Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL)

KEPERAWATAN JIWA

RS KD.DADI MAKASSAR

DISUSUN OLEH :

ASHAR ARIANDI

19004

MAHASISWA PRODI DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAKASSAR

KOTA MAKASSAR

2022
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL)

KEPERAWATAN JIWA

RS KD.DADI MAKASSAR

DISUSUN OLEH :

ASHAR ARIANDI

19004

MAHASISWA PRODI DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAKASSAR

KOTA MAKASSAR

2022
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL)

Nama : ASHAR ARIANDI

NIM : 19004

Program studi : D-III Keperawatan

Stase : Keperawatan jiwa

Instansi : RS KD. DADI MAKASSAR

Laporan ini telah diperiksa dan ditanda tangani oleh pembimbing institusi

Makassar, 05 Mei 2022

Pembimbing Institusi

Basmalah Harun, S.Kep. , M.Kep


KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan atas kepada Allah SWT, atas rahmat dan
karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan Laporan Praktik Kerja Lapangan
(PKL) ini. Penulisan laporan PKL ini dilakukan dalam rangka untuk memenuhi
salah satu syarat untuk mendapatkan nilai Praktik Kerja Lapangan (PKL) Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Makassar pada program studi D-III Keperawatan.

Saya menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan bapak/ibu dosen,


sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan laporan PKL ini. Oleh karena itu,
saya mengucapkan terimakasih kepada IBU BASMALA HARUN, S.Kep.,
M.Kep selaku pembimbing institusi yang senantiasa memberikan arahan serta
bimbingan dalam pembuatan laporan PKL ini.

Saya berharap kritik dan saran yang dapat membangun dalam pembuatan
laporan ini, agar dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Makassar, 05 Mei 2022


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Praktik Kerja Lapangan (PKL) merupakan salah satu kegiatan yang harus
dilakukan oleh mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIK) Makassar
sebagai salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk menyelesaikan pendidikan
Diploma tiga (DIII) Keperawatan, dan merupakan kegiatan untuk menerapkan
teori-teori yang telah diterima saat proses pembelajaran perkuliahan ke dalam
dunia kerja yang sebenarnya. Sehubungan dengan hal tersebut, maka beberapa
teori-teori dan kegiiatan praktikum yang dipelajari selama perkuliahan dapat
secara langsung dipraktikkan di tempat pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan
(Indonesia,2018).

1.2 Tujuan PKL

Tujuan dilaksanakan PKL ini adalah :

1. Mengimplementasikan ilmu dan teori yang diperoleh selama


perkuliahan.
2. Meningkatkan kemampuan calon lulusan dalam bekerja khususnya
dalam bidang pelayanan kesehatan.

1.3 Manfaat PKL

Adapun manfaat dari pelaksanaan kegiatan praktik ini adalah sebagai berikut :

1. Mahasiswa

Mahasiswa dapat mengembangkan dan mengimplementasikan semua ilmu


yang telah di dapat di perkuliahan.
2. Institusi

Praktik Kerja Lapangan ini diharapkan dapat menjalin kerjasama yang


baik antara institusi dengan setiap instansi yang bersangkutan

3. Instansi

Dapat menjadi bahan masukan bagi instansi untuk menentukan kebijakan


di masa yang akan datang berdasarkan hasil pengkajian dan analisis yang
dilakukan mahasiswa selama PKL
BAB II

PROSEDUR TINDAKAN DAN TARGET PENCAPAIAN

A. Prosedur Tindakan

TEHNIK FIKSASI PADA PASIEN/ RESTRAIN

No. KEGIATAN
A Pengertian

Pengekangan / pengikatan fisik (restrain) adalah pembatasan gerak


klien dengan mengikat tungkai klien. Tindakan pengekangan masih
umum di gunakan perawat disertai dengan pengunaan obat
psikotropik.

B
Tujuan
Mahasiswa mampu memahami dan melakukan pengikatan /
pengekangan fisik dengan menggungakan tehnik yang tepat.

