Anda di halaman 1dari 23

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA NY.

DENGAN DIABETES MELLITUS TIPE II DI DUSUN 2 RT 10

DESA BENDUNGAN

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Keperawatan Keluarga

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUNINGAN

2020
LAPORAN PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Sistem Endokrin adalah sistem control kelenjar tanpa saluran
(ductless) yang menghasilkan hormon yang tersirkulasi di tubuh melalui
aliran darah untuk memengaruhi organ-organ lain. Hormon bertindak sebagai
"pembawa pesan" dan dibawa oleh aliran darah ke berbagai sel dalam tubuh,
yang selanjutnya akan menerjemahkan "pesan" tersebut menjadi suatu
tindakan. Sistem endokrin tidak memasukkan kelenjar eksokrin seperti
kelenjar ludah, kelenjar keringat, dan kelenjar-kelenjar lain dalam saluran
gastrointestin. Sistem endokrin terdiri dari sekelompok organ (kadang
disebut sebagai kelenjar sekresi internal), yang fungsi utamanya adalah
menghasilkan dan melepaskan hormon-hormon secara langsung ke dalam
aliran darah. Hormon berperan sebagai pembawa pesan untuk
mengkoordinasikan kegiatan berbagai organ. Sistem endokrin meliputi suatu
sistem dalam tubuh manusia yang terdiri dari sejumlah kelenjar penghasil zat
yang dinamakan hormon. Kelenjar ini dinamakan “endokrin” karena tidak
mempunyai saluran keluar untuk zat yang dihasilkannya. Hormon yang
dihasilkannya itu dalam jumlah sedikit pada saat dibutuhkan dan dialirkan ke
organ sasaran melalui pembuluh darah bercampur dengan darah. Kelenjar
yang produknya disalurkan melalui pembuluh khusus (seperti kelenjar ludah)
dinamakan kelenjar eksokrin.
Mempersiapkan keluarga  yang baru membutuhkan penyesuaian peran
dan fungsi sehari-hari diantaranya belajar hidup bersama, beradaptasi dengan
kebiasaan sendiri dan pasangannya. Masing-masing menghadapi perpisahan
dengan keluarga  sendiri dan orang tuanya, mulai membina hubunganungan
baru dengan keluarga  dan kelompok social lainnya.
2. Definisi
Bayi baru lahir (neonatus) adalah suatu keadaan dimana bayi baru lahir
dengan umur kehamilan 38-40 minggu.Bayi baru lahir yaitu bayi dengan umur
kehamilan 38-40 minggu,lahir melalui jalan lahir dengan presentasi kepala
secara spontan tanpa gangguan, menangis kuat, nafas secara spontan dan
teratur,berat badan antara 2500-4000 gram.Peralihan dari kehidupan intrauterin
ke ekstrauterin memerlukan berbagai perubahan biokimia dan faali. Dengan
terpisahnya bayi dari ibu, maka terjadilah awal proses fisiologik sebagai
berikut :
1. Peredaran darah melalui plasenta digantikan oleh aktifnya fungsi paru
untuk bernafas (pertukaran oksigen dengan karbondioksida).
2. Saluran cerna berfungsi untuk menyerap makanan
3. Ginjal berfungsi untuk mengeluarkan bahan yang tidak terpakai lagi oleh
tubuh untuk mempertahankan homeostasis kimia darah.
4. Hati berfungsi untuk menetralisasi dan mengekresi bahan racun yang tidak
diperlukan badan.
5. Sistem imunologik berfungsi untuk mencegah infeksi.
6. Sistem kardiovaskular serta endokrin bayi menyesuaikan diri dengan
perubahan fungsi organ tersebut diatas
Banyak masalah pada bayi baru lahir yang berhubungan dengan gangguan
atau kegagalan penyesuaian biokimia dan faali yang disebabkan oleh
prematuritas, kelainan anatomik, dan lingkungan yang kurang baik dalam
kandungan, pada persalinan maupun sesudah lahir.Masalah pada neonatus
