KEPERAWATAN JIWA
RS KD.DADI MAKASSAR
DISUSUN OLEH :
ASHAR ARIANDI
19004
KOTA MAKASSAR
2022
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL)
KEPERAWATAN JIWA
RS KD.DADI MAKASSAR
DISUSUN OLEH :
ASHAR ARIANDI
19004
KOTA MAKASSAR
2022
LEMBAR PENGESAHAN
NIM : 19004
Laporan ini telah diperiksa dan ditanda tangani oleh pembimbing institusi
Pembimbing Institusi
Puji syukur saya panjatkan atas kepada Allah SWT, atas rahmat dan
karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan Laporan Praktik Kerja Lapangan
(PKL) ini. Penulisan laporan PKL ini dilakukan dalam rangka untuk memenuhi
salah satu syarat untuk mendapatkan nilai Praktik Kerja Lapangan (PKL) Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Makassar pada program studi D-III Keperawatan.
Saya berharap kritik dan saran yang dapat membangun dalam pembuatan
laporan ini, agar dapat bermanfaat bagi para pembaca.
PENDAHULUAN
Praktik Kerja Lapangan (PKL) merupakan salah satu kegiatan yang harus
dilakukan oleh mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIK) Makassar
sebagai salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk menyelesaikan pendidikan
Diploma tiga (DIII) Keperawatan, dan merupakan kegiatan untuk menerapkan
teori-teori yang telah diterima saat proses pembelajaran perkuliahan ke dalam
dunia kerja yang sebenarnya. Sehubungan dengan hal tersebut, maka beberapa
teori-teori dan kegiiatan praktikum yang dipelajari selama perkuliahan dapat
secara langsung dipraktikkan di tempat pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan
(Indonesia,2018).
Adapun manfaat dari pelaksanaan kegiatan praktik ini adalah sebagai berikut :
1. Mahasiswa
3. Instansi
A. Prosedur Tindakan
No. KEGIATAN
A Pengertian
B
Tujuan
Mahasiswa mampu memahami dan melakukan pengikatan /
pengekangan fisik dengan menggungakan tehnik yang tepat.
No KEGIATAN
A Pengertian
Komunikasi keperawatan merupakan wahana utama dalam praktek
keperawatan yang dilakukan antara :
1. Perawat – pasien
2. Perawat – keluarga pasien
3. Perawat – perawat
4. Perawat – dokter
5. Perawat – petugas lain yang terikat
B
Tujuan Umum :
Pada akhir pembeajaran perawat peserta pelatihan mampu malakukan
hubungan interaksi yang terapiutik dengan pasien, keluarga pasien, perawat
C – perawat dan dokter.
Tujuan khusus :
Perawat mampu :
1. Mempersiapkan diri sebelum melakukan interaksi / komunikasi
2. Melakukan interaksi / komunikasi dengan pasien :
a. Kontak pertama dengan pasien baru
b. Interaksi lanjutan pasien rawat ulang
c. Interaksi selama melakukan tindakan keperawatan
d. Terminasi pada setiap percakapan / pertemuan dan akhir perawatan
(saat pasien pulang )
3. Melakukan interaksi dengan keluarga pasien
a. Kontak pertama dengan keluarga pasien
b. Interaksi lanjutan selama pasien di rawat
c. Terminasi pada saat pasien pulang
4. Melakukan interaksi dengan perawat lainnya tentang asuhan
keperawatan dan pelayanan keperawatan
a. Asuhan keperawatan pasien
b. Pelayanan keperawatan diruangan
D 5. Melakukan interaksi pada dokter tentang asuhan keperawatan klien
a. Pelaksanaan tindakan kolaborasi
b. Konsultasi kondisi pasien
TAHAPAN KOMUNIKASI
1. Pra Interaksi
a. Evaluasi diri
Apa pengetahuan dan kemampuan yang saya miliki tentang
kondisi pasien
Apa yang diucapakn saat bertemu nanti
Bagaimana respon saya selanjutnya
Adakah pengalaman interaksi yang negnatif/ buruk/ tidak
menyenangkan
Jika ada lakukan koreksi /modifikasi dengan cara membaca,
konsultasi.
