

a. Komplikasi mekanis

Sondenya tersumbat.

Dislokasi dari sonde, misalnya karena ketidaksempurnaan melekatkatnya sonde

dengan plester di sayap hidung.

b. Komplikasi pulmonal: misalnya aspirasi.

Dikarenakan pemberian NGT feeding yang terlalu cepat

c. Komplikasi yang disebabkan oleh tidak sempurnanya kedudukan sonde

Yang mempunyai jerat.

Yang menyerpai simpul.


Apabila sonde terus meluncur ke duodenum atau jejunum.

Hal ini dapat langsung menyebabkan diare.

d. Komplikasi yang disebabkan oleh zat nutrisi

B. PENKAJIAN

Pengkajian pada pasien yang akan dilakukan pemasangan NGT meliputi:

1. Biodata klien: Nama, jenis kelamin, usia, pekerjaan,tingkat pendidikan, Diagnosa

medis,Tanggal admission.

2. Riwayat kesehatan: Riwayat Masa lalu klien, Riwayat kesehatan keluarga dan

Riwayat kesehatan klien saat ini.

3. Kondisi kesehatan saat ini.

Pemeriksaan fisik:

Kesadaran umum: Allert/letargic, (regular/irregular),Pulse rate,Blood pressure.

Tanda-tanda Vital: Respiration(regular/irregular),Respiration rate,Pulse

rate,Blood pressure.

Head to too; Apakah terdapat trauma di bagian kepala; nasophageal trauma,skull

fracture,maxilo fracture,cervical fracture,disphagia,atresia oesophagus,naso-oro-

pharyngeal burn.apakah terdapat paresthesia, hemipharesis,Apakah terdapat alat

bantu pernafasan;pemasangan mask oksigen,nasal canula,endotracheal

tube,guedel/mayo,ventilator,distensi abnominal,

muntah(cairan,darah;warna,konsistensi).

Data Penunjang:

Oxygen saturation
Chest X-Ray

NGT on Chest-X Ray dan Upper Abdominal X Ray sesudah insertion untuk

memastikan posisi NGT di lambung.

Laboratorium: sample darah lengkap,urine,stool.

PENGKAJIAN SECARA UMUM

Pengkajian harus berfokus pada:

Instruksi dokter tentang tipe slang dan penggunaan slang.

Ukuran slang yang digunakan sebelumnya, jika ada.

Riwayat masalah sinus atau nasal.

Distensi abdomen, nyeri atau mual.

Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan yang sering muncul pada pasien dengan pemasangan NGT

adalah sebagai berikut :

Gangguan pemenuhan nutrisi : kurang dari kebutuhan.

Gangguan Rasa Nyaman : mual muntah.

Kurang pengetahuan.

C. PERENCANAAN SECARA UMUM

Perencanaan untuk pemasangan NGT sesuai dengan tujuan dan manfaat tindakan

dan indikasi kontraindikasi. Perencanaan keperawatan yang bertujuan untuk

menghindari beberapa komplikasi :

1. Komplikasi mekanis
a) Agar sonde tidak tersumbat perawat atau pasien harus teratur membersihkan

sonde dengan menyemprotkan air atau teh sedikitnya tiap 24 jam, bila aliran

nutrisi enteral sementara terhenti, sonde harus dibersihkan setiap 30 menit dengan

menyemprotkan air atau teh.

b) Agar sonde tidak mengalami dislokasi sonde harus dilekatkan dengan sempurna

di sayap hidung dengan plester yang baik tanpa menimbulkan rasa sakit, posisi

kepala pasien harus lebih tinggi dari alas tempat tidur (+ 30).

2. Komplikasi pulmonal: aspirasi.

a) Kecepatan aliran nutrisi enteral tidak boleh terlalu tinggi.

b) Letak sonde mulai hidung sampai ke lambung harus sempurna.

Untuk mengontrol letak sonde tepat di lambung, kita menggunakan stetoskop

guna auskultasi lambung sambil menyemprot udara melalui sonde.

3. Komplikasi yang disebabkan oleh tidak sempurnanya kedudukan sonde.

a) Sebelum sonde dimasukkan, harus diukur dahulu secara individual (pada setiap

pasien) panjangnya sonde yang diperlukan, dari permukaan lubang hidung sampai

keujung distal sternum.

b) Sonde harus diberi tanda setinggi permukaan lubang hidung.

c) Sonde harus dilekatkan dengan sempurna di sayap hidung dengan plester yang

baik tanpa menimbulkan rasa sakit.

d) Perawat dan pasien harus setiap kali mengontrol letaknya tanda di sonde, apakah

masih tetap tidak berubah (tergeser).