biasanya timbul sebagai akibat yang spesifik terjadi pada masa perinatal. Tidak
hanya merupakan penyebab kematian tetapi juga kecacatan. Masalah ini timbul
sebagai akibat buruknya kesehatan ibu, perawatan kehamilan yang kurang
memadai, manajemen persalinan yang tidak tepat dan tidak bersih, kurangnya
perawatan bayi baru lahir. Kalau ibu meninggal pada waktu melahirkan, si bayi
akan mempunyai kesempatan hidup yang kecil.
3. Standar Pelayanan Pada Bayi Baru Lahir
Untuk mampu mewujudkan koordinasi dan standar pelayanan yang
berkualitas maka petugas kesehatan dibekali pengetahuan dan keterampilan
untuk dapat melaksanakan pelayanan essensial neonatal yang dikategorikan
dalam dua kelompok yaitu
Pelayanan Dasar:
1. Persalinan aman dan bersih
2. Mempertahankan suhu tubuh dan mencegah hiportermia
3. Mempertahankan pernafasan spontan
4. ASI Ekslusif
5. Perawatan mata
Pelayanan Khusus
1. Tatalaksana Bayi Neonatus sakit
2. Perawatan bayi kurang bulan dan BBLR
3. Imunisasi
4. Tugas Tahap Perkembangan Keluarga Pada Anak Baru Lahir
Tahap II. Keluarga “Child-bearing” (Kelahiran Anak Pertama)’
Keluarga yang menantikan kelahiran dimulai dari kehamilan sampai kelahiran
anak pertama dan berlanjut sampai anak pertama berusia 30 bulan. Kehamilan
dan kelahiran bayi perlu dipersiapkan oleh pasangan suami istri melalui
beberapa tugas perkembangan yang penting.Tahap Perkembangan II. Keluarga
“Child bearing (Kelahiran Anak Pertama).
Persiapan menjadi orang tua:
a. Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga: peran, interaksi, hubungan
seksual dan kegiatan
b. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan.
c. Kelahiran bayi pertama memberi perubahan yang besar dalam keluarga
sehingga pasangan harus beradaptasi dnegan perannya untuk memenuhi
kebutuhan bayi. Sering terjadi dengan kelahiran bayi, pasangan merasa
diabaikan karena focus perhatian kedua pasangan tertuju pada bayi. Peran
utama perawat keluarga adalah mengkaji peran orang tua; bagaimana
orang tua berinteraksi dan merawat bayi serta bagaimana bayi berespon.
Perawat perlu memfasilitasi hubungan orang tua dan bayi yang positif dan
hangat sehingga jalinan kasih sayang antara bayi dan orang tua dapat
tercapai.
E.  Reaksi Emosional Penerimaan Keluarga
Pada neonatus yang menderita sakit, maka keluarga akan merasa cemas, tidak
berdaya, dan lain sebagainya yang merupakan reaksi keluarga terhadap kenyataan
bahwa bayinya menderita suatu penyakit. Berikut adalah reaksi emosional
penerimaan keluarga terhadap neonatus sakit dan bagaimana perawat mengatasi
hal tersebut :
1. Denial
Respon perawat terhadap penolakan adalah komponen untuk
kebutuhan individu yang kontinyu sebagai mekanisme pertahanan.
Dukungan metode efektif adalah mendengarkan secara aktif. Diam atau
tidak ada reinforcement bukanlah suatu penolakan. Diam dapat
diinterpretasikan salah, keefektifan diam dan mendengar haruslah sejalan
dengan konsentrasi fisik dan mental. Penggunaan bahasa tubuh dalam
berkomunikasi harus concern. Kontak mata, sentuhan, postur tubuh, cara
duduk dapat digunakan saat diam sehingga komunikasi berjalan efektif.
2. Rasa bersalah
Perasaan bersalah adalah respon biasa dan dapat menyebabkan
kecemasan keluarga. Mereka sering mengatakan bahwa merekalah yang
menjadi penyebab bayinya mengalami kondisi sakit. Amati ekspresi
bersalah, dimana ekspresi tersebut akan membuat mereka lebih terbuka
untuk menyatakan perasaannya.

