Anda di halaman 1dari 9

LITERASI, Jurnal Ilmiah Pend. Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah Vol. 8, No.

2, Juli 2018 e-ISSN 2549-2594

PERANAN POLA PENGASUHAN TERHADAP


PEMEROLEHAN BAHASA PADA ANAK:
SEBUAH KAJIAN PSIKOLINGUISTIK
Afry Adi C.ˡ, Riskiana Widi A.², Oktaviana Araminta P.³, Sumarlam⁴
Universitas Sebelas Maret
Surel: afryadichandra@yahoo.com1
riskianawidiastuti95@yahoo.com2
oktavianaputti29@gmail.com3
sumarlamwd@gmail.com4

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan kemampuan berbahasa anak usia 25
bulan dengan anak yang berusia 24 bulan berdasarkan pola pengasuhannya. Subjek
penelitian pertama bernama Arshaka Virendra (25 bulan) dan subjek penelitian
kedua, yaitu Muhammad Firdan (24 bulan). Keduanya dimasukkan dalam kategori
anak usia 2 tahun. Penelitian ini akan meninjau aspek pemerolehan fonologi,
morfosintaksis, leksikon, dan pragmatik kedua anak tersebut berdasarkan perbedaan
pola pengasuhannya. Pendekatan penelitian yang digunakan mengacu pada teori
pemerolehan bahasa anak Indonesia yang disusun oleh Soenjono Dardjowidjojo
(2000). Prosedur pengumpulan data diambil simak libat cakap dan wawancara
terhadap subjek penelitian. Teknik analisis data menggunakan analisis elemen-
elemen fonologi, morfologi, dan sintaktik disesuaikan dengan usia kedua anak
tersebut didasarkan pijakan teori Soenjono Dardjowidjojo (2000). Hasil penelitian
menunjukkan proses perkembangan bahasa anak dapat dipengaruhi oleh pola
pengasuhannya. Pola pengasuhan yang kurang tepat bisa menyebabkan anak
mengalami keterlambatan dalam pemerolehan bahasa. Anak yang kurang diajak
berkomunikasi/berinteraksi oleh sang pengasuh dapat menyebabkan kemampuan
berbahasa anak menjadi lambat perkembangannya.
Kata Kunci: pola pengasuhan, pemerolehan bahasa, dan psikolinguistik.

Abstract

This study aims to see differences in language skills of children aged 25 months with
children aged 24 months based on their parenting patterns. The first research subject
was Arshaka Virendra (25 months) and the second research subject, namely
Muhammad Firdan (24 months). Both are included in the category of 2-year-olds.
This study will review aspects of the acquisition of phonology, morphosyntaxis,
lexicon, and pragmatics of the two children based on differences in parenting
patterns. The research approach used refers to the Indonesian children's language
acquisition theory compiled by Soenjono Dardjowidjojo (2000). The procedure for
collecting data was taken to refer to competent involvement and interviews with the
research subjects. The data analysis technique uses an analysis of phonological,

75
LITERASI, Jurnal Ilmiah Pend. Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah Vol. 8, No. 2, Juli 2018 e-ISSN 2549-2594

morphological, and syntactic elements tailored to the age of the two children based
on Soenjono's theory of Dardjowidjojo (2000). The results of the study show that the
language development process of children can be influenced by the pattern of care.
Inappropriate parenting patterns can cause children to experience delays in
language acquisition. Children who are less invited to communicate / interact with
the caregiver can cause children's language skills to be slow to develop.
Keywords: pattern of care, language acquisition, and psycholinguistics.

