Anda di halaman 1dari 4

Review Jurnal Penelitian Metode Eksperimen

Peringkas Erico Muhammad Y (19107010037)


Anindya Rossy (19107010048)
Nur Hidayatullah Adi Wibowo (19107010049)
Tanggal 13 Mei 2022
Topik Kemampuan berbicara pada anak usia 4-5 tahun

Penulis Nadia Intan Suradinata, Ega Asnatasia Maharani


Tahun 2020
Judul Pengaruh Bercerita Berbantuan Media Boneka Tangan terhadap
Kemampuan Berbicara Anak

Jurnal Journal of Education Research


Vol/ No/ Hlm Volume 1, No. 1, hlm 28-37

Latar Belakang Permasalahan Bahasa merupakan alat komunikasi yang dibutuhkan oleh
setiap manusia di bumi, sehingga akan memudahkan
manusia untuk berinteraksi dan bersosialisasi dengan
manusia lain. Salah satu bentuk komunikasi dalam
berinteraksi dan bersosialisasi yang sering digunakan
adalah berbicara. Secara umum, anak harus mampu
menguasai tata bahasa dan mengutarakan keinginannya
dengan baik melalui berbicara agar orang lain dapat
memahami apa yang diinginkan oleh anak. Namun, ada
beberapa faktor yang dapat mempengaruhi keaktifan
berbicara ataupun keterlambatan berbicara.
Keterlambatan berbicara anak dapat dibantu dengan
kegiatan belajar sambil bermain, salah satunya dengan
kegiatan bercerita menggunakan boneka tangan.
Menceritakan dongeng menggunakan boneka tangan
sebagai alat bantu termasuk kegiatan pengajaran bahasa
komunikatif untuk melatih anak berekspresi, membantu
interaksi komunikasi, memancing ide-ide kreatif pada
anak usia dini, meningkatkan kemampuan berbahasa dan
membuat anak lebih berkonsentrasi pada cerita yang akan
disampaikan sehingga dapat menghindari kebosanan pada
anak selama mendengarkan cerita. Dengan begitu,
penggunaan media boneka tangan bisa dipakai oleh guru
sebagai media yang dapat membantu mengembangkan
kemampuan berbicara anak.
Rumusan Permasalahan Tidak dituliskan
(Pertanyaan Penelitian) Apabila dituliskan:
“Apakah ada pengaruh antara bercerita berbantuan media
boneka tangan terhadap kemampuan berbicara anak?”
Tujuan penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
pengaruh penerapan metode bercerita berbantu media
boneka tangan terhadap kemampuan berbicara anak di
PAUD Terpadu Bakti Baitussalam Yogyakarta.
Jenis Variabel Variabel Bebas: Bercerita berbantuan media boneka
tangan
Variabel Tergantung: Kemampuan berbicara anak
Tinjauan pustaka:

Variabel Tergantung Variabel Tergantung


Pengertian Kemampuan Berbicara oleh Arsjad & U.S (1991)
Dimensi/aspek/bentuk Aspek Kemampuan Berbicara oleh Dhieni (2018)