3. Marah
Marah adalah suatu reaksi yang sulit diterima dan sulit ditangani
secara therapeutik. Aturan dasar untuk menolak marah seseorang adalah
hindari gagalnya kemarahan dan dorong untuk marah secara assertif.
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA MASALAH
ANAK BARU LAHIR
PENGKAJIAN
A.  Data umum
1.    Identitas
Nama :Ny.R
Umur : 24 tahun
Agama : islam
Suku : bugis/jawa
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Alamat : Malino
2.    Komposisi keluarga
Nama L/P Umur Hub.Keluarga Pekerjaan Pend.Terakhir
Tn.H L 27 KK Wiraswasta SMA
Ny.R P 24 istri Ibu RT SMA
An.V P 1 bulan anak Tidak ada Belum sekolah

4.    Tipe keluarga


Tipe keluarga Tn.H adalah tipe keluarga inti atau nuclear family yang terdiri ayah,
ibu, dan anak yang tinggal dalam satu rumah
5.    Suku bangsa
Tn.H adalah orang gowa dengan suku bugis Makassar dan istrinya orang jawa
timur dengan suku Madura.
6.    Agama
Agama keluarga Tn.H ini adalah Islam dan tidak ada satupun ketentuan islam
yang bertentangan dengan kesehatan.
7.    Status sosial ekonomi Keluarga
a.    Anggota Keluarga yang mencari nafkah
Adalah Tn.H (KK)
b.    Penghasilan
Penghasilan keluaraga Tn.H setiap bulan sekitar Rp 1.500.000
c.    Upaya Lain
Kadang-kadang tiap bulanya Tn.H dibantu oleh orangtua
d.   Harta benda yang dimiliki
Belum ada
e.    Kebutuhan yang dikeluarkan tiap bulan
Pada keluaraga Tn.H pengeluaran tiap bulanaya sekitar Rp. 1.000.000 ini untuk
membayar rekening listrik, air dan belanja bahan makanan sebulan serta susu
formula dan popok untuk anaknya
8.    Aktivitas rekreasi keluarga
Kegiatan yang dilakukan oleh keluarrga untuk rekreasi adalah menonton TV.
B.  Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
1.    Tahap Perkembangan keluarga saat ini adalah
Tahap perkembangan keluarga anak baru lahir Ny.R berumur 24 tahun dan baru
memiliki anak dengan usia 1 bulan.
2.    Tahap Perkembanagan keluarga yang belum terpenuhi dan kendalanya
Tahap perkembangan keluarga yang belum dipenuhi pada masa anak baru lahir ini
yang belum dipenuhi adalah belum bisanya merawat anak baru lahir dan belum
bisa memenuhi kebutuhan nutrisi, ini tampak pernyataan dari klien kalau belum
tahu memandikan anaknya dan selalu minta bantuan dari ibu mertuanya, dan
sudah memberikan susu formula kepada anaknya karena tidak tahu bagaimana
posisi menyusui yang nyaman, dan tampak ruam popok pada bayinya.
3.    Riwayat Keluarga Inti
a.    Riwayat Kesehatan keluarga saat ini
Saat ini Tn.H menderita penyakit maag dan Ny.R. Dan An.V menderita penyakit
demam.
b.    Riwayat Penyakit Sebelumnya
Tidak ada riwayat penyakit sebelumnya pada Keluarag Tn.Hc. Sumber
c.    Pelayanan Kesehatan yang dimanfaatkan
Pelayan Kesehatan yang digunakan oleh Tn.H ini adalah puskesmas yang
jaraknya tidak begitu jauh dari rumah
d.   Riwayat Kesehatan keluarga Sebelumnya
Ibu Ratih hanya melahirkan dirumah dengan bantuan bidan dari puskesmas.

