Anda di halaman 1dari 17

HUBUNGAN POLA ASUH TERHADAP PERKEMBANGAN BAHASA DAN

BICARA PADA ANAK USIA TODDLER (1-3 TAHUN) DI GRIYA TUMBUH


KEMBANG MIM KOTA MADIUN

Disusun oleh:
TRI INDAH MEYWATI NINGSIH
NIM. 202214201042B

Pembimbing:
1. Ns Lexy Oktara Wilda, M.Kep.
2. Fitra Handika Hutama, S.Kep.,Ns.,M.Kes.
BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Periode perkembangan emas anak berada pada lima tahun pertamanya, sehingga penting bagi orang tua
untuk memantau berbagai aspek tumbuh kembang anak secara berkala baik dari sisi fisiologis, psikologis,
motorik, sensorik, maupun kemampuan berbahasa demi tercapainya perkembangan yang optimal (Rosary,
2022). Pada masa ini otak berkembang luar biasa. Kemampuan berbahasa merupakan indikator seluruh
perkembangan anak..

Angka kejadian gangguan perkembangan bahasa dan bicara pada anak usia dini semakin meningkat di masa pandemi
covid-19. Di masa pandemi anak dihimbau lebih sering berada di dalam rumah (stay at home), sehingga terjadi
penurunan intensitas interaksi anak dengan lingkungan dan naiknya penggunaan gadget. Hasil wawancara peneliti
terhadap pendidik dan staf administrasi di Griya Tumbuh Kembang MIM Kota Madiun pada tanggal 2 September
2022 menunjukkan bahwa ada 32 anak yang mengalami gangguan perkembangan bahasa dan bicara dari total 75 anak
(42,67%) di Griya Tumbuh Kembang MIM Kota Madiun. .

- WHO (2018) : prevalensi gangguan perkembangan dan pertumbuhan balita 28,7%


- Prevalensi keterlambatan bicara pada anak usia dini berada pada angka 5 – 10% dan semakin meningkat
di masa pandemi (Pratamastuti, 2022).
Penyebab gangguan perkembangan bahasa dan bicara terbagi dalam kategori fungsional dan non
fungsional. Sebagian besar kasus saat ini masuk kategori fungsional yaitu kurang stimulasi dan pola asuh
yang kurang tepat (Pratamastuti, 2022).

• Ketua Umum Ikatan Terapi Wicara Indonesia (IKATWI), Waspada mengatakan bahwa terlambat
bicara pada anak dapat berpengaruh pada kognitif dan perilaku social anak di masa perkembangan
selanjutnya.

Oleh karena itu, setiap orangtua hendaknya menyadari pentingnya memperhatikan pola asuh anak sejak dini
karena pola asuh mempengaruhi perkembangan motoric, social dan bahasa pada anak (Septiana, 2022).
Pola asuh yang tidak sesuai dengan kondisi anak akan berakibat negatif terhadap perkembangan anak secara
keseluruhan termasuk perkembangan bahasa dan bicara.

Perkembangan bahasa dan bicara akan lebih baik jika dideteksi sejak dini agar dapat mengetahui
penyebabnya lebih awal dan dapat mencari solusi berdasarkan penyebabnya. Ada beberapa factor
yang mempengaruhi perkembangan bahasa dan bicara pada anak salah satunya adalah pola asuh.
Mengingat pentingnya pengaruh pola asuh terhadap perkembangan bahasa dan bicara anak pada
masa golden age ini, maka penulis merasa perlu untuk melakukan penelitian ini.
PERUMUSAN MASALAH
Apakah terdapat
• hubungan antara pola
asuh dengan
perkembangan
Bahasa dan bicara
anak usia toddler (1-3
tahun) di Griya
Tumbuh Kembang
Anak MIM Kota
Madiun?
Tujuan Penelitian
Tujuan umum
mengetahui hubungan pola
asuh terhadap perkembangan
Bahasa dan bicara anak usia
toddler

Tujuan khusus

Mengidentifikasi pola asuh Menganalisis


ibu hubungan pola asuh
Mengetahui perkembangan dengan
Bahasa dan bicara anak usia perkembangan
toddler Bahasa dan bicara
Manfaat Penelitian

