Oleh:
KELOMPOK 2
Puji dan syukur Penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena berkat rahmat dan kasih-Nya Penyusun dapat menyelesaikan Laporan
Praktik Klinik Profesi Ners Stase Keperawatan Medical Bedah di Rumah Sakit
Umum Kuningan Medical Center tepat pada waktunya.
Tujuan dari Praktik ini adalah diharapkan agar mahasiswa dapat
mengaplikasikan konsep dan teori yang telah didapatkannya di akademik untuk
mencapai kompetensi pada aspek keterampilan dan psikomotor mata kuliah Stase
Keperawatan Medical Bedah.
Penyusun menyadari bahwa laporan ini dapat disusun dan diselesaikan
berkat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, Penyusun
ingin menyampaikan ucapan terimakasih sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak dr. Ode Aman Suhati, MMRS selaku Direktur Rumah Sakit Umum
Kuningan Medical Center
2. Ibu Sintiani Sara Nurmesta, S.Kep.,Ners selaku Kepala Bidang
Keperawatan Rumah Sakit Kuningan Medical Center
3. Ibu Aat Sukanah Amd. Kep selaku Kepala Seksi Rawat Inap Rumah Sakit
Kuningan Medical Center
4. Ibu Uung, Amd.Kep selaku Kepala Ruangan Ruang Penyakit Bedah (RPU
4) Rumah Sakit Kuningan Medical Center
5. Ibu Lia Mulyati, S. Kep., Ners., M. Kep selaku Koordinator Stase
Keperawatan Medical Bedah Profesi Ners STIKes Kuningan
A. Latar Belakang
Kanker merupakan penyakit yang masih menjadi masalah kesehatan
masyarakat di dunia maupun di Indonesia.Dari tahun ke tahun peringkat
penyakit kanker sebagai penyebab kematian semakin mengkhawatirkan.
Diperkirakan sekitar 7,6 juta (atau 13% dari penyebab kematian) orang
meninggal setiap tahunnya di seluruh dunia karena penyakit kanker. Jika
kanker tidak dikendalikan, diperkirakan 26 juta orang akan menderita kanker
dan 17 juta meninggal karena kanker pada tahun 2030. Dengan perkiraan
134.000 kasus baru per tahun dan sekitar 55.000 kematian, penyakit ini
merupakan penyebab hampir 15% kematian disebabkan kanker di Amerika
Serikat (Robbins, 2012). Insiden di Jepang yang dahulu rendah, sekarang
meningkat hingga level pertengahan seperti di Inggris (Robbins, 2012).
Berdasarkan data Wisconsin Reporting System, kanker kolorektal
menempati urutan ketiga penyebab kematian tertinggi di dunia setelah kanker
payudara dan kanker paru-paru yaitu terdapat 9,5% kasus dari jumlah
penduduk dunia yang meninggal akibat kanker kolorektal atau mencapai 1,23
juta kematian pertahun (Wisconsin Cancer Reporting System, 2017: 8).
American Cancer Society memperkirakan pada tahun 2017 di U.S Amerika
terjadi sebanyak 95.520 kasus baru kanker kolon yang didiagnosa dan
sebanyak 39.910 kasus kematian yang diperkirakan akan terjadi akibat kanker
ini. Kasus kanker kolorektal di Indonesia pada perempuan adalah terbanyak
ketiga setelah kanker payudara dan kanker serviks. Sedangkan pada laki-laki,
ia menempati urutan kedua setelah kanker paru, diikuti yang ketiga kanker
prostat (American Cancer Society, 2017).
Di Indonesia, berdasarkan data dari Rumah Sakit Kanker Dharmais,
pada tahun 2010 karsinoma kolorektal merupakan jenis kanker ketiga
B. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui Definisi Ca colon
2. Untuk mengetahui Anatomi Fisiologi Ca Colon
3. Untuk mengetahui Etiologi Ca colon
4. Untuk mengetahui Manifestasi Klinis Ca colon
5. Untuk mengetahui Patofisiologi Ca colon
6. Untuk mengetahui Pemeriksaan Penunjang Ca colon
7. Untuk mengetahui Penatalaksanaan Medik Ca colon
8. Untuk mengetahui Komplikasi Ca colon
9. Untuk mengetahui Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Ca colon
C. Manfaat Penulisan
1. Manfaat Teoritis
Laporan ini dapat digunakan sebagai acuan bagi pengembangan ilmu
pengetahuan dan Keperawatan khususnya di bidang Keperawatan Medikal
Bedah yang berkaitan dengan gangguan system pencernaan (Ca Colon).
