Anda di halaman 1dari 7

Teori Ekologi Urie Bronfenbrenner (1917)

Posted on 22 November 2016by 12Ciputra


Oleh;

Imam wahyu Wirahadi Syah Putra

1. Pendahuluan
Teori ekologi telah diperkembangkan oleh Urie Bronfenbrenner (1917). Teori perkembangan
ekologikal adalah teori yang menekankan pengaruh persekitaran ke atas perkembangan individu.
Teori Ekologi Bronfenbrenner (1979,1989) menjelaskan bahawa perkembangan kanak-kanak
adalah sebagai hasil interaksi antara alam persekitaran dengan kanak-kanak tersebut. Dalam
konteks ini, interaksi antara kanak-kanak dengan persekitaran kanak-kanak itu dipercayai boleh
mempengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan kanak-kanak. Merujuk kepada konsep di
dalam teori ini, sama ada kita menyedarinya atau tidak kanak-kanak yang merupakan individu
yang berada dalam ruang lingkup mikro.

Dalam teori ini menyatakan bahawa proses perkembangan dan pertumbuhan yang terangkum
dalam sistem persekitaran itu mementingkan interaksi antara satu sama lain. Menurut
Bronfenbrenner terdapat 5 sistem yang mempengaruhi perkembangan kanak-kanak. Yaitu
Mikrosistem, Mesosistem, Eksosistem, Makrosistem dan Kronosistem. Kelima-lima sistem
persekitaran tersebut memberikan implikasi kepada guru dalam menyediakan diri dengan
selengkapnya semasa proses pengajaran dan pembelajaran di dalam kelas.

Tugas guru bukan sahaja mengajar semata-mata, namun berperanan sebagai pembimbing kepada
murid-murid semasa di sekolah. Murid-murid banyak menghabiskan masa bersama guru semasa
di sekolah. Jadi guru bertindak sebagai pembimbing dan penasihat kepada murid-murid. Sebagai
seorang guru, mereka perlu tahu tahap perkembangan setiap anak murid mereka. Jadi pemilihan
aktiviti pengajaran yang sesuai dengan minat, pengetahuan dan pengalaman murid dapat
meningkatkan tahap perkembangan mereka di dalam pelajaran. Guru juga mestilah peka
terhadap masalah-masalah yang dihadapi oleh murid-murid sebelum memulaikan pengajaran.

1. Pengertian Ekologi
Ekologi merupakan salah satu cabang ilmu Biologi. Yaitu ilmu ynag mempelajari pngaruh faktor
lingkungan terhadap jasad hidup. Ekologi berasal dari bahasa Yunani “oikos” yaitu (Rumah atau
tempat hidup), habitat dan “logos” yang berarti ilmu. Secara harfiah ekologi adalah pengkajian
hubungan organisme-organisme atau kelompok organisme terhadap lingkungannya.[1] Ekologi
hanya mempelajari apa yang ada dan terjadi di alam dengan tidak melakukan percobaan.
Pada dasarnya ekologi adalah ilmu dasar yang tidak memperaktekkan sesuatu atau ilmu ynag
relevan dengan kehidupan (peradaban) manusia. Ekologi merupakan disiplin baru dari ilmu dari
biologi yang merupakan mata rantai fisik dan proses biologi serta bentuk-bentuk yang
menjembatani antara ilmu alam dan ilmu sosial.
Manusia sebagai satu bagian dari alam merupakan bagian utama dari lingkungan yang kompleks.
Untuk hidup dan hidup berkelanjutan bagi manusia harus belajar memahami lingkungannya dan
pandai mengatur pemakaina sumbe-sumber daya alam dengan cara-cara yang dapat
dipertanggung jawabkan demi pengamanan dan pelestarian.[2]
1. Pengertian Ekosistem
Ekosistem adalah tatanan kesaatuan secara utuh menyeluruh antara segenap unsur lingkungan
hidup[3] yang saling mempengaruhi.[4] Perlu diketahui bahwa di dalam ekosistem  terdapat
mahluk hidup dan lingkungannya. di dalam ekosistem setiap spesies mempunyai suatu niche
(relung) ekologi yang khas. Ekosistem merupakan satuan fungsional dasar dalam ekologi, karena
ekosistem meliputi mahluk hidup dengan lingkungan organisme (komunitas biotik)  dan
lingkungan abiotik, masing-masing mempengaruhi sifat-sifat lainnya dan keduanya perlu untuk
memelihara kehidupan sehingga terjadi keseimbangan, keselarasan dan keserasian alam di bumi
ini.[5] Hidup dalam kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang pesat telah
membuat manusia lebih berhati-hati akan dampak negatif dari kemajuan tersebut
 