Manfaat teoritis :
Memberikan informasi Manfaat praktis:
perkembangan ilmu a. Bagi Ilmu keperawatan: masukan untuk
pengetahuan terkait asuhan keperawatan dalam hal pola asuh
factor-factor yang b. Bagi orang tua: wawasan tentang
mempengaruhi pentingnya pola asuh
perkembangan Bahasa c. Bagi peneliti selanjutnya: sumber data
dan bicara anak untuk penelitian selanjutnya
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
• Anak usia toddler merupakan anak yang berada antara rentang usia 12-36 bulan
(Soetjiningsih dan Gde Ranuh, 2013).

• Menurut Permenkes (2014) perkembangan adalah bertambahnya struktur dan


fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus,
bicara dan bahasa serta sosialisasi dan kemandirian (4 aspek perkembangan anak).
• . Menurut Arsjad dan Mukti (1988), kemampuan berbicara adalah kemampuan
mengucapkan kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan, menyampaikan
pikiran, gagasan dan perasaan.
• Menurut Bromley (dalam Dhieni dkk.,2007), bahasa sebagai simbol yang teratur
untuk mentransfer berbagai ide maupun informasi yang terdiri dari simbol-simbol
visual maupun verbal.
• Kerangka konsep
Anak usia toddler (1-3 tahun)
Kerangka konsep
Pertumbuhan
Perkembangan

Motorik Motorik
kasar halus Perkembangan Bahasa dan Sosialisasi &
Faktor-faktor yang mempengaruhi bicara. kemandirian
perkembangan Bahasa dan bicara: Indikator:
1.Faktor internal:
a. Perseptif
1. Kemampuan memahami
b .Kognitif Bahasa
c. Prematuritas 2. Kemampuan
2. Faktor eksternal: mengungkapkan bahasa
a. Status ekonomi
b. Pengetahuan orang tua/pendidikan
c. Pola asuh:
1) Otoriter
2) Demokratis
3) Permisif
4) Campuran (situasional)
Perkembangan Bicara dan Bahasa yang sesuai
HIPOTESIS

• Ho : tidak ada hubungan pola asuh dengan


perkembangan Bahasa dan bicara anak usia toddler
di Griya Tumbuh Kembang MIM Kota Madiun

• Ha : ada hubungan pola asuh dengan


perkembangan Bahasa dan bicara anak usia
toddler di Griya Tumbuh Kembang MIM
Kota Madiun
BAB III. METODE PENELITIAN

Desain Desain
Lokasi dan waktu Sampling:
Penelitian:
penelitian:
- Correlational
Griya Tumbuh - Populasi 75 anak and
study orang tua
Kembang anak
MIM Kota Madiun -Sampel: teknik
- Pendekatan purposive sampling
Januari 2023 sesuai kriteria inklusi
Cross sectional
dan eksklusi.
lanjutan

Identifikasi variabel Teknik pengumpulan data:


penelitian: 1. Kuisioner pola asuh
- Variabel bebas : Definisi (mengadopsi dari Wulandari,
operasional 2015)
Pola asuh
2. Kuisioner kemampuan
- Variabel terikat: Bahasa dan bicara (KPSP
perkembangan bahasa aspek bahasa dan bicara) dari
dan bicara Kemenkes 2016
Kerangka kerja
Populasi 75 anak dan orang
tua

Purposive sampling dengan kriteria inklusi dan


eksklusi

Pengumpulan data:
Kuisioner Pola Asuh (mengadopsi dari Wulandari, 2015)
dan KPSP aspek Bahasa dan bicara (Kemenkes 2016)

Pengolahan dan analisis data: editing, coding, skoring,


tabulating. Pengujian hipotesis: spearman rank dengan
SPSS

Hasil (tabel, narasi)