PENDAHULUAN mengetahui kodrat-kodrat yang


Bahasa adalah suatu sistem simbol universal ini. Chomsky mengibarat-
lisan yang arbitrer yang dipakai oleh kan anak sebagai entitas yang seluruh
anggota suatu masyarakat bahasa tubuhnya telah diapasang tombol serta
untuk berkomunikasi dan berinteraksi kabel listrik:mana yang dipencet,
antar sesamanya, berlandaskan pada itulah yang akan menyebabkan bola
budaya yang mereka miliki bersama lampu tertentu menyala. Jadi, bahasa
(Dardjowidjojo, 2012:16). Bahasa mana dan wujudnya seperti apa
memiliki peranan penting dalam ditentukan oleh input dari sekitarnya.
proses komunikasi antar manusia. Tak Berbahasa mencakup komprehensi
terkecuali bagi anak-anak, bahasa maupun produksi, maka sebenarnya
menjadi alat penting untuk anak sudah mulai berbahasa sebelum
menyampaikan sejumlah kebutuhan- dia dilahirkan. Melalui saluran
/keinginan mereka kepada orang tua. intrauterine anak telah terekspos pada
Pemerolehan bahasa merupakan bahasa manusia waktu dia masih janin.
sebuah hal yang sangat menakjubkan Kata-kata dari ibunya setiap hari dia
terlebih dalam proses pemerolehan dengar dan secara biologis kata-kata
bahasa pertama yang dimiliki oleh itu “masuk” ke janin. Kata-kata dari
seorang anak tanpa ada pembelajaran ibunya “tertanam” pada janin anak
khusus mengenai bahasa tersebut tersebut.
kepada mereka (Natsir, 2017:21). Perkembangan zaman membawa
Meskipun dengan landasan filosofis pengaruh yang besar terhadap
yang mungkin berbeda-beda, pada berbagai sendi kehidupan. Salah
umumnya kebanyakan ahli satunya adalah pola pengasuhan anak.
psikolinguistik berpandangan bahwa Fenomena yang terjadi pada masa
anak di mana pun berada juga sekarang adalah kecenderungan orang
memperoleh bahasa ibunya dengan tua untuk mengasuhkan anaknya
memakai strategi yang sama. kepada para pengasuh. Hal ini terjadi
Kesamaan ini ini tidak hanya karena keadaan orang tua yang
dilandasi oleh biologi dan neurologi disibukkan oleh pekerjaan, hal
manusia yang sama tetapi juga oleh tersebut menyebabkan pengasuhan
pandangan mentalistik yang sang anak justru dipasrahkan kepada
menyatakan bahwa anak telah dibekali orang lain. Setiap orang tua harus jeli
dengan bekal kodrati pada saat dalam memilih pengasuh karena masa
dilahirkan. Di samping itu, dalam depan perkembangan anak ada di
bahasa juga terdapat konsep universal tangan sang pengasuh tersebut.
sehingga anak secara mental telah

76
LITERASI, Jurnal Ilmiah Pend. Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah Vol. 8, No. 2, Juli 2018 e-ISSN 2549-2594