C.  Data lingkungan


a.    Karakteristik Rumah
Luas bangunan rumah yang ditempati adalah sekitar 32m2 (panjang 8 Meter dan
Lebar 4 mter), terdiri 2 kamar tidur, 1 dapur, 1 wc, dan 1 ruang keluarga, dan
didepan teras terdapat sumur dan septic tank yang jaraknya sekitar 7 meter. Tn.H
Tinggal dirumah yang permanaen terbuat dari semen dan sudah memilik ventilasi
yang bagus, dan tempat pembuangan sampah dibelakang rumah dan nantinya
akan dibakar, dan rumah tampak bersih dan asri.
b.    Karakteristik Tetangga dan Komunitas RW
Keluarga Tn.H tinggal didesa rasa persaudaraan antar sesama warga tinggi,
penduduk disekitar rumah adalah penduduk asli bugis Makassar yang datang dari
berbagai daerah, umunya interaksi banyak terjadi pada sore hari karena pada siang
banyak tetangga yang sibuk bekerja
c.    Mobilitis Geografis Keluarga
Keluarga Tn.H sudah menempati rumah yang sudah ditempati sejak 1bulan
berumah tangga sampai sekarang, dan tidak pernah berpindah-pindah rumah.
Namun karena Bapak Hamka adalah wiraswasta maka dari itu bapak Hamkah
jarang berada dirumah
d.   Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat
Keluarga berkumpul setiap satu sekali satu bulan di rumah orang tuan Tn.H
karena Tn.H sudah tinggal sendiri, ini merupakan upaya untuk meningkatkan
keharmonisan dan silaturahmi dengan saudara.
Ny.R juga sering pergi ke mesjid mengikuti pengkajian dan ibu ini aktif dalam
anggota arisan kompleks didaerah tempat tinggalnya sehingga hubungan baik
diikalangan masyarakat tercipta
e.    System Pendukung Keluarga
Apabila An.V demam maka Ny.R hanya meminta bantuan kepada ibu bidan.
D.  Struktur Keluarga
1.    Pola / Cara Komunikasi Keluarga
Dalam Kehidupan sehari-hari Keluarga menggunakan Bahasa Makassar yang
jelas dan jika ada suatu masalah maka dimusyawarahkan dengan baik dan terbuka
dan didiskusikan dengan orang tua untuk diminta pendapatnya.Dan tidak ada
mengalami masalah.
2.    Struktur Kekuatan Keluarga
Sebelumnya Keluarga mampu menyelesaikan masalah jika ada salah satu sikap
anggota keluarga yang salah maka karena sikap saling perhatian bisa diatasi,
namun semenjak ibu melahirkan kami sering bertanya dan minta bantuan dengan
orang tua cara merawat anak.
3.    Struktur Peran (Peran masing-masing anggota keluarga)
Dalam Keluarga Peran sudah berjalan dengan baik seperti Tn.H Sebagai Kepala
keluaga mencari nafkah untuk membiayai keluarga dan Ny.R sebagai Ibu rumah
tangga juga sudah mampu mengatur keluarga dan membina hubngan baik dengan
tetangga teapi belum mampu merawat anak dengan baik.
4.    Nilai dan Norma Keluarga
Nilai yang dianut dalam keluarga dalah berdasarrkan kepercayaan yang dianut
yaitu islam, dan tidak ada konflik nilai yang terjadi. begitu juga dengan nilai dan
norma yang berlaku dimasyarakat juga menjadi pedoman dalam ketentuan
keluarga dan masing-masing keluarga wajib untuk mentaatinya, seperti tidak
boleh pulang malam, memakai pakaian yang sopan baik didalam maupun luar
rumah, dan juga menjaga perilaku yang tidak menyimpang,
Namun kalau dari segi kesehatan karena kurang pengetahuan sehingga Ny.R
belum bisa merawat anak dan tidak memberikan ASI ekslusive pada anaknya.
E.  Fungsi keluarga
1.    Fungsi Afektif
Keluarga ini Harmonis, rukun dan saling menghargai dari masing-masing peran
2.    Fungsi Sosialisasi
Keluarga berperan aktif di masyarakat ini tampak dari Ny.R adalah anggota aktif
arisan kompleks dan ikut berperan serta dalam kegitan kemasyarakatan. Dan