2. Manfaat Praktis
a. Bagi pelayanan kesehatan
Laporan ini, dapat memberikan informasi bagi tenaga kesehatan
yang ada di RSU Kuningan Medikal Center, mengenai penyakit Ca
Colon.
3. Etiologi
Penyebab dari kanker kolon ini belum diketahui pasti tetapi berdasarkan
American Cancer Society tahun (2014), faktor resikonya dibagi menjadi
dua yaitu yang dapat dimodifikasi dan tidak dapat dimodifikasi.
Tidak Dapat dimodifikasi :
a) Keturunan dan riwayat keluarga
Seseorang dengan orang tua, saudara atau anak yang memiliki kanker
kolorektal memiliki 2 sampai 3 kali risiko mengembangkan penyakit
4. Manifestasi Klinis
Sekitar 5-20% kasus kanker adalah asimptomatik dan diagnosa selama
proses skrining (American Cancer Society, 2014). Kanker dengan gejala
obstruksi dan perforasi mempunyai prognosis yang buruk (Hingorani, M.
& Sebag-Montefiore, D., 2011). Ca colon dini seringkali tidak
menunjukkan gejala, itulah sebabnya skrining sangat penting (American
Cancer Society, 2014).
7. Penatalaksanaan
b) Penatalaksanaan medis
Menurut Smeltzer (2016) pasien dengan gejaala obstruksi usus
diobati dengan cairan IV dan persiapan nasogastrik. Apabila terdapat
perdarahan yang cukup bermakna, terapi komponen darah dapat
diberikan. Pengobatan tergantung pada tahap penyakit dan
komplikasi yang berhubungan. Endoskopi, ultrasonografi, dan
laparaskopi telah terbukti berhasil dalam pentahapan Ca.Colorectal
pada periode praoperatif.
1) Pembedahan
Apabila gejala yang ada diduga menjadi kanker maka perlu
dilakukan operasi laparatomy atau reseksi segmental. Bagian
kolon yang terkena kanker akan diangkat termasuk getah bening
didekatnya. Kemudian disambungkan kembali dengan bagian
usus yang tersisa.
Prosedur bedah menurut Smeltzer dan Bare (2011) antara lain:
Reseksi segmental dengan anastomosis (yaitu, penghapusan
tumor dan bagian dari usus pada kedua sisi pertumbuhan,
serta pembuluh darah dan kelenjar limfatik).
A. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan. Pada
pengkajian, semua data dikumpulkan secara sistematis guna menentukan
status kesehatan.
Data-data yang perlu dikaji pada asuhan keperawatan dengan
Ca.Colon Tarwoto,dkk. (2012) ialah sebagai berikut :
1. Identitas klien
Nama, umur, jenis kelamin, tempat tinggal (alamat), pekerjaan,
pendidikan. Data demografi yang penting di kaji adalah usia dan jenis
kelamin, karena merupakan faktor yang berpengaruh
2. Kaji keluhan utama pasien. Pada klien pre-operasi mengeluh dan nyeri
pada abdomen. Kesulitan buang air besar. Pada post operasi kolostomi
dan laparatomi keluhan yang dirasakan pada umumnya adalah nyeri
akibat luka operasi.
3. Riwayat kesehatan sekarang
Meliputi gangguan yang sehubungan dengan penyakit yang dirasakan
saat ini. Tanyakan riwayat timbulnya gejala yang berkaitan dengan
metabolisme yang meningkat, hal ini mencakup laporan klien dan
keluarga mengenai keadaan klien yang sulit buang air besar.
4. Riwayat penyakit dahulu
Keadaan atau penyakit-penyakit yang pernah diderita oleh klien yang
mungkin berhubungan dengan penyakit Ca.Colon
5. Riwayat penyakit keluarga
Mencari diantara anggota keluarga yang menderita penyakit tersebut
6. Pola fungsi kesehatan
a. Pola nutrisi dan metabolik
Pada klien dengan Ca. Colon biasanya terjadi penurunan berat badan
tanpa perubahan pola makan.