Salah satu perkembangan yang fonologi, morfosintaksis, leksikon,


sangat berperan penting dalam dan pragmatik kedua anak tersebut
kehidupan anak adalah kemampuan berdasarkan perbedaan pola
berbahasanya. Pemerolehan bahasa pengasuhannya.
anak tidak dapat dipisahkan dari
keuniversalan bahasa. Anak dapat METODE
memperoleh bahasa mana pun karena Penelitian ini merupakan jenis
adanya sifat universal pada bahasa penelitian deskriptif kualitatif.
(Dardjowidjojo, 2000:17). Penelitian kualitatif adalah penelitian
Faktor pengasuhan diyakini yang bermaksud untuk memahami
membawa pengaruh yang berbeda- fenomena tentang apa yang dialami
beda terhadap perkembangan oleh subjek penelitian misalnya,
pemerolehan bahasa anak. Jika sang perilaku, persepsi, motivasi, tindakan,
pengasuh kurang menstimulus ke- dan lain-lain secara holistik dan
mampuan berbahasa sang anak, maka dengan cara deskripsi dalam bentuk
perkembangan berbahasa si anak kata-kata dan bahasa, pada suatu
dapat saja dimungkinkan terganggu. konteks khusus yang alamiah dan
Faktor komunikasi men-adi hal yang dengan memanfaatkan berbagai
berpengaruh terhadap perkembangan metode alamiah (Moleong, 2005:6).
pemerolehan bahasa anak. Komu- Pendekatan penelitian yang
nikasi mengacu pada tindakan digunakan mengacu pada teori
seseorang atau lebih, yang mengirim pemerolehan bahasa anak Indonesia
dan menerima pesan secara distorsi yang disusun oleh Soenjono
terjadi dalam suatu konteks tertentu Dardjowidjojo (2000). Karena meru-
mempunyai pengaruh tertentu dan ada pakan jenis penelitian kualitatif,
kesempatan untuk melakukan umpan instrumen utama penelitian ini adalah
balik (Robiah dkk, 2016:112). peneliti. Peneliti melakukan
Meskipun faktor lain seperti pengamatan serta wawancara kepada
kondisi biologis anak, nutrisi, dan subjek penelitian. Prosedur pengum-
kemampuan ekonomi orang tua untuk pulan data diambil simak libat cakap
pendidikan sang anak juga dapat dan wawancara sederhana terhadap
berpengaruh terhadap kemampuan anak bernama Arshaka Virendra (25
berbahasa anak. Penelitian ini bulan) dan Muhammad Firdan (24
bertujuan untuk melihat perbedaan bulan).
kemampuan berbahasa anak usia 25 Metode simak libat cakap, yaitu
bulan dengan anak yang berusia 24 sebuah teknik wawancara dan teknik
bulan berdasarkan pola catat dengan daya pilah sebagai
pengasuhannya. pembeda reaksi dan kadar keter-
Subjek penelitian pertama dengarannya (Sudaryanto 1993:25).
bernama Arshaka Virendra (25 bulan) Wujud data yang dipergunakan
dan subjek penelitian kedua, yaitu sebagai bahan analisis peneliti adalah
Muhammad Firdan (24 bulan). ujaran anak bernama Arshaka
Keduanya dimasukkan dalam kategori Virendra (25 bulan) dan Muhammad
anak usia 2 tahun. Penelitian ini akan Firdan (24 bulan) yang diperoleh
meninjau aspek pemerolehan

77
LITERASI, Jurnal Ilmiah Pend. Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah Vol. 8, No. 2, Juli 2018 e-ISSN 2549-2594