1. PROFIL BRONFENBRENNER
Urie Bronfenbrenner (April 29, 1917 – September 25, 2005) adalah ahli psikologi    terkenal di
Rusia kelahiran Amerika, terkenal karena karyanya dalam pembangunan kanak-kanak. Urie
Bronfenbenner dilahirkan di Moscow, Rusia pada tanggal 29 April 1917 dari pasangan Dr
Alexander Bronfenbrenner dan Eugenie  Kamenetski Bronfenbrenner. Saat usia 6 tahun, beliau
dan keluarganya pindah ke United State. Beliau mengenyam pendidikan di Universitas Cornell
dengan dua jurusan sekaligus, yaitu Psikologi dan Musik, kemudian melanjutkan ke Harvard
University dengan subjek Developmental Psychology. Setelah itu, Bronfenbenner meraih gelar
Ph.D di Universitas Michigan pada tahun 1942.

Bronfenbenner pernah bekerja sebagai Psikolog di Angkatan Darat Amerika Serikat, Asisten
Profesor Psikologi di Universitas Michigan dan menjadi profesor di Universitas Cornell. Urie
Bronfenbrenner dan isterinya dikurniakan enam orang cahaya mata iaitu  Soll Beth
Bronfenbrenner, Stambler Ann Bronfenbrenner, Mary Bronfenbrenner, Michael Bronfenbrenner,
Kate Bronfenbrenner, dan Steven Bronfenbrenner

Bronfenbrenner meninggal dunia di rumahnya di Ithaca, New York, Pada 25 September 2005,
akibat komplikasi kencing manis, ketika itu umurnya telah mencecah ke usia  88 tahun.
Bronfenbrenner adalah salah satu psikologi yang  pertama untuk mengamalkan perspektif yang
holistik kepada pembangunan insan. Selain itu sumbangan yang meluas diterbitkan
Bronfenbrenner adalah beliau  menang kepujian dan anugerah cemerlang di rumah dan luar
negara. Beliau mengadakan enam darjah kehormat, tiga daripada mereka dari universiti-
universiti Eropah. Sesuatu award Amerika yang diberikan kepadanya pada tahun 1996, dan
selepas itu diberikan setiap tahun namanya, adalah untuk “Sumbangan Sepanjang Hayat
Psikologi Perkembangan dalam perkhidmatan Sains dan Masyarakat,” juga dikenali sebagai
“The Bronfenbrenner Award.” Lain anugerah dan kedudukan termasuklah Cattell James
McKeen Anugerah daripada Persatuan Psikologi Amerika Kerusi, 1970 Rumah Putih
Persidangan Kanak-kanak.

1. Teori bronfenbenner
Penyelidikan ekologi biasanya menumpu pada jumlah organisme dan bagaimana saling
mempengaruhi ciri dan alam sekitar,  juga pengaruh alam sekitar terhadap organisme tersebut.
Dalam psikologi teori ekologi dengan teori urie bronfenbenner  yang  berparadikma bahwa
lingkungan berpengaruh terhadap perilaku seseorang seperti perilaku malas belajar pada anak
perilaku tersebut tidak terlahir sendiri melain dampak dari interaksi anak tersebut dengan
lingkungannya. Saat ini kiata merasa perubahan lingkungan dengan cepat dan drastis disegala
macam aspek. Para ilmuan, setelah menganalisis siatuasi yang dasyat diseluruh dunia
menyimpulkan bahwa saat  ini kita memasuki era Post-Modermisme[6].
Perubahan perubahan ini mempengaruhi perkembangan seseorang. Adapun lingkungan diluar
diri yang mempengaruhi pribadi seseorang  terdiri dalam berbagai lingkaran yang berlapis-lapis.