Prosedur teknik pengekangan / pengikatan fisik


C
Adapun langkah-langkah teknik pengekangan / pengikatan fisik
adalah sebagai berikut
a. Mengkaji apakah klien membutuhkan pengikatan
b. Memeriksa instruksi dokter untuk tujuan dan jenis pengikatan
c. Menyiapkan jumlah staf yang cukup dengan alat pengekangan
yang aman dan nyaman
d. Menunjuk satu perawat sebagai ketua tim
e. Menjelaskan pada klien dan keluarga tentang pentingnya
pengikatan dan perilaku yang mengindikasikan pelepasan. Usaha
untuk mendapatkan persetujuan.
f. Menempatkan klien pada posisi tubuh yang tepat
g. Mengikat tidak dilakukan pada pinggir tempat tidur. Mengikat
dengan posisi anatomis dan ikatan ikatan dan tidak terjangkau
klien. Mengikat tali dengan tali simpul yang mudah di lepas.
(jika klien dikursi, sambungkan pengikat dengan lengan kursi
dan selipkan ujung tali ke bagian belakang kursi).
h. Melakukan supervisi yang adekuat dengan tindakan terapiutik
dan memberikan rasa nyaman.
i. Memberikan perawatan pada daerah pengikatan :
1) Memantau kondisi kulit yang di ikat : warna, temperature
dan sensasi
2) Melakukan latihan gerak pada tungkai yang diikat secara
bergantian tiap 2 jam
3) Melakukan perubahan posisi tidur
4) Memeriksa tanda-tanda vital tiap 2 jam
j. Membatu pemenuhan kebutuhan nutrisi , eliminasi dehidrasi,
dan kebersihan diri
k. Melibatkan dan melatih klien untuk mengontrol perilaku
sebelum ikatan dibuka secara bertahap.
l. Mengurangi pengekangan secara bertahap, misalnya setelah
ikatan dibuka satu persatu secara bertahap, kemudian dilanjutkan
dengan pembatasan gerak kemudian mengembalikan ke
lingkungan semula

m. Mendokumentasikan seluruh tindakan yang telah dilakkan serta


respons klien

KOMUNIKASI TERAPEUTIK ( BHSP )