b. Pola eliminasi
B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang lazim muncul pada Ca. Colon menurut
(SDKI, 2017) diantaranya :
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik (pembedahan)
2. Defisit nutrisi berhubungan dengan gangguan metabolik
3. Konstipasi berhubungan dengan perubahan pola eliminasi fekal
4. Gangguan intergitas kulit berhubungan dengan proses penyembuhan
luka
5. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri post operasi
C. Intervensi Keperawatan
Edukasi
1. Ajarka
mengu
Kolaboras
1. Kolabo
Kolaboras
1. Kolabo
makan
3. Konstipasi (D.0140) Eliminasi Fekal (L.04033) Manajeme
Definisi : Setelah dilakukan tindakan keperawatan Observasi
Penurunan defekasi normal selama… 1. Monito
yang disertai pengeluaran feses Maka, eliminasi fekal membaik, dengan
sulit dan tidak tuntas serta feses kriteria hasil : Terapeutik
kering dan banyak 1) Tidak ada keluhan defekasi 1. Berika
2) Feses keluar 2. Sediak
3) Konsistensi feses normal Edukasi
4) Frekuensi defekasi normal 1. Jelaska
dikons
2. Anjurk
serat
Kolaboras
1. Kolabo
anal, ji
Perawatan
Observasi
1. Periksa
2. Periksa
Terapeutik
1. Perawa
Edukasi
1. Jelaska
Kolaboras
1. Kolabo
stoma
4. Gangguan Integritas Kulit Integritas Kulit dan Jaringan (L.14130) Perawatan
(D.0129) Setelah dilakukan tindakan keperawatan Observasi
Definisi : selama… 1. Monito
Kerusakan kulit (dermis atau Maka, integritas kulit dan jaringan 2. Monito
epidermis) atau kerusakan meningkat, dengan kriteria hasil :
jaringan 1) Tidak terdapat kerusakan jaringan Terapeutik
2) Tidak terdapat kerusakan lapisan kulit 1. Lakuka
3) Tidak ada perdarahan
Kolaborasi
1. Kolabo
perlu
5. Gangguan mobilitas fisik Mobilitas Fisik (L.05042) Dukungan
(D.0054) Setelah dilakukan tindakan keperawatan Observasi
Definisi : selama… 1. Identif
keterbatasan dalam gerakan Maka mobilitas fisik meningkat dengan fisik la
fisik dari satu atau lebih kriteria hasil : 2. Monito
ekstremitas secara mandiri 1) Pergerakan ekstremitas meningkat 3. Monito
2) Kekuatan otot meningkat mobili
3) ROM meningkat
4) Dapat melakukan mobilisasi dini secara Terapeutik
mandiri 1. Fasilita
bantu
2. Fasilita
perlu
3. Libatk
dalam
Edukasi
1. Anjurk
2. Ajarka
dilakuk
6. Gangguan Pola Tidur Pola Tidur (L.05045) Dukungan
(D.0055) Setelah dilakukan tindakan keperawatan Observasi
Definisi : selama… 1. Identif
Gangguan kualitas dan Maka pola tidur membaik dengan kriteria 2. Identif
kuantitas waktu tidur akibat hasil :
faktor eksternal 1) Tidak ada keluhan sulit tidur Terapeutik
2) Tidak sering terjaga pada malam hari 1. Modifi
3) Istirahat cukup 2. Batasi
3. Lakuka
kenyam
Edukasi
1. Jelaska
sakit
7. Resiko Infeksi (D.0142) Tingkat Infeksi (L.14137) Pencegaha
Definisi : Setelah dilakukan tindakan keperawatan Observasi
Edukasi
1. Jela
2. Aja
ben
3. Aja
atau
D. Implementasi
Implementasi merupakan tahap keempat dalam tahap proses
keperawatan dengan melaksanakan berbagai strategi keperawatan (tindakan
keperawatan) yang telah direncanakan dalam rencana tindakan keperawatan
(Hidayat, 2006). Dalam tahap ini perawat harus mengetahui berbagai hal
seperti bahaya fisik dan perlindungan pada klien, teknik komunikasi,
kemampuan dalam prosesdur tindakan, pemahaman tentang hak-hak pasien
serta memahami tingkat perkembangan pasien.
Pelaksanaan mencakup melakukan, membantu atau mengarahkan
kinerja aktivitas sehari-hari. Setelah dilakukan, validasi, penguasaan
keterampilan interpersonal, intelektual dan teknik intervensi harus dilakukan
dengan cermat dan efisien pada situasi yang tepat, keamanan fisik dan
psikologi dilindungi dan dokumentasi keperawatan berupa pencatatan dan
pelaporan (Nursalam, 2011).
