Anda di halaman 1dari 67

Nama : Fitriani

Nim : 19013

Kegiatan Belajar 1

A. Wirausaha Mandiri

Seorang perawat yang bekerja pada suatu rumah sakit biasanya


bekerja dengan sistem shift. Namun ada juga perawat yang bekerja dengan
jam kerja yang tetap. Jika seorang perawat ingin memiliki usaha
sampingan ataupun menjadikan usaha tersebut menjadi sumber utama
untuk memperoleh pendapatan, maka perawat bisa mencoba peluang usaha
berikut yaitu usaha praktik mandiri.

Kewirausahaan atau entrepreneurship berasal dari bahasa prancis, yaitu perantara beberapa pengertian kewirausahaan
1. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujufdkan dalam perilaku yang dijadikan dasar sumber daya , tenaga penggerak ,
tujuan , siasat,kiat,proses dan hasil bisnis(Achmad Sanusi, 2008)
2. Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kretivitas dan inovasi dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang
untuk memperbaiki kehidupan.(Zimmer , 2008)
3. Kewirausahaan adalah semangat , sikap, perilaku,dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha atau kegiatan yang
mengarah pada upya mencari , menciptakan , serta menerapkan cara kerja , teknologi dan produk baru dengan meningkatkan
efesiensi dalamrangka memberikanpelayanan yang baik dan atau memperoleh keuntungan yang lebih besar.

Entrepreneur adalah mereka yang selalu bekerja keras dan kretif untuk mencari peluang bisnis, menmendayagunakan
peluang yang diperoleh , dan kemudian merekayasa penciptaan alternative sebagai peluang bisnis baru dengan factor
keunggulan (Helfi, 2004).

A. Praktik Keperawatan Mandiri

Praktik Keperawatan Mandiri adalah praktik perawat perorangan


atau berkelompok ditempat praktik mandiri diluar fasilitas pelayanan
kesehatan. Dalam menyelenggarakan praktik keperawatan mandiri
perawat berwenang memberikan asuhan keperawatan, penyuluhan dan
konseling dan meaksanakan tugas berdasarkan pelimpahan wewenang

.
Berikut syarat membuka praktik mandiri perawat berdasarkan Permenkes
RI Nomor 26 tahun 2019.

 Persyaratan Administrasi
Kualifikasi pendidikan minimal Profesi Ners. Vokasi bisa membuka
praktik keperawatan mandiri jika disuatu daerah tersebut belum memiliki
kualifikasi perawat ners.
Surat Izin Praktik Perawat (SIPP) dikeluarkan oleh pemerintah
daerah kabupaten/kota tempat praktik keperawatan mandiri. Syarat utama
mendapatkan SIPP adalah sudah memiliki Surat Tanda Registrasi (STR).

Setiap perawat berhak mendapatkan paling banyak 2 SIPP yang dapat


digunakan di Fasilitas Kesehatan Rumah Sakit atau praktik mandiri.
Berikut persyaratan untuk mendapatkan SIPP:

1. Fotokopi ijazah dilegalisir


2. Fotokopi str yang masih berlaku dan dilegalisasi asli
3. Surat keterangan sehat dari dokter yang memiliki surat izin
praktik
4. Surat pernyataan memiliki tempat praktik atau surat keterangan
dari pimpinan fasilitas pelayanan kesehatan tempat perawat
berpraktik
5. Pas foto terbaru dan berwarna dengan ukuran 4×5 (3 lembar)
6. Rekomendai dari kepala dinas kesehatan/kota setempat atau pejabat
yang ditunjuk.
7. Rekomendasi dari organisasi profesi.

 Persyaratan Bangunan/Prasarana

Bangunan untuk tempat praktik mandiri perawat dapat berutapa


rumah tinggal, bagian dari rumah, bagian dari kantor/tempat kerja, mal,
atau bagian dari gedung (apartemen, rumah toko, rumah susun, mal, atau
bangunan lain yang sejenis).

Bangunan bersifat permanen, tidak bergabung fisik bangunan


lainnya atau (ada batas dengan bangunan lainnya). Misalnya pada
bangunan rumah tinggal pintu masuk tempat praktik harus terpisah dari
tempat tinggal.

Bangunan praktik mandiri perawat terdiri dari ruang atministrasi,


ruang tunggu, ruang periksa konsultasi atau asuhan keperawatan ruang
penyimpanan alat kesehatan, toilet dan ruang lainnya sesuai kebutuhan.
Memiliki sistem air bersih, kelistrikan atau pencahayaan yang
cukup, ventilasi atau sirkulasi udara yang baik dan prasarana lain sesuai
dengan kebutuhan
Papan Nama Praktik

Perawat yang membuka praktik mandiri wajib memasang papan nama praktik

b. Papan nama mudah di baca oleh masyarakat.


c. Memuat nama perawat, nomor STR, nomor SIPP dan terdapat
keterangan “memberikan asuhan keperawatan”
Sumber: Permenkes No.26 tahun 2019
SK Pedoman Praktik Keperawaatan Mandiri dikeluarkan oleh DP PPNI.
DAFTAR PUSTAKA

Nursalam. 2008. Manajemen Keperawatan: Aplikasi Dalam Praktek


Keperawatan Profesional. Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika.

Hanggara, M.W. 2016. Kewirausahaan. Waringin Timur: Akademi


Keperawatan.

Kementrian Pendidikan Nasional. 2010. Konsep DasarKewirausahaan.


Kementrian Pendidikan Nasional.

Iyus, Y & Mardhiyah, A. 2010. Spririt and Sofrkill of NursingEntrepreneur.


Bandung: Rafika Aditama.

Budiono. 2016. Konsep dasar Keperawatan. Kementrian Kesehatan Republik


Indonesia
SOAL:

1. Jenis praktik keperawatan yang dilakukan oleh seorang perawat/dokter dengan membuka praktik dirumahnya sendiri yaitu..
a. Kewirausahaa klinik kesehatan
b. Pengusaha
c. Praktek keperawatan mandiri
d. Praktik kolaborasi

2. Apa saja syarat seorang perawat untuk membuka praktik keperawatan mandiri kecuali..
a. Perawat harus memiliki STR
b. Perawat harus memiliki (SIPP)
c. Perawat harus berpendidikan vokasi dan profesi
d. Pendidikan SMP
Kegiatan Belajar 2

Terapi komplemente

Kewirausahaan dalam keperawatan atau yang biasa disebut nursepreneur terdiri dari dua kata yaitu
nurse dan entrepreneur. Entrepreneur adalah seorang individu yang memiliki kemampuan untuk

menciptakan,mencari, dan memanfaatkan peluang dalam menuju apa yang diinginkan sesuai denganyang
diidealkan.

Seorang entrepreneur adalah seorang individu yang mengasumsikan tanggung jawab total dan risiko
untuk menemukan atau membuat peluang menggunakan bakat pribadi, ketrampilan dan energi, dan
seseorang yang mempekerjakan proses perencanaan strategis untuk mentransfer
peluangtersebuTmenjadIsebuah layanan yang bernilai atau produk (ICN,
Nursepreneur merupakan istilah baru dalam mempopulerkan entrepreneurship yang dikaitkan
dengan perawat atau dunia keperawatan. Seiring dengan gencarnya program gerakan nasional
kewirausahaan pada masyarakat luas, kalangan kampus adalah salah satu sasarannya. Para calon
intelektual yang tengah dalam studi pada berbagai bidang ilmu berusaha dikenalkan pada dunia
wirausaha. Hal ini merupakan langkah usaha membekali wawasan dan pengetahuan dasar kepada mereka
agar kelak setelah meninggalkan kampus tidak selalu berorientasi pada keinginan untuk menjadi pegawai
atau karyawan, tapi justru menjadi pencipta lapangan pekerjaan.

Nurse entrepreneur adalah seorang pemilik bisnis yang menawarkan pelayanan keperawatan meliputi
perawatan lagsung, pendidikan, penelitian, administratif atau konsultasi. Perawat yang bekerja secara mandiri atau
perawat wirausaha bertanggung jawab langsung kepada klien, kepada siapa, atau atas nama siapa, pelayanan
keperawatan yang disediakan (ICN, 2004).

A.Konsep kewirausahaan terapi komplementer

Terapi komplementeradalah cara penanggulangan penyakit yang dilakukan sebagai pendukung pengobatan
medis konvensional atau sebagai pengobatan pilihan lain diluar pengobatan medis yang konvensional.Terapi
komplementerpada dasarnya bertujuan untuk memperbaiki fungsi dari sistem-sistem tubuh, terutama “Sistem
Kekebalan dan Pertahanan Tubuh”, agar tubuh dapat menyembuhkan dirinya sendiri yang sedang sakit, karena
tubuh sebenarnya mempunyai kemampuan untuk menyembuhkan dirinya sendir dengan asupan nutrisi yang baik
dan lengkap serta perawatan yang tepat.
Kewirausahaan dan wirausaha sendiri merupakan sebuah upaya yang melibatkan sumber daya lainnya
seperti sumber daya alam, modal dan teknologi, sehingga dapat menciptakan kekayaan dan kemakmuran melalui
penciptaan lapangan kerja, penghasilan dan produk yang diperlukan masyarakat
Kewirausahaan dalam keperawatan atau yang biasa disebut nursepreneur terdiri dari dua kata yaitu nurse dan
entrepreneur. Entrepreneur adalah seorang individu yang memiliki kemampuan untuk menciptakan, mencari, dan
memanfaatkan peluang dalam menuju apa yang diinginkan sesuai denganyang diidealkan. Seorang entrepreneur
adalah seorang individu yang mengasumsikan tanggung jawab total dan risiko untuk menemukan atau membuat
peluang menggunakan bakat pribadi, ketrampilan dan energi, dan seseorang yang mempekerjakan proses
perencanaan strategis untuk mentransfer peluang tersebut menjadi sebuah layanan yang bernilai atau produk (ICN,
2004).