No KEGIATAN
A Pengertian
Komunikasi keperawatan merupakan wahana utama dalam praktek
keperawatan yang dilakukan antara :
1. Perawat – pasien
2. Perawat – keluarga pasien
3. Perawat – perawat
4. Perawat – dokter
5. Perawat – petugas lain yang terikat
B
Tujuan Umum :
Pada akhir pembeajaran perawat peserta pelatihan mampu malakukan
hubungan interaksi yang terapiutik dengan pasien, keluarga pasien, perawat
C – perawat dan dokter.
Tujuan khusus :
Perawat mampu :
1. Mempersiapkan diri sebelum melakukan interaksi / komunikasi
2. Melakukan interaksi / komunikasi dengan pasien :
a. Kontak pertama dengan pasien baru
b. Interaksi lanjutan pasien rawat ulang
c. Interaksi selama melakukan tindakan keperawatan
d. Terminasi pada setiap percakapan / pertemuan dan akhir perawatan
(saat pasien pulang )
3. Melakukan interaksi dengan keluarga pasien
a. Kontak pertama dengan keluarga pasien
b. Interaksi lanjutan selama pasien di rawat
c. Terminasi pada saat pasien pulang
4. Melakukan interaksi dengan perawat lainnya tentang asuhan
keperawatan dan pelayanan keperawatan
a. Asuhan keperawatan pasien
b. Pelayanan keperawatan diruangan
D 5. Melakukan interaksi pada dokter tentang asuhan keperawatan klien
a. Pelaksanaan tindakan kolaborasi
b. Konsultasi kondisi pasien
TAHAPAN KOMUNIKASI
1. Pra Interaksi
a. Evaluasi diri
 Apa pengetahuan dan kemampuan yang saya miliki tentang
kondisi pasien
 Apa yang diucapakn saat bertemu nanti
 Bagaimana respon saya selanjutnya
 Adakah pengalaman interaksi yang negnatif/ buruk/ tidak
menyenangkan
 Jika ada lakukan koreksi /modifikasi dengan cara membaca,
konsultasi.
 Bagaiman tingkat kecemasan saya.
b. Penetapan tahapan interaksi/ hubungan
 Apakah ini interaksi yang pertama/ lanjutan / terminasi
 Apa tujuan pertemuan ( sesuaikan dengan siapa bertemu)
Jika dengan pasien : pengkajian, observasi, pemantauan ,
pelaksanaan, tindakan, terminasi.demikian pula deng aorang
lain, perlu ditetapkan apa, untuk apa dan bagaimana.
 Apa tindakan yang akan dilakukan
 Bagaimana cara melakukannya
c. Rencana interaksi
Untuk interaksi dengan pasien dan keluarganya perlu direncanakan:
 Rencana percakapan tertulis
 Tekhnik komunikasi dan observasi yang akan dilakukan
 Langkah-langkah tindakan/ prosedur yang akan dilakukan
( SOP)
Untuk percakapan dengan perawat dan dokter perlu direncanakan:
 Rencana tertulis dari percakapan
 Tekhnik komunikasi yang dilakukan.
2. Perkenalan dan orientasi
a. Perkenalan
 Salam terapeutik disertai perkenalan
 Ucapan salam
 Mengulurkan tangan untuk salaman
 Memperkenalkan diri
 Menanyakan nama pasien
 Evaluasi / Validasi
 Apa yang ibu rasakan di rumah?
 Apa yang terjadi di rumah sampai ibu datang kemari?
 Kontrak
 Topik
Bagaiman kalu kita bercakap-cakap sebentar?
Bagaimana kalu saya periksa ibu sebentar?
 Waktu
Kita bercakap-cakap ± 10 menit
 Tempat
Jika pasien tidak di tempat tidur sesuaikan dengan
kondisinya.
b. Orientasi
 Salam terapeutik
Selamat pagi ibu An
 Evaluasi / validasi
Bagaiamn perasaan ibu pagi ini?
Bagaimana tidur ibu tadi malam?
Bagaiamana degna latihan nafas dalamnya?
 Kontrak
 Topik
Ibu masih ingat apa yang kita bicarakan pagi ini?
Baik bu, pagi ini saya akan menggantikan verban ibu nanti
saya bantu ibu latihan duduk.
 Tempat dan waktu disesuaikan dengan kondisi
3. Fase kerja
a. Meningkatkan pengertian dan pengenalan pasien akan dirinya,
perasaannya, pikirannya dan perilakunya, tujuan ini sering disebut
fase kognitif.
b. Mengembangkan, mempertahankan dan meningkatkan kemampuan
pasien secara mandiri dalam menyelesaikan masalh yang dihadapi.
Tujuan ini sering disebut tujuan afektif dan psikomotor.
c. Melaksanakn pendidikan kesehatan ( mencakup a&b)
d. Melaksanakan terapi / tekhnikal keperawatan
e. Melakukan tindakan kolaborasi
f. Melaksanakan observasi dan monitoring.
4. Fase terminasi
Merupakan akhir dari tiap pertemuan.
a. Terminasi sementara
Terminasi sementara merupakan akhir dari pertemuan, misalnya
pada saat dinas pagi perawat akan melakukan 3 macam tindakan
pada ibu:
 Jam 08.00 : memandikan
 Jam 10.00 : ganti verband
 Jam 12.00 : suntikan intravena
Isi percakapan pada terminasi sementara:
 Evaluasi hasil
bagaiman perasaan ibu setelah mandi?
 Tindak lanjut
ibu sudah boleh miring kanan dan miring kiri, serta
menggerakkan tungkai.
 Kontrak
topik waktu: sampai nanti jam 10 bu, tapi kalau ada apa-apa
panggil saya.
E b. Terminasi akhir
 Evaluasi akhir
Bagaiman perasaan ibu,apa saja yang ibu pelajari saat dirawat?
 Tindak lanjut
Coba ibu sebutkan apa saja yang perlu dilakukan di rumah?
 Kontrak
Topik dan tempat
Ibu jangan lupa kontrol satu bulan lagi, jam 09.00 di poliklinik,
tapi jika
ada gejala yang dirasakan membingunkan, silahkan telpon atau
datang
kemari.
STRATEGI KOMUNIKASI
Dengan menggunakan materi yang telah diuraikan, maka perawat perlu
membuat rencana strategi komunikasi sebelum melakukan komunikasi.
a. Kondisi Pasien
Keadaan pasien yang terkait dengan komunikasi yang akan dilakukan,
pada kondisi awal umumnya terkait dengan keluhan utama.
b. Masalah Diagnosa Keperawatan
Masalah/diagnosa keperawatan yang akan dilakukan tindakan
keperawatan.
c. Tujuan Keperawatan
Tujuan yang akan dicapai dengan tindakan keperawatan yang akan
dilakukan.
d. Tindakan Keperawatan
Tindakan keperawatan yang akan dilakukan sesuai rencana dan tujuan.
a. Orientasi
Salam terapeutik
Evaluasi/Validasi
Kontrak ( topik, waktu dan tempat)
b. Kerja
F (Sesuai langkah-langkah tindakan keperawatan tetapi dalam bentuk
komunikasi).
c. Terminasi
 Evaluasi hasil:
 Subjektif :
Yang dirasakan pasien setelah tindakan dilaksanakan.
 Objektif :
Hasil observasi atau pemeriksaan setelah tindakan dilaksanakn
atau hasil pendidikan kesehatan( tanyakan ulang apa yang
diketahui pasien).
 Tindak Lanjut :
Apa yang perlu dilakukan pasien setelah tindakan dilaksanakan.
 Kontrak ( topik, waktu, tempat)
Apa tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan berikut, kapan waktu
dan tempatnya