E. Evaluasi
Evaluasi merupakan langkah terakhir dari proses keperawatan
dengan cara melakukan identifikasi sejauh mana tujuan dari rencana
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
ASUHAN KEPERAWATAN
A PADA TN.M DENGAN CA COLON DI RUANG
BEDAH (RPU 4)
A. Pengkajian
1. Identitas Klien
Nama : Tn. M
Umur : 31 Desember 1957
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Wiraswasta
Status Marital : Menikah
Tanggal Masuk : 03 Maret 2021
Tanggal Pengkajian : 09 Maret 2021
Diagnosa Medis : Ca. Colon
(post op laparatomi dan kolostomi)
B. Keluhan Utama
Klien mengeluh nyeri pada luka post operasi
Keterangan :
X : Laki-laki meninggal
X : Perempuan meninggal
: Laki-laki
: Perempuan
: Klien
: Garis keturunan
: Garis perkawinan
: Tinggal satu rumah
F. Kebutuhan Dasar
Kebutuhan
No. Di Rumah Di Rumah Sakit
Dasar
1. Oksigenasi - -
G. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum : Lemah
2. Kesadaran : Composmentis
3. Tanda-tanda Vital
TD : 130/80mmHg
N : 90x/menit
RR : 20x/menit
S : 36°C
4. Pemeriksaan Head To Toe
1.
Kepala dan Kepala simetris, Tidak ada
wajah bentuk normal, benjolan
rambut berwarna dikepala, tidak
hitam beruban, ada nyeri tekan
kulit kepala cukup disekitar
bersih , rambut kepala, dan
tampak kusut dan wajah.
lembab, wajah
simetris, bentuk
wajah oval, tidak
ada luka disekitar
wajah
3.
Telinga Simetris kiri dan Tidak ada nyeri
kanan, fungsi tekan disekitar
pendengaran baik, telinga
tidak terdapat
serumen
4.
Hidung Terlihat bersih, Tidak ada nyeri
tidak ada luka, tekan disekitar
terpasang NGT, hidung
fungsi penciuman
baik.
Auskultasi
Bising usus : 5x/menit
Perkusi
Cairan : Ya Tidak
Udara : Ya Tidak
(perut kembung)
Massa : Ya Tidak
Palpasi
Nyeri : Ya Tidak
(nyeri tekan bagian sekitar luka laparatomi dan kolostomi)
4. Sistem persarafan
Keluhan : tidak ada keluhan
Tingkat kesadaran : composmentis
GCS : E4 M6 V5 = 15
Pupil : Isokor Anisokor
8. Sistem Penginderaan
Indera Penglihatan : Tidak normal Normal
Indera Pendengaran : Tidak normal Normal
Indera Penciuman : Tidak normal Normal
Indera Perasa : Tidak normal Normal
Indera Peraba : Tidak normal Normal
I. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium
a. Hematologi
No. Jenis Hasil Satuan Nilai Interpretasi
b. Kimia Klinik
Nilai
No. Parameter Hasil Satuan Interpretasi
Normal
1. Protein total 5,99 gr/dl 6,3-8,2 ↓
2. Albumin 3,24 gr/dl 3,5-5,3 ↓
3. Globulin 2,75 gr/dl 1,8-3,6 Normal
4. Bilirubin 0,71 Mg/dl <1 Normal
5. Direct 0,46 Mg/dl <0,3 ↑
6. Indirect 0,25 Mg/dl <0,7 Normal
2. Pemeriksaan Radiologi
Rontgen Thorax : Kardiomegali tanpa bendungan paru
2. Penatalaksanaan Medis
K. Analisa Data
No
Data Etiologi Masalah
.