Bagaiman tingkat kecemasan saya.
b. Penetapan tahapan interaksi/ hubungan
Apakah ini interaksi yang pertama/ lanjutan / terminasi
Apa tujuan pertemuan ( sesuaikan dengan siapa bertemu)
Jika dengan pasien : pengkajian, observasi, pemantauan ,
pelaksanaan, tindakan, terminasi.demikian pula deng aorang
lain, perlu ditetapkan apa, untuk apa dan bagaimana.
Apa tindakan yang akan dilakukan
Bagaimana cara melakukannya
c. Rencana interaksi
Untuk interaksi dengan pasien dan keluarganya perlu direncanakan:
Rencana percakapan tertulis
Tekhnik komunikasi dan observasi yang akan dilakukan
Langkah-langkah tindakan/ prosedur yang akan dilakukan
( SOP)
Untuk percakapan dengan perawat dan dokter perlu direncanakan:
Rencana tertulis dari percakapan
Tekhnik komunikasi yang dilakukan.
2. Perkenalan dan orientasi
a. Perkenalan
Salam terapeutik disertai perkenalan
Ucapan salam
Mengulurkan tangan untuk salaman
Memperkenalkan diri
Menanyakan nama pasien
Evaluasi / Validasi
Apa yang ibu rasakan di rumah?
Apa yang terjadi di rumah sampai ibu datang kemari?
Kontrak
Topik
Bagaiman kalu kita bercakap-cakap sebentar?
Bagaimana kalu saya periksa ibu sebentar?
Waktu
Kita bercakap-cakap ± 10 menit
Tempat
Jika pasien tidak di tempat tidur sesuaikan dengan
kondisinya.
b. Orientasi
Salam terapeutik
Selamat pagi ibu An
Evaluasi / validasi
Bagaiamn perasaan ibu pagi ini?
Bagaimana tidur ibu tadi malam?
Bagaiamana degna latihan nafas dalamnya?
Kontrak
Topik
Ibu masih ingat apa yang kita bicarakan pagi ini?
Baik bu, pagi ini saya akan menggantikan verban ibu nanti
saya bantu ibu latihan duduk.
Tempat dan waktu disesuaikan dengan kondisi
3. Fase kerja
a. Meningkatkan pengertian dan pengenalan pasien akan dirinya,
perasaannya, pikirannya dan perilakunya, tujuan ini sering disebut
fase kognitif.
b. Mengembangkan, mempertahankan dan meningkatkan kemampuan
pasien secara mandiri dalam menyelesaikan masalh yang dihadapi.
Tujuan ini sering disebut tujuan afektif dan psikomotor.
c. Melaksanakn pendidikan kesehatan ( mencakup a&b)
d. Melaksanakan terapi / tekhnikal keperawatan
e. Melakukan tindakan kolaborasi
f. Melaksanakan observasi dan monitoring.
4. Fase terminasi
Merupakan akhir dari tiap pertemuan.
a. Terminasi sementara
Terminasi sementara merupakan akhir dari pertemuan, misalnya
pada saat dinas pagi perawat akan melakukan 3 macam tindakan
pada ibu:
Jam 08.00 : memandikan
Jam 10.00 : ganti verband
Jam 12.00 : suntikan intravena
Isi percakapan pada terminasi sementara:
Evaluasi hasil
bagaiman perasaan ibu setelah mandi?
Tindak lanjut
ibu sudah boleh miring kanan dan miring kiri, serta
menggerakkan tungkai.
Kontrak
topik waktu: sampai nanti jam 10 bu, tapi kalau ada apa-apa
panggil saya.
E b. Terminasi akhir
Evaluasi akhir
Bagaiman perasaan ibu,apa saja yang ibu pelajari saat dirawat?
Tindak lanjut
Coba ibu sebutkan apa saja yang perlu dilakukan di rumah?
Kontrak
Topik dan tempat
Ibu jangan lupa kontrol satu bulan lagi, jam 09.00 di poliklinik,
tapi jika
ada gejala yang dirasakan membingunkan, silahkan telpon atau
datang
kemari.