1. Teori Ekologi terhadap perkembangan sosioemosional anak


Teori ekologi berada dengan teori yang lain. Teori ekologi menempatkan tekanan yang kuat pada
landasan perkembangan biologis, teori ini mengajukan suatu pandangan bahwa lingkungan
sangat kuat mempengaruhi pengembangan. Teori ekologi (ecological theory) ialah pandangan
sosio kultural tentang perkembangan yang terdiri dari lima sistem lingkungan mulai dari
masukan interaksi langsung dengan agen-agen sosial (social agent) yang masukan kebudayaan
yang berbasis luas.[7] Kelima Mikrosistem, Mesosistem, Ekosistem, Makrosistem dan
Kronosistem.
1. Mikrosistem
Mikrosistem dalam teori ekologi Bronfenbenner ialah setting dalam dimana individu hidup.
Mikrosistem adalah yang paling dekat dengan pribadi anak yaitu meliputi keluarga, guru,
individu, teman-teman sabaya, sekolah, lingkungan dan sebagainyan yang sehari-hari ditemui
anak. Dalam mikrosistem inilah interaksi yang paling langsung dengan agen-agen sosial
berlangsung, misalnya; dengan orang tua, teman sebaya dan guru. Individu tidak dipandang
sebagai penerima yang pasif dalam setting ini, tetapi menunjukkan bahwa kebanyakan penlitian
tentang dampak-dampak sosiokultural berfokus pada mikrosistem.[8] Dalam keluarga, ibu bapa
merupakan agen sosialisasi terpenting dalam kehidupan kanak-kanak. Pengaruh mikrosistem
(keluarga) terhadap perkembangan Sosioemosional umur 2-5 tahun: Gaya Pengasuhan & Tipe
pengasuhan:
1. Pengasuhan Otoriter ialah suatu gaya membatasi dan menghukum yang menuntut anak
untuk mengikuti perintah-perintah orang tua dan menghormati pekerjaan dan usaha. Orang
tua yang otoriter menetapkan batas-batas yang tegas dan tidak memberi peluang yang besar
pada anak-anak untuk berbicara. Pengasuhan yang otoriter diasosiasikan dengan
inkompetensi sosial anak-anak.
2. Pengasuhan Otoritatif mendorong anak-anak agar mandiri tetapi masih menetapkan
batas-batas dan pengendalian atas tindakan-tindakan mereka. Musyawarah verbal yang
ekstensif dimungkinkan, dan orang tua memperlihatkan kehangatan serta kasih sayang
kepada anak-anak. Pengasuhan yang otoritatif diasosiasikan dengan kompetensi sosial anak-
anak.
3. Pengasuhan Permisif:
Permisif indifferent yaitu suatu gaya di mana orang tua sangat tidak terlibat dalam
kehidupan  anak. Tipe pengasuhan ini diasosiasikan dengan inkompetensi sosial anak khususnya
kurang kendali diri.
Permisif indulgent yaitu suatu gaya pengasuhan dimana orang tua sangat terlibat dalam
kehidupan anak-anak mereka tetapi menetapkan sedikit batas atau kendali terhadap mereka.
Pengasuhan ini diasosiasikan dengan inkompetensi sosial anak khususnya kurangnya kendali
diri.
2. Mesosistem
Mesosistem adalah interaksi antar faktor-faktor dalam sistem mikro meliputi hubungan antara
beberapa mikrosistem atau beberapa konteks misal hubungan orang tua-guru, orang tua-teman,
antar teman, guru-teman, dapat juga hubungan antara pengalaman sekolah dengan pengalaman
keluarga, pengalaman sekolah dengan pengalaman keagamaan dan pengalaman keluarga dengan
pengalaman teman sebaya. Misalnya anak-anak yang orang tuanya menolak mereka dapat
mengalami kesulitan mengembangkan hubungan positif dengan guru. Para developmentalis
semakin yakin pentingnya mengamati perilaku dalam setting majemuk untuk memperoleh
gambaran yang lebih lengkap tentang perkembangan individu.

Pengaruh Mesosistem terhadap perkembangan Sosio emosional umur 2-5 tahun:

Relasi yang baik antar teman sebaya melalui permainan dapat mempengaruhi perkembangan
sosial anak. Permainan dapat meningkatkan afiliasi dengan teman sebaya, mengurangi tekanan,
meningkatkan perkembangan kognitif, memberi tempat berteduh yang aman bagi prilaku yang
secara potensial berbahaya, meningkatkan bahwa anak akan berbicara dan berinteraksi satu sama
lain, anak-anak memperaktikkan peran yang mereka akan laksanakan dalam hidup masa
depannya.

Anak-anak yang orang tuanya menolak mereka dapat mengalami kesulitan mengembangkan
hubungan positif dengan guru.