melalui metode simak libat cakap dan Berikut dipaparkan mengenai data
wawancara sederhana. transkrip interaksi bahasa antara
Teknik analisis data mengguna- peneliti dengan subjek penelitian.
kan analisis elemen-elemen fonologi, Transkrip berikut ditampilkan dalam
morfologi, dan sintaktik disesuaikan bentuk bahasa Jawa, karena bahasa ibu
dengan usia kedua anak tersebut dari subjek penelitian adalah bahasa
didasarkan pijakan teori Soenjono Jawa. Disertakan penjelasan tambahan
Dardjowidjojo (2000). Analisis ini berupa alih bahasanya ke dalam
digunakan untuk mengetahui muncul- bentuk bahasa Indonesia.
nya suatu elemen telah merupakan
cerminan dari kompetensi si anak atau Data transkrip 1
baru merupakan tiruan belaka Subjek Penelitian: Arshaka Virendra
(Dardjowidjojo, 2000:6). Analisis data Tempat dan Tanggal Lahir: Blitar, 17
juga meninjau aspek pola pengasuhan September 2017
kedua anak tersebut, untuk
mengetahui peranannya terhadap Arshaka : Mik cucu dot, mik cucu
pemerolehan bahasa anak. dot
(mik susu dot, mik susu
HASIL DAN PEMBAHASAN dot)
Psikolinguistik sebagai suatu “Minum susu dot, minum
disiplin ilmu yang bertujuan mencari susu dot.”
satu teori bahasa yang secara Nenek : Habis lo, Le.
linguistik bisa diterima dan secara “Habis, Nak.”
psikologi dapat menerangkan hakikat Arshaka : (MENANGIS)
bahasa dan pemerolehannya (Busro, Nenek : Lho, jangan nangis, Le.
2016:210). Psikolinguistik dapat Ayo, tumbas!
dipula dipergunakan untuk menelaah “Lho, jangan nangis,
pemerolehan bahasa pada anak. Setiap Nak.
anak yang normal pertumbuhan Ayo, beli!”
pikirannya akan belajar bahasa Arshaka : Umbas…umbas
pertama (bahasa ibu; bahasa rumah (tumbas…tumbas)
tangga) dalam tahun-tahun pertama “Beli…beli.”
dalam hidupnya, dan proses ini terjadi Nenek : Ngajak Mbah De, ya?
hingga kira-kira umur 5 tahun. “Ngajak Nenek De, ya?”
Sesudah itu pada masa pubertas (kira- Arshaka : Hade…hade (mbah
kira umur 12-14 tahun) hingga De…mbah De)
menginjak dewasa (kira-kira umur 18- “Nenek De…nenek De.”
20 tahun), anak itu akan tetap masih
belajar bahasanya. Data percakapan antara Arshaka
Pemerolehan bahasa pertama Virendra dengan Neneknya dicatat
terjadi apabila anak yang belum oleh peneliti untuk dianalisis.
pernah belajar bahasa apapun mulai Membahas perkembangan bahasa
belajar bahasa untuk pertama kali. anak berkaitan pula dengan
Faktor-faktor yang berkaitan dengan perkembangan kinesiknya. Perkem-
pemerolehan bahasa pertama. bangan kebahasaan anak berjalan

78
LITERASI, Jurnal Ilmiah Pend. Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah Vol. 8, No. 2, Juli 2018 e-ISSN 2549-2594

sesuai dengan jadwal bioligisnya tersebut seringkali dikombinasikan


(Dardjowdjojo, 2000:86). dengan suku kata [ha]. Sehingga
Perkembangan bahasa anak akan membentuk suku kata [ha de], suku
selalu berkaitan dengan tahapan kata tersebut merujuk pada
perkembangan biologisnya. Faktor Nenek/Mbah De (sapaan Nenek De)
pemenuhan gizi serta kondisi sebagai pengasuh Arshaka selama ia
lingkungan juga membawa pengaruh ditinggal bekerja oleh orang tuanya.
terhadap perkembangaan penguasaan Selain itu, Arshaka juga memiliki
bahasa anak. Arshaka (Kaka) pada kecendurungan untuk mengulang-
usia dua tahun sudah dapat ulang kosakata yang sama. Hal ini
menggerakkan badannya dengan lebih dianggap normal untuk anak seusia
luas. Dia sudah mampu bergerak dua tahun dalam hal penguasaan
dengan leluasa. Menjangkau benda bahasa.
apapun di sekitar yang baginya Kadang kala untuk mengeks-
menarik. Rasa ingin tahunya juga presikan kemauannya, Arshaka juga
makin tumbuh. Arshaka sudah mampu menggunakan tangisan. Fungsi
membedakan beberapa jenis objek tangisan ini agar orang diseki-
yang dilihatnya. Dia sangat antusias tar/pengasuh dapat memahami apa
dengan tayangan milter yang serinf yang ia inginkan.
dilihat melalui gawai. Pemerolehan morfologi maupun
Kondisi lingkungan memang sintaksis Arshaka untuk kategori anak
membawa pengaruh terhadap tumbuh usia 2 tahun juga cukup baik. Pada
kembangnya. Bapaknya adalah usia 25 bulan, sudah terdapat beberapa
seorang anggota TNI. Hal tersebut kata yang diucapakan oleh Arshaka,
otomatis berpengaruhi pada minat si namun kadangkala suku kata tersebut
anak terhadap dunia sekitarnya. Setiap belum memiliki makna yang utuh.
hari ketika ditinggal orang tua bekerja, Beberapa kata tersebut, antara lain
Arshaka dirawat oleh Neneknya. Dari [mik], [cu cu], [um bas], dan [ha de].
segi perkembangan kinesik, Arshaka Kata [mik] mengacu pada makna mik
normal sesuai dengan perkembangan yang berarti minum. Kata [cu cu]
biologisnya. mengandung makna susu. Kata [um
Kemampuan Arshaka pada tataran bas] memiliki maksud tumbas yang
fonologi sesuai dengan perkembangan dalam bahasa Indonesia berarti beli.
usianya 2 tahun. Dimana ia dominan Lalu, frasa [ha de] yang merujuk pada
menguasai bunyi vokal [a]. Bunyi makna Nenek De. Penguasaan
konsonan yang dominan dikuasi oleh sintaksis Arshaka juga dianggap baik
Arshaka adalah bunyi [c] dan [d]. untuk anak usia 2 tahunan, di mana ia
Suku kata yang sering dipakai adalah dapat mengombinasikan 2 kata
[cu] yang diucapkan berulang [cu cu] menjadi kalimat sederhana, contoh
yang bermakna susu. Suku kata [cu [mik dot] dan [ha de].
cu] yang diulang-ulang merujuk pada Kalimat [mik dot] memiliki
permintaan dia ketika meminta minum makna minum dot. Ujaran ini
susu kepada pengasuhnya (Nenek). mengandung makna bahwa Arshaka
Bunyi [d] diucapkan oleh Arshaka meminta minum dot. Kemudian, [ha
membentuk suku kata [de], suku kata de] mengandung makna Mbah De