mentaati norma yang berlaku dimasyarakat
3.    Fungsi Perawatan Kesehatan
Keluarga Tn.H merupakan keluarga yang mampu memberikan makanan 3 kali
sehari dan berpakaian yang bagus dan semesetinya dan sensitif terhadap anggota
yang sakit, dan pola hidupnya juga sehat seperti tidur, buang sampah, dan pola
makan
4.    Fungsi Reproduksi
Karena Ny.R baru melahirkan maka beliau menggunakan alat kontrasepsi, yaitu
Pil KB dan akan berencana berhenti untuk mengkomsumsi Pil KB saat anaknya
usia 2 atau 3 tahun dan Ny.R tidak ada masalah dalam masalah seksual sama
bapak walaupun bapak sering keluar pergi bekerja.
F.   Stress dan Koping Keluarga
a.    Stressor Jangka Pendek
Masalah yang dihadapi oleh Tn.H dalam waktu pendek adalah cemas yang
berlebihan bila meninggalkan istrinya berdua dirumah dengan anaknya karena
istrinya belum bisa merawat anaknya.
b.    Stressor jangka panjang
Tidak ada masalah jangka panjang yang akan dipikirkan oleh Tn.H dikarenakan
karena anak Tn.H sudah memiliki pekerjaan yang tetap semuanya
c.    Respon keluarga terhadap stressor
Tn.H bila meninggalkan istri dan anaknya berdua,menanggapinya dengan baik
yaitu menyakinkan dirinya kalau istrinya akan berusaha belajar dengan baik
merawat anaknya.
d.   Strategi Koping
Keluarga dalam menghadapi masalah ini dengan cara memusyawarakan dengan
anggota keluarga yang lain
e.    Strategi Adaptasi funsional
Meskipun selalu diajarkan oleh ibu mertuanya Ny.R belum bisa merawat bayinya
dengan baik.
G.Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik pada An.V adalah:
         Tanda-tanda vital:
TD : 80/40 mmHg
N : 200x/menit (normalnya 80-200)
P : 30x/menit
S : 37,90C (normalnya 36,5-37,50C)
         Kepala:
Rambut hitam
Konjungtiva Tidak anemi
Sklera Tidak ikterik
Hidung Tidak ada secret simetris
Telinga Tidak keluar serumen
Mulut Mukosa bibir lembab, tidak sariawan
Leher Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
        Dada:
Jantung Tidak ada keluhan
Tidak ada bunyi nafas yang abnormal
Irama jantung teratur dan tampak jelas Tidak ada keluhan
Tidak ada bunyi nafas paru yang abnormal
Irama jantung teratur
         Abdomen:
Abdomen Datar, ada bising usus20x/mt, tidak nyeri tekan Reproduksi:
         Turgor kulit:
Terdapat ruam popok pada daerah pantat (bokonng)
H.  Harapan keluarga
Semoga demamnya turun dan Ny.R bisa merawat anaknya dengan baik. Petugas
kesehatan dapat membantu Ny.R dalam merawat anaknya dan mengajarkan hal
yang harus dilakukan jika terjadi demam dan iritasi pada kulit bila terjadi pada
anaknya.
BAB III
DIAGNOSIS KEPERAWATAN
A.  Analisa Data
No. Data Masalah penyebab
1. Ds: Defisiensi pengetahuan Ketidakmampuan
Ny.R mengatakan belum bisa merawat bayi merawat anggota
merawat (memandikan) anaknya keluarga yang
sehingga selalu meminta bantuan mengalami
kepada ibu mertuanya. gangguan kesehatan.
Do:
Baju anaknya yang belum diganti
karena menunggu ibu mertuanya
dulu.
2. Ds: Ketidakefektifan Ketidakmampuan
Ny.R mengatakan tidak tahu pemberian ASI memodifikasi
bagaimana posisi menyusui yang lingkungan keluarga
nyaman untuk menjamin
Do: kesehatan keluarga.
Usia anaknya 1 bulan.
3. Ds: Demam Ketidakmampuan
Ny.R mengatakan anaknya memutuskan
demam dari semalam. tindakan kesehatan
Do: yang tepat bagi
S: 37,90C keluarga
4. Ds: Kerusakan integritas Ketidakmampuan
Ny.R mengatakan kalau anaknya mengenal masalah
menangis jika dipasangkan kesehatan keluarga
popok.
Do:
Terdapat ruam popok pada daerah
pantat (bokonng)