4. Komplikasi yang disebabkan oleh yang zat nutrisi antara lain :

a) Komplikasi yang terjadi di usus :


Diare

Perut terasa penuh

Rasa mual, terutama pada masa permulaan pemberian nutrisi enteral

b) Komplikasi metabolik hiperglikemia

Perencanaan keperawatanya dari komplikasi yang terjadi di usus

Pemberian nutrisi enteral harus dilakukan secara bertahap.

Tahap pembangunan; dengan mempergunakan mesin pompa

Hari 1 : kecepatan aliran 20 ml/jam = 480 ml/hari

Hari 2 : kecepatan aliran 40 ml/jam = 960 ml/hari

Hari 3 : kecepatan aliran 60 ml/jam = 1440 ml/hari

Hari 4 : kecepatan aliran 80 ml/jam = 1920 ml/hari

Hari 5 : kecepatan aliran 100 ml/jam = 2400 ml/hari = 2400 kcal/hari

Kekurangan kebutuhan cairan dalam tubuh pada hari pertama sampai dengan hari

keempat harus ditambahkan dalam bentuk air, teh atau dengan sistem infus

(parenteral).

Selanjutnya ada dua kemungkinan:

Kemungkinan I

Nutrisi enteral konsep 24 jam:

Kecepatan aliran nutrisi enteral tetap 100 ml/jam = 2400 ml/hari =

2400 kcal/hari.

Kemungkinan II

Hari 6: kecepatan aliran 120 ml/jam (selama 20 jam/hari)

Hari 7: kecepatan aliran 140 ml/jam (selama 17 jam/hari)


Hari 8: kecepatan aliran 160 ml/jam (selama 15 jam/hari)

Hari 9: kecepatan aliran 180 ml/jam (selama 13 jam/hari)

Hari 10: kecepatan aliran 200 ml/jam (selama 12 jam/hari)

Nutrisi enteral konsep 12 jam

Kecepatan aliran nutrisi enteral tetap 200 ml/jam = 2400ml/hari =

2400 kcal/hari

Maksud konsep 12 jam ini agar pasien hanya terikat oleh pemberian nutrisi enteral

selama 12 jam sehari. Misalnya,hanya antara jam 19 sampai jam 7 pagi sambil

tidur. Apabila timbul rasa mual atau diare, pada waktu tahap pembangunan

dianjurkan supaya kecepatan aliran nutrisi enteral diturunkan 40 ml/jam.

Contoh :

26 Cermin Dunia Kedokteran No. 42, 1987

Pada kecepatan 100 ml/jam, pasien merasa mual dan mendapat diare.

Dianjurkan:

- kecepatan diturunkan sampai 60 ml/jam

- ditunggu 24 sampai 48 jam sehingga rasa mual dan diare hilang

- setelah rasa mual dan diare hilang, kecepatan boleh dinaikkan lagi menjadi 80

ml/jam

- tunggu lagi 48 jam

- bila tak ada keluhan, kecepatan boleh dinaikkan lagi menjadi 120 ml/jam, dan

seterusnya.

Tiap kali timbul rasa mual atau diare, kecepatan aliran nutrisi langsung dikurangi
40 ml/jam dan perlahan-lahan setelah rasa mual dan diare hilang, kecepatan

dinaikkan lagi.

Perencanaan keperawatan dari komplikasi metabolik

- Periksa kadar gula dalam darah selama nutrisi enteral.

- Bila terjadi hiperglikemia, terutama pada pasien-pasien yang menderita diabetes

melitus, harus dilakukan terapi dengan insulin.

D. INDIKASI DAN KONTRAINDIKASI

1) Indikasi

Pasien dengan distensi abdomen karena gas,darah dan cairan.

Keracunan makanan minuman.

Pasien yang membutuhkan nutrisi melalui NGT.

Pasien yang memerlukan NGT untuk diagnosa atau analisa isi lambung.

2) Kontraindikasi

Nasogastric tube tidak dianjurkan atau digunakan dengan berlebihan kepada

beberapa pasien predisposisi yang bisa mengakibatkan bahaya sewaktu memasang

NGT, seperti:

Klien dengan sustained head trauma, maxillofacial injury, atau anterior fossa skull

fracture. Memasukan NGT begitu saja melalui hidung maka potensial akan

melewati criboform plate, ini akan menimbulkan penetrasi intracranial.

Klien dengan riwayat esophageal stricture, esophageal varices, alkali ingestion

juga beresiko untuk esophageal penetration.


Klien dengan Koma juga potensial vomiting dan aspirasi sewaktu memasukan

NGT, pada tindakan ini diperlukan tindakan proteksi seperti airway dipasang

terlebih dahulu sebelum NGT.