79
LITERASI, Jurnal Ilmiah Pend. Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah Vol. 8, No. 2, Juli 2018 e-ISSN 2549-2594

(Nenek De). Ujaran tersebut menduga hal tersebut menjadi salah


merupakan sapaan kepada Nenek De satu penyebab pemerolehan bahasa
sebagai pengasuh Arshaka setiap kali anak bernama Firdan mengalami
ia ditinggal kerja oleh orang tuanya. gangguan. Stimulus menjadi hal
penting bagi pemerolehan bahasa
Data transkrip 2 anak. Berikut dipaarkan penjelasan
Objek Penelitian: Muhammad Firdan mengenai data transkrip komunikasi
Tempat dan Tanggal Lahir: Blitar, 28 Firdan di atas dari persepktif
Oktober 2017 psikolinguistik.
Kemampuan Firdan pada tataran
Pembantu : Dan, ayo main! Ini fonologi apabila dibandingkan dengan
namanya Arshaka masih relitif sama, namun
apa? Bo…la bunyi vokal yang ia kuasai masih
Firdan : La… (bola) vokal [a]. Bunyi konsonan yang
Pembantu : Bo…la. dominan dikuasai adalah konsonan
Firdan : La… [h], [d], dan [l]. Konsonan [h]
(KESULITAN membentuk suku kata [ha] yang
MENIRUKAN) mengandung makna kata ya.
Pembantu : Ini bola punya siapa? Konsonan [d] membentuk suku kata
Firdan : Da… (MAKSUDNYA [da] yang mengandung makna kata
ADALAH FIRDAN) firdan. Lalu, konsonan [l] digunakan
Pembantu : Punya Firdan? Firdan untuk menyampaikan suku
Firdan : Ha. (MAKSUDNYA kata [la] yang mengandung kata bola.
ADALAH KATA “YA”) Selain itu, Firdan juga memiliki
Pembantu : Ini punya siapa? kecendurungan untuk mengulang-
(MEMEGANG BUAH) ulang kosakata yang sama.
Firdan : (BERTERIAK) Hal ini dianggap normal untuk
Pembantu : Kalau ini punya siapa? anak seusia dua tahun dalam hal
(MEMEGANG penguasaan bahasa. Akan tetapi,
KORAN) dengan keterbatasan penguasaan
Firdan : (BERTERIAK fonologi dan morfologinya, seringkali
PANJANG) ia memilih berteriak untuk
menyampaikan sebuah
Muhammad Firdan memiliki tuturan/menjawab sesuatu.
perbedaan usia hanya 1 bulan dengan Pemerolehan morfologi maupun
subjek penelitian pertama, yaitu sintaksis Firdan untuk kategori anak
Arshaka. Setiap hari, ia dirawat oleh usia 2 tahun kurang berkembang.
seorang pembantu rumah tangga. Menurut Dardjowidjojo (2000:121),
Sejak usia 3 bulanan, Firdan sudah anak usia dua tahun sudah mampu
dirawat oleh pembantu rumah tangga membentuk kata morfofonemik,
tersebut. Berdasarkan wawacara seperti penggunaan prefix pasif {di}.
dengan nenek Firdan, sang pembantu Pada usia 24 bulan, bentuk kata yang
rumah tang tersebut cenderung diucapkan oleh Firdan masih sangat
pendiam dan jarang mengajak Firdan terbatas.
berkomunikasi verbal. Peneliti

