DESA BENDUNGAN
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Keperawatan Keluarga
2020
LAPORAN PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Sistem Endokrin adalah sistem control kelenjar tanpa saluran
(ductless) yang menghasilkan hormon yang tersirkulasi di tubuh melalui
aliran darah untuk memengaruhi organ-organ lain. Hormon bertindak sebagai
"pembawa pesan" dan dibawa oleh aliran darah ke berbagai sel dalam tubuh,
yang selanjutnya akan menerjemahkan "pesan" tersebut menjadi suatu
tindakan. Sistem endokrin tidak memasukkan kelenjar eksokrin seperti
kelenjar ludah, kelenjar keringat, dan kelenjar-kelenjar lain dalam saluran
gastrointestin. Sistem endokrin terdiri dari sekelompok organ (kadang
disebut sebagai kelenjar sekresi internal), yang fungsi utamanya adalah
menghasilkan dan melepaskan hormon-hormon secara langsung ke dalam
aliran darah. Hormon berperan sebagai pembawa pesan untuk
mengkoordinasikan kegiatan berbagai organ. Sistem endokrin meliputi suatu
sistem dalam tubuh manusia yang terdiri dari sejumlah kelenjar penghasil zat
yang dinamakan hormon. Kelenjar ini dinamakan “endokrin” karena tidak
mempunyai saluran keluar untuk zat yang dihasilkannya. Hormon yang
dihasilkannya itu dalam jumlah sedikit pada saat dibutuhkan dan dialirkan ke
organ sasaran melalui pembuluh darah bercampur dengan darah. Kelenjar
yang produknya disalurkan melalui pembuluh khusus (seperti kelenjar ludah)
dinamakan kelenjar eksokrin.
Mempersiapkan keluarga yang baru membutuhkan penyesuaian peran
dan fungsi sehari-hari diantaranya belajar hidup bersama, beradaptasi dengan
kebiasaan sendiri dan pasangannya. Masing-masing menghadapi perpisahan
dengan keluarga sendiri dan orang tuanya, mulai membina hubunganungan
baru dengan keluarga dan kelompok social lainnya.
2. Definisi
Bayi baru lahir (neonatus) adalah suatu keadaan dimana bayi baru lahir
dengan umur kehamilan 38-40 minggu.Bayi baru lahir yaitu bayi dengan umur
kehamilan 38-40 minggu,lahir melalui jalan lahir dengan presentasi kepala
secara spontan tanpa gangguan, menangis kuat, nafas secara spontan dan
teratur,berat badan antara 2500-4000 gram.Peralihan dari kehidupan intrauterin
ke ekstrauterin memerlukan berbagai perubahan biokimia dan faali. Dengan
terpisahnya bayi dari ibu, maka terjadilah awal proses fisiologik sebagai
berikut :
1. Peredaran darah melalui plasenta digantikan oleh aktifnya fungsi paru
untuk bernafas (pertukaran oksigen dengan karbondioksida).
2. Saluran cerna berfungsi untuk menyerap makanan
3. Ginjal berfungsi untuk mengeluarkan bahan yang tidak terpakai lagi oleh
tubuh untuk mempertahankan homeostasis kimia darah.
4. Hati berfungsi untuk menetralisasi dan mengekresi bahan racun yang tidak
diperlukan badan.
5. Sistem imunologik berfungsi untuk mencegah infeksi.
6. Sistem kardiovaskular serta endokrin bayi menyesuaikan diri dengan
perubahan fungsi organ tersebut diatas
Banyak masalah pada bayi baru lahir yang berhubungan dengan gangguan
atau kegagalan penyesuaian biokimia dan faali yang disebabkan oleh
prematuritas, kelainan anatomik, dan lingkungan yang kurang baik dalam
kandungan, pada persalinan maupun sesudah lahir.Masalah pada neonatus
biasanya timbul sebagai akibat yang spesifik terjadi pada masa perinatal. Tidak
hanya merupakan penyebab kematian tetapi juga kecacatan. Masalah ini timbul
sebagai akibat buruknya kesehatan ibu, perawatan kehamilan yang kurang
memadai, manajemen persalinan yang tidak tepat dan tidak bersih, kurangnya
perawatan bayi baru lahir. Kalau ibu meninggal pada waktu melahirkan, si bayi
akan mempunyai kesempatan hidup yang kecil.
