IJUANs
METODE MENTORSHIP
Disusun Oleh :
Dosen Pengampu:
Dosen Pengampu:
Disusun oleh :
1. Dewi Nurahmayanti (2004018)
2. Novita Meliana Nubatonis (2004036)
3. Petronela R Bella Fernandez (2004038)
4. Rilensye A. Haumahu (2004042)
5. Riski Rahmawati (2004044)
A. Situasi:
Sebagai seorang bidan pelaksana di Puksesmas, selain kewajibannya
mengelola KIA, bidan juga memiliki tanggung jawab terhadap keberhasilan
program Posyandu. Sekelompok mahasiswa tingkat akhir yang terdiri dari 3
mahasiswa akan melakukan praktik klinik di Puskesmas, dimana bidan tersebut
menjadi mentornya. Pada kesempatan kali ini sekelompok mahasiswa diajak
dalam kunjungan Posyandu yang beragendakan Imunisasi
Mahasiswa (Mentee) melakukan praktik klinik selama 2 minggu. Kegiatan
sebagai mentorship telah dirancang dari mulai minggu pertama hingga minggu
terakhir. Karena disini Mentee merupakan mahasiswa tingkat akhir maka untuk
kegiatan mentor menggunakan metode mentorship dengan teknik bedside teaching
dimana sebelum melakukan tindakan maka akan dilakukan rangkaian seperti: Pre
conference, bedside teaching dan post conference.
B. Pemeran
Pembimbing Akademik : Riski Rahmawati
Mentorship klinik : Novita Meliana Nubatonis
Mentee : - Pertonela R Bella Fernandez
Dewi Nurahmayanti
Rilenye A. Haumahu
C. PROSES PERSIAPAN BIMBINGAN
D. IMPLEMENTASI BIMBINGAN
2. Tanggung jawab kasus harus diberikan ketika mentee sudah merasa siap
B. TAHAP KLINIK
1. Tahap Pelaksanaan (Mentor klinik-Mentee)
a. Mentor klinik mengelola pasien bersama Mentee.
b. Mentee mengikuti operan dinas dan ikut serta dalam berkontribusi menulis
laporan.
c. Akhiri dengan refleksi tentang kegiatan yang telah dijalankan tersebut.
d. Minggu ke 1 fokus kegiatan mentee terhadap kewenangan kegiatan serta
mentor klinik melakukan penilaian kompetensi yang dilakukan oleh
mentee
2. Tahap Pelaksanaan (Pembimbing akademik- Mentor klinik-Mentee)
PA mengevaluasi pelaksanaan bimbingan klinik yang dilakukan mentor dan
kompetensi yang telah dicapai oleh Mentee. PA mengecek pencapaian target
kompetensi mahasiswa ditengah-tengah mahasiswa praktek, kemudian Mentor
melaporkan target pencapaian Mentee dan kegiatan yang telah dilakukan. Jika
terdapat kompetensi mentee yang belum tercapai maka PA dan mentor
mencari solusinya
3. Tahap Evaluasi (Pembimbing akademik- Preceptor klinik-preseptee)
PA datang ke Puskesmas Kedungmundu untuk melakukan penarikan
mahasiswa diakhir praktek klinik
PERJANJIAN KERJASAMA
Nomor : 001/MOU/IP/2021
Nomor : 20
Pelaksanaan yang menjadi tugas dan tanggung jawab Pihak pertama adalah sebagai
berikut :
Pasal 4
Jenis pelayanan dan kegiatan insidentil yang menjadi tanggung jawab pihak Pertama.
Pasal 5
TEMPAT PELAKSANAAN
Pasal 6
Tempat pelaksanaan praktik klinik kebidanan ini adalah di Puskesmas Kedungmundu
Semarang.
WAKTU PELAKSANAAN
Pasal 7
PEMBIAYAAN
Pasal 8
Segala biaya yang timbul akibat perjanjian kerjasama ini, dibebankan kepada Pihak
Pertama sesuai kesepakatan dan ketentuan yang berlaku.
Pasal 9
1. Perjanjian ini berlaku selama 1 (satu) tahun terhitung sejak ditetapkan.
2. Perjanjian ini sepakat diperpanjang selama tidak ada keberatan dari kedua belah
pihak.
Apabila terjadi perselisihan dalam pelaksanaan perjanjian ini, kedua belah pihak
setuju menyelesaikan dengan musyawarah untuk mufakat.
ATURAN PERALIHAN
Pasal 11
Peninjauan Kembali Perjanjian ini sebelum batas waktu sebagaimana tersebut dalam
pasal 9, dapat dilakukan kedua belah pihak apabila ada perubahan kebijakan
pemerintah yang menyangkut kedua belah pihak.