1. DS: Agen pencedera Nyeri Akut
- Klien mengeluh nyeri fisik
pada luka jahitan (pembedahan)
laparatomi
- Klien mengeluh nyeri
pada luka kolostomi
DO :
- Tampak lemah
- Tampak meringis
kesakitan
- Kesadaran
Composmentis
- Tampak luka jahitan
laparatomi
- Tampak luka kolostomi
- Skala nyeri 6 dari (0-10)
- TTV
TD : 130/80mmhg
S : 36°C
RR : 20x/menit
N : 90x/menit
DO:
- Tampak lemah
- Tampak tidak nafsu
makan
- Tampak mual
- Kesadaran
Composmentis
- TTV
TD : 130/80mmhg
S : 36°C
RR : 20x/menit
N : 90x/menit
DO :
- Tampak lemah
- Kesadaran
Composmentis
- Tampak mengantuk
- TTV
TD : 130/80mmhg
S : 36°C
RR : 20x/menit
N : 90x/menit
7. DS : Tindakan prosedur Resiko infeksi
invasif
DO :
- Tampak luka jahitan
laparatomi
- Tampak luka kolostomi
- Kesadaran Composmetis
- TTV
TD : 130/80mmhg
Suhu : 36°C
RR : 20x/menit
Nadi : 90x/menit
Edukasi
2. Ajarkan terapi non-farmakologi untuk
mengurangi nyeri
Kolaborasi
2. Kolaborasi pemberian analgetik
2. Defisit Nutrisi (D.0019) Status Nutrisi (L.03030) Manajemen Nutrisi (I.03119)
Definisi : Setelah dilakukan tindakan keperawatan Observasi
Asupan nutrisi tidak cukup selama 2x24 jam. 4. Identifikasi status nutrisi
untuk memenuhi kebutuhan Maka, status nutrisi membaik dengan 5. Identifikasi alergi makanan
metabolisme kriteria hasil : 6. Monitor asupan makanan
1) Nafsu makan membaik
2) Frekuensi makan membaik Terapeutik
3) Porsi makan habis 2. Berikan makanan tinggi serat
4) Mual berkurang
Edukasi
2. Ajarkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi
2. Kolaborasi pemberian medikasi sebelum
makan
3. Konstipasi (D.0140) Eliminasi Fekal (L.04033) Manajemen eliminasi fekal (I.04151)
Definisi : Setelah dilakukan tindakan keperawatan Observasi
Penurunan defekasi normal selama 2x24 jam. 2. Monitor buang air besar
yang disertai pengeluaran feses Maka, eliminasi fekal membaik, dengan
sulit dan tidak tuntas serta feses kriteria hasil : Terapeutik
kering dan banyak 1) Tidak ada keluhan defekasi 3. Berikan air hangat setelah makan
2) Feses keluar 4. Sediakan makanan tinggi serat
3) Konsistensi feses normal Edukasi
4) Frekuensi defekasi normal 3. Jelaskan jenis makanan yang dapat
dikonsumsi
4. Anjurkan mengkonsumsi makanan tinggi
serat
Kolaborasi
2. Kolaborasi pemberian obat suposutoria
anal, jika perlu
Terapeutik
2. Perawatan stoma
Edukasi
2. Jelaskan perawatan stoma
Kolaborasi
2. Kolaborasi jika terjadi perburukan dari
stoma
4. Gangguan Integritas Kulit Integritas Kulit dan Jaringan (L.14130) Perawatan Luka (I.14564)
(D.0129) Setelah dilakukan tindakan keperawatan Observasi
Definisi : selama 2x24 jam. 3. Monitor karakteristik luka
Kerusakan kulit (dermis atau Maka, integritas kulit dan jaringan 4. Monitor tanda infeksi
epidermis) atau kerusakan meningkat, dengan kriteria hasil :
jaringan 1) Tidak terdapat kerusakan jaringan Terapeutik
2) Tidak terdapat kerusakan lapisan kulit 2. Lakukan perawatan luka
3) Tidak ada perdarahan
4) Tidak terdapat kemerahan Edukasi
5) Tidak ada rasa panas 4. Jelaskan tanda dan gejala infeksi
6) Tidak terdapat pembengkakan 5. Ajarkan prosedur perawatan luka secara
7) Tidak ada nyeri mandiri
8) Tidak ada perubahan fungsi 6. Anjurkan mengkonsumsi makanan tinggi
kalori dan protein
Kolaborasi
2. Kolaborasi pemberian antibiotik, jika
perlu
5. Gangguan mobilitas fisik Mobilitas Fisik (L.05042) Dukungan Mobilisasi (I.05172)
(D.0054) Setelah dilakukan tindakan keperawatan Observasi