STRATEGI KOMUNIKASI ANTARA PERAWAT DAN DOKTER


a. Topik
 Kondisi pasien
 Tindakan kolaborasi
 Pemeriksaan pasien
b. Strategi Komunikasi
 Orientasi
G
- Salam
Selamat pagi, siang, sore. Malam dokter saya perawat budi yang
akan merawat pasien Tuti.
- Validasi
Ibu Tuti pasien dokter kan
- Kontrak
Saya akan menyampaikan hasil pemeriksaan laboratorium, Ro,
CT dan hasil observasi.
 Kerja
Menyampaikan secara sistematis hasil pemeriksaan atau observasi.
 Terminasi
Evaluasi : Apa saran dokter
Tindak Lanjut : Apa yang akan kami lakukan
 Kontrak
- Kapan dokter memriksa pasien
- Tolong tulis saran dokter
- Kapan dokter datang kembali

STRATEGI KOMUNIKASI ANTARA PERAWAT-PERAWAT


a. Topik
 Manajemen keperawatan
 Asuhan keperawatan
b. Strategi Komunikasi
 Orientasi
salam : selamat pagi/ siang/ sore/ amlam suster……
kontrak : saya ingin membicarakan tentang…….
 Kerja
Mendiskusikan topik yang dibicarakan secara sistematis
 Terminasi
- Evaluasi : kesimpulan hasil diskusi
- Tindak lanjut : tindakan yang akan dilakukan sesuai hasil diskusi.
 Kontrak
Saya akan coba dan jika ada kesulitan saya akan tanyakan kembali.
TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK (TAK)