3. Eksosistem
Eksosistem dalam teori Bronfenbrenner dilibatkan ketika pengalaman-pengalaman dalam setting
sosial lain – dimana individu tidak memiliki peran yang aktif – mempengaruhi apa yang individu
alami dalam konteks yang dekat. Atau sederhananya  menurut eksosistem melibatkan
pengalaman individu yang tak memiliki peran aktif di dalamnya. Misalnya, pengalaman kerja
dapat mempengaruhi hubungan seorang perempuan dengan suami dan anaknya. Seorang ibu
dapat menerima promosi yang menuntutnya melakukan lebih banyak perjalanan yang dapat
meningkatkan konflik perkawinan dan perubahan pola interaksi orang tua-anak. Maka diketahui
bahwa eksosistem tidak langsung menyentuh pribadi anak akan tetapi masih besar pengaruhnya 
seperti koran, televisi, dokter, keluarga besar, dll.

Pengaruh Eksosistem terhadap perkembangan Sosio emosional umur 2-5 tahun:

1. Pengalaman kerja seorang ibu dapat mempengaruhi perkembangan sosial anaknya, ibu
yang banyak bekerja diluar rumah biasanya menitipkan anaknya pada pembantu rumah
tangga (baby sitter). Perubahan pola interaksi antara orang tua dan anak.
2. Televisi dapat memberikan dampak negatif terhadap perkembangan anak dengan
menjauhkan mereka dari pekerjaan rumah, mengajarkan mereka berbagai meodel agresi yang
penuh kekerasan, member pandangan-pandangan yang tidak realistis terhadap dunia. Walau
demikian televisi juga dapat member program-program yang mengandung nilai-nilai
edukatif, menambah informasi anak-anak tentang dunia diluar lingkungan dekat mereka dan
memberi model-model prilaku prososial. Oleh karena itu orang tua harus selektif dalam
menentukan program yang boleh ditonton oleh anak.
 

4. Makrosistem
Makrosistem meliputi kebudayaan dimana individu hidup. Kita ketahui bahwa kebudayaan
mengacu pada pola prilaku, keyakinan, dan semua produk lain dari sekelompok manusia yang
diteruskan dari generasi ke generasi. Kita ketahui pula bahwa studi lintas budaya – perbandingan
antara satu kebudayaan dengan satu atau lebih kebudayaan lain – memberi informasi tentang
generalitas perkembangan. Makrosistem terdiri dari ideologi negara, pemerintah, tradisi, agama,
hukum, adat istiadat, budaya, dll.

Pengaruh makrosistem terhadap perkembangan Sosio emosional umur 2-5 tahun:

1. Kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan, misalnya mengurangi anggaran


pendidikan  akan mempengaruhi perkembangan anak yang dapat dilihat dari kurangnya
sarana dan prasarana pendidikan(misalnya sarana permainan yang dapat meningkatkan relasi
teman sebaya).
2. Anak yang hidup di daerah yang masih banyak dipengaruhi adat istiadat, maka akan
mempengaruhi perilaku anak dalam bersosialisasi.
 

5. Kronosistem
Kronosistem, dalam teori ekologi Bronfenbrenner meliputi pemolaan peristiwa-peristiwa
lingkungan dan transisi sepanjang rangkaian kehidupan dan keadaan sosiohistoris. Misalnya
dalam mempelajari dampak perceraian terhadap anak-anak, Para peneliti menemukan bahwa
dampak negative sering memuncak pada tahun pertama setelah perceraian dan bahwa
dampaknya lebih negatef bagi anak laki-laki daripada anak perempuan. 2tahun setelah perceraian
interaksi keluarga tidak begitu kacau lagi dan lebih stabil dengan mempertimbangkan keadaan-
keadaan sosiohistoris, dewasa ini, kaum perempuan tampaknya sangat didorong untuk meniti
karir dibandingkan pada 20 atau 30 tahun yang lalu. Dengan cara seperti ini, kronosistem
memiliki dampak yang kuat pada perkembangan kita.

Kronosistem merupakan perubahan keadaan dalam suatu tempoh masa. Misalnya, kanak-kanak
pada dewasa ini lebih berfokus kepada permainan berteknologi selaras dengan arus perubahan
serta pembangunan sesebuah negara seperti permainan internet, memuat turun maklumat melalui
internet dan sebagainya. Berbanding dengan kanak-kanak pada zaman dahulu, mereka lebih
berbeda dengan permainan berunsurkan tradisional.