Sebagian kecil perawat mereklamasi hak tradisional mereka untuk praktek klinis secara independen dan
menjadi wirausaha perawat yang menyediakan perawatan jasa. Mereka memperluas peran dan menawarkan
berbagai layanan dengan fokus utama pada promosi kesehatan, pencegahan penyakit dan kecelakaan, rehabilitasi
dan layanan dukungan tetapi termasuk praktik klinis khusus dan konsultan manajemen. Wirausaha perawat
memberikan dan menyediakan penelitian mengenai kualitas dan efektivitas perawatan dan membangun gambaran
publik yang positif sebagai advokat pasien, penjaga, konselor dan pendidik di samping dokter yang efisien (ICN,
2004).
B.Landasan membangun kewirausahaan terapi komplementer

Dalam penelitian banyaknya permasalahan dalam bidang kesehatan terutama yang dihadapi oleh lembaga
penyelenggara pelayanan kesehatan juga membuka peluang usaha tersendiri bagi perawat

Kebutuhan perawat dalam meningkatnkan kemampuan perawat untuk praktik keperawatan juga semakin
meningkat. Hal ini didasari dari berkembangnya kesempatan praktik mandiri. Apabila perawat mempunyai
kemampuan yang dapat dipertanggungjawabkan akan meningkatkan hasil yang lebih baik dalam pelayanan
keperawatan.Banyak perawat merasa bahwa latar belakang klinis mereka, bila dikombinasikan dengan pelatihan
dan pendidikan yang sesuai dengan terapi komplementer, memungkinkan mereka untuk menawarkan pelayanan
berdasarkan prinsip-prinsip dan pengalaman.

Sebelum dapat mendirikan praktek mandiri, seorang perawat harus memiliki pendidikan yang cukup dan
pelatihan skill yang akan memastikan menjadi seorang praktisi yang aman dan efektif. Penting untuk melakukan
pendidikan dan pelatihan yang didukung oleh organisasi profesional, yang mengatur lingkup dan tingkat
pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk didaftarkan sebagai praktisi kompeten. Organisasi tersebut
juga harus memiliki program yang jelas dari pengembangan profesional berkelanjutan untuk mempertahankan
standar perawatan.
C. Syarat-syarat yang harus dimiliki oleh perawat untuk melakukan kegiatan kewirausahaan

Entrepreneur memiliki berbagai pengertian dan sifat, salah satunya yang disampaikan olehJohn G.
Entreprenuer memiliki sifat :

Berhasrat mencapai prestasi


Seorang Pekerja keras
Ingin bekerja untuk dirinya
Mencapai kualitas
Berorientasi kepada Reward dan Kesempurnaan
Optimis
Berorganisasi
Berorientasi kepada keuntungan

Seseorang yang berprofesi apapun, asal mampu menerapkan 8 aspek sifat entrepreneur dalam kehidupan
sehariharinya, maka dapat dikategorikan sebagai entrepreneur, termasuk seorang perawat. Dengan jiwa
Entrepreneur masalah sehari-hari yang dihadapi perawat di ruangan akan menjadi uang.
Secara konseptual Nursepreneur memiliki ciri sebagai berikut :

1) Pengerahan Diri: Pendisiplinan diri dan secara menyeluruh merasa nyaman bekerja untuk diri sendiri.

2) Pengasuhan Diri: Antusiasme tak terbatas untuk ide-ide Anda saat tak seorang pun memilikinya.

3) Orientasi pada Tindakan : Hasrat menyala untuk memujudkan, mengaktualisasikan dan mengubah ide-ide

Anda menjadi kenyataan.


4) Energi Tingkat Tinggi : Mampu bekerja dalam waktu lama secara emosional, mental dan fisik.

5) Toleransi atas Ketidakmenentuan : Secara psikologis mampu menghadapi resiko

Agar konsep Entrepeneur dapat dipahami lebih jauh dalam kaitannya dengan konsep nursepreneur, akan
dicakup lima ciri entrepeneur unggulan (Paulus Winarto, 2005):

1. Berani mengambil risiko.


Perawat berani memulai sesuatu yang serba tidak pasti dan penuh risiko. Tentu tidak semua risiko diambil
melainkan risiko yang telah diperhitungkan dengan cermat (calculated risk).

2. Menyukai tantangan.
Segala sesuatu dilihat sebagi tantangan, bukan masalah. Perubahan yang terus terjadi dan jaman yang terus
berubah menjadi motivasi kemajuan bukan menciutkan nyali seorang perawat entrepreneur unggulan.
Dengandemikian, ia akan terus memacu dirinya untuk maju, mengatasi segala hambatan.
3. Punya daya tahan yang tinggi.
Seorang entreprenur harus banyak akal, kretaif dan tidak mudah putus asa. Ia harus selalu mampu
bangkit dari kegagalan serta tekun.
4. Punya visi jauh ke depan
Segala yang dilakukan perawat punya tujuan jangka panjang meski dimulai dengan langkah yang amat kecil.
Ia punya target untuk jangka waktu tertentu. Bagaimana tahun berikutnya, 5 tahun lagi, 10 tahun lagi, dan
seterusnya.

5. Selalu berusaha memberikan yang terbaik.


Perawat entrepreneur akan mengerahkan semua potensi yang dimilikinya. Jika itu dirasa kurang, maka ia
akan merekrut orangorang yang lebih berkompeten agar dapat memberikan yang terbaik kepada
pelanggannya.

Jadi yang terpenting dari seorang Nursepreneur adalah inovasi dan keberanian untuk mengambil risiko serta
siap bekerja keras mencapai tujuan dengan optimis. Hal inilah yang membuat entreprenur selalu tampil
dengan gagasan–gagasan baru yang segar, melawan arus pemikiran orang banyak atau kreatif. Bahkan
terkadang dicap gila pada awal kemunculannya karena bertentangan dengan kebiasaan umum (Winarto,
2005

E. JENIS JENIS KEWIRAUSAHAAN TERAPI KOMPLEMENTER

1) Praktek-praktek penyembuhan tradisional seperti ayurweda dan akupuntur.


2) Terapi fisik seperti chiropractic, pijat, dan yoga.
3) Homeopati atau jamu-jamuan.
4) Pemanfaatan energi seperti terapi polaritas atau reiki
5) Teknik-teknik relaksasi, termasuk meditasi dan visualisasi.
6) Suplemen diet, seperti vitamin dan mineral

Terapi komplementer ada yang bersifat invasif dan noninvasif. Contoh terapi komplementer invasif adalah
akupuntur dan cupping (bekam basah) yang menggunakan jarum dalam pengobatannya. Sedangkan jenis non-
invasif seperti terapi energi (reiki, chikung, tai chi, prana, terapi suara), terapi biologis (herbal, terapi nutrisi, food
combining, terapi jus, terapi urin, hidroterapi colon dan terapi sentuhan modalitas; akupresur, pijat bayi, refleksi,
reiki, rolfing, dan terapi lainnya (Hitchcock et al., 1999)

Di Indonesia ada 3 jenis teknik pengobatan komplementer yang telah ditetapkan oleh Departemen Kesehatan
untuk dapat diintegrasikan ke dalam pelayanan konvensional, yaitu sebagai berikut :

1. Akupunktur medik yang dilakukan oleh dokter umum berdasarkan kompetensinya.


Metode yang berasal dari Cina ini diperkirakan sangat bermanfaat dalam mengatasi berbagai kondisi
kesehatan tertentu dan juga sebagai analgesi (pereda nyeri). Cara kerjanya adalah dengan mengaktivasi berbagai
molekul signal yang berperan sebagai komunikasi antar sel. Salah satu pelepasan molekul tersebut adalah
pelepasan endorphin yang banyak berperan pada sistem tubuh.
2. Terapi hiperbarik
Terapi hiperbarik merupakan suatu metode terapi dimana pasien dimasukkan ke dalam sebuah ruangan yang
memiliki tekanan udara 2 – 3 kali lebih besar daripada tekanan udara atmosfer normal (1 atmosfer), lalu diberi
pernapasan oksigen murni (100%). Selama terapi, pasien boleh membaca, minum, atau makan untuk menghindari
trauma pada telinga akibat tingginya tekanan udara.

3. Terapi herbal medik,


Terapi herbal medik yaitu terapi dengan menggunakan obat bahan alam, baik berupa herbal terstandar dalam
kegiatan pelayanan penelitian maupun berupa fitofarmaka. Herbal terstandar yaitu herbal yang telah melalui uji
preklinik pada cell line atau hewan coba, baik terhadap keamanan maupun efektivitasnya. Terapi dengan
menggunakan herbal ini akan diatur lebih lanjut oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Dari 3 jenis teknik pengobatan komplementer yang ada, daya efektivitasnya untuk mengatasi berbagai jenis
gangguan penyakit tidak bisa dibandingkan satu dengan lainnya karena masing – masing mempunyai teknik serta
fungsinya sendiri – sendiri. Terapi hiperbarik misalnya, umumnya digunakan untuk pasien – pasien dengan
gangren supaya tidak perlu dilakukan pengamputasian bagian tubuh. Terapi herbal, berfungsi dalam
meningkatkan daya tahan tubuh. Sementara, terapi akupunktur berfungsi memperbaiki keadaan umum,
meningkatkan sistem imun tubuh, mengatasi konstipasi atau diare, meningkatkan nafsu makan serta
menghilangkan atau mengurangi efek samping yang timbul akibat dari pengobatan kanker itu sendiri, seperti mual
dan muntah, fatigue (kelelahan) dan neuropati.

Fokus Terapi Komplementer


1. Pasien dengan penyakit yang dapat disembuhkan melalui pengobatan non konvensional
2. Pasien yang takut berobat ke rumah sakit
3. Pasien kanker
DAFTAR PUSTAKA

ICN. 2004. Guidelines on the Nurse Entre/Intrapreneur Providing Nursing Service. International Council of
Nurses: Geneva.

Anonymous. 2011. Nursepreneur.

http://webcache.googleusercontent.com/search?

q=cache:qi5xMN2ZBP8J:www.scribd.com/doc/79676692/NURSEPRENEUR
S+nurse+entrepreneurship&cd=10&hl=id&ct=clnk&gl=id&lr=lang_id. Diakses tanggal 27 februari 2011 jam
11.30.

