Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam kehidupan manusia, kita tentu tidak mengharapkan sebuah
penyakit menyerang kita. Kita sebagai manusia selalu berusaha untuk menjaga
kesehatan agar dapat terus hidup dengan sehat dan melakukan aktifitas normal
dan sesuai dengan apa yang kita harapkan. Namun, terkadang kita juga tidak
menyadari bahwa kegiatan atau makanan yang kita konsumsi menjadi salah
satu penyebab tubuh kita menjadi lemah dan kemudian sakit.
Dalam beberapa hal terkadang manusia yang sedang sakit tidak dapat
menelan makanan secara oral. Hal ini menyebabkan tubuh mereka semakin
lemah. Karena itu, ketika seseorang sedang dalam keadaan seperti ini, petugas
kesehatan biasanya memasang sebuah selang yang disebut Nasogastric Tube
(NGT). NGT ini sering digunakan untuk memberikan nutrisi dan obat-obatan
kepada seseorang yang tidak mampu untuk mengkomsumsi makanan,cairan
dan obat-obatan secara oral agar tubuh mereka tetap mendapat asupan nutrisi
dari makanan dan obat sehingga dapat kembali sehat.

1.2 Rumusan Masalah


a) Apakah pengertian NGT?
b) Apa saja tujuan dan manfaat NGT?
c) Apa indikasi dan kontraindikasi dalam pemasangan NGT?
d) Apa saja hal yang harus diperhatikan dalam pemasangan NGT?
e) Apa peran perawat sebelum pemasangan NGT?
f) Bagaimana cara pemasangan Nasogastric Tube (NGT)?
g) Bagaimana cara pemberian makanan cair atau obat menggunakan NGT?
h) Bagaimana cara merawat NGT?
i) Bagaimana cara pelepasan NGT?
j) Apa peran perawat setelah pelepasan NGT dan edukasi apa yang perlu
diberikan ?

1.3 Tujuan Pembahasan


a) Untuk mengetahui apa itu NGT
b) Agar memahami tujuan dan manfaat NGT
c) Untuk memahami indikasi dalam pemasangan NGT
d) Agar memahami yang harus diperhatikan dalam pemasangan NGT
e) Untuk mengetahui peran perawat dalam pemasangan ngt
f) Agar memahami bagaimana cara pemasangan Nasogastric Tube (NGT)
g) Agar memahami cara untuk memberikan makanan cair atau obat melalui
NGT
h) Agar memahami bagaimana cara pelepasan NGT
i) Untuk memgetahui peran perawat dalam pelepasan ngt dan dapat
memberikan pendidikan kesehatan

2.1. Definisi NGT

Selang Naso Gastric Tube atau NGT adalah suatu selang yang dimasukkan melalui hidung
sampai ke lambung. Sering digunakan untuk memberikan nutrisi dan obat-obatan kepada
seseorang yang tidak mampu untuk mengkonsumsi makanan, cairan, dan obat-obatan secara
oral. Juga dapat digunakan untuk mengeluarkan isi dari lambung dengan cara disedot.

2.2. Tujuan dan Manfaat Tindakan


1. Naso Gastric Tube, digunakan untuk:
Mengeluarkan isi perut dengan cara menghisap apa yang ada dalam lambung
(cairan,udara,darah,racun)
Memasukan cairan( memenuhi kebutuhan cairan atau nutrisi)
Membantu memudahkan diagnosa klinik melalui analisa subtansi isi lambung.
Persiapan sebelum operasi dengan general anaesthesia.
Menghisap dan mengalirkan untuk pasien yang sedang melaksanakan operasi
pneumonectomy untuk mencegah muntah dan kemungkinan aspirasi isi lambung sewaktu
recovery (pemulihan dari general anaesthesia).

2. Nutrisi Enteral
Nutrisi Enteral merupakan pemberian nutrient melalui saluran cerna dengan menggunakan
sonde (tube feeding). Nutrisi enteral direkomendasikan bagi pasien-pasien yang tidak dapat
memenuhi kebutuhan nutrisinya secara volunter melalui asupan oral. Pemberian nutrisi
enteral dini (yang dimulai dalam 12 jam sampai 48 jam setelah pasien masuk ke dalam
perawatan intensif (ICU) lebih baik dibandingkan pemberian nutrisi parenteral.