Pasien dengan gastric bypass surgery yang mana pasien ini mempunyai kantong

lambung yang kecil untuk membatasi asupan makanan konstruksi bypass adalah

dari kantong lambung yang kecil ke duodenum dan bagian bagain usus kecil yang

menyebabkan malabsorpsi(mengurangi kemampuan untuk menyerap kalori dan

nutrisi.

BAB III
PEMBAHASAN

A. IMPLEMENTASI PEMASANGAN NGT

Insersi slang nasogastrik meliputi pemasangan slang plastik lunak melalui

nasofaring klien ke dalam lambung. Slang mempunyai lumen berongga yang

memungkinkan baik pembuangan sekret gastrik dan pemasukan cairan ke dalam

lambung.

Pelaksana harus seorang professional kesehatan yang berkompeten dalam

prosedur dan praktek dalam pekerjaannya. Pengetahuan dan ketrampilan

dibutuhkan untuk melakukan procedure dengan aman adalah :

1) Anatomi dan fisiologi saluran gastro-intestinal bagian atas dan system pernafasan.
2) Kehati-hatian dalam procedure pemasangan dan kebijaksanaan penatalaksanaan

NGT. Pengetahuan mendalam pada pasien ( misalnya : perubahan anatomi dan

fisiologi yang dapat mambuat sulitnya pemasangan NGT tersebut.

Kegunaan :

Memungkinkan dukungan nutrisi melalui saluran gastrointestinal

Memungkinkan evakuasi isi lambung

Mencegah regurgitasi dan aspirasi isi lambung

Perhatian :

Riwayat masalah sinus atau nasal ( infeksi, sumbatan, polip dll )

Kesadaran dan riwayat MCI

Refleks Vagal

Perdarahan karena prosedur yang agresif

Selang NGT masuk ke Trakea

Diharapkan pasien telah menerima penjelasan yang cukup tentang

prosedur dan tujuan tindakan.


Pasien yang telah mengetahui dengan jelas segala sesuatu tentang tindakan

yang akan dilakukan pasien atau keluarga diharuskan menandatangani

informed consent.

Persiapan Alat :

1. Slang nasogastrik sesuai ukuran (ukuran 14-18 fr)

2. Pelumas/ jelly

3. Spuit berujung kateter 50 ml

4. Stetoskop

5. Lampu senter/ pen light

6. Klem

7. Handuk kecil

8. Tissue

9. Spatel lidah

10. Sarung tangan dispossible

11. Plester

12. Nierbekken
13. Bak instrumen

PELAKSANAAN

1. Cuci tangan dan atur peralatan.

2. Jelaskan prosedur pada pasien.

3. Bantu pasien untuk posisi Fowler.

4. Berdirilah disisi kanan tempat tidur pasien bila anda bertangan dominan

kanan(atau sisi kiri bila anda bertangan dominan kiri).

5. Periksa dan perbaiki kepatenan nasal. Minta pasien untuk bernafas melalui

satu lubang hidung saat lubang yang lain tersumbat, ulangi pada lubang

hidung yang lain, Bersihkan mukus dan sekresi dari hidung dengan tissue

lembab atau lidi kapas. Periksa adakah infeksi dan lain-lain.

6. Tempatkan handuk mandi diatas dada pasien.

7. Persiapkan tissue dalam jangkauan.

8. Gunakan sarung tangan.

9. Tentukan panjang slang yang akan dimasukkan dan ditandai dengan

plester.

Ukur jarak dari lubang hidung ke daun telinga, dengan menempatkan

ujung melingkar slang pada daun telinga; Lanjutkan pengukuran dari daun
telinga ke tonjolan sternum; tandai lokasi di tonjolan sternum dengan

plester kecil.

10. Minta pasien menengadahkan kepala, masukkan selang ke dalam lubang

hidung yang paling bersih.

11. Pada saat anda memasukkan slang lebih dalam ke hidung, minta pasien

menahan kepala dan leher lurus dan membuka mulut.

12. Ketika slang terlihat dan pasien bisa merasakan slang dalam faring,

instruksikan pasien untuk menekuk kepala ke depan dan menelan.

13. Masukkan slang lebih dalam ke esofagus dengan memberikan tekanan

lembut tanpa memaksa saat pasien menelan (jika pasien batuk atau slang

menggulung di tenggorokan, tarik slang ke faring dan ulangi langkah-

langkahnya), diantara upaya tersebut dorong pasien untuk bernafas dalam.