Triton PB., 2007, Entrepreneurship : Kiat Sukses Menjadi Pengusaha, Tugu Publisher, Yogyakarta.
SOAL
1. Terapi komplementer bentuk pelayanan keperawatanya tidak berfokus pada..
a. Pasien dengan penyakit yang dapat disembuhkan melalui pengobatan non konvensional
b. Pasien yang takut berobat ke rumah sakit
c. Pasien kanker
d. Pasien meninggal

1. Terapi yang cara penangulangan penyakit yang dilakukan sebagai mendukung pengobatan
medis konversional atau sebagi pemgobstsn pilihan lsin selain diluar pengobatan dan obat yang
konversional yaitu
a. Terapi modalitas
b. Terapi komplementer
c. Terapi Interpersonal
d. Terapi keluarga
Kegiatan belajar 3
Kewirausahaan keperawatan dalam bidang pendidikan

A. Pengertian Kewirausahaan dalam Keperawatan

Kewirausahaan dalam keperawatan biasa disebut


dengan“nursepreneur”yang terdiri dari dua kata yaitu “nurse”dan
“entrepreneur ”.Entrepreneuradalah seorang individu yang memiliki
kemampuan untuk menciptakan, mencari, dan memanfaatkan peluang
untuk menuju apa yang diinginkan sesuai dengan yang diidealkan. Lima.

ciri entrepeneur unggulan adalah sebagai berikut :

a. Berani mengambil resiko


b. Menyukai tantangan
c. Punya daya tahan yang tinggi
d. Punya visi yang jauh ke depan
e. Selalu berusaha baik memberikan yang terbaik

Nursepreneur merupakan istilah baru dalam mempopulerkan


entrepreneurship yang dikaitkan dengan perawat atau dunia keperawatan.
Khusus untuk para mahasiswa ilmu keperawatan, maka istilah nursepreneur
dipakai untuk mengenalkan dan memberi pengetahuan dasar tentang
kewirausahaan
Jenis-jenis wirausaha di bidang kesehatan/keperawatan secara dapat
dibagi menjadi tiga, yaitu :

1. Bidang pelayanan keperawatan

 Home Care
 Konsultan Keperawatan
 Terapi Komplementer
 Nursing Care Centre
 Fisioterapi
 Klinik Kesehatan Swasta

2. Bidang penelitian

 Teknik Perawatan Luka


 Terapi Modalitas

3. Bidang pendidikan

 Lembaga Pelatihan Baby Sister


 Pelatihan Perawatan Anak
 Pelatihan Perawatan Lansia

A. Bidang Pendidikan

Semakin meningkatnya permintaan masyarakat tentang layanan


kesehatan dirumah dapat membuka peluang perawat untuk mendirikan
lembaga pelatihan ataupun konsultan yang bergerak dibidang pendidikan
seperti :

1. Lembaga Pelatihan Beby sister

Baby sitter merupakan suatu profesi yang memerlukan kompetensi


tertentu. Untuk menjadi baby sitter yang berkompeten harus memiliki
kemampuan, sikap dan keterampilan dalam merawat, mengasuh serta
mendidik anak. Oleh karena itu kemampuan dan keterampilan itu tidak
bisa didapat dengan mudah walaupun seorang wanita memiliki insting
tetapi kemampuan tersebut tidak akan berjalan dengan baik jika semuanya
tidak dibarengi dengan pengetahuan yang cukup. Kebutuhan masyarakat

akan jasa perorangan yang melayani rumah tangga tidak akan pernah
berhenti karena hal itu merupakan tuntutan kebutuhan keluarga dalam
ikatan rumah tangga yang berkecukupan di negara berkembang atau
dinegara maju di seluruh dunia, yang senantiasa terikat dengan tata laksana
rumah tangga. Keadaan ini akan memberi manfaat yang sangat besar
kepada para pekerja perorangan yang melayani rumah tangga di Indonesia
dan/atau di luar negeri. Dalam aturan ILO telah diatur dalam Trade Union
on Domestic Worker of Report ofILO Geneva, 100.IV.2A.2011
(pekerjaanyang layak bagi pekerja yang melayani rumah tangga). Maka
dalam rangka peningkatan kualifikasi dan kualitas tenaga kerja yang
memiliki kompetensi sesuai kebutuhan, dengan nilai tawar pada posisi
yang benar dalam hirarki bidang pekerjaan bagi Indonesia domesctic
worker of ILOersebut yang dibutuhkan suatu kerja sama dan kemitraan
yangsaling menguntungkan antara pekerja perorangan yang melayani
rumah tangga dengan penggunaannya didalam negeri dan/atau di luar
negeri.
Pelatihan adalah pendidikan dalam jangka waktu pendek yang
dilakukan oleh instruktur secara sistematis dan terorganisasiuntuk
meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan individu melalui tugas
dan latihan sehingga pelaksanaan kerja meningkat. Pelatihan ini bertujuan
untuk memberikan pengetahuan, sikap dan keterampilan agar alumni yang
telah mengikuti pelatihan memiliki kebermanfaatan dalam kecakapan dan
keahlian secara profesional dalam melaksanakan peran dan tugas seorang
Baby Sitter.Hasil pelatihan dapat diketahui dari peningkatan pengetahuan,
sikap dan keterampilan peserta setelah mengikuti pelatihan dibandingkan
dengan sebelum mengikuti pelatihan. Hasil pelatihan akan menambah
pengetahuan dan atau keterampilan peserta dalam bidang-bidang tertentu.
Pengetahuan dan keterampilan pengasuhan anak dilakukan dengan
menggunakan pola asuh tertentu. Penggunaan pola asuh tertentu
memberikan sumbangan dalam mewarnai perkembangan terhadap bentuk

perilaku sosial pada anak. Dalam mengasuh anak, orang tua/ pengasuh
bukan hanya mampu mengkomunikasikanfakta, gagasan dan pengetahuan
saja, melainkan membantu menumbuh kembangkan kepribadian anak.

Upaya peningkatan SDM tenaga Baby Sitter yang memiliki


kualitas terstandar dan kompeten diperlukan untuk memenuhi kebutuhan
pasar dalam negeri, regional dan internasional. Oleh karena itu Kursus dan
Pelatihan Baby Sitter sangat ibutuhkan untuk memenuhi kegiatan tersebut diaatas.

a. Tujuan umum
Tujuan umum penyelenggaraan kursus dan pelatihan Baby Sitter
yunior ini adalah agar peserta didik mampu melaksanakan kegiatan
merawat, mengasuh dan menjaga bayi dengan aman dan bertanggung
jawab berdasarkan standar kesehatan, standar keperawatan bayi di rumah
tangga dan standar pendidikan anak usia dini.

b. Tujuan khusus

Secara khusus standar kompetensi lulusan Kursus dan pelatihan Baby


Sitter yunior ini bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan
sebagai berikut :

1) Melaksanakan serangkaian tugas pengasuhan dan perawatan


sesuai dengan tahapan perkembangan bayi dan standar perawatan
dengan memilih prosedur kerja tertentu berdasarkan
informasi/permintaan dari pengguna jasa.

2) Merawat kebersihan bayi dan lingkungannya dengan


melaksanakan prinsip Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, memenuhi
program gizi sehat, menerapkan peraturan K3 dan penyesuaian
sikap diri termasuk bertanggung jawab dalam memelihara kualitas
pekerjaan, serta kemampuan berkomunikasi dengan baik dan
benar.
3) Memiliki kemampuan kerja, pengetahuan yang dikuasai dan
kemampuan managerial sesuai dengan level II KKNI.

4) Bekerjasama dengan rekan kerja dan pengguna jasa serta


bertanggung jawab pada pekerjaannya.
Sesuai dengan tujuan di atas, keahlian seorang Baby Sitter adalah
mampu merawat, mengasuh dan menjaga bayi sehat sehingga memiliki
tumbuh kembang yang optimal sesuai dengan tahapan perkembangan
bayi.Pelatihan Baby Sitter Yunior ini dapat diikuti setiap warga negara
Indonesia atau setiap warga negara lain yang bisa berbahasa Indonesia
dengan persyaratan pendidikan minimal SMP/sederajat atau SD/sederajat
yang lolos dalam seleksi yang terstandar dan berusia minimal 18 tahun.
Lulusan pelatihan baby sitter ini diakui setara dengan level II KKNI.Lama
Kursus dan pelatihan Baby Sitter Yunior adalah 200 jam pelajaran 45
menit dengan metode pembelajaran.

a. Presentasi audio visual


b. Ceramah
c. Demonstrasi/simulasi
d. Pemecahan masalah
e. Praktik
Setiap peserta yang telah selesai mengikuti pelatihan Baby Sitter
Yuniorini, akan diberikan evaluasi yang bertujuan untuk mengukur
capaian pembelajaran peserta pelatihan dalam memahami dan
mempraktikkan materi yang sudah diberikan pengajar/instruktur, melalui
ujian tertulis dan ujian praktik.

Uji Kompetensi

Uji kompetensi diperlukan peserta didik dalam rangka mendapat


pengakuan kompetensi bidang tertentu secara nasional. Uji kompetensi
diatur dalam Petunjuk Teknis Uji Kompetensi yang diterbitkan oleh
Lembaga Sertifikasi Kompetensi (LSK) Baby Sitter dan Kemdikbud,
dilaksanakan di tempat uji yang disebut Tempat Uji Kompetensi (TUK)
yang telah diverifikasi dan ditetapkan oleh LSK Baby Sitter.

c. Sertifikasi

Peserta yang dinyatakan kompeten setelah mengikuti Uji


Kompetensi akan mendapatkan Sertifikat Kompetensi. Blanko Sertifikat
Kompetensi diterbitkan oleh Kemdikbud. Pengisian blanko Sertifikat
Kompetensi dilakukan oleh LSK Baby Sitter, maka Sertifikat berlaku
sebagai pengakuan Kompeten di bidang Baby Sitter Yunior.

d. Profil Lulusan

Terampil membersihkan lingkungan kamar tidur bayi, memelihara


kebersihan tubuh bayi, merawat pakaian dan lena bayi, memberikan ASI
melalui botol. Terampil memberikan makan/minum bayi, menerapkan
P3K pada bayi, mengasuh bayi dan mencegah kecelakaan pada
bayi.Wajib berkomunikasi dan menjalin hubungan kerja dengan
pengguna jasa, meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di
rumah tangga dan memiliki motivasi dan etika kerja yang tinggi.

e. Jabatan Kerja

Lulusan kursus dan pelatihan Baby Sitter ini mendapat sebutan:


Baby Sitter Yunior. Baby Sitter Yunior yang baru lulus dari pelatihan ini,
dapat mengawali karir kerja Baby Sitter Yunior di rumah tangga atau di
Tempat Penitipan Anak (TPA). Dengan berjalannya waktu,
pengalamankerja dan mengikuti pendidikan lebih lanjut memungkinan
peningkatan kualitas/level ke Baby Sitter Senior (Level II).
Demi kesejahteraan anak-anaknya, orang tua tak segan-segan
mengeluarkan biaya besar. Peluang inilah yang dapat dimanfaatkan untuk
membuka usaha penyalur babysitter. Usaha ini bergerak dalam pembinaan
babysitter yang sebelumnya para calon babysitter itu dididik sebelum terjun ke
lapangan untuk bekerja sebagai babysitter. Secara kualitas, pasti akan lebih baik
babysitter yang dibina terlebih dahulu daripada babysitter yang langsung bekerja
tanpa ada pembekalan ilmu.

Persiapan Menjalankan Bisnis:

1. Menguasai pengetahuan dan keterampilan tentang kerumahtanggan,


misalnya memasak, merapikan ruangan, kebersihan ruangan, dan
sebagainya

2. Mempersiapkan peralatan yang dibutuhkan, misalnya ruangan tempat


pendidikan, modul, dan materi ajar selama kurun waktu tertentu, dan
sebagainya
3. Mempersiapkan link untuk mendapatkan calon babysitter dan link tempat
menyalurkan babysitter

4. Miliki izin usaha untuk bisnis ini. Memiliki izin usaha sangat penting agar
usaha dapat berjalan lancar tanpa ada kendala atas operasional usaha
secara hukum.