STRATEGI KOMUNIKASI
Dengan menggunakan materi yang telah diuraikan, maka perawat perlu
membuat rencana strategi komunikasi sebelum melakukan komunikasi.
a. Kondisi Pasien
Keadaan pasien yang terkait dengan komunikasi yang akan dilakukan,
pada kondisi awal umumnya terkait dengan keluhan utama.
b. Masalah Diagnosa Keperawatan
Masalah/diagnosa keperawatan yang akan dilakukan tindakan
keperawatan.
c. Tujuan Keperawatan
Tujuan yang akan dicapai dengan tindakan keperawatan yang akan
dilakukan.
d. Tindakan Keperawatan
Tindakan keperawatan yang akan dilakukan sesuai rencana dan tujuan.
a. Orientasi
Salam terapeutik
Evaluasi/Validasi
Kontrak ( topik, waktu dan tempat)
b. Kerja
F (Sesuai langkah-langkah tindakan keperawatan tetapi dalam bentuk
komunikasi).
c. Terminasi
Evaluasi hasil:
Subjektif :
Yang dirasakan pasien setelah tindakan dilaksanakan.
Objektif :
Hasil observasi atau pemeriksaan setelah tindakan dilaksanakn
atau hasil pendidikan kesehatan( tanyakan ulang apa yang
diketahui pasien).
Tindak Lanjut :
Apa yang perlu dilakukan pasien setelah tindakan dilaksanakan.
Kontrak ( topik, waktu, tempat)
Apa tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan berikut, kapan waktu
dan tempatnya
No KEGIATAN
A PENDAHULUAN:
Gangguan jiwa: sindroma perikau, pola psikologis yang secara klinis
bermakna
Menimbulkan penderitaan ( distress)
Menimbulkan hendaya ( disability) terhadap satu atau lebih fungsi
kehidupan manusia
Terapi untuk gangguan jiwa: mengubah perilaku, meredakan distress,
meningkatkan kemampuan fungsi dalam kehidupan.
Kelompok : kumpulan orang yang saling interelasi dan interdependensi,
menyepakati norma.
Saling mempengaruhi satu dengan lain.
Saling berkomunikasi/share satu dengan lainnya.
Bisa memfasilitasi terjadinya perubahan perilaku
Bila didesain dapat sangat terapeutik untuk memfasilitasi perubahan
perilaku yang positif
Terjadinya perubahan perilaku maladaptif menjadi adaptif.
Struktur kelompok : batasan, komunikasi, pengambilan keputusan, hub
otoritas.
Besar kelompok : 7-10 ( Stuart dan Laraia, 2010), 10-12 ( Lancaster,
1980), 5-10 ( Rawlin, William, dan veck, 1993)
Komunikasi: pola komunikasi dalam kelompok
Peran dalam kelompok : maintenance, task, and individual roles ( Stuart,
B Laraia, 2001)
Kekuatan : kemampuan anggota mempengaruhi kelompok
Norma : standar perilaku
Kekohesifan : kekuatan anggota kelompok bekerja sama mencapai
tujuan.
TAHAPAN KELOMPOK
1. Tahap pra kelompok
2. Tahap awal kelompok
C
Orientasi/ perkenalan
Konflik
Kebersamaan
3. Tahap kerja
4. Tahap terminasi
D TAHAP PRA KELOMPOK
Penetapan tujuan
Penyusunan rancangan TAK
Penentuan peserta TAK
Mentukan setting
E
Menyiapkan alat dan bahan
TAHAP AWAL
Orientasi: anggota memperlihatkan ciri khas
Konflik : anggota memikirkan siapa yang berkuasa
Kebersamaan: anggota mula bekerja sama. Leader terpilih, mulai
F membuka diir dan memecahkan masalah.
TAHAP KERJA
Kelompok telah menjadi satu tim
Tanggung jawab merata, kecemasan reda, stabil, realistis.
Anggota berupaya mencapai tujuan.
Leader mempertahankan kondisi dan mengatasi hambatan
G Masalah ynag mungkin timbul: sub kelompok, kurang terbuka,
resisten
TAHAP TERMINASI
Akhir kegiatan TAK
Saat mengevaluasi proses dan hasil TAK
H Masing-masing anggota menilai manfaat dan perubahan yang telah
terjadi.
