Anda di halaman 1dari 3

PERSIAPAN TINDAKAN GASTROSKOPI

No Dokumen No Revisi Hal


RS. GRIYA HUSADA
MADIUN 005.060/SPO/OK/RSGH/2022 01 1 dari 3

Ditetapkan
Direktur,
STANDAR Tanggal Terbit
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 -06-2022

dr. Dewi Surya Atini


NIP. Dr.08.00.01

Gastroskopi atau Esofago-gastro-duodenoskopi adalah suatu


PENGERTIAN pemeriksaan langsung ke dalam lambung melalui esofagus sampai
duodenum dengan memasukkan alat gastro intestinal fiberskop (GIF).

1. Diagnostik : Esofagogastroduodenoskopi dan Biopsy


2. Terapeutik :
a) Skleroterapi dan Ligasi Varises Esofagus
TUJUAN b) Skleroterapi Histoacryl Varises Esofagus
c) Hemostatis endoscopy (perdarahan non varises : adrenalin +
aethoxysclerol, berryplast endoclip, dll)
d) Polipektomi polip esofagus, gaster dan duodenum

1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang


Kesehatan.
2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang
Rumah Sakit.
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 340 / Menkes / Per / III / 20120
KEBIJAKAN
tentang Klasifikasi Rumah Sakit
4. Pedoman Instalasi Pusat Sterilisasi Rumah Sakit Kelas B, Depkes,
2004
5. Pedoman Pelayanan Pusat Sterilisasi (CSSD) di Rumah Sakit,
Depkes, 2002

1. Pasien siap
a) Menjelaskan tentang maksud dan tujuan dari pemeriksaan
sekaligus mendapatkan persetujuan / izin tindakan / inform
consent.
b) Memastikan bahwa pasien sedang puasa,minimal 6 – 8 jam
sebelum pemeriksaan.
c) Mengukur dan mencatat hasil observasi keadaan fisik pasien /
tanda – tanda vital
d) Mengukur dula darah (GDA) pada paien dengan riwayat penyakit
PROSEDUR
Diabetes Melitus (DM)

2. Persiapan alat
- Sumber cahaya / Light Source
- Gastrointestinal fiberskop
- Suction unit
- Penangga mulut (mouth pieces)
- Kamera
- Forcep biopsy bila perlu
PERSIAPAN TINDAKAN GASTROSKOPI

No Dokumen No Revisi Hal


RS. GRIYA HUSADA
MADIUN 005.060/SPO/OK/RSGH/2022 01 2 dari 3

- Oksigen set
- Handuk kecil
- Tissue
- Bengkok
- Gunting perban
- Kasa steril
- Kapas antiseptik
- Spuit 20 cc (1 buah), 3 cc (2 buah)
- Botol kecil bertutup isi formalin 10% (untuk sediaan biopsy)
- Tiang infus dan peralatan infus lengkap / sesuai kebutuhan
- Peralatan NGT (bila perlu)
- Karet pembendung

3. Persiapan Obat – obatan


- Tidak selalu diberikan dan hanya diberikan pada pasien yang
sensitif. Sedasi diberikan Diazepam 5 – 10mg IV/IM atau
Midazolam 2,5mg IV. Dapat juga diberikan Pethidin 0,5 – 1mg/kg
BB /IV 30 menit sebelum pemeriksaan.
- Penenang (valium, diazepam, dormicum)
- Buscopan 1 amp
- Xylocain spray 10%
- Sulfas atropin 0,25 mg
- Primperan, analgesik

4. Persiapan Sarana Kegawatdaruratan


Sarana kedaruratan harus tersedia untuk mengatasi efek samping
maupun klompikasi yang terjadi. Alat – alat dan obat – obatan yang
diperlukan adalah :
a) Tingkat standart untuk endoskopi diagnostik
- Stetoskop
- Tensimeter
- Infus set
- Spuit
- Abocat / Venflon
- Selang NGT
- Gudel
- Cairan NaCl 0,9%, D5%,RL, Plasma Expander
- Obat – obatan : Adrenalin, Dexamethason, Anti Histamin
Parenteral, Sulfas Atropin (SA)
- Oksigen
b) Tingkat pelayanan lanjutan / terapeutik, peralatan standar
ditambah dengan :
- Pulse Oxymetri
- Set vena seksi
- Kateter
- Resusitasi set, Ambu Bag, Endotracheal Tube
- Monitor EKG
- Somatostatin / vasopresin / octreotide
- Dopamine
5. Pelaksanaan
a) Menjelaskan ulang kepada pasien / keluarga tentang kegiatan /
tindakan yang akan dilakukan.
b) Mengendorkan ikat pinggang, menanggalkan gigi palsu, jilbab dan
kaca mata bila ada
PERSIAPAN TINDAKAN GASTROSKOPI

No Dokumen No Revisi Hal


RS. GRIYA HUSADA
MADIUN 005.060/SPO/OK/RSGH/2022 01 3 dari 3

c) Menyemprotkan xylocain spray 10% ke dalam orofaring


d) Mengatur posisi pasien miring kekiri tangan kiri dibawah bantal dan
tangan kanan diatas paha kanan.
e) Memberikan suntikan premedikasi (Dormicum 3 mg dan Buskopan
20 mg, Diazepam 10 mg) > sesuai dengan program dokter.
f) Latih pasien cara menelan dan cara bernafas selama
pemeriksaan.
g) Perawat dan dokter memakai Alat Pelindung Diri (Skort, Masker,
sarung tangan).
h) Memasang penyangga mulut (mouthpices)
i) Menghubungkan skop dengan video processor
j) Memegang menahan mouthpieces agar fiberskop tidak tergigit
oleh.
k) Sementara dokter melakukan pemeriksaan, perawat
mengobservasi serta memonitor tanda – tanda vital dan tingkat
kesadaran, bila ada perubahan – perubahan yang mengkawatirkan
segera lapor ke dokter.
l) Melakukan suction bila terdapat secret / air liur yang banyak.
m) Apabila ditemukan kelainan yang memerlukan tindakan biopsi,
dokter melakukan biopsy kemudian perawat :
- Memasukkan specimen ke dalam botol
- Memberi label lama, tanggal / bulan / tahun dan jenis
specimen tersebut.
n) Sementara dokter mengeluarkan fiberskop, perawat
mengobservasi pasien kemudian mouthpiece di lepaskan.
o) Pasien dirapikan dan alat – alat di lepaskan.

6. Pasca tindakan
a) Memindahkan pasien ke ruang pulih (RR)
b) Mengobservasi tanda – tanda vital, muntah dan tingkat kesadaran.
Pasien tidak boleh makan / minum post tindakan kurang lebih ½ - 1
jam, untuk menegah terjadinya aspirasi.
c) Serah terima pasien kepada perawat ruangan bila pasien rawat
inap serta untuk pasien yang rawat jalan tidak diperbolehkan
mengemudikan kendaraan bermotor sampai efek obat penenang
menghilang. Dan sebaiknya didampingi oleh keluarga pulang
kerumah untuk mencegah hal – hal yang tidak di inginkan.

1. Kamar Operasi
2. Instalasi Rawat Inap
UNIT TERKAIT
3. Instalasai Rawat Jalan
4. IGD

Anda mungkin juga menyukai