Bentuk usaha memulai bisnis penyalur beby sister beserta bagaimna


Prosesnya

a. Bentuk Badan dan Izin Usaha ke Pihak Terkait

Merupakan Badan usaha dan izin usaha untuk sebuah bisnis sangat penting
supaya bisnis dapat berjalan tanpa kendala operasional secara hukum. Bentuk
badan usaha dan dapatkan izin dari pihak terkait dengan membentuk CV atau
firma. Tujuannya untuk menarik minat calon tenaga kerja dan minat pengguna
jasa. Anda dapat melakukan permohonan badan usaha kepada Dinas Tenaga
Kerja dan Transmigrasi yang ada di masing-masing daerah.

b. Temukan SDM yang Kompeten

Sebagai penyedia jasa penyalur babysitter, itu artinya Anda harus


menemukan sumber daya manusia yang kompeten untuk dijadikan babysitter.
Siapkan seleksi untuk perekrutan calon pengasuh agar dapat menghasilkan
babysitter yang berkualitas untuk memenuhi kebutuhan klien. Anda dapat
mencari calon yang kompeten dengan menyebar iklan di media sosial, situs
online, surat kabar, atau brosur yang disebar. Dengan begitu, akan lebih mudah
mendapatkan calon babysitter yang akan dipekerjakan.

c. Perhatikan pengetahuan dan keterampilan SDM

Pada saat proses seleksi dilakukan, perhatikan pengetahuan dan


keterampilan calon babysitter yang melamar. Pastikan bahwa skill yang dimiliki
telah memenuhi kebutuhan klien. Cermati asal-usulnya atau cek track record
pelamar selama ia bekerja di tempat sebelumnya. Atau Anda juga dapat
memberi persyaratan berupa surat berkelakuan baik yang bisa didapatkan dari
pihak kepolisian Indonesia. Sehingga risiko yang timbul nantinya dapat
diminimalisir.

d. Siapkan peralatan yang di butuhkan

Siapkan peralatan yang dibutuhkan untuk membuka bisnis penyalur


babysitter. Anda dapat menyewa sebuah lokasi sebagai tempat pendidikan calon
babysitter, memberikan modul, serta materi ajar yang akan digunakan untuk
mendidik selama kurun waktu tertentu dan sebagainya. Serta pilih mentor yang
kompeten di bidangnya untuk mengajarkan materi kepada calon baby sitter.

e. Pilih lokasi kantor yang starategis

Jika telah membentuk badan usaha dan mengantongi surat izin usaha,
maka langkah selanjutnya adalah memilih lokasi kantor yang strategis dan layak
huni untuk calon babysitter. Lokasi ini akan digunakan sebagai tempat tinggal
sementara untuk persiapan sebelum direkrut dan disalurkan kepada klien. Kantor
tersebut pun nantinya akan digunakan untuk melatih calon babysitter yang masih
minim pengalaman dan untuk memberikan bekal pengetahuan terutama jika
mereka akan disalurkan ke luar negeri.

Persyaratan :

a. Pendidikan : DIII umum/keperawatan


b. Pelatihan/ Kursus : -
c. Pengalaman kerja : -
d. Umur : Minimal 22 tahun
e. Jenis kelamin : Pria/Wanita
f. Kesehatan : Sehat jasmani dan rohani
g. Lulus medical check up
h. Tes kemampuan :
 Lulusan psikotes(bakat kerja , minat kerja dan tempremen kerja)
 Lulus tes masuk program PBK.

DAFTAR PUSTAKA

Agustina,Mia. 2013.Analisis Kompetensi Caretaker Berdasarkan SKKNI


pada Program Pelatihan Perawat Lanjut Usia. (Online).

Available :http://repository.upi.edu/4889/4/S_PKK_0805750_Chapter1.pdf.
Diakses pada tanggal 17 Maret 2019 pukul 19.55 WITA

Diklat Keperawatan. 2015. Keterampilan Dasar Keperawatan An(Online). Available:


http://rsudrsoetomo.jatimprov.go.id/id/index.php/2014-11-24-13-35-01/diklat-tenaga-keperawatan/92-ketrampilan-
dasar-keperawatan-anak.
Diakses pada tanggal 17 Maret 2019 pukul 19.55 WITA Direktorat Pembinaan Pelatihan, 2015.Kurikulum Baby
SOAL
1. Yang termasuk dari bidang pendidikan kesehatan yaitu..
a. Home care
b. Konsultan keperawatan
c. Terapi komplementer
d. Nursing care centre
e. Pelatihan perawataan lansi
2. Apa saja tujuan Khusus penyelengara pelatihan beby sister kecuali..
a. Melakukan serang kegiatan tugas pengasuhan dan perawatan sesuai dengan tahapan perkenbangan
bayi/anak
b. Merawat kebersihan bayi dan lingkungannya dengan melaksanakan prinsip perilaku hidup bersih dan
sehat
c. Memiliki kemapuan kerja dan pengetahuan yang dikuasai dan kemampuan managerial sesuai dengan
level II KKNI
d. Tidak disiplin dalam melakukan pekerjaan
Kegiatan Belajar 4
Kewirausahaan Enterteiner Dan Leandership

A. PENGERTIAN

Entertainer memiiki banyak arti dan makna yang tidak bisa diartikan dalam satu
pengertian saja, menurut beberapa ahli entertainer merupakan keadaan seseorang yang
dikenal oleh berbagai khalayak yang bisa mengenalkan keberbagai banyak orang tentang
keahlian dan kelebihan apa yang dimiliki.
Leadership adalah salah satu fungsi manajemen untuk mempengaruhi,
mengarahkan memotivasi dan mengawasi orang lain untuk menyelesaikan tugas-tugas
yang telah direncanakan untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi. Keterampilan.

Leadership akan sangat mempengaruhi kinerja organisasi, khususnya dalam hal mencapai
tujuan organisasibukan hanya berbicara tentang bisnis.

Kewirausahaan entertainer dan leadership keperawatan adalah orang-orang yang


mempunyai kemampuan keperawatan dan pengetahuan yang baik melihat dan menilai
kesempatan-kesempatan bisnis, mengumpulkan sumber-sumber daya yang dibutuhkan
guna mengambil keuntungan dari padanya dan mengambil tindakan yang tepat guna
memastikan sukses Geoffrey G. Meredith et al (2000) Konteks Manajemen Seseorang
yang memiliki kemampuan dalam menggunakan sumberdaya seperti financial (money),
usaha yang ditujukan untuk membangun kekuatan ekonomi, kinerja professional, atau
pertumbuhan organisasi, manajemen dapat diartikan sebagai ilmu dan seni mengelola
sumber daya keperawatan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu dengan merujuk pada
prinsip-prinsip dasar tertentu.
Di dalam ilmu keperawatan,entertainer dan leadership adalah bagaimana
membuat perawat menjadi lebih baik dan dapat memberikan pelayanan yang terbaik
untuk diri sendiri dan orang lain,( Unpad, Hana Rizmadewi Agustina, S.Kp., M.N.,).
Beberapa bentuk dalam bidang keperawatan yang dijelaskan dalam bentuk
seminar dan membahas tentang penyakit yang terkait dengan keperawatan adalah pokok
dasar berpikir yang mendorong semangat, sikap, perilaku, dan kemampuan seseorang
dalam memulai pengetahuan yang mengarah pada upaya menciptakan sesuatu yang baru
dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pengetahuan lewat seminar
maupun lewat media social yang lebih baik dan keuntungan yang lebih besar.
Dalam dunia kewirausahaan banyak hal yang harus diperhatikan untuk menjadi
seorang wirausahan yang sukses. Dari manajemen, pemasaran, kemitraan dan faktor
lainnya. Dalam dunia usaha, kunci untuk sukses itu sesungguhnya tergantung pada diri
kita sendiri. Sikap yang tidak mudah menyerahlah yang menjadi faktor dasar utama
kesuksesan seorang wirausahawan disamping sifat-sifat lainnya yang penting juga.
Seperti, proaktif, kreatif dan inovatif. Dikatakan seorang wirausahawan yang baik apabila
seseorang yang mengkhususkan diri dalam memikul tanggung jawab dan membuat
keputusan yang baik benar.

CIRI-CIRI
Perawat sebagai subjek central dalam kegiatan usaha tetapi lebih fleksibel dalam
menjalankan setiap kegiatan usaha
Perawat memiliki ketergantungan terhadap profesi lain secara langsung maupun tidak
langsung dalam kegiatan usaha
Memiliki dasar hukum yang jelas yang secara eksplisit mengatur kegiatan profesi dalam
setiap kegiatan usaha
Mengacu pada peraturan yang telah ditetapkan oleh organisasi profesi secara utuh.
CONTOH
Mendirikan leadership center of nursing
Menjadi even organizer terbuka kegiatan keperawatan

KARAKTER KEWIRAUSAHAAN

Karakteristik yang umumnya dimiliki seorang wirausahawan keperawatan


Inovatif.
Inovasi adalah kemampuan seorang entertainer keperawatan menemukan solusi.
Berani mengambil resiko. Karakteristik seorang menanggung resiko.
Pengetahuan dasar yang luas dan kaya Cara berfikir yang tepat.
Memiliki kepribadian seperti berani mengambil resiko dan toleran.
Mempunyai motivasi intrinsic dan berorientasi pada tugas Lingkungan yang menunjak aktivitas.
Memiliki motif berprestasi.
Mampu mengerjakan tugas dengan lebih baik

ETIKA WIRAUSAHA
Mengatur tingkah laku atau perilaku manusia dan masyarakat. Tingkah laku ini perlu
diatur agar tidak melanggar norma- norma keperawatan yang berlaku tidak melanggar aturan
yang telah ditetapkan dan usaha yang dijalankan memperoleh simpati dari pihak lain.