 EvaluasiTeori Bronfenbenner
Teori Bronfenbenner telah mendapat banyak popularitas. Teori ini memberikan kerangka teoritis
untuk mengkaji konteks sosial secara sistematis, baik di tingkat mikro maupun makro. Teori ini
juga menjembatani  kesenjangan antara teori behavioral yang berfokus padasetting kecil dan
teori antropologi yang menganalisis setting yang lebih luas.
Teorinya memicu perhatian orang pada arti penting kehidupan anak dari berbagai settigMisalkan
guru seharusnya tidak hanya mempertimbangkan hal yang terjadi di dalam kelas, tetapi juga
mempertimbangkan apa yang terjadi dalam keluarga, lingkungan, dan teman sebaya siswanya.
Para pengkritik teori Bronfenbenner mengatakan bahwa teorinya tidak banyak memberi
perhatian kepada faktor biologis dan kognitif dalam perkembangan anak. Mereka juga
menunjukkan bahwa teori tersebut tidak membahas perubahan perkembangan bertahap yang
menjadi fokus pada teori-teori seperti teori Piaget dan Erikson. (Santrock, Psikologi Pendidikan,
2008).

Teori ekologi ini mempelajari  interelasi antar manusia dan lingkungannya. Ada 4 (empat)
struktur dasar dalam konsep tersebut, yaitu sistem mikro, meso, exo dan makro (Bronfenbrenner
dalam Berns, 1997). Sistem mikro adalah keluarga dan hubungan antara anggota keluarga.
Apabila anak menjadi lebih besar dan bersekolah maka ia berada dalam
sistem meso. Sistem exo adalah setting di mana anak tidak berpartisipasi aktif tetapi terkena
pengaruh berbagai sistem seperti pekerjaan orang tua, teman dan tempat kerja orang tua serta
berbagai lingkungan masyarakat lain. Sistem makro berbicara tentang budaya, gaya hidup dan
masyarakat tempat anak berada. Semua sistem tersebut saling pengaruhmempengaruhi dan
berdampak terhadap berbagai perubahan dalam perkembangan anak.
Dewasa ini, media massa memainkan peranan yang sangat penting dalam mempengaruhi
masyarakat. Melalui teknologi yang semakin canggih ini, murid-murid sekolah rendah juga
sudah pandai menggunakan kemudahan internet tanpa kawalan dari ibu bapa khususnya di
kawasan bandar. Kanak-kanak mudah terpengaruh dengan apa yang berlaku di seleliling mereka.
Paparan adegan-adegan negatif dari filem barat yang banyak memaparkan adegan ganas
menimbulkan perasaan ingin tahu dan ingin cuba sendiri mengikut apa yang mereka tonton dari
video cakera padat dan sesetengah program televisyen. Oleh itu, guru bertanggungjawab dalam
membimbing murid-murid dengan memberi panduan dan tunjuk ajar yang betul supaya mereka
tidak terjebak dengan perkara-perkara negatif yang semakin menular kini.

Jika individu tidak dapat menyesuaikan diri dengan (perubahan) lingkungannya maka ia akan
mati. Banyak individu mati dalam usia muda. Pada umumnya, sebagian besar individu-individu
itu mati muda bukan karena cacat atau kekurangan secara alami, akan tetapi adalah disebabkan
oleh ketidakmampuan dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan. Walaupun ada juga
kelahiran-kelahiran individu itu mempunyai cacat dari lahir, atau cacat bawaan.[9]
1. Teaching Strategies dalam Mendidik Anak Berdasarkan Teori Bronfenbrenner
2. Pandanglah anak sebagai sosok yang terlibat dalam berbagai sistem lingkungan dan
dipengaruhi oleh sistem-sistem itu. Lingkungan itu antara lain sekolah dan guru, orangtua
dan saudara kandung, komunitas dan tentangga, teman sebaya, media, agama, dan budaya
3. Perhatikan hubungan antara sekolah dan keluarga. Jalin hubungan ini melalui saluran
formal dan informal.
4. Sadari arti penting dari komunitas, status sosioekonomi, dan budaya dalam
perkembangan anak konteks sosial yang luas ini bisa sangat mempengaruhi perkembangan
anak.
 

Anda mungkin juga menyukai