80
LITERASI, Jurnal Ilmiah Pend. Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah Vol. 8, No. 2, Juli 2018 e-ISSN 2549-2594

Berdasarkan transkrip di atas, individu yang baru dikenalnya.


Firdan menggunakan suku kata [la] Peristiwa seperti ini sebenarnya
untuk menyebut nomina bola. Suku merupakan hal yang tidak normal.
kata [da] dipakai untuk menyebut kata Peristiwa tersebut diperkuat
Firdan. Kemudian suku kata [ha] dengan pernyataan Dardjowidjojo
dipakai oleh Firdan untuk menyebut (2012:197-198) dalam bukunya
kata ya. Dari data tersebut kemampuan bahwa pada umur sekitar 1 tahun anak
morfologi Firdan masih sangat mulai mengeluarkan bunyi yang dapat
terbatas. Ia cenderung menyebutkan diidentifikasi sebagai kata lalu
suku kata terakhir untuk menyebutkan meningkat menjadi ujaran satu kata
nomina yang dimaksud. Penguasaan (one word utterance) dan pada umur
sintaksis Firdan juga masih sangat menjelang 2 tahun mulailah dengan
terbatas, ia belum mampu menuturkan ujaran dua kata (two word utterance).
satu kata secara utuh. Kata yang Kondisi seperi Firdan ini merupakan
dituturkan cenderung hanya salah satu pengaruh dari pola pengasuhan yang
suku katanya saja. pasif, sehingga anak tidak
Hal tersebut membuktikan bahwa mendapatkan input yang cukup.
kemampuan sintaksis Firdan belum Pada beberapa kesempatan,
berkembang dengan baik sesuai Firdan juga terlihat pasif saat diajak
dengan usianya sebagai anak 2 tahun. berbincang dengan sesama balita
Padahal, Arshaka sebagai subjek seumurannya. Hal ini semakin terlihat
pertama penelitian sudah dapat apabila Firdan disandingkan dengan
membentuk sebuah kalimat dari dua Arshaka. Terlihat sangat kontras
kata, meskipun belum utuh sempurna. tentang cara mereka berkomunikasi.
Pada penelitian yang dilakukan Arshaka terlihat sangat baik dalam
oleh peneliti kepada Arshaka dan berbicara jika dibandingkan dengan
Firdan, peneliti menemukan beberapa Firdan. Arshaka lebih responsif dalam
fakta. Pada beberapa penelitian yang hal berbicara daripada Firdan. Intonasi
difokuskan pada Firdan, sangat kekanak-kanakan Arshaka juga sangat
terlihat adanya kesulitan dalam kental dan diwarnai dengan tanggapan
berbicara dan menirukan pembicaraan yang aktif terkait dengan hal yang
orang lain. Firdan cenderung diam dan diperbincangkan kepadanya.
ketakutan apabila berada di Berbanding terbalik dengan Arshaka,
lingkungan yang baru, bahkan dengan Firdan selalu mewarnai pembicaraan-
saudara dari ibunya sendiri, Firdan nya dengan intonasi rendah dan
terlihat sangat takut dan mudah kalimat yang diujarkan selalu berupa
menangis. Firdan mengalami kalimat interogatif atau menyuruh.
kesulitan dalam menanggapi Firdan memang terkesan “sangar”
pembicaraan, ia lebih sering karena suaranya yang besar dan
mengucapkan hanya satu suku kata, dengan kata-kata yang pendek.
misalnya:“la” (bola), “da” (Firdan), Berdasarkan fakta-fakta tentang
dan seterusnya. Firdan memang kondisi yang dialami oleh Firdan dan
mengalami kesulitan dalam merespon Arshaka, peneliti dapat memprediksi
pembicaraan bahkan ia terkadang faktor-faktor apa saja yang
merasa ketakutan berlebihan terhadap mempengaruhi kondisi tersebut.