TANGGUNG JAWAB WIRAUSAHA

Pada dasarnya, rasa tanggung jawab merupakan sebuah pengertian untuk memahami
kepribadian tenaga kesehatan. Seiring dengan perkembangnya, rasa tanggung jawab kemudian
berkembang bukan hanya dalam tataran personal, namun juga terkait hubungan dengan orang
lain. Artinya, seseorang yang berhubungan dengan pihak-pihak lain tidak bisa lepas dari rasa
tanggung jawab yang melekat pada dirinya. Rasa tanggung jawab dibagi menjadi dua jenis,
yakni:

1. Tanggung Jawab Moral sebagai tenaga kesehatan yang bertuai dibidang entertainer
2. Tanggung Jawab Sebagai Warga Negara dan hokum yang berlaku

ANALISA KEWIRAUSAHAAN

Dalam dunia kewirausahaan banyak hal yang harus diperhatikan untuk menjadi seorang
wirausahan yang sukses. Dari manajemen, pemasaran, kemitraan dan faktor lainnya. Dalam
dunia usaha, kunci untuk sukses itu sesungguhnya tergantung pada diri kita sendiri. Sikap yang
tidak mudah menyerahlah yang menjadi faktor dasar utama kesuksesan seorang wirausahawan
disamping sifat-sifat lainnya yang penting juga. Seperti, proaktif, kreatif dan inovatif. Dikatakan
seorang wirausahawan yang baik apabila seseorang yang mengkhususkan diri dalam memikul
tanggung jawab dan membuat keputusan berdasarkan pertimbangan.
DAFTAR PUSTAKA

Dian Mayasari, kewirausahaan keperawatan 2012

Geoffrey G. Meredith et al (2000)

Unpad, Hana Rizmadewi Agustina, S.Kp., M.N (2012)

Universitas Padjadjaran the real nurshepneur (2012)


SOAL
1. Apa saja karakteristik yang di miliki oleh kewirausahaan keperawatan yaitu..
a. Inovativ
b. Berani mengambil resiko
c. Memiliki motivasi intrinsin dan berorientasi pada tugas menunjang kreativitas
d. Pengetahuan dasar yang luas dan kaya cara berfikir yang tepat
e. Benar semua

2. Yang merupakan keadaan seseorang yang dikenal oleh berbagai hlayak yang bisa mengenalkan beberapa
banyak orang tentang keahlian apa yang dimiliki yaitu..
a. Entertainer
b. Leadership
c. Kewirausahaan
d. Wirausaha
Kegiatan Belajar 5
Klinik Kesehatan

A. Pengertian Klinik

Klinik adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan


kesehatan perorangan yang menyediakan pelayanan medis dasar dan/atau spesialistik
diselenggarakan oleh lebih dari satu jenis tenaga kesehatan dan dipimpin oleh seorang
enaga medis (Permenkes RI, No. 028/Menkes/Per/I/2011).

B. Jenis Klinik.

- Klinik Pratama
Klinik Pratama merupakan klinik yang menyelenggarakan pelayanan medik dasar
yang dilayani oleh dokter umum dan dipimpin oleh seorang dokter umum. Berdasarkan
perijinannya klinik ini dapat dimiliki oleh badan usaha ataupun perorangan.
- Klinik Utama
Klinik Utama merupakan klinik yang menyelenggarakan pelayanan medik
spesialistik atau pelayanan medik dasar dan spesialistik. Spesialistik berarti
mengkhususkan pelayanan pada satu bidang tertentu berdasarkan disiplin ilmu, golongan
umur, organ atau jenis penyakit tertentu. Klinik ini dipimpin seorang dokter spesialis
ataupun dokter gigi spesialis. Berdasarkan perijinannya klinik ini hanya dapat dimiliki
oleh badan usaha berupa CV, ataupun PT.
Adapun perbedaan antara klinik pratama dan klinik utama adalah:

1. Pelayanan medis pada klinik pratama hanya pelayanan medis dasar, sementara
pada klinik utama mencangkup pelayanan medis dasar dan spesialis.
2. Pimpinan klinik pratama adalah dokter atau dokter gigi, sementara pada
klinikutama pimpinannya adalah dokter spesialis atau dokter gigi spesialis.
3. Layanan di dalam klinik utama mencangkup layanan rawat inap, sementara pada
klinik pratama layanan rawat inap hanya boleh dalam hal klinik berbentuk badan
usaha;
4. Tenaga medis dalam klinik pratama adalah minimal dua orang dokter ataudokter
gigi, sementara dalam klinik utama diperlukan satu orang spesialis untuk masingmasing
jenis pelayanan.

Adapun bentuk pelayanan klinik dapat berupa:

1. Rawat jalan
2. Rawat inap
3. One day care
4. Home care
5. Pelayanan 24 jam dalam 7 hari

Perlu ditegaskan lagi bahwa klinik pratama yang menyelenggarakan rawat inap,harus
memiliki izin dalam bentuk badan usaha. Mengenai kepemilikan klinik, dapat dimiliki secara
perorangan ataupun badan usaha. Bagi klinik yang menyelenggarakan rawat inap maka klinik
tersebut harus menyediakan fasilitas-fasilitas yang mencakup :
1. Ruang rawat inap yang memenuhi persyaratan
2. Minimal 5 bed, maksimal 10 bed, dengan lama inap maksimal 5 hari
3. Tenaga medis dan keperawatan sesuai jumlah dan kualifikasi
4. Dapur gizi
5. Pelayanan laboratorium klinik pratama.

C. Kewajiban Klinik

Klinik memiliki kewajiban yang meliputi :

1. Memberikan pelayanan aman, bermutu, mengutamakan kepentingan pasien, sesuai


standar profesi, standar pelayanan dan standar prosedur operasional.
2. Memberikan pelayanan gawat darurat pada pasien sesuai kemampuan tanpa meminta
uang muka terlebih dahulu/mengutamakan kepentingan pasien.
3. Memperoleh persetujuan tindakan medis.
4. Menyelenggarakan rekam medis.
5. Melaksanakan sistem rujukan.
6. Menolak keinginan pasien yang tidak sesuai dengan standar profesi, etika dan peraturan
perundang-undangan.
7. Menghormati hak pasien.
8. Melaksanakan kendali mutu dan kendali biaya.
9. Memiliki peraturan internal dan standar prosedur operasional.
10. Melaksanakan program pemerintah di bidang kesehatan.
D. Kewajiban Pihak Penyelenggara Klinik

Pihak penyelenggara klinik memiliki kewajiban yaitu :

1. Memasang papan nama klinik.


2. Membuat daftar tenaga medis dan tenaga kesehatan lainnya yang bekerja diklinik beserta
nomor Surat Tanda Registrasi (STR) dan Surat Izin Praktik (SIP)atau Surat Izin Kerja
(SIK) dan Surat Izin Praktik Apoteker (SIPA) bagi apoteker.
3. Melaksanakan pencatatan untuk penyakit-penyakit tertentu dan melaporkan kepada Dinas
Kesehatan kabupaten/kota dalam rangka melaksanakan program pemerintah sesuai
dengan peraturan perundang-undangan. Pembinaan dan pengawasan terhadap
pelaksanaan penyelenggaraan klinik ini dilakukan oleh Pemerintah dan pemerintah
daerah. Bagi klinik yang melakukan pelanggaran, maka pemerintah dapat mengenakan
sanksi administratif berupa teguran-teguran tertulis dan pencabutan izin.

E. Bangunan dan Ruangan

Klinik diselenggarakan pada bangunan yang permanen dan tidak bergabung dengan
tempat tinggal atau unit kerja lainnya. Dan juga bangunan klinik harus memenuhi
persyaratan lingkungan sehat sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. Kemudian
bangunan klinik juga harus memperhatikan fungsi, keamanan, kenyamanan dan kemudahan
dalam pemberian pelayanan serta perlindungan dan keselamatan bagi semua orang termasuk
penyandang cacat, anak-anak dan orang usia lanjut.
Bangunan klinik paling sedikit terdiri atas

a. Ruang pendaftaran/ruang tunggu.


b. Ruang konsultasi dokter.
c. Ruang administrasi.
d. Ruang tindakan.
e. Ruang farmasi.
f. Kamar mandi/wc.
g. Ruangan lainnya sesuai kebutuhan pelayanan.

F. Prasarana Klinik

Prasarana klinik meliputi :

a. Instalasi air;
b. Instalasi listrik;
c. Instalasi sirkulasi udara;
d. Sarana pengelolaan limbah;
e. Pencegahan dan penanggulangan kebakaran;
f. Ambulans, untuk klinik yang menyelenggarakan rawat inap; dan
g. Sarana lainnya sesuai kebutuhan.

Prasarana sebagaimana dimaksud di atas harus dalam keadaan terpelihara dan berfungsi dengan
baik.

G. Peralatan

Klinik harus dilengkapi dengan peralatan medis dan nonmedis yang memadai sesuai
dengan jenis pelayanan yang diberikan. Peralatan medis dan nonmedis harus memenuhi
standar mutu, keamanan, dan keselamatan. Selain memenuhi standar, peralatan medis juga
harus memiliki izin edar sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

Peralatan medis yang digunakan di klinik harus diuji dan dikalibrasi secara berkala oleh
Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan dan/atau institusi penguji dan pengkalibrasi yang
berwenang. Peralatan medis yang menggunakan radiasi pengion harus mendapatkan izin
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. Penggunaan peralatan medis untuk
kepentingan penegakan diagnosis, terapi dan rehabilitasi harus berdasarkan indikasi medis.

H. Ketenagaan

Pimpinan Klinik Pratama adalah seorang dokter atau dokter gigi. Pimpinan Klinik Utama
adalah dokter spesialis atau dokter gigi spesialis yang memiliki kompetensi sesuai dengan
jenis kliniknya. Pimpinan klinik sebagaimana dimaksud pada ayat dan ayat merupakan
penanggung jawab klinik dan merangkap sebagai pelaksana pelayanan.

Tenaga medis pada Klinik Pratama minimal terdiri dari 2 (dua) orang dokter dan/atau
dokter gigi. Lain halnya dengan Klinik Utama, minimal harus terdiri dari 1(satu) orang dokter
spesialis dari masing-masing spesialisasi sesuai jenis pelayanan yang diberikan oleh klinik. Klinik Utama
dapat mempekerjakan dokter dan/atau dokter gigi sebagai tenaga pelaksana pelayanan medis.
Dokter atau dokter gigi sebagaimana dimaksud di atas harus memiliki kompetensi setelah
mengikuti pendidikan atau pelatihan sesuai dengan jenis pelayanan yang diberikan oleh klinik.
Jenis, kualifikasi, dan jumlah tenaga kesehatan lain serta tenaga non kesehatan disesuaikan
dengan kebutuhan dan jenis pelayanan yang diberikan oleh klinik.

Setiap te naga medis yang berpraktik di klinik harus mempunyai Surat Tanda Registrasi
dan Surat Izin Praktik (SIP) sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. Begitu juga
tenaga kesehatan lain yang bekerja di klinik harus mempunyai Surat Izin sebagai tanda
registrasi/Surat Tanda Registrasi dan Surat Izin Kerja (SIK)atau Surat Izin Praktik Apoteker
(SIPA) sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

Setiap tenaga kesehatan yang bekerja di klinik harus bekerja sesuai dengan standar
profesi, standar prosedur operasional, standar pelayanan, etika profesi, menghormati hak
pasien, mengutamakan kepentingan dan keselamatan pasien. Dan juga Klinik dilarang
mempekerjakan tenaga kesehatan warga negara asing.