Definisi : selama 2x24 jam. 4. Identifikasi adanya nyeri atau keluhan
keterbatasan dalam gerakan Maka mobilitas fisik meningkat dengan fisik lainnya
fisik dari satu atau lebih kriteria hasil : 5. Monitor kondisi umum selama mobilisasi
ekstremitas secara mandiri 1) Pergerakan ekstremitas meningkat 6. Monitor TTV sebelum dan sesudah
2) Kekuatan otot meningkat mobilisasi
3) ROM meningkat
4) Dapat melakukan mobilisasi dini secara Terapeutik
mandiri 4. Fasilitasi aktivitas mobilisasi dengan alat
bantu
5. Fasilitasi melakukan pergerakan, jika
perlu
6. Libatkan keluarga untuk membantu klien
dalam meningkatkan pergerakan
Edukasi
3. Anjurkan melakukan mobilisasi dini
4. Ajarkan mobilisasi sederhana yang harus
dilakukan
6. Gangguan Pola Tidur Pola Tidur (L.05045) Dukungan tidur (I.05174)
(D.0055) Setelah dilakukan tindakan keperawatan Observasi
Definisi : selama 2x24 jam. 3. Identifikasi pola aktivitas dan tidur
Gangguan kualitas dan Maka pola tidur membaik dengan kriteria 4. Identifikasi faktor penganggu tidur
kuantitas waktu tidur akibat hasil :
faktor eksternal 1) Tidak ada keluhan sulit tidur Terapeutik
2) Tidak sering terjaga pada malam hari 4. Modifikasi lingkungan
3) Istirahat cukup 5. Batasi waktu tidur siang
6. Lakukan prosedur untuk meningkatkan
kenyamanan
Edukasi
2. Jelaskan pentingnya tidur cukup selama
sakit
7. Resiko infeksi (D.0142) Tingkat Infeksi (L.14137) Pencegahan Infeksi (I.14539)
Definisi : Setelah dilakukan tindakan keperawatan Observasi
Beresiko mengalami selama 2x24 jam. 2. Monitor tanda dan gejala infeksi
peningkatan terserang Maka tingkat infeksi menurun, dengan
organisme patogenik kriteria hasil : Terapeutik
1) Tidak terdapat kemerahan 4. Batasi jumlah pengunjung
2) Tidak ada rasa panas 5. Cuci tangan sebelum dan sesudah
3) Tidak terdapat pembengkakan kontak dengan klien dan lingkungan
4) Tidak ada nyeri klien
5) Tidak ada perubahan fungsi 6. Pertahankan tekhnik aseptic
Edukasi
4. Jelaskan tanda dan gejala infeksi
5. Ajarkan cara cuci tangan yang baik dan
benar
6. Ajarkan cara memeriksa kondisi luka
atau luka operasi
N. Implementasi Keperawatan
T:
Menjelaskan makanan yang dapat
dikonsumsi
R:
Menganjurkan makan makanan tinggi
serat
T:
Memeriksa kondisi umum klien
R:
Keadaan umum lemah, kesadaran
composmentis
T:
Melakukan perawatan stoma
R:
Membersihkan dan mengganti
kantong kolostomi
T:
Memeriksa kondisi stoma
R:
Kondisi stoma bagus, warna stoma
merah muda, area pada sekitar stoma
tidak terdapat tanda-tanda infeksi
T:
Melakukan perawatan luka
R:
Perawatan luka laparatomi
T:
Menjelaskan cara perawatan luka
R:
Pendidikan kesehatan perawatan luka
laparatomi
T:
Berkolaborasi dalam pemberian
antibiotik
R:
Pemberian obat Meropenem (3x1gr),
Metronidazole infuse (3x500mg)
melalu intravena
5. Rabu, T:
Gangguan Mengindetifikasi adanya nyeri
10/03/2021 R:
Mobilitas Nyeri pada luka laparatomi dan
Fisik kolostomi
T:
Mengajarkan mobilisasi sederhana
yang harus dilakukan
R:
Klien dapat duduk ditempat tidur
T:
Melibatkan keluarga untuk membantu
klien dalam melakukan pergerakan
R:
Aktivitas tampak dibantu oleh
keluarga
6. Rabu, T:
Gangguan Mengidentifikasi pola tidur
R:
10/03/2021 pola tidur Tidur 3-4 jam, sering terbangun pada
malam hari
7. Rabu, T:
Resiko Memonitor tanda infeksi
10/03/2021 R:
Infeksi Rubor (-)
(tidak ada kemerahan disekitar luka)
Kalor (-)
(tidak ada rasa panas disekitar luka)
Tumor (-)
(tidak ada pembengkakan disekitar
luka)
Dolor (+)