Definisi Operasional
Variabel Defop Indikator Alat ukur Skala skor
Pola asuh adalah pola Macam pola asuh:
1.Pola asuh demokratis: orang tua
Kuisioner Ordinal Menggunakan kuisioner PAQ
dengan 30 pertanyaan.
interaksi antara orang tua mengarahkan perilaku dan sikap anak pola asuh Skor berdasar skala likert:
Variabel dengan anak yaitu dengan menekankan alasan dan (PAQ) - Tidak pernah : 1
bebas bagaimana cara bersikap secara negative menguatkan (mengadopsi
- Jarang : 2
Pola asuh dan perilaku orang tua penyimpangan. - kadang : 3

dengan anak
2.Pola asuh otoriter: oraang tua dari - Sering : 4
memaksakan kehendak dan anak - Selalu: 5
(Suparyanto, 2020). tidak boleh membantah. Jika
Wulandari, 1. Demokratis jika skor total
membantah maka akan mendapatkan 2015). kuisioner demokratis lebih besar
hukuman. dari skor total permisif dan otoriter
3.Pola asuh permisif: orang tua 2. Otoriter jika skor total kuisioner
memberikan pengawasan yang otoriter lebih besar dari skor total
longgar dan anak diberi kebebasan kuisioner demokratis dan permisif.
untuk mengambil keputusan. 3. Permisif jika skor total kuisioner
4. Pola asuh situasional (campuran) permisif lebih besar dari skor total
yaitu campuran antara ketiga pola kuisioner demokratis dan otoriter.
asuh. 4. Campuran jika ketiga pola asuh
mempunyai rentang skor yang
sama.. Rentang skor dibagi
menjadi:
43-50, 35-42, 27-34, 19-26,10-18.

Proses perkembangan bahasa dan Responden menjawab Kuisioner Ordinal Skor 1 = Semua jawaban ya = sesuai
bicara adalah kemampuan anak untuk Skor 2 = ada jawaban tidak = tidak
memahami dan mengucapkan kata. pertanyaan pada lembar KPSP aspek sesuai
Perkembangan Bahasa dan bicara kuisioner kemampuan bahasa dan
Variabel digunakan untuk melihat bahasa dan bicara Keterangan:
Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam mengukur variabel independent (pola asuh) adalah kuisioner pola asuh
sebanyak 30 pertanyaan. Kuesioner pola asuh dimodifikasi dari penelitian Wulandari (2015). Kuesioner ini
menggunakan skala likert. Jumlah kuesioner sebanyak 30 pertanyaan. Pola asuh demokratis 10 pernyataan, pola
asuh otoriter 10 pernyataan, pola asuh permisif 10 pernyataan. Pola asuh campuran tidak menggunakan daftar
pertanyaan.

• Instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel dependent (perkembangan bahasa dan
bicara) pada anak usia toodler adalah Kuesioner Pra-Skrining Perkembangan (KPSP) aspek bahasa
dan bicara dari Kemenkes (2016).
Metode analisis data: Etika penelitian:
1. Analisis unvariat: usia orang tua,
pendidikan, pekerjaan 1. Informed consent
2. Analisis bivariat: hubungan pola asuh 2. Anonimity
dengan perkembangan Bahasa dan bicara, 3. Respect of justice and
analisis spearman rank dengan SPSS inclusiveness
DAFTAR PUSTAKA
• Arsjad M.G. dan Mukti U.S. (1988). Pembinaan Kemampuan bicara Bahasa Indonesia.
Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama.

• Dhieni, N.(2007). Metode Pengembangan Bahasa. Jakarta: Universitas Terbuka

• Kemenkes. (2016). KPSP Departemen Kesehatan. Informasi Dokumen. 21-43.


• Pratamastuti. (2022). Dokter Anak Sebut Pandemi Covid-19 Membuat Banyak Anak Alami
Speech Delay. Health/Parenting. suara.com. diakses pada tanggal 1 November 2022 pukul
21.26 WIB.

• Rosary. (2022). https;//kompas.com. Anak Terlambat Bicara. Ketahui Penyebab dan Cara
mengatasinya. Diakses pada tanggal 18 Desember 2022 pukul 23.03 WIB.

• Soetjiningsih,( 2005). Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : EGC. 217-45

Anda mungkin juga menyukai