No KEGIATAN
A PENDAHULUAN:
 Gangguan jiwa: sindroma perikau, pola psikologis yang secara klinis
bermakna
 Menimbulkan penderitaan ( distress)
 Menimbulkan hendaya ( disability) terhadap satu atau lebih fungsi
kehidupan manusia
Terapi untuk gangguan jiwa: mengubah perilaku, meredakan distress,
meningkatkan kemampuan fungsi dalam kehidupan.
 Kelompok : kumpulan orang yang saling interelasi dan interdependensi,
menyepakati norma.
 Saling mempengaruhi satu dengan lain.
 Saling berkomunikasi/share satu dengan lainnya.
 Bisa memfasilitasi terjadinya perubahan perilaku
 Bila didesain dapat sangat terapeutik untuk memfasilitasi perubahan
perilaku yang positif
 Terjadinya perubahan perilaku maladaptif menjadi adaptif.
 Struktur kelompok : batasan, komunikasi, pengambilan keputusan, hub
otoritas.
 Besar kelompok : 7-10 ( Stuart dan Laraia, 2010), 10-12 ( Lancaster,
1980), 5-10 ( Rawlin, William, dan veck, 1993)
 Komunikasi: pola komunikasi dalam kelompok
Peran dalam kelompok : maintenance, task, and individual roles ( Stuart,
B Laraia, 2001)
 Kekuatan : kemampuan anggota mempengaruhi kelompok
 Norma : standar perilaku
 Kekohesifan : kekuatan anggota kelompok bekerja sama mencapai
tujuan.
TAHAPAN KELOMPOK
1. Tahap pra kelompok
2. Tahap awal kelompok
C
 Orientasi/ perkenalan
 Konflik
 Kebersamaan
3. Tahap kerja
4. Tahap terminasi
D TAHAP PRA KELOMPOK
 Penetapan tujuan
 Penyusunan rancangan TAK
 Penentuan peserta TAK
 Mentukan setting
E
 Menyiapkan alat dan bahan
TAHAP AWAL
 Orientasi: anggota memperlihatkan ciri khas
 Konflik : anggota memikirkan siapa yang berkuasa
 Kebersamaan: anggota mula bekerja sama. Leader terpilih, mulai
F membuka diir dan memecahkan masalah.
TAHAP KERJA
 Kelompok telah menjadi satu tim
 Tanggung jawab merata, kecemasan reda, stabil, realistis.
 Anggota berupaya mencapai tujuan.
 Leader mempertahankan kondisi dan mengatasi hambatan
G  Masalah ynag mungkin timbul: sub kelompok, kurang terbuka,
resisten
TAHAP TERMINASI
 Akhir kegiatan TAK
 Saat mengevaluasi proses dan hasil TAK
H  Masing-masing anggota menilai manfaat dan perubahan yang telah
terjadi.
 Ditindaklanjuti dengan perilaku selanjutnya
 Berpisah satu dengan lainnya
TERAPI AKTIVITAS KEOMPOK
 Bagian dari psikoterapi : psikoterapi di dalam kelompok.
 Sekelompok klien ( 8-10 orang) bersama-sama membicarak satu
I
topik tertentu
 Sudah dimulai seja tahun 1900an.
 Terbukti dapat memfasilitasi perubahan perilaku yang efektif
PERAN PERAWAT DALAM TAK
J  Pemimpin kelompok: leader, merancang TAK, memimpin jalannya
TAK.
 Wakil pemimpin kelompok : Co Leader: membantu Leader
memimpin TAK.
 Fasilitator: seolah menjadi anggota kelompok, membantu
menstimulasi kelompok.
 Observer: mengamati, menilai, memberi masukan.
K JENIS TAK
 TAK Sosialisasi
 TAK Orientasi Realita
 TAK Stimulasi Sensori
L
 TAK Stimulasi Persepsi
TAK SOSIALISASI
 Indikasi : klien baru, klien yang mengalami kerusakan interaksi
sosial, isolasi sosial.
 Sebagi dasar TAK yang lain.
M  Terdiri 7 fase
 Tujuan: klien dapat bersosialisasi dan meningkatkan keterampilan
hubungan dengan orang lain.
TAK ORIENTASI REALITA
 Tujuan: klien akan menyadari realita waktu, tempat, orng di
sekitarnya.
 Indikasi : untuk klien yang terganggu orientasi realitanya
 Kegiatan: orientasi waktu, tempat, waktu, orang.
N TAK STIMULASI SENSORI
 Tujuan : klien responsif dengan stimulasi lingkungan.
 Indikasi : untuk nklien yang kurang responsif terhadap stimulus
lingkungan.
 Bentuk stimulus : suara ( musik), visual (gambar), atau
gabungan( televisi, video).
TAK STIMULASI PERSEPSI
 Tujuan: klien akan berlatih berfikir tentang diri dan lingkungan
sehingga dapat berubah perilakunya.
 Indikasi : bisa untuk gangguan perilaku
 Isi : membahas satu issu bersama-sama, sesuai tahapan sehingga
pada akhir kelompok dirumuskan kesimpulan perubahan sikap dan
perilaku.
 Bentuk kegiatan: membahas satu issue seperti membahas satu issue
seperti membaca artikel, menonton TV, dilanjutkan dengan diskusi
tentang issue tersebut.
KUALIFIKASI TERAPIS
 Telah melalui perispan teoritis melalui pendidikan formal, literatul,
bacaan dan lokakarya.
 Praktik yang disupervisi
 Pengalaman mengikuti terapi kelompok
 Di Amerika~ spesialis/master.

CONTUH :
TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK ORIENTASI REALITA
1. Jenis kegiatan : mendiskusikan tentang bunga
2. Kriteria klien :
a. Klien halusinasi yang telah dapt mengontrol halusinasinya
b. Klien waham yang telah dapat berorientasi kepada realita
c. Klien sehat secara fisik
3. Alat / media :
Bebrapa tangkai bunga dengan bermacam-macam warna cerah ( misi
: merah, kuning, orange, dll ). Lengkap dengan daunnya
Fase orientasi :
 Salam terapeutik
 Kontak :
 Waktu 45 menit
 Tempat (tentukan lingkungan yang terapeutik )
 Topik / kegiatan : mendiskusikan bunga yang dilihat oleh klien
 Tujuan aktivits : klien dapat menyebutkan bunga yang dilihat secara
tepat
 Aturan main:
 Setiap klien harus mengikuti permainan dari awal sampai akhir
Bila ingin ke kamar kecil harus seizing pemimpik TAK