81
LITERASI, Jurnal Ilmiah Pend. Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah Vol. 8, No. 2, Juli 2018 e-ISSN 2549-2594

Adapun faktor yang dimaksud adalah berbicara ketika diasuh oleh


sebagai berikut. Pola pengasuhan pengasuhnya (Nenek), sedangkan
kurang tepat yang dilakukan oleh Firdan lebih cenderung jarang diajak
pengasuh Firdan. Sang pengasuh berkomunikasi oleh pengasuhnya,
jarang mengajak interaksi berbahasa ketika Firdan rewel sang pengasuh
dengan Firdan. Saat Firdan rewel, hanya menggendong dan melakukan
sang pengasuh hanya menggendong aktivitas tertentu yang bisa
dan mengajaknya melakukan sesuatu menghentikan tangisan si Firdan
tanpa mengajaknya berkomunikasi. (tanpa mengajak berkomunikasi).
Stimulus berbahasa yng kurang Oleh karena itu, pola pengasuhan yang
ternyata membawa pengaruh terhadap berbeda inilah yang menyebabkan
pemerolehan bahasa pada anak. Hal kemampuan berbahasa antara Arshaka
ini membuktikan, keberadaan kondisi dengan Firdan berbeda jauh.
lingkungan sosial membawa pengaruh
terhadap pemerolehan bahasa anak. PENUTUP
Secara umum Arshaka tidak Simpulan
mengalami masalah tentang Berdasarkan analisis di atas dapat
perkembangan bahasanya pada usia diambil kesimpulan bahwa proses
tersebut. Dia bisa mengucapkan, perkembangan bahasa seorang anak
[mam tong]”(makan lontong) dan [Ma sangat dipengaruhi oleh pola
Api] “Mas Afri). Menurut pernyataan pengasuhannya. Pola pengasuhan
Dardjowidjojo (2012:197-198) dalam yang salah bisa menyebabkan anak
bukunya, bahwa pada umur sekitar 1 mengalami keterlambatan dalam
tahun anak mulai mengeluarkan bunyi berbahasa. Anak kurang diajak
yang dapat diidentifikasi sebagai kata berkomunikasi/berinteraksi oleh
lalu meningkat menjadi ujaran satu pengasuhnya dapat menyebabkan
kata (one word utterance) dan pada kemampuan berbahasa anak menjadi
umur menjelang 2 tahun mulailah lambat perkembangannya. Hal inilah
dengan ujaran dua kata (two word yang perlu diperhatikan para orang
utterance). Hal ini terbukti benar pada tua, agar memilih pengasuh yang
diri Arshaka, pada usia hampir 2 tahun benar-benar pandai dalam mengasuh
ia telah mampu merespon dan mendidik anaknya. Karena pola
pembicaraan dan mampu pengasuhan yang salah dapat
mengucapkan 2 kata bahkan bisa menyebabkan perkembangan sang
lebih. Sebenarnya antara Arshaka buah hati menjadi terganggu, salah
dengan Firdan sama-sama diasuh oleh satunya gangguan perkembangan
pengasuhnya, kedua orangtuanya bahasa anak. Pada kasus Firdan
memang menitipkan anaknya karena tersebut, seharusnya ia di usia 2 tahun
kesibukan kerja. Meskipun sama- itu sudah mampu mengujarkan dua
sama dititipkan pada pengasuh, tapi kata atau lebih dengan cukup baik,
perkembangan berbahasa Arshaka merespon lawan bicaranya,
lebih baik dari pada Firdan. menujukkan sesuatu yang menarik
Hal ini terjadi karena pengaruh perhatian, dan sebagainya. Namun
pola pengasuhan keduanya. Arshaka terjadi pada Firdan termasuk dalam
memang diajak interaktif dan hal yang kurang normal, diusia 2 tahun