I. Perizinan

Untuk mendirikan dan menyelenggarakan klinik harus mendapat izin dari pemerintah
daerah kabupaten/kota setelah mendapatkan rekomendasi dari dinas kesehatan
kabupaten/kota setempat. Dinas kesehatan kabupaten/kota mengeluarkan rekomendasi
setelah klinik memenuhi ketentuan persyaratan klinik. Permohonan izin klinik diajukan
dengan melampirkan:
a. Surat rekomendasi dari dinas kesehatan setempat;
b. Salinan/fotokopi pendirian badan usaha kecuali untuk kepemilikan perorangan;
c. Identitas lengkap pemohon;
d. Surat keterangan persetujuan lokasi dari pemerintah daerah setempat;
e. Bukti hak kepemilikan atau penggunaan tanah atau izin penggunaan bangunan untuk
penyelenggaraan kegiatan bagi milik pribadi atau surat kontrak minimal selama 5 (lima)
tahun bagi yang menyewa bangunan untuk penyelenggaraan kegiatan;
f. Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan
(UPL);
g. Profil klinik yang akan didirikan meliputi struktur organisasi kepengurusan,tenaga
kesehatan, sarana dan prasarana, dan peralatan serta pelayanan yang diberikan; dan
h. Persyaratan administrasi lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Izin klinik diberikan untuk jangka waktu 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang dengan
mengajukan permohonan perpanjangan 6 (enam) bulan sebelum habis masa berlaku izinnya.
Pemerintah daerah kabupaten/kota dalam waktu 3 (tiga) bulan sejak permohonan diterima
harus menetapkan menerima atau menolak permohonan izin atau permohonan perpanjangan
izin. Permohonan yang tidak memenuhi syarat ditolak oleh pemerintah daerah
kabupaten/kota dengan memberikan alasan penolakannya

J. Usaha Klinik Kesehatan Bersama

Dalam pasal 1 huruf (I) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


No.920/Men.Kes/Per/XII/86 tentang Upaya Pelayanan Kesehatan Swasta di bidang medik
dapat dijumpai istilah praktek berkelompok, yaitu penyelenggaraan pelayanan medik secara
bersama oleh dokter umum, dokter gigi, dokter spesialis atau dokter gigi spesialis dengan atau
tanpa menggunakan penunjang medik. Praktik bersama atau berkelompok baik yang
dilakukan oleh dokter umum, dokter gigi, dokter spesialis atau dokter gigi spesialis
diselenggarakan dalam suatu tempat (klinik), sehingga dapat disebut sebagai klinik kesehatan
bersama.“Kata “usaha” diartikan sebagai kegiatan dengan mengerahkan tenaga, pikiran atau
badan untuk mencapai suatu maksud”.

K. Dasar Hukum Usaha Klinik Kesehatan Bersama

Usaha klinik kesehatan bersama yang menyelenggarakan pelayanan medik,


baik pelayanan medik dasar maupun pelayanan medik spesialistik merupakan bentuk peran
serta masyarakat dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan dan merupakan salah satu
unsur di dalam sistem kesehatan, yaitu sebagai penyedia pelayanan kesehatan. “Adapun yang
dimaksud dengan penyedia pelayanan kesehatan (health provider) adalah pihak yang
bertanggungjawab secara langsung dalam menyelenggarakan berbagai upaya kesehatan.
Ditinjau dari segi pihak yang menyelenggarakan , maka sesuai dengan ketentuan yang
tercantum dalam Undang-undang No.23 Tahun 1992 tentang kesehatan yang tercantum dalam
sistem kesehatan Nasional terutama dalam uraian tentang bentuk-bentuk pokok Sistem
Kesehatan Nasional, maka pelayanan medik di Indonesia dapat dibedakan atas 2 macam,
yaitu pelayanan medik yang diselenggarakan oleh pemerintah dan pelayanan medik yang
diselenggarakan oleh pihak swasta. Dengan demikian Undang-undang Kesehatan dan juga
Sistem Kesehatan Nasional memang mengakui adanya peranan pihak swasta. Sebagai akibat
dari telah dibenarkannya pemilik mulai banyak didirikan usaha-usaha klinik kesehatan swasta
yang di selenggarakan secara bekerja sama dan dikelola secara komersial serta yang
berorientasi untuk mencari keuntungan. dalam pendirian usaha klinik kesehatan bersama
tunduk pada peraturan-peraturan umum tentang perjanjian sebagaimana diatur di dalam Buku
III KUH Perdata. Hal ini sesuai dengan pasal 1319 KUH Perdata yang menentukan bahwa :
Semua perjanjian baik yang mempunyai suatu nama khusus maupun yang tidak dikenal
dengan suatu nama tertentu, tunduk pada peraturan- peraturan umum yang termuat didalam
bab ini dan bab yang lalu.

Menurut Wirjono Prodjodkoro, “sistem perundang-undangan yang kini dianut, dasar


hukum dari segala perkumpulan adalah adanya suatu persetujuan (overeenkoms) antara pihakpihak
yang bersangkutan. Oleh karena usaha klinik kesehatan bersama yang menggunakan
bentuk persekutuan perdata (maatschap) merupakan perjanjian berdasarkan atas penyerahan
milik, maka tunduk pada perjanjian berdasarkan atas penyerahan milik, maka tunduk pada
perjanjian khusus (bijzondere ovreenkomst) sebagaimana diatur di dalam Pasal 1618 sampai
dengan Pasal 1652 KUHPerdata.Usaha klinik kesehatan bersama yang menggunakan bentuk
perseroan Terbatas disamping tunduk pada peraturan-peraturan umum tentang perjanjian ,
juga tunduk pada ketentuan– ketentuan tentang PT yang diatur dalam Undang-undang RI
No.40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Oleh karena kerjasama yang diadakan oleh para
peserta dalam usaha klinik kesehatan bersama tunduk pada peraturan-peraturan umum tentang
perjanjian, maka dapat disebutkan bahwa dasar hukum pendirian usaha klinik kesehatan
bersama adalah perjanjian yang tercantum di dalam Buku III KUH Perdata. Perjanjian yang
diadakan oleh peserta dalam pendirian usaha klinik kesehatan bersama adalah sebagai
konsekuensi yuridis dari prinsip kebebasan berkontrak dalam Pasal1338 ayat (1) KUH
Perdata. Prinsip kebebasan yang diatur dalam Pasal 1338 aya1uraian tentang bentuk-bentuk
pokok Sistem Kesehatan Nasional, maka pelayanan medik di Indonesia dapat dibedakan atas
2 macam, yaitu pelayanan medik yang diselenggarakan oleh pemerintah dan pelayanan medik
yang diselenggarakan oleh pihak swasta. Dengan demikian Undang-undang Kesehatan dan
juga Sistem Kesehatan Nasional memang mengakui adanya peranan pihak swasta. Sebagai
akibat dari telah dibenarkannya pemilik mulai banyak didirikan usaha-usaha klinik kesehatan
swasta yang diseleggarakan secara bekerja sama dan dikelola secara komersial serta yang
berorientasi untuk mencari keuntungan. dalam pendirian usaha klinik kesehatan bersama
tunduk pada peraturan-peraturan umum tentang perjanjian sebagaimana diatur di dalam Buku
III KUH Perdata. Hal ini sesuai dengan pasal 1319 KUH Perdata yang menentukan bahwa :
Semua perjanjian baik yang mempunyai suatu nama khusus maupun yang tidak dikenal
dengan suatu nama tertentu, tunduk pada peraturan- peraturan umum yang termuat di dalam
bab ini dan bab yang lalu.

Menurut Wirjono Prodjodkoro, “sistem perundang-undangan yang


kini di anut, dasar hukum dari segala perkumpulan adalah adanya suatu persetujuan
(overeenkoms) antara pihak-pihak yang bersangkutan. Oleh karena usaha klinik kesehatan
bersama yang menggunakan bentuk persekutuan perdata (maatschap) merupakan perjanjian
berdasarkan atas penyerahan milik, maka tunduk pada perjanjian berdasarkan atas penyerahan
milik, maka tunduk pada perjanjian khusus (bijzondere ovreenkomst) sebagaimana diatur di
dalam Pasal 1618 sampai dengan Pasal 1652 KUH Perdata di nyatakan dengan tegas:
1. Kumpulan orang-orang yang bersama-bersama bertujuan untuk mendirikan suatu badan yaitu
perkumpulan.
2. Kumpulan harta kekayaan yang disediakan untuk tujuan-tujuan tertentu.
Perjanjian yang menjadi dasar hukum pendirian usaha klinik kesehatan bersama adalah
hanya mengenai perjanjian untuk menimbulkan perikatan yang
disebutdengan perjanjian obligatoir (memberi hak dan kewajiban kepada keduabelah pihak), tida
k berlaku bagi perjanjian jenis lainnya seperti misalnya perjanjian pembuktian. Akibat hukum
yang ditimbulkan dari perjanjian adalah berbeda dengan akibat hukum dari perjanjian yang
diadakan untuk mendirikan usaha klinik kesehatan bersama, karena dalam perjanjian pendirian
usaha klinik kesehatan bersama akibat hukum yang ditimbulkan adalah sama atau manfaat yang
diperolehnya adalah sama. Meskipun pendirian usaha klinik kesehatan bersama mempunyai
dasar hukum perjanjian yang tercantum dalam KUH Perdata, tetapi para peserrta
yang membuat perjanjian itu tetap harus memperhatikan peraturan- peraturan lainnya yang
berhubungan dengan penyelenggaraan pelayanan kesehatan swasta dibidang medik atau
kedokteran.
DAFTAR PUSTAKA

Azwar.A, 1996, Pengantar Administrasi Kesehatan, Binarupa Aksara, Jakarta.

Badrulzaman, Mariam Darus, 1983,Kitab Undang-undang Hukum Perdata, Buku III

Hukum Perikatan Dengan Penjelasan, Alumni, Bandung.

Halim, Ridwan, 1982, Hukum Perdata Dalam Tanya Jawab, Ghalia Indonesia,

Harahap, Yahya,M., 1986,Segi-Segi Hukum Perjanjian. Alumni, Bandung.