Ditindaklanjuti dengan perilaku selanjutnya
Berpisah satu dengan lainnya
TERAPI AKTIVITAS KEOMPOK
Bagian dari psikoterapi : psikoterapi di dalam kelompok.
Sekelompok klien ( 8-10 orang) bersama-sama membicarak satu
I
topik tertentu
Sudah dimulai seja tahun 1900an.
Terbukti dapat memfasilitasi perubahan perilaku yang efektif
PERAN PERAWAT DALAM TAK
J Pemimpin kelompok: leader, merancang TAK, memimpin jalannya
TAK.
Wakil pemimpin kelompok : Co Leader: membantu Leader
memimpin TAK.
Fasilitator: seolah menjadi anggota kelompok, membantu
menstimulasi kelompok.
Observer: mengamati, menilai, memberi masukan.
K JENIS TAK
TAK Sosialisasi
TAK Orientasi Realita
TAK Stimulasi Sensori
L
TAK Stimulasi Persepsi
TAK SOSIALISASI
Indikasi : klien baru, klien yang mengalami kerusakan interaksi
sosial, isolasi sosial.
Sebagi dasar TAK yang lain.
M Terdiri 7 fase
Tujuan: klien dapat bersosialisasi dan meningkatkan keterampilan
hubungan dengan orang lain.
TAK ORIENTASI REALITA
Tujuan: klien akan menyadari realita waktu, tempat, orng di
sekitarnya.
Indikasi : untuk klien yang terganggu orientasi realitanya
Kegiatan: orientasi waktu, tempat, waktu, orang.
N TAK STIMULASI SENSORI
Tujuan : klien responsif dengan stimulasi lingkungan.
Indikasi : untuk nklien yang kurang responsif terhadap stimulus
lingkungan.
Bentuk stimulus : suara ( musik), visual (gambar), atau
gabungan( televisi, video).
TAK STIMULASI PERSEPSI
Tujuan: klien akan berlatih berfikir tentang diri dan lingkungan
sehingga dapat berubah perilakunya.
Indikasi : bisa untuk gangguan perilaku
Isi : membahas satu issu bersama-sama, sesuai tahapan sehingga
pada akhir kelompok dirumuskan kesimpulan perubahan sikap dan
perilaku.
Bentuk kegiatan: membahas satu issue seperti membahas satu issue
seperti membaca artikel, menonton TV, dilanjutkan dengan diskusi
tentang issue tersebut.
KUALIFIKASI TERAPIS
Telah melalui perispan teoritis melalui pendidikan formal, literatul,
bacaan dan lokakarya.
Praktik yang disupervisi
Pengalaman mengikuti terapi kelompok
Di Amerika~ spesialis/master.
CONTUH :
TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK ORIENTASI REALITA
1. Jenis kegiatan : mendiskusikan tentang bunga
2. Kriteria klien :
a. Klien halusinasi yang telah dapt mengontrol halusinasinya
b. Klien waham yang telah dapat berorientasi kepada realita
c. Klien sehat secara fisik
3. Alat / media :
Bebrapa tangkai bunga dengan bermacam-macam warna cerah ( misi
: merah, kuning, orange, dll ). Lengkap dengan daunnya
Fase orientasi :
Salam terapeutik
Kontak :
Waktu 45 menit
Tempat (tentukan lingkungan yang terapeutik )
Topik / kegiatan : mendiskusikan bunga yang dilihat oleh klien
Tujuan aktivits : klien dapat menyebutkan bunga yang dilihat secara
tepat
Aturan main:
Setiap klien harus mengikuti permainan dari awal sampai akhir
Bila ingin ke kamar kecil harus seizing pemimpik TAK
Fase kerja :
Perlihatkan setangkai bunga kepada klien
Motivasi klien untuk menyebutkan warna bunga, warna daun,
jumlah kelompok bunga, jumlah daun yang terlihat
Berikan pujian ketika klien dapat menyebutkan secara tepat
Ulangi nomor 1 – 3 sampai semua bunga habis didiskusikan
Fase terminal :
Evaluasi :
Pemimpin TAK mengeksplorasikan perasaan klien setelah
mendiskusikan bunga, contoh : bagaimana perasaannya setelah
mengikuti kegiatan ini
Pemimpin TAK memberikan umpan balik positif pada klien
Pemimpin TAK meminta klien untuk mencoba mendiskusikan
benda-benda lain dalam kehidupan sehari-hari
Kontak yang akan datang :
Waktu : ( disepakati bersama-sama dengan klien )
Tempat : ( disepakati bersama-sama dengan klien )
Topic / kegiatan : ( disepakati dengan klien )
Hasil yang diharapkan :
75 % klien mampu menyebutkan warna bunga, warna daun, jumlah
kelopak
bunga, dan daun secara tepat
B.TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK SOSIALISASI
1. FASE : ORIENTASI
Jenis kegiatan : mengoperkan bola
Kriteria klien :
a. Klien menarik diri yang sudah sampai paada tahap mampu
berinteraksi dalam kelompok kecil
b. Sehat secara fisik
Tujuan : klien mampu menyabut jati diri.