Manfaat dari pemberian nutrisi enteral antara lain:


Mempertahankan fungsi pertahanan dari usus.
Mempertahankan integritas mukosa saluran cerna.
Mempertahankan fungsi-fungsi imunologik mukosa saluran cerna.
Mengurangi proses katabolic.
Menurunkan resiko komplikasi infeksi secara bermakna.
Mempercepat penyembuhan luka.
Lebih murah dibandingkan nutrisi parenteral.
Lama perawatan di rumah sakit menjadi lebih pendek dibandingkan dengan
3. Nutrisi Parenteral
Pasien-pasien yang dapat diberikan nutrisi enteral adalah mereka yang tidak bisa makan, tidak
dapat makan, dan tidak cukup makan (ASPEN, 1998). Biasanya, adanya bunyi usus dan flatus
merupakan indikator bahwa saluran cerna berfungsi, khususnya pada pasien-pasien paska
pembedahan.
Namun, penelitian menunjukkan bahwa motilitas saluran cerna yang menurun pada periode
paska operasi ini, hanya mempengaruhi lambung dan usus besar (kolon), dan tidak
mempengaruhi fungsi usus halus.

Berkurangnya ataupun hilangnya bunyi usus tidak perlu sampai menghambat pemberian
nutrisi enteral (Lewis et al 2001).Sebaliknya, adanya bunyi usus juga tidak menjamin bahwa
pemberian nutrisi enteral bisa sukses, misalnya pada pasien-pasien dengan Intractable
diarrhea.

Pemasangan ngt
Persiapan Alat :
Slang nasogastrik sesuai ukuran (ukuran 14-18 fr)
Pelumas/ jelly
Spuit berujung kateter 50 ml
Stetoskop
Lampu senter/ pen light
Klem
Handuk kecil
Tissue
Spatel lidah
Sarung tangan dispossible
Plester
Nierbekken
Bak instrumen

Pelaksanaan
Cuci tangan dan atur peralatan.
Jelaskan prosedur pada pasien.
Bantu pasien untuk posisi Fowler.
Berdirilah disisi kanan tempat tidur pasien bila anda bertangan dominan kanan(atau sisi kiri
bila anda bertangan dominan kiri).
Periksa dan perbaiki kepatenan nasal. Minta pasien untuk bernafas melalui satu lubang hidung
saat lubang yang lain tersumbat, ulangi pada lubang hidung yang lain, Bersihkan mukus dan
sekresi dari hidung dengan tissue lembab atau lidi kapas. Periksa adakah infeksi dan lain-lain.
Tempatkan handuk mandi diatas dada pasien.
Persiapkan tissue dalam jangkauan.
Gunakan sarung tangan.
Tentukan panjang slang yang akan dimasukkan dan ditandai dengan plester. Ukur jarak dari
lubang hidung ke daun telinga, dengan menempatkan ujung melingkar slang pada daun
telinga; Lanjutkan pengukuran dari daun telinga ke tonjolan sternum; tandai lokasi di tonjolan
sternum dengan plester kecil.
Minta pasien menengadahkan kepala, masukkan selang ke dalam lubang hidung yang paling
bersih.
Pada saat anda memasukkan slang lebih dalam ke hidung, minta pasien menahan kepala dan
leher lurus dan membuka mulut.
Ketika slang terlihat dan pasien bisa merasakan slang dalam faring, instruksikan pasien untuk
menekuk kepala ke depan dan menelan.
Masukkan slang lebih dalam ke esofagus dengan memberikan tekanan lembut tanpa memaksa
saat pasien menelan (jika pasien batuk atau slang menggulung di tenggorokan, tarik slang ke
faring dan ulangi langkah-langkahnya), diantara upaya tersebut dorong pasien untuk bernafas
dalam.
Ketika tanda plester pada selang mencapai jalan masuk ke lubang hidung, hentikan insersi
selang dan periksa penempatannya:minta pasien membuka mulut untuk melihat slang,
Aspirasi dengan spuit dan pantau drainase lambung, tarik udara ke dalam spuit sebanyak 10-
20 ml masukkan ke selang dan dorong udara sambil mendengarkan lambung dengan
stetoskop jika terdengar gemuruh, fiksasi slang.
Untuk mengamankan slang: gunting bagian tengah plester sepanjang 2 inchi, sisakan 1 inci
tetap utuh, tempelkan 1 inchi plester pada lubang hidung, lilitkan salah satu ujung, kemudian
yang lain, satu sisi plester lilitan mengitari slang.
Plesterkan slang secara melengkung ke satu sisi wajah pasien. Pita karet dapat Digunakan

untuk memfiksasi slang.

Anda mungkin juga menyukai