Variabel Bebas Variabel Bebas


Pengertian Metode Cerita Oleh Fadlillah (2014), Moeslichatoen
Dimensi/aspek/bentuk (2004)
Boneka Tangan Oleh Midyawati (2016)
Faktor-faktor: Faktor-faktor yang mempengaruhi Kemampuan Berbicara
Faktor yang mempengaruhi atau oleh Dhieni (2018):
faktor yang dipengaruhi - Faktor Neurologi
- Faktor Fisiologi
- Faktor Struktural
- Faktor Lingkungan
Hipotesis Tidak dituliskan
Apabila dituliskan:
“Bercerita Berbantuan Media Boneka Tangan dapat
meningkatkan Kemampuan Berbicara Anak”.
Subyek/populasi/sampel Populasi dalam penelitian ini adalah anak usia dini
kelompok kelas TK A usia 4-5 tahun di PAUD Terpadu
Bakti Baitussalam Yogyakarta dengan jumlah anak
sebanyak 28 anak. Teknik pengambilan sampel
menggunakan purposive sampling dan diperoleh sampel
sebanyak 14 anak.
Desain penelitian eksperimen Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Pre-eksperimental Design dengan model One
Group Pretest Posttest Design.
Instrumen/alat pengumpul data Alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah angket/kuesioner. Angket disusun untuk mengukur
kemampuan berbicara anak berusia 4-5 tahun melalui 3
aspek, yaitu: kosakata, ekspresi, dan lafal (Dhieni, 2018).
Terdapat 19 aitem pernyataan pada angket yang diisi oleh
peneliti dengan bantuan observer. Angket diisi dengan
cara memberi checklist pada angka-angka yang telah
dilampirkan dan penilaian sesuai dengan kondisi anak di
lapangan.
Teknik analisis data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan Uji T-Test yang bertujuan untuk
mengetahui ada tidaknya perbedaan kondisi kelompok
eksperimen yang diteliti setelah dilakukan treatment dari
pretest sampai posttest.
Hasil & Pembahasan Berdasarkan analisis data diperoleh indeks perbedaan atau
nilai t = -7,691 dan sig 2 tailed 0,000 (p < 0,05). Hasil ini
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh kemampuan
berbicara anak sebelum dan sesudah diberikannya
perlakuan berupa metode bercerita berbantu media
boneka tangan. Terdapat dua aspek berbicara yang
meningkat secara signifikan yaitu aspek penguasaan
kosakata dan lafal ucapan.
Dapat diketahui bahwa dengan menggunakan metode
bercerita berbantu media boneka tangan terhadap
kemampuan berbicara anak lebih berpengaruh. Hal ini
ditunjukkan dengan nilai signifikasi 0,000 < 0,05.
Kegiatan bercerita berbantu media boneka tangan dapat
mempengaruhi kemampuan berbicara anak dan mampu
untuk meningkatkan aspek berbicara anak, seperti aspek
kosakata, aspek eskpresi, serta aspek lafal ucapan.
Metode bercerita berbantu media boneka tangan,
merupakan salah satu media yang mampu
mengembangkan kemampuan berbicara anak. Hal ini juga
diperkuat oleh penelitian oleh (Anggraeni dkk., 2019)
bahwa metode pembelajaran menggunakan boneka lebih
efektif dalam meningkatkan kemampuan berbicara siswa.
Pada nilai pretest aspek kosakata sebelum dilakukan
treatmen adalah <20.00, lalu nilai posttest aspek kosakata
setelah treatmen adalah >20.00. Lalu dari aspek ekspresi
hasil pretest adalah <15.00 lalu saat posttest menjadi
20.00. Lalu nilai pretest lafal ucapan adalah <20.00 dan
saat postest menjadi 20.00.
Kesimpulan dan saran Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah adanya
pengaruh positif metode bercerita berbantu media boneka
tangan dalam meningkatkan kemampuan berbicara anak
di PAUD Terpadu Bakti Yogyakarta, dimana aspek yang
mengalami peningkatan signifikan yaitu aspek kosakata
dan aspek ekspresi, sedangkan aspek yang tidak
signifikan peningkatannya ialah aspek lafal ucapan.
Keterbatasan penelitian Dalam penelitian ini, peneliti tidak menyampaikan
keterbatasan penelitian. Namun, kami menyimpulkan
keterbatasan dalam penelitian ini adalah peneliti tidak
menuliskan hipotesis penelitian dan juga rumusan
masalah, yang mana kedua aspek tersebut merupakan
salah satu hal yang cukup penting dalam penulisan karya
ilmiah agar pembaca dapat dengan mudah memahami isi
dari penelitian tersebut.

Anda mungkin juga menyukai