(ada nyeri tekan disekitar luka
lapratomi)
Fungsiolaesa (-)
(tidak ada perubahan fungsi)
T:
Mengajarkan cara cuci tangan yang
baik dan benar
R:
Pendidikan kesehatan 6 langkah cuci
tangan kepada keluarga
T:
Melakukan perawatan stoma
R:
Membersihkan stoma dan mengganti
kantong kolostomi
T:
Memeriksa kondisi stoma
R:
Kondisi stoma bagus, warna stoma
merah muda, area pada sekitar stoma
terdapat kemerahan
4. Kamis, T:
Gangguan Memonitor karakteristik luka
11/03/2021 R:
Integritas Luka laparatomi 15cm
Kulit T:
Memonitor tanda infeksi
R:
Rubor (-)
(tidak ada kemerahan disekitar luka)
Kalor (-)
(tidak ada rasa panas disekitar luka)
Tumor (-)
(tidak ada pembengkakan disekitar
luka)
Dolor (-)
(tidak ada nyeri tekan disekitar luka
lapratomi)
Fungsiolaesa (-)
(tidak ada perubahan fungsi)
T:
Berkolaborasi dalam pemberian
antibiotik
R:
Pemberian obat Meropenem (3x1gr),
Metronidazole infuse (3x500mg)
melalu intravena
5. Kamis, T:
Gangguan Mengajarkan mobilisasi sederhana
11/03/2021 R:
Mobilitas Klien tampak bisa duduk ditempat
Fisik tidur dan bisa bangun turun dari
tempat tidur dan bisa sedikit untuk
berjalan
6. T:
Gangguan Mengidentifikasi pola tidur
R:
pola tidur Tidur 7 jam tidak terbangun pada
malam hari
7. Kamis, Resiko T:
Memonitor tanda infeksi
11/03/2021 Infeksi R:
Rubor (+)
(ada kemerahan disekitar stoma)
Kalor (-)
(tidak ada rasa panas disekitar luka)
Tumor (-)
(tidak ada pembengkakan disekitar
luka)
Dolor (+)
(ada nyeri tekan disekitar luka
lapratomi)
Fungsiolaesa (-)
(tidak ada perubahan fungsi)
O. Evaluasi Keperawatan
No
Tanggal Diagnosa Catatan Perkembangan Paraf
.
1. Rabu, Nyeri akut S: - Klien mengeluh nyeri pada luka
10/03/2021 jahitan laparatomi
- Klien mengeluh nyeri pada luka
kolostomi
A : Nyeri akut
A : Defisit nutrisi
R : Intervensi dilanjutkan
3. Rabu, Konsitipasi S: -
10/03/2021
O : - Klien tampak lemah
- Kesadaran composmentis
- Tampak terpasang kolostomi
- Tampak tidak keluar feses
- TD : 130/90mmHg
N : 85x/ menit
RR : 20x/menit
S : 36,2°C
A : Konstipasi
P: 1. Monitor BAB
2. Jelaskan makanan yang dapat
dikonsumsi
3. Memeriksa kondisi umum klien
4. Melakukan perawatan stoma
5. Memeriksa kondisi stoma
6. Menjelaskan cara perawatan
kolostomi
I: 1. Memonitor BAB
2. Menjelaskan makanan yang dapat
dikonsumsi
3. Memeriksa kondisi umum klien
4. Melakukan perawatan stoma
5. Memeriksa kondisi stoma
6. Menjelaskan cara perawatan
kolostomi
R : Intervensi dilanjutkan
4. Rabu Gangguan S: -
10 Maret integritas
2021 kulit O : - Tampak lemah
- Tampak jahitan laparatomi
- Tampak luka kolostomi
- Kesadaran composmentis
- TD : 130/90mmHg
N : 85x/ menit
RR : 20x/menit
S : 36,2°C
A : Gangguan integritas kulit
R : Intervensi dilanjutkan
5. Rabu, Gangguan S : - Klien mengatakan tidak dapat
10/02/2021 Mobilitas bergerak
Fisik - Klien mengatakan aktivitas dibantu
oleh keluarga
O : - Tampak lemah
- Tampak gerak terbatas
- Tampak nyeri saat bergerak
- Tampak luka laparatomi dan
kolostomi
- TD : 130/90mmHg
N : 85x/ menit
RR : 20x/menit
S : 36,2°C
R : Intervensi dilanjutkan
6. Rabu, Gangguan S : - Klien mengatakan kesulitan untuk
10/03/2021 Pola Tidur tidur
- Klien mengatakan sering terbangun
pada malam hari
- Klien mengatakan tidur hanya 3-4
jam
O : - Tampak lemah
- Kesadaran Composmentis
- Tampak mengantuk
- TD : 130/90mmHg
N : 85x/ menit
RR : 20x/menit
S : 36,2°C
R : Intervensi dilanjutkan
7. Rabu, Resiko S: - Tampak lemah
10/03/2021 Infeksi - Kesadaran Composmentis