14. Ketika tanda plester pada selang mencapai jalan masuk ke lubang hidung,

hentikan insersi selang dan periksa penempatannya:minta pasien membuka

mulut untuk melihat slang, Aspirasi dengan spuit dan pantau drainase

lambung, tarik udara ke dalam spuit sebanyak 10-20 ml masukkan ke

selang dan dorong udara sambil mendengarkan lambung dengan stetoskop

jika terdengar gemuruh, fiksasi slang.

15. Untuk mengamankan slang: gunting bagian tengah plester sepanjang 2

inchi, sisakan 1 inci tetap utuh, tempelkan 1 inchi plester pada lubang
hidung, lilitkan salah satu ujung, kemudian yang lain, satu sisi plester

lilitan mengitari slang.

16. Plesterkan slang secara melengkung ke satu sisi wajah pasien. Pita karet dapat

Digunakan untuk memfiksasi slang.

Catatan :
Posisi Fowler : Pasien duduk setengah tegak (45 60 derajat ) , lutut boleh

ditekuk atau lurus. Ada 3 jenis posisi fowler :

High Fowler : Kepala pasien diangkat 80 90 derajat


Semi Fowler : Kepala pasien diangkat 30 45 derajat
Low Fowler : Kepala pasien diangkat < 30 derajat
BAB IV
EVALUASI

Setelah melakukan proses keperawatan baik dari hasil pengkajian diagnosa

perencananaan pemasangan NGT perlu dikaji hasil yang diharapkan sudah

tercapai atau belum. Pengkajian yang terus menerus terhaap kriteria hasil yang

diharapkan sehingga tercapai tindakan keperawatan yang berkualitas.

1. Tidak terjadi komplikasi aspirasi, nasal irritation, sinusitis, epistaxis, rhinorrhea,

skin erosion or esophagotracheal fistula sebagai dampak dari pemasangan NGT.

2. Tingkat pengetahuan pasien dan keluarga akan bertambah, bisa diajak

berkerjasama dalam melaksanakan asuhan keperawatan secara utuh baik

pengkajian, menentukan masalah, perencanaan, pelaksanaan juga evaluasi.

3. Kebutuhan pasien terpenuhi secara adekuat baik berupa kebutuhan nutrisi

maupun cairan.
BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Selang Nasogastrik atau NG tube adalah suatu selang yang dimasukkan melalui

hidung sampai ke lambung. Sering digunakan untuk memberikan nutrisi dan obat-

obatan kepada seseorang yang tidak mampu untuk mengkonsumsi makanan,

cairan, dan obat-obatan secara oral. Juga dapat digunakan untuk mengeluarkan isi

dari lambung dengan cara disedot.

(http://dying.about.com/od/glossary/g/NG_tube.htm )

2. Naso Gastric Tube digunakan untuk:

a) Mengeluarkan isi perut dengan cara meghisap apa yang ada dalam lambung

(cairan, udara, darah, racun).

b) Untuk memasukan cairan (memenuhi kebutuhan cairan atau nutrisi).

c) Untuk membantu memudahkan diagnosa klinik melalui analisa substansi isi

lambung.

d) Persiapan sebelum operasi engan general anaesthesia.

e) Menghisap dan mengalirkan untuk pasien yang sedang melaksanakan operasi

pneumonectomy untuk mencegah muntah dan kemungkinan aspirasi isi lambung

sewaktu recovery (pemulihan dari general anaesthesia).

3. Manfaat dari pemasangan NGT :

Mempertahankan fungsi pertahanan dari usus.

Mempertahankan integritas mukosa saluran cerna.

Mempertahankan fungsi-fungsi imunologik mukosa saluran cerna.

Mengurangi proses katabolic.


Menurunkan resiko komplikasi infeksi secara bermakna.

Mempercepat penyembuhan luka.

Lebih murah dibandingkan nutrisi parenteral.

Lama perawatan di rumah sakit menjadi lebih pendek dibandingkan

dengan Nutrisi Parenteral.

Pasien-pasien yang dapat diberikan nutrisi enteral adalah mereka yang

tidak bisa makan, tidak dapat makan, dan tidak cukup makan.

(ASPEN, 1998)

DAFTAR PUSTAKA
ADA Pocket Guide to Enteral Nutrition. American Dietetic Association, 2006.

http://en.wikipedia.org/wiki/Nasogastric_intubation.

http://e-learning-keperawatan.blogspot.com/2009/01/tindakan-pemasangan-

nasogastric-tube.html.

http://bedahumum.com/bu/index.php?option=com_content&view=article&id=26

:pemasangan-nasogastric-tube-ngt&catid=3:artikel&Itemid=5.

Source : http://athearobiansyah.blogspot.com/2008/06/pemasangan-slang-

nasogastrik-ngt.htm

Anda mungkin juga menyukai