3. Standar Pelayanan Pada Bayi Baru Lahir
Untuk mampu mewujudkan koordinasi dan standar pelayanan yang
berkualitas maka petugas kesehatan dibekali pengetahuan dan keterampilan
untuk dapat melaksanakan pelayanan essensial neonatal yang dikategorikan
dalam dua kelompok yaitu
Pelayanan Dasar:
1. Persalinan aman dan bersih
2. Mempertahankan suhu tubuh dan mencegah hiportermia
3. Mempertahankan pernafasan spontan
4. ASI Ekslusif
5. Perawatan mata
Pelayanan Khusus
1. Tatalaksana Bayi Neonatus sakit
2. Perawatan bayi kurang bulan dan BBLR
3. Imunisasi
4. Tugas Tahap Perkembangan Keluarga Pada Anak Baru Lahir
Tahap II. Keluarga “Child-bearing” (Kelahiran Anak Pertama)’
Keluarga yang menantikan kelahiran dimulai dari kehamilan sampai kelahiran
anak pertama dan berlanjut sampai anak pertama berusia 30 bulan. Kehamilan
dan kelahiran bayi perlu dipersiapkan oleh pasangan suami istri melalui
beberapa tugas perkembangan yang penting.Tahap Perkembangan II. Keluarga
“Child bearing (Kelahiran Anak Pertama).
Persiapan menjadi orang tua:
a. Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga: peran, interaksi, hubungan
seksual dan kegiatan
b. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan.
c. Kelahiran bayi pertama memberi perubahan yang besar dalam keluarga
sehingga pasangan harus beradaptasi dnegan perannya untuk memenuhi
kebutuhan bayi. Sering terjadi dengan kelahiran bayi, pasangan merasa
diabaikan karena focus perhatian kedua pasangan tertuju pada bayi. Peran
utama perawat keluarga adalah mengkaji peran orang tua; bagaimana
orang tua berinteraksi dan merawat bayi serta bagaimana bayi berespon.
Perawat perlu memfasilitasi hubungan orang tua dan bayi yang positif dan
hangat sehingga jalinan kasih sayang antara bayi dan orang tua dapat
tercapai.
E. Reaksi Emosional Penerimaan Keluarga
Pada neonatus yang menderita sakit, maka keluarga akan merasa cemas, tidak
berdaya, dan lain sebagainya yang merupakan reaksi keluarga terhadap kenyataan
bahwa bayinya menderita suatu penyakit. Berikut adalah reaksi emosional
penerimaan keluarga terhadap neonatus sakit dan bagaimana perawat mengatasi
hal tersebut :
1. Denial
Respon perawat terhadap penolakan adalah komponen untuk
kebutuhan individu yang kontinyu sebagai mekanisme pertahanan.
Dukungan metode efektif adalah mendengarkan secara aktif. Diam atau
tidak ada reinforcement bukanlah suatu penolakan. Diam dapat
diinterpretasikan salah, keefektifan diam dan mendengar haruslah sejalan
dengan konsentrasi fisik dan mental. Penggunaan bahasa tubuh dalam
berkomunikasi harus concern. Kontak mata, sentuhan, postur tubuh, cara
duduk dapat digunakan saat diam sehingga komunikasi berjalan efektif.
2. Rasa bersalah
Perasaan bersalah adalah respon biasa dan dapat menyebabkan
kecemasan keluarga. Mereka sering mengatakan bahwa merekalah yang
menjadi penyebab bayinya mengalami kondisi sakit. Amati ekspresi
bersalah, dimana ekspresi tersebut akan membuat mereka lebih terbuka
untuk menyatakan perasaannya.
3. Marah
Marah adalah suatu reaksi yang sulit diterima dan sulit ditangani
secara therapeutik. Aturan dasar untuk menolak marah seseorang adalah
hindari gagalnya kemarahan dan dorong untuk marah secara assertif.