ATURAN PENUTUP
Pasal 12
1. Perubahan terhadap ketentuan yang telah ditetapkan dalam perjanjian ini dapat
dilakukan atas persetujuan kedua belah pihak.
2. Hal – hal yang timbul pada pelaksanaan ini akan diatur kemudian atas
persetujuan kedua belah pihak.
Demikian perjanjian ini diketahui oleh Pihak Pertama dan Pihak Kedua.
Dibuat dan ditandatangani di : Semarang
Pada tanggal : 10 Februari 2021
III. Evaluasi
Mahasiswa 5 menit Evaluasi respon
mampu pasien
mendokumenta
sikan tindakan IV. Dokumentasi
yang telah Tindakan dan respon
dilakukan pasien
Nama bidan yang
melakukan waktu
imunisasi BCG
Keadaan umum
pasien.
F. Evaluasi
Prosedur : Preconference , bedsite teaching, Postconference
Jenis test : Skill, attitude, cognitive
Bentuk : Mahasiswa yang sudah berpengelaman Melaksanakan /
melakukan
Alat test : SOP, checklist
LAMPIRAN
Materi
(Imunisasi BCG)
A. Pengertian
Imunisasi BCG berfungsi untuk mencegah penularan Tuberkulosis (TBC)
tuberkulosis disebabkan oleh sekelompok bakteria bernama Mycobacterium
tuberculosis complex. Pada manusia, TBC terutama menyerang sistem
pernafasan (TB paru), meskipun organ tubuh lainnya juga dapat terserang
(penyebaran atau ekstraparu TBC). Mycobacterium tuberculosis biasanya
ditularkan melalui batuk seseorang. Seseorang biasanya terinfeksi jika mereka
menderita sakit paru-paru dan terdapat bakteria didahaknya. Kondisi
lingkungan yang gelap dan lembab juga mendukung terjadinya penularan.
Penularan penyakit TBC terhadap seorang anak dapat terjadi karena
terhirupnya percikan udara yang mengandung bakteri tuberkulosis. Bakteri ini
dapat menyerang berbagai organ tubuh, seperti paru-paru (paling sering
terjadi), kelenjar getah bening, tulang, sendi, ginjal, hati, atau selaput selaput
otak (yang terberat). Infeksi primer terjadi saat seseorang terjangkit bakteri
TB untuk pertama kalinya. Bakteri ini sangat kecil ukurannya sehingga dapat
melewati sistem pertahanan mukosilier bronkus, dan terus berkembang.
Komplikasi pada penderitaan TBC, sering terjadi pada penderita stadium
lanjut. Berikut, beberapa komplikasi yang bisa dialami:
a. Hemomtasis berat (pendarahan dari saluran nafas bawah) yang dapat
mengakibatkan kematian karena syok hipofolemik atau tersumbatnya
jalan nafas.
b. Lobus yang tidak berfungsi akibat retraksi bronchial.
c. Bronkiektasis (pelebaranbronkus setempat) dan fibrosis
(pembentukan jaringan ikat) pada proses pemulihan atau retraksi
pada paru.
d. Pneumotorak spontan (adanya udara di dalam rongga pleura): kolaps
spontan karena kerusakan jaringan paru.
e. Penyebaran infeksi keorgan lainnya seperti otak, tulang, persendian,
ginjal dan sebagainya.
f. Insufiensi kardio pulmoner.
B. Cara Pemberian dan Dosis
Vaksin BCG merupakan bakteri tuberculosis bacillus yang telah
dilemahkan. Cara pemberiannya melalui suntikan. Sebelum disuntikan, vaksin
BCG harus dilarutkan terlebih dahulu. Dosis 0,05 cc untuk bayi dan 0,1 cc
untuk anak dan orang dewasa. Imunisasi BCG dilakukan pada bayi usia 0-2
bulan, akan tetapi biasanya diberikan pada bayi umur 2 atau 3 bulan. Dapat
diberikan pada anak dan orang dewasa jika sudah melalui tes tuberkulin
dengan hasil negatif.
C. Kontra indikasi
a. Seorang anak menderita penyakit kulit yang berat atau menahun, seperti
eksim, furunkulosis, dan sebagainya.
b. Imunisasi tidak boleh diberikan pada orang atau anak yang sedang
menderita TBC
D. Efek Samping
Setelah diberikan imunisasi BCG, reaksi yang timbul tidak seperti pada
imunisasi dengan vaksin lain. Imunisasi BCG tidak menyebabkan demam.