SOAL
1. pelayanan keperawatan yang lakukan oleh tenaga kesehatan/perawat untuk membantu kebutuhan pasien
dirumah yaitu..

a. rawat jalan
b. rawat inap
c. home care
d. pelayanan 24/ 7 hari

2. apa saja syarat perizinan untuk mendirikan klinik yaitu..

a. surat rekomendasi dari dinas kesehatan setempat


b. salinan/pendirian badan usaha kecuali untuk kepemilikan perorangan
c. surat keterangan persetujuan lokasi dari pemerintah daerah setempat
d. bukti hak pemilikan atau penggunaan tanah atau izin penggunaan bangunan
e. benar semua
Kegiatan Belajar 6
Wirausaha Kolaboratif
Keperawatan

A. Pengertian kolaboratif

1. American medical association (AMA)

Kolaborasi adalah proses dimana dokter & perawatmerencanakan dan


praktek bersama sebagai kolega, bekerja saling ketergantungan dalam
batasan-batasan lingkungan praktek mereka dengan berbagai nilai-nilai,
saling merangkul & menghargai terhadap orang yang berkontribusi untuk
merawat individu, keluarga & masyarakat.

2. American nurse association (ANA)

Kolaborasi sebagai hubungan timbal balik dimana pemberi pelayanan


memegang tanggung jawab paling besar untuk perawatan pasien dalam
kerangka bidang perspektif mereka.

B. Kolaborasi dalam home care

Tenaga kesehatan yang terlibat dalam pelayanan kesehatan harus


saling memahami TUPOKSI & wewenang masing-masing, sehingga fokus
pada pelayanan utama home care yaitu tercapainya kemandirian pasien dan,keluarga.
CIRI :

Perawat merupakan subjek sentral dalam kegiatan usaha


Perawat melibatkan profsi ini secara proposional daam kegiatan usaha
Memiiki dasar hukum yang jelas secara eksplisit mengatur kegiatan
koprofsian dan hubungan antar profesi
Mengacu pada peraturan yang tlah ditetapkan oleh organisasi profesi dalam
membangun kolabrasi secara professional

CONTOH :

Mengelola home care


Mengelola toko obat
Medirikan pos samping laboratorium
Mendirikan rumah bersalin

C. MODEL PRAKTIK KOLABORASI PERAWAT-DOKTER

1. Model praktik kolaborasi tipe 1

Model praktik kolaborasi yang menekankan komunikasi satu arah,


kontak terbatas antara pasien dan dokter, dokter merupakan tokoh yang
dominan.
2. . Model praktik kolaborasi tip 2

Model kolaborasi praktik yang menekankan komunikasi dua arah, tapi


tetap menepatkan dokter pada posisi utama dan membatasi hubungan
antara dokter dam pasien.
3. Model praktik kolaborasi tipe 3
Model praktik kolaborasi tipe 3 ini lebih berpusat pada pasien, semua
pemberi pelayanan harus saling bekerja sama, juga dengan pasien. Model
ini tetap melingkar dengan menekankan kontiunitas, kondisi timbal balik
satu dengan yang lain , dan tidak satupun pemberi pelayanan yang
mendominasi secara terus-menerus.

D. INDIKATOR PRAKTIK KOLABORASI


1. Kontrol-kekuasaan
Kedua profesi ini harus tau apa yang menjadi kewenangan profesinya
masing-masing Kekuasaan/kewenangan dokter adalah
mendiagnosis,mengobati & mencegah penyakit, serta melakukan prosedur
pembedahan. Dalam hal ini dokter sering berkonseltasi dengan tim
kesehatan lain dalam memberi informasi yang akurat tentang keadaan pasien sangat membantu
dokter dalam mrnjalankan kewenangannya.

2. lingkup praktik
Lingkup praktik merupakan bagian yang menunjukkan kegiatan
dan tanggung jawab masign-masing pihak.
Dalam mebangun tanggung jawab bersama, perawat & dokter
harus merencanakan dan mempraktikkan bersama sebagai kolega, saling
menguntungkan, saling menghargai dalam berkontribusi terhadap
perawatan individu, keluarga dan masyarakat.
D. KOMPETENSI DASAR DALAM PRAKTIK KOLABORASI

1. Komunikasi
Komunikasi sangat dibutuhkan dalam kolaborasi karena memerlukan
pemevahan masalah yang lebih kompelek.
Masalah-masalah yang muncul dalam kolaborasi dapat dipecahkan
dengan komunikasi efektif yang dapat dimengerti oleh semua anggota
terhadap professional.
.
2. Respek dalam kepercayaan
Kualitas respek dapat dilihat leih ke arah harga diri, sedangakn
kepercayaan dapat dilihat dari mutu proses dan hasil.
Respek dan kepercayaan dapat disampaikan secara verbal dan non
verbal, serta dapat dipilih dan dirasakan dalam penerapan kehidupan
sehari-hari.

3. Memberikan & menerima umpan balik (feedback)


Umpan balik dipengaruhi oleh persepsi seseorang, pola hubungan,
harga diri, kepercayaan diri, emosi, lingkungan, serta waktu. Umpan balik
juga dapat bersifat positif dan negatif.

4. Pengambilan keputusan
Dalam pengambilan kputusan dibutuhkan komunikasi untuk
mewujudkan kolaborasi yang efektif. Hal ini untuk menyatukan data
kesehatan pasien secara komperhensif sehingga menjadi sumber informasi
bagi semua anggota tim profesional.
5. Manajemen konflik
Masing-masing anggota profesi harus menahan peran dan
fungsinya untuk menurunkan konflik lakukan klarifikasi oerseosi dan
harapan, mengidentifikasi, kompetensi, mengidentifikasi tumpang tindih
peran, serta melakukan negosias
Terwujudnya kolaborasi tergantung pada beberapa kriteria, yaitu:
saling percaya & menghormati, saling memahami & menerima, keilmuan
masing-masing, memiliki citra diri positif, memiliki kematangan
profesional yang setara baik dalam hal pendidikan maupun pengalaman,
mengakui sebagai mitra kerja, dari memiliki keinginan untuk bernegosiasi.

F. ELEMEN KOLABORASI DALAM PRAKTIK HOME CARE


NURSING

1. Multiple provider
Kerja sama yang meliputi satu atau lebih pemberi pelayanan kesehatan
& dapat lebih suatu grup profesi.
2. Service koordinasi
Pendekatan umum yang digunakan untuk menjamin asuhan &
pelayanan dalam disiplin ilmu yang sama dan beberapadisiplin ilmu dalam
bidang kesehatan.
3. Coomunication
Berkomitmen untuk saling memberikan informasi pada tim pemberi
pelayanan kesehatan.

G. PENTINGNYA MOU DALAM PRAKTIK HOME CARE NURSING

Dalam meningkatkan kolaborasi yang efektif, perlu adanya MOU


(memorandum of understanding) yang mengatur perjanjian krja sama antara
pihak home care dengan tim tenaga kesehatan. Fungsi MOU antara lain :

1. mengatur hak & kewajiban masing-masing pihak


2. sebagai alat kontrol bagi masing-masing pihak, apakah masing-masing pihak
sudah menunaikan kewajiban (prestasi) atau bahkan telah melakukan
wanprestasi.
3. sebagai alat bukti bagi masing-masing pihak apabila kemudian hari terjadi
perselisihan antara para pihak, termasuk juga apabila pihak ketiga yang
mungkin keberatan dengan suatu kontrak dan mengharuskan kedua belah
pihak untuk membuktikan hal-hal yang berkaitan dengan kontrak yang
dimaksud.
4. pengamanan transaksi bisnis
5. mengatur tentang pola penyelesaian sengketa yag timbul antar kedua belah
pihak.
DAFTAR PUSTAKA

L.Stockslager, Jaime.2007.Asuhan Keperawatan Geriatric.Jakarta:EGC Nugroho,


Wahyudi.2000.

Keperawatan Gerontik .Jakarta:EGC Rendhut. 2012.Kewirausahaan. (Online)


Availablhttps://www.scribd.com/doc/84101003/nursepreneur-2. Diakses pada 17
Maret 2019 pukul 19.55 WITA

Joseph A. Schumpeter (terj.). 2012. Capitalism Socialisme & Democracy.


Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
SOAL
1. Model praktik kolaborasi perawat/dokter yang lebih berpusat pada pasien , semua pelayanan harus saling
bekerja sama itu masuk di model keperawatan kolaborasi tipe berapa?
a. Model praktik kolaborasi Tipe 1
b. Model praktik kolaborasiTipe 2
c. Modek praktik kolaborasi Tipe 3
d. Model ptaktik kolaborasi Tipe 4
2. Komponen-kompenen dasar dalam praktik kolaborasi yaitu..
a. Komunikasi
b. Respek dalam kepercayaan
c. Memberikan dan menerima umpan balik (feedback)
d. Pengambilan keputusan
e. A,b,c,d benar semua
Kegiatan Belajar 7
Wirausaha Informasi Dan Teknologi Keperawatan

A. Konsep Wirausaha Informasi dan Teknologi Keperawatan

Kewirausahaan adalah suatu usaha untuk menentukan, mengembangkan,


kemudian menggabungkan inovasi, kesempatan, dan cara yang lebih baik agar memiliki
nilai yang lebih dalam kehidupan.

Sistem informasi keperawatan adalah kombinasi dari ilmu komputer, informasi


dan keperawatan yang disusun untuk mempermudah manajemen, pengambilan data, dan
pelaksanaan asuhan keperawatan.

Informasi keperawatan adalah penggunaan teknologi informasi sehubungan


dengan tiap fungsi yang ada dalam bidang keperawatan dan dilakukan oleh perawat
dalam pelaksanaan tugas mereka. Hal ini mencakup perawatan klien, administrasi,
pendidikan dan penelitian (Hannah, 1985)

CIRI :

● Perawat sebagai sbujek central dalam kegiatan usaha


● Perawat meiliki ketergantungan terhadap profesi lain secara langsung maupun tidak
langsung dalam kegiatan usaha
● Memiliki dasar hukum yang jelas yang secara ekspilisit mengatur kegiatan keprofesian
dalam setiap kegiatan usaha
● Mengacu pada peraturan yang telah di tetapkan oleh organisasi profesi secara utuh.