82
LITERASI, Jurnal Ilmiah Pend. Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah Vol. 8, No. 2, Juli 2018 e-ISSN 2549-2594

ia hanya bisa mengucapkan 1-2 suku Chaer, Abdul. 2003. Psikolinguistik


kata saja dan itu kurang begitu jelas. Kajian Teoretik. Jakarta: Penerbit
Dia juga lebih sering merasa ketakutan Rineka Cipta.
apabila diajak bicara oleh orang yang Dardjowodjojo, Soenjono. 2000.
baru dikenalnya. Peneliti menduga, ECHA Kisah Pemerolehan
selain karena pengaruh pola Bahasa Anak Indonesia. Jakarta:
pengasuhan yang salah. Kebalikan Grasindo.
dari Firdan, Arshaka tumbuh dengan Dardjowodjojo, Soenjono. Psiko-
kemampuan bahasa yang baik. Di usia linguistik Pengantar Pemahaman
dua tahun dia sudah mampu Bahasa Manusia. Jakarta:
mengucapkan 2 kata bahkan lebih. Penerbit Yayasan Pustaka Obor
Arshaka juga terlihat lebih responsif Indonesia. 2012.
dan ekspresif dalam menanggapi Moleong, Lexy J. 2005. Metodologi
pembicaraan lawan bicaranya. Penelitian Kualitatif. Bandung:
Arshaka tampak lebih bersemangat Remaja Rosdakarya.
dalam berdialog dengan orang lain. Nababan, Sri Utari Subyakto.
Padahal antara Firdan dan Arshaka Psikolinguistik: Suatu Pengantar.
sama-sama normal tumbuh kembang Jakarta: Penerbit Gramedia
biologisnya, tidak kekurangan nutrisi, Pustaka Utama. 1992.
dan dari latar belakang ekonomi yang Natsir, Nurasia. 2017. Hubungan
juga berkecukupan. Jadi, Arshaka Psikolinguistik dalam
tumbuh dengan perkembangan bahasa Pemerolehan dan Pembelajaran
yang normal dan Firdan mengalami Bahasa. Jurnal Retorika, Vol. 1,
keterlambatan perkembangan No. 1, 2017. Makasar: Universitas
berbahasa karena disebabkan Negeri Makasar.
perbedaan pola pengasuhan Robiah, dkk. 2016. Respon Tutur
Siswa Autis terhadap Tutur
DAFTAR PUSTAKA Direktif Guru dalam Interaksi
Busro, Muhammad. 2016. Kajian Pembelajaran di Kelas. Jurnal
dalam Psikolinguistik; Perangkat Bahasa dan Seni Universitas
Peneli-tian, Strategi, dan Negeri Malang, Vol 44, No 2,
Penggunaan Metode Penelitian. 2016. Malang: Universitas Negeri
Al Hikmah Jurnal Studi Malang.
Keislaman, Volume 6, Nomor 2, Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka
September 2016. E-Jurnal Teknik Analisis Bahasa:
Kopertis IV. Pengantar Penelitian Wahana
Kebudayaan Secara Linguistis.
Yogyakarta: Duta.

83

Anda mungkin juga menyukai