Setelah 1-2 minggu diberikan imunisasi, akan timbul indurasi dan kemerahan
ditempat suntikan yang berubah menjadi pastula, kemudian pecah menjadi
luka. Luka tidak perlu pengobatan khusus, karena luka ini akan sembuh
dengen sendirinya secara spontan. Kadang terjadi pembesaran kelenjar
regional diketiak atau leher. Pembesaran kelenjar ini terasa padat, namun
tidak menimbulkan demam.
a. Imunisasi BCG
b. Sarung tangan satu pasang
c. Sepuit seteril 1 cc (sepuit kecil) dan spuit 5 ml
d. Jarum pendek yang halus (10mm,ukuran 26)
e. Bak instrumen
f. Kom
g. Bengkok
h. Kapas basah (DTT)
i. Kapas kering
j. Waskom berisi larutan chlorin 0,5 %
k. Safety box
l. Wastafel/ tempat cucu tangan
m. Sabun biasa/ antiseptik
n. Handuk/ lap tangan
F. Prosedur pelaksanaan pemberian imunisasi BCG
a. Sapa ibu dan bayi dengan ramah dan menginformasikan bahwa
bayinya akan di suntik
b. Memeriksa status imunisasi alam buku KIA/KMS
c. Menanyakan keadaan bayi kapada orang tuanya (keadaan bayi
yang memungkinkan untuk diberikan imunisasi atau bila tidak
akan dirujuk ke ruang pengobatan)
d. Menimbang berat badan bayi
e. Melakukan Informed consent/ meminta persetujuan klien
f. Cuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir, keringkan
dengan handuk
g. Menyiapkan alat (spuit 1 ml atau 0.05 ml, kapas air hangat/DTT)
h. Menyiapkan vaksin BCG (vaksin dimasukan ke dalam termos es)
i. Masukkan pelarut BCG kedalam spuit 5 ml, lalu larutkan kedalam
vaksin BCG
j. Menyiapkan pasien atau sasaran (memberitahu kepada orang tua
bayi tentang tempat lokasi penyuntikkan yaitu di 1/3 lengan kanan
atas)
k. Memberikan imunisasi (memasukkan vaksin ke dalam alat suntik
sebanyak 0,05 ml ke dalam spuit 1 ml, lalu desinfeksi tempat
suntikan dengan kapas air hangat/DTT dengan sekali usap,
selanjutnya memberikan suntikan secara intrakutan)
l. Melakukan KIE tentang efek samping pasca imunisasi BCG yaitu
setelah bebrapa minggu penyuntikan biasanya akan timbul
benjolan di bekas penyuntikkan
m. Buang sampah spuit ke dalam safety box dan bereskan lata-alat
n. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, keringkan dengan
handuk.
o. Memberitahu orang tua bayi mengenai jadwal imunisasi
berikutnya
p. Mencatat hasil imunisasi dalam buku KIA/KMS dan buku catatan
imunisasi
NIM : 2004036
2004018
2004042
No Kegiatan YA TIDAK
1 Pembimbing menjelaskan kepada peserta didik
tentang pengertian imunisasi BCG
2 Pembimbing menjelaskan kepada peserta didik
tentang tujuan Pemberian imunisasi BCG
3 Pembimbing menjelaskan kepada peserta didik
tentang persiapan BCG
4 Pembimbing menjelaskan kepada peserta didik
tentang langkah-langkah Pemberian imunisasi
BCG
Nilai = Jumlah item yang dilakukan x 100
Total item
IMUNISASI BCG
OPERASIONAL
PROSEDUR
.....................................
Imunisasi BCG adalah suatu upaya membentuk kekebalan tubuh dengan
PENGERTIAN menyuntikkan vaksin BCG kedalam tubuh untuk mencegah penyakit
tuberkulosa.
Sebagai acuan dalam pemberian imunisasi Bacillus Calmette Guerin
TUJUAN
(BCG).
2–6 minggu setelah imunisasi BCG daerah bekas suntikan timbul bisul
kecil (papula) yang semakin membesar dan dapat terjadi ulserasi dalam
EFEK SAMPING
waktu 2–4 bulan, kemudian menyembuh perlahan dengan menimbulkan
jaringan parut dengan diameter 2–10 mm.
INDIKASI Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap tuberkulosis.
c. Seorang anak menderita penyakit kulit yang berat atau menahun,
seperti eksim, furunkulosis, dan sebagainya.
KONTRAINDIKAS
d. Imunisasi tidak boleh diberikan pada orang atau anak yang sedang
I
menderita TBC
5. Bak instrumen
6. Kom
7. Bengkok
8. Kapas basah (DTT)
9. Safety box
PELAKSANAAN A. SIKAP
CHECKLIST BCG