Fase kerja :
 Perlihatkan setangkai bunga kepada klien
 Motivasi klien untuk menyebutkan warna bunga, warna daun,
jumlah kelompok bunga, jumlah daun yang terlihat
 Berikan pujian ketika klien dapat menyebutkan secara tepat
Ulangi nomor 1 – 3 sampai semua bunga habis didiskusikan

Fase terminal :
 Evaluasi :
 Pemimpin TAK mengeksplorasikan perasaan klien setelah
mendiskusikan bunga, contoh : bagaimana perasaannya setelah
mengikuti kegiatan ini
 Pemimpin TAK memberikan umpan balik positif pada klien
 Pemimpin TAK meminta klien untuk mencoba mendiskusikan
benda-benda lain dalam kehidupan sehari-hari
 Kontak yang akan datang :
 Waktu : ( disepakati bersama-sama dengan klien )
 Tempat : ( disepakati bersama-sama dengan klien )
 Topic / kegiatan : ( disepakati dengan klien )
 Hasil yang diharapkan :
75 % klien mampu menyebutkan warna bunga, warna daun, jumlah
kelopak
bunga, dan daun secara tepat
B.TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK SOSIALISASI
1. FASE : ORIENTASI
Jenis kegiatan : mengoperkan bola
Kriteria klien :
a. Klien menarik diri yang sudah sampai paada tahap mampu
berinteraksi dalam kelompok kecil
b. Sehat secara fisik
Tujuan : klien mampu menyabut jati diri.
Kontrak : waktu 45 menit.
Setting : Setting duduk peserta TAKS ( leader, observer,
fasilitator dan klien ) adalah setangah lingkaran.
Alat :
a. Tape recorder
b. Kaset : marilah kemari
c. Bolla tennis
Metode :
a. Diskusi
b. Permainan kelompok
Kegiatan
1. Terapi memberi salam
2. Terapi menjelaskan
a. Tujuan kegiatan kelompok (TAKS) : belajar cara berbicara dengan
orang lain dan sikap pada saat berbicara
b. Bentuk kegiatan : 7 kali pertemuan kelompok, mempraktekkan pada
hidup sehari-hari
c. Tiap kegiatn kelompok tidak lebih dari 1 jam
d. Hari ini kita akan belajar memperkenalkan diri k epada orang lain
Bebtuk dan peraturan permainan
3. Langkah-langkah kegiatan
a. Hidupkan kaset pada tape recorder dan edarkan bola tennis
berlawanan
arah dengan arah jarum jam
b. Pada saat tpe dimatikan, anggota kelompok yang memegang bola
tennis
mendapatkan giliran untuk menyebut salam, nama lengkap,
nama
panggilan, asal dan hoby. Dimulai oleh terapis sebagai contoh
c. Tulis nama panggilan pada kertas dan temple pada bahu
d. Ulangi a dan b sampai semua anggota kelompok meendapatkan
giliran
e. Berikan pujian untuk tiap keberhasilan anggota kelompok
dengan
member tepuk tangan
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kegiatan PKL merupakan suatu media bagi mahasiswa untuk
mengaplikasikan ilmu yang telah didapat saat perkuliahan kedalam dunia kerja
nyata. Pada saat pelaksanaan PKL di RSKD Dadi Makassar, mahasiswa
memperolah banyak pengalaman baru dalam penyesuaian diri di lingkungan kerja
yang sebenarnya.
Selama melaksanakan kegiatan PKL di RSKD Dadi Makassar, mahasiwa
mendapatkan ilmu dan pengalaman yang berharga. Mahasiswa dituntut untuk
lebih tepat waktu, lebih cepat tanggap, lebih bersikap mandiri dan lebih
bertanggungjawab dalam melaksanakan tugas yang diberikan oleh pembimbing.

B. Saran
Adapun beberapa saran yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan
program PKL adalah sebagai berikut :
a. Mahasiswa harus lebih mempersiapkan diri baik dari segi akademik
maupun keterampilan yang akan mendukung pelaksanaan selama kegiatan
PKL berlangsung.
b. Mahasiswa harus lebih giat dan aktif dalam mempelajari dan
menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan, khususnya dalam bidang
keperawatan karena hal tersebut berhubungan dengan pekerjan yang
diberikan oleh RSKD Dadi Makassar.
c. Mahasiswa diharapkan mampu bertanggung jawab atas pekerjaan yang
diberikan oleh RSKD Dadi Makassar selama pelaksanaan PKL
Karena pekerjaan tersebut berhubungan dengan kegiatan operasional

Anda mungkin juga menyukai