CONTOH :

1. Mengembangkan website keperawatan


2. Mengembangkan blog keperawatan
3. Mengembangkan tele nursing consultation
4. Mengelola media informasi keperawatan : Newsletter keperawatan, Buletin Keperawatan

B. Telenursing

Perkembangan yang sangat pesat dibidang teknologi informasi berdampak


terhadap dunia kesehatan, dimana penggunaan teknologi informasi dapat dimanfaatkan
sebagai sarana dalam mendukung perkembangan pelayanan kesehatan. Salah satu bentuk
kemudahan pemanfaatan teknologi informasi dibidang kesehatan adalah penggunaan
metode Telenursing.
Telenursing dapat membantu menyelesaikan kekurangan perawat, menurunkan
jarak, waktu kunjungan dan menjaga pasien yang sudah keluar dari rumah sakit. di
Indonesia sendiri model ini belum berkembang, namun seiring dengan peningkatan
perkembangan teknologi informasi di Indonesia diharapkan telenursing juga dapat
berkembang di Indonesia. Rekomendasi dari tulisan ini diharapkan meningkatkan
pemahaman perawat tentang telenursing sehingga perawat mampu mengaplikasikan
telenursing dengan efektif dan efisien dalam pelayanan praktek keperawatan.
Setelah pergantian abad ke-20 dan setelah perempuan memperoleh hak untuk
memilih, setiap undang-undang diberlakukan negara untuk lisensi perawat. Maksud dari
lisensi melalui agen pemerintah adalah untuk memastikan bahwa setiap orang yang
dicanangkan menjadi perawat memenuhi persyaratan minimum untuk pendidikan,
kompetensi, dan karakter moral yang baik. Lisensi itu, dan tetap, mekanisme yang
digunakan masing-masing negara untuk melindungi kesehatan dan keselamatan
masyarakat dengan memastikan bahwa setiap orang yang memegang lisensi memenuhi
persyaratan minimum tertentu. Tapi seperti kita mempersiapkan diri untuk memasuki
abad ke-21, kita melihat cepat berubah model pelayanan kesehatan yang mengakibatkan
perubahan untuk perawat individu dan seluruh profesi keperawatan.(Drenan,2013)

Pengembangan teknologi telekomunikasi dan informasi telah membuat dampak


yang signifikan dalam setiap bagian kehidupan kita sehari-hari dan telah mendukung
aplikasi teknologi informasi dan komunikasi dalam bidang kesehatan, khususnya
keperawatan. Perawat semakin dituntut untuk professional dan mengedepankan
perkembangan teknologi dibidang kesehatan, termasuk dalam pemanfaatan teknologi
informasi dibidang kesehatan terutama pelayanan keperawatan, dimana pasien/klien yang
membutuhkan asuhan keperawatan dapat berasal dari berbagai kalangan dalam “dunia
maya” ( cybernet), dapat terakses pelayanan keperawatan jarak jauh (Telenursing)
dimanapun ia berada.

Dengan semakin berkembangnya penggunaan internet diikuti pula perkembangan.


dalam dunia kesehatan dan keperawatan. Telemedicine, telehealth dan telenursing
menjadi alternative dalam memberikan pelayanan kesehatan dan keperawatan.Dengan
penerapan telenursing dalam memberikan pelayanan keperawatan akan meningkatkan
kepuasan klien dan peningkatan parstisipasi aktif keluarga.Telenursing dapat membantu
menyelesaikan kekurangan perawat, menurunkan jarak, waktu kunjungan dan menjaga
pasien yang sudah keluar dari rumah sakit.Layanan kesehatan khususnya keperawatan
jarak jauh dengan menggunakan media teknologi informatika (internet) memberikan
kemudahan bagi masyarakat.

Masyarakat atau pasien tidak perlu datang ke rumah sakit, dokter atau perawat
untuk mendapatkan layanan kesehatan. Waktu yang diperlukan untuk layanan kesehatan
juga semakin pendek. Pasien dapat hanya dirumah dan melakukan kontak via internet
atau melalui video converence untuk mendapatkan informasi kesehatan, perawatan dan
bahkan sampai pengobatan.

Telenursing adalah penggunaan teknologi untuk memberikan asuhan


keperawatan dan praktek keperawatan jarak jauh kepada pasien yang bertujuan untuk
memperbaiki perawatan kesehatan (Asiri et al, 2016).
Menurut Britton et all (1999),
Keuntungan telenursing, yaitu : Efektif dan
efisien dari sisi biaya kesehatan, pasien dan keluarga dapat mengurangi kunjungan ke
pelayanan kesehatan ( dokter praktek,ruang gawat darurat, rumah sakit dan nursing
home), Dengan sumber daya yang minimal dapat meningkatkan cakupan dan jangkauan
pelayanan keperawatan tanpa batas geografis, telenursing dapat menurunkan kebutuhan tanpa memerlukan biaya
dan meningkatkan pemanfaatan teknologi, berhasil dalam
menurunkan total biaya perawatan kesehatan dan meningkatkan akses untuk perawatan
kesehatan tanpa banyak memerlukan sumber

Kekurangan telenursing, antara lain : Tidak adanya interaksi langsung perawat


dengan klien yang akan mengurangi kualitas pelayanan kesehatan. Kekawatiran ini
muncul karena anggapan bahwa kontak langsung dengan pasien sangat penting terutama
untuk dukungan emosional dan sentuhan terapeutik. Sedangkan kekurangan lain dari
telenursing ini adalah kemungkinan kegagalan teknologi seperti gangguan koneksi
internet atau terputusnya hubungan komunikasi akibat gangguan cuaca dan lain
sebagainya sehingga menggangu aktifitas pelayanan yang sedang berjalan, selain itu juga
meningkatkan risiko terhadap keamanan dan kerahasiaann dokumen klien.

Aplikasi telenursing dapat diterapkan di rumah, rumah sakit melalui pusat dan
melalui unit mobil, telepon triase dan home care berkembang sangat pesat dalam aplikasi
telenursing. Di dalam home care perawat menggunakan sistem monitor parameter
fisiologi seperti tekanan darah, glukosa darah, respirasi dan berat badan melalui internet.
Melalui sistem interaktif video, pasien contact on-call perawat setiap waktu untuk
menyusun video konsultasi ke alamat sesuai dengan masalah, sebagai contoh bagaimana
mengganti baju, memberikan injeksi insulin atau diskusi tentang sesak nafas. Secara
khusus sangat membantu untuk anak kecil dan dewasa dengan penyakit kronik dan
kelemahan khususnya dengan penyakit kardiopulmoner dan persyarafan. Telenursing
membantu pasien dan keluarga untuk berpartisipasi aktif di dalam perawatan, khususnya
dalam managemen penyakit kronis. Hal ini juga mendorong perawat menyiapkan
informasi yang akurat dan memberikan dukungan secara online.

Telenursing sangat berdampak positif bagi pelayanan keperawatan. Proses


komunikasi saat dilakukan telenursing, Tantangan utama adalah kondisi klinis pasien,
kemungkinan untuk komunikasi yang tidak memadai menyebabkan kesalahan, tidak
adanya referensi visual dalam interaksi tanpa video, dan kesulitan memahami komunikasi
nonverbal.
TIK disebut sebagai bantuan untuk perawat: dalam interaksi dengan videophone,
sumber visual yang merupakan mekanisme kompensasi dari kejauhan, rasa kedekatan,
integrasi, perlindungan, dan keamanan untuk mengekspresikan kebutuhan, harapan, dan
perasaan. Meskipun-teknik ini penggunaan sumber daya yang berbeda untuk mengatasi
hambatan waktu dan jarak, untuk pelaksanaan perawatan yang tepat, perawat harus
menerima pelatihan khusus untuk mengembangkan kemampuan dan kemampuan
berkomunikasi.

Perbandingan antara perawat yang bekerja dari rumah dengan mereka yang
bekerja di pusat: demografi dan disposisi dari penelepon, manajemen misteri penelepon,
frekuensi insiden risiko, produktivitas, dan kepuasan. hasil Penelepon dicari triase untuk
gejala yang sama dan diprioritaskan untuk disposisi yang sama; Misteri penelepon
dikelola sama; ada yang sama jumlah insiden risiko. Perawat yang bekerja dari rumah
yang lebih produktif, mengambil sedikit hari cuti sakit dan memiliki tingkat emosi yang
lebih rendah. Perawat bekerja dari rumah diidentifikasi jam lebih fleksibel, lebih
produktif dan menyatakan tingkat kepuasan yang tinggi. Tidak ada kerugian
diidentifikasi.

Peran perawat sebagai promotor kesehatan, bagaimana perawat yang bekerja


dengan telenursing di pusat-pusat kesehatan primer Swedia aktif bekerja dengan promosi
kesehatan, perawat yang bekerja dengan telenursing adalah untuk bekerja dengan cara
mempromosikan kesehatan yang lebih, mereka harus memiliki dukungan dari
kepemimpinan dan politisi. Perubahan pemahaman tentang apa telenursing mencakup
layanan tampaknya diperlukan, bahkan di antara telenurses. perubahan tersebut bisa
membuktikan manfaat untuk semua warga negara, dan karenanya untuk promosi
kesehatan.
Telenursing berpotensi menantang ketidaksetaraan dalam perawatan kesehatan.
Namun, wacana telenursing adalah dialektik berhubungan dengan ideologi neoliberal dan
ideologi kedokteran. Hal ini juga terletak dalam konteks gender feminitas ideal dan
maskulinitas hegemonik. Melalui kesadaran yang lebih baik dari bias gender dan sumber
penelepon 'yang berbeda untuk membuat diri mereka mendengar, komunikasi antara
telenurse dan pemanggil mungkin menjadi lebih setara dan dengan demikian lebih baik
dan cocok untuk semua penelepon.

Edukasi terhadap pasien, pasien dituntut agar mampu melakukan perawatan


secara mandiri melalui bantuan Telenursing. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
menyelidiki apakah konsultasi telepon perawat yang dipimpin (TC) dapat
mengoptimalkan sumber daya, rehabilitasi secara aman dan kepuasan pasien.

Untuk menerapkan telenursing di Indonesia secara maksimal tentu saja ada


beberapa hal yang harus dipersiapkan antara lain : sumber daya manusia kesehatan yang
mengerti teknologi, sarana dan prasarana teknologi informasi yang memadai, tersedianya
panduan dan standar praktek, adanya kode etik dan suatu badan yang akan mengatur
praktek telenursing dengan profesi kesehatan yang lain sebagai bagian dari praktek
telehealth.
DAFTAR PUSTAKA

Barbosa.I.A, Cristina,Vladimir &Maria. (2016). The communication process in Telenursing:

Drennan. (2013).The reality of telenursing. Primary health care journal:18

Goerge, I.A.(2016).How safe is Telenursing from home.Australian Journal of Advanced Nursing


(Online)26.1: 26-31.
SOAL
1. Ada beberapa contoh kewirausahaan informasi dan teknologi keperawatan kecuali..

a. Mengembangkan website keperawatan


b. Mengembangkan blog keperawatan
c. Mengembangkan tele nursing consultation
d. Mengelolah media informasi keperawatan: newsletter keperawatan Buletin keperawatan
e. Perawat sebagai subjek central
2. Yang merupakan definisi penggunaan tektologi untuk memberiakn usaha keperawatan dan praktek
keperawatan jarak jauh kepda pasien yang bertujian untuk memperbaiki perawatan kesehatan adalah..
a. Telenursing
b. Leadership
c. Entertainer
d. Entrepreneur

Anda mungkin juga menyukai