Kontrak : waktu 45 menit.
Setting : Setting duduk peserta TAKS ( leader, observer,
fasilitator dan klien ) adalah setangah lingkaran.
Alat :
a. Tape recorder
b. Kaset : marilah kemari
c. Bolla tennis
Metode :
a. Diskusi
b. Permainan kelompok
Kegiatan
1. Terapi memberi salam
2. Terapi menjelaskan
a. Tujuan kegiatan kelompok (TAKS) : belajar cara berbicara dengan
orang lain dan sikap pada saat berbicara
b. Bentuk kegiatan : 7 kali pertemuan kelompok, mempraktekkan pada
hidup sehari-hari
c. Tiap kegiatn kelompok tidak lebih dari 1 jam
d. Hari ini kita akan belajar memperkenalkan diri k epada orang lain
Bebtuk dan peraturan permainan
3. Langkah-langkah kegiatan
a. Hidupkan kaset pada tape recorder dan edarkan bola tennis
berlawanan
arah dengan arah jarum jam
b. Pada saat tpe dimatikan, anggota kelompok yang memegang bola
tennis
mendapatkan giliran untuk menyebut salam, nama lengkap,
nama
panggilan, asal dan hoby. Dimulai oleh terapis sebagai contoh
c. Tulis nama panggilan pada kertas dan temple pada bahu
d. Ulangi a dan b sampai semua anggota kelompok meendapatkan
giliran
e. Berikan pujian untuk tiap keberhasilan anggota kelompok
dengan
member tepuk tangan
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kegiatan PKL merupakan suatu media bagi mahasiswa untuk
mengaplikasikan ilmu yang telah didapat saat perkuliahan kedalam dunia kerja
nyata. Pada saat pelaksanaan PKL di RSKD Dadi Makassar, mahasiswa
memperolah banyak pengalaman baru dalam penyesuaian diri di lingkungan kerja
yang sebenarnya.
Selama melaksanakan kegiatan PKL di RSKD Dadi Makassar, mahasiwa
mendapatkan ilmu dan pengalaman yang berharga. Mahasiswa dituntut untuk
lebih tepat waktu, lebih cepat tanggap, lebih bersikap mandiri dan lebih
bertanggungjawab dalam melaksanakan tugas yang diberikan oleh pembimbing.
B. Saran
Adapun beberapa saran yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan
program PKL adalah sebagai berikut :
a. Mahasiswa harus lebih mempersiapkan diri baik dari segi akademik
maupun keterampilan yang akan mendukung pelaksanaan selama kegiatan
PKL berlangsung.
b. Mahasiswa harus lebih giat dan aktif dalam mempelajari dan
menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan, khususnya dalam bidang
keperawatan karena hal tersebut berhubungan dengan pekerjan yang
diberikan oleh RSKD Dadi Makassar.
c. Mahasiswa diharapkan mampu bertanggung jawab atas pekerjaan yang
diberikan oleh RSKD Dadi Makassar selama pelaksanaan PKL
Karena pekerjaan tersebut berhubungan dengan kegiatan operasional