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA MASALAH
ANAK BARU LAHIR
PENGKAJIAN
A. Data umum
1. Identitas
Nama :Ny.R
Umur : 24 tahun
Agama : islam
Suku : bugis/jawa
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Alamat : Malino
2. Komposisi keluarga
Nama L/P Umur Hub.Keluarga Pekerjaan Pend.Terakhir
Tn.H L 27 KK Wiraswasta SMA
Ny.R P 24 istri Ibu RT SMA
An.V P 1 bulan anak Tidak ada Belum sekolah
2x2=2
2
2
3
Total skor 5
Total skor 3
BAB VI
EVALUASI TINDAKAN KEPERAWATAN
Tgl & waktu Diagnosa Evaluasi
14 maret 2013 Demam berhubungan S : Ny.R mengatakan bila anaknya demam
15.00 dengan Klien sudah tahu cara kompres dan
ketidakmampuan sudah tahu cara menggunakan
memutuskan tindakan termometer
kesehatan yang tepat O: Ny.R mampu menjelaskan cara-cara
bagi keluarga. menangani demam
A: Masalah teratasi
P: Pertahankan intervensi.
17 maret 2013 Kerusakan integritas S : Ny.R mengatakan bila ruam popok pada
15.00 berhubungan dengan pantat anaknya sudah hilang.
ketidakmampuan O: Ny.R mampu menjelaskan cara-cara
mengenal masalah Menangani iritasi pada kulit serta
kesehatan keluarga pencegahannya
A: Masalah teratasi
P: Pertahankan intervensi.
20 maret 2013 Ketidakefektifan S : - Ny.R mengatakan bila anaknya belum
15.00 pemberian ASI menyusui.
berhubungan dengan - Ny.R mengatakan belum mengerti
ketidakmampuan tentang cara menyusui.
memodifikasi O: Ny.R belum mampu menjelaskan cara
lingkungan keluarga menyusui dengan baik.
untuk menjamin A: Masalah belum teratasi
kesehatan keluarga. P: Lanjutkan intervensi.
BAB VII
DAFTAR PUSTAKA
1. Suprajitno,S.Kp.2004.”Asuhan Keperawatan Keluarga Aplikasi Dalam Prktik”.
Jakarta.EGC
2. firwanintianur93.blogspot.com/.../asuhan-keperawatan keluarga pada msalah
anak baru lahir
3. bams-sujatmiko.blogspot.com/.../asuhan-keperawkeluarga pada msalah anak
baru lahir
Ali, Z. (2009). Pengantar Keperawatan Keluarga. Jakarta : EGC
Internasional, NANDA, Herman, T, Heather. (2012). Diagnosis Keperawatan dan
Klasifikasi. (2012-2014). Jakarta : EGC.
Jhonson, R & Leni, R. (2010). Keperawatan Keluarga. Jogjakarta : Nuha Medika.
Latif, A. (2012). Obat Tradisional. Jakarta : EGC.
Mubarak, W, I. (2005). Pengantar Keperawatan Komunitas 1. Jogjakarta : Sagung
Seto.
Mubarak, W, I, Santoso, B, A, Rosikin, K & Patonah, S. (2006). Buku Ajar Ilmu
Keperawatan Komunitas 2 Teori & Aplikasi Dalam Praktik Dengan
Pendekatan Asuhan Keperawatan Komunitas, Gerontik dan Keluarga.
Jogjakarta : Sagung Seto.
Padila. (2012). Buku Ajar Keperawatan Keluarga. Jogjakarta : Nuha Medika.
Pudiastuti, D, W. (2013). Penyakit-Penyakit Mematikan. Jogjakarta : Nuha
Medika.
Putra, E, R, P. (2013). Visi Misi Indonesia Sehat
2015.http://nersputerasampoerna.blogspot.com/2013/01/visi-misi-
indonesia-sehat-2015.html. Akses :30 January 2013.
Setiadi. (2008). Konsep & proses Keperawatan Keluarga. Jogjakarta : Graha Ilmu.
Sulistyo, A. (2012). Keperawatan Keluarga Konsep Teori dan Praktik
Keperawatan. Jogjakarta : Graha Ilmu.
Suprajitno. (2004). Asuhan Keperawatan Keluarga Aplikasi Dalam Praktik. Jakarta
: EGC.
Sylvia A, Price & Lorraine M, Wilson. (2005). Patofisiologi Konsep Klinis Proses-
proses Penyakit. Edisi 6. Volume 1. Jakarta : EGC