O: - Tampak luka jahitan laparatomi
- Tampak luka kolostomi
- TD : 130/90mmHg
N : 85x/ menit
RR : 20x/menit
S : 36,2°C
A : Resiko infeksi
R : Intervensi dilanjutkan
1. Kamis, Nyeri akut S : - Klien mengatakan nyeri berkurang
11/03/2021 - Skala nyeri 2 dari (0-10)
A : Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan
2. Kamis, Defisit S:
11/032021 Nutrisi
O : - Keadaan umum sedang
- Kesadaran composmentis
- Tampak makan dihabiskan
A : Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan
3. Kamis, Konstipasi S:
11/03/2021
O : - Keadaan umum sedang
- Kesadaran composmentis
- Tampak keluar feses
- TD : 120/80 mmHg
N : 88x/ menit
RR : 21x/menit
S : 36°C
A : Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan
4. Kamis, Gangguan S:
11/03/2021 Integritas
Kulit O : - Keadaan umum sedang
- Kesadaran composmentis
- Luka tampak bagus, tidak ada tanda
infeksi
- TD : 130/90mmHg
N : 88x/ menit
RR : 21x/menit
S : 36°C
A : Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan
5. Kamis, Gangguan S: - Klien mengatakan dapat melakukan
11/03/2021 Mobilitas mobilisasi secara mandiri
Fisik
O : - Keadaan umum sedang
- Kesadaran Composmentis
- Klien tampak dapat duduk, bangun
dari tempat tidur, dan berjalan
sedikit-sedikit
- TD : 130/80mmHg
N : 88x/ menit
RR : 21x/menit
S : 36°C
A : Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan
6. Kamis, Gangguan S: - Klien mengatakan sudah tidak
11/03/2021 Pola Tidur kesulitan tidur
- Klien mengatakan tidak lagi
terbangun pada malam hari
- Klien mengatakan saat malam tidur
7 jam
O : - Keadaan umum sedang
- Kesadaran Composmentis
- TD : 130/90mmHg
N : 88x/ menit
RR : 21x/menit
S : 36°C
A : Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan
7. Kamis, Resiko S:
11/03/2021 Infeksi
O : - Keadaan umum sedang
- Kesadaran Composmentis
- Tidak tampak tanda-tanda infeksi
- TD : 130/80mmHg
N : 88x/ menit
RR : 21x/menit
S : 36°C
A : Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kanker merupakan penyakit yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di dunia maupun di Indonesia. Dari
tahun ke tahun peringkat penyakit kanker sebagai penyebab kematian semakin mengkhawatirkan. Diperkirakan sekitar 7,6 juta
(atau 13% dari penyebab kematian) orang meninggal setiap tahunnya di seluruh dunia karena penyakit kanker.
Berdasarkan data Wisconsin Reporting System, kanker kolorektal menempati urutan ketiga penyebab kematian tertinggi
di dunia setelah kanker payudara dan kanker paru-paru yaitu terdapat 9,5% kasus dari jumlah penduduk dunia yang meninggal
akibat kanker kolorektal atau mencapai 1,23 juta kematian pertahun (Wisconsin Cancer Reporting System, 2017: 8).
Penyebab dari kanker kolon ini belum diketahui pasti tetapi berdasarkan American Cancer Society tahun (2014), faktor
resikonya dibagi menjadi dua yaitu yang dapat dimodifikasi dan tidak dapat dimodifikasi.
B. Saran
1. Bagi pelayanan kesehatan
Bagi pelayanan kesehatan RSU Kuningan Medical Center diharapkan dapat mempertahankan pelayanan yang baik
yang sudah diberikan kepada pasien dan untuk mendukung kesehatan dan kesembuhan pasien dengan memberi pelayanan
yang maksimal pada pasien ca colon.
2. Bagi pasien dan keluarga
Diharapkan kerjasama dari keluarga untuk memberikan motivasi untuk kesembuhan pasien.
3. Bagi institusi pendidikan
Diharapkan bagi institusi pendidikan menyediakan fasilitas berupa sumber buku-buku terbaru
DAFTAR PUSTAKA
OBSERVASI KOLOSTOMI
PENDIDIKAN KESEHATAN