B.  Perumusan Diagnosa Keperawatan


No. Diagnosa keperawatan
1. Defisiensi pengetahuan merawat bayi berhubungan dengan ketidakmampuan merawat
anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatan
2. Ketidakefektifan pemberian ASi berhubungan dengan ketidakmampuan memodifikasi
lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga.
3. Demam berhubungan dengan ketidakmampuan memutuskan tindakan kesehatan yang
tepat bagi keluarga.
4. Kerusakan integritas berhubungan dengan ketidakmampuan mengenal masalah
kesehatan keluarga

C.  Penilaian (Scoring) Diagnose Keperawatan


Dx. Kriteria Skor Pembenar
Dx.1 a.    Sifat masalah: Ibu harus bisa
Keadaan sejahtera 1 x1=1
merawat sendi
3 3
b.    Kemungkinan masalah dapat diubah: anaknya karen
Sebagian 1x2=1
tugas dan kewa
c.    Potensial masalah untuk dicegah: 2
Cukup seorang ibu ya
d.   Menonjolnya masalah 1 x1=1
harus dilaksana
Ada masalah, tetapi tidak perlu 3 3
ditangani.
1x2=1
2
3
 
2
Total skor 2

Dx.2 a.    Sifat masalah: ASI sangat bai


Ancaman kesehatan 2 x1=2
untuk bayi usia
3 3
bulan. ASI
b.    Kemungkinan masalah dapat diubah:
1x2=1
Sebagian merupakan ma
2
c.    Potensial masalah untuk dicegah: yang paling len
Cukup 2 x1=2
d.   Menonjolnya masalah: dan seimbang.
3 3
Ada masalah, tetapi tidak perlu mengandung s
ditangani. 1x2=1
kebutuhan gizi
4
3 diperlukan ana
 
seperti Tyrosin
2
Total skor 2 Tryptophane, A
DHA, ALA, IA
KOLIN, Vitam
A,C dan E, dan
Sialic Acid.
Dx.3 a.    Sifat masalah : Bila keadaan in
Tidak/kurang sehat 3 x1=1
dibiarkan akan
3
membuat kead
b.    Kemungkinan masalah dapat diubah:
2x2=2
Mudah bayi lebih buru
2
c.    Potensial masalah untuk dicegah sehingga bisa t
d.   Menonjolnya masalah: 2 x1=2
Masalah berat, harus segera ditangani kejang, dehidra
3 3
bahkan kemati

2x2=2
2
2
3
 
 
Total skor 5

Dx.4 a.    Sifat masalah : Ruam popok p


Tidak/kurang sehat 3 x1=1
pantat bisa
3
menyebabkan
b.    Kemungkinan masalah dapat diubah:
1x2=1
sebagian infeksi bila tid
2
c.    Potensial masalah untuk dicegah: ditangani deng
Tinggi 3 x1=1
cepat.
d.   Menonjolnya masalah: 3
Masalah tidak dirasakan

Total skor 3

D.      Prioritas Diagnosis Keperawatan


No Diagnose keperawatan skor
.
1. Demam berhubungan dengan ketidakmampuan 2
3
memutuskan tindakan kesehatan yang tepat
bagi keluarga.  
5
2 Kerusakan integritas berhubungan dengan 2
ketidakmampuan mengenal masalah kesehatan 3
keluarga
 
3
3. Ketidakefektifan pemberian ASi berhubungan 4
3
dengan ketidakmampuan memodifikasi
 
lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan 2
keluarga.
4 Defisiensi pengetahuan merawat bayi 2
3
berhubungan dengan ketidakmampuan merawat
 
anggota keluarga yang mengalami gangguan 2
kesehatan
BAB IV
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN (INTERVENSI)
1.    Diagnosa 1:
Demam berhubungan dengan ketidakmampuan memutuskan tindakan kesehatan
yang tepat bagi keluarga.
Tujuan Kriteria Hasil/Standar Intervensi
Suhu tubuh Perilaku        Menunjukkan    Ajarkan orangtua agar tidak
kembali (Psikomotor) metode yang tepat memberikan aspirin untuk demam pada
normal 36,50C dan verbal untuk mengukur anak-anak dibawah usia 18 tahun.
0
- 37,5 C dan (pengetahuan) suhu.     Ajarkan orangtua bahwa tidak perlu
keluarga tahu        Menjelaskan mengobati semua jenis demam pada
cara mengatasi tindakan untuk anak-anak. Sebagai pedoman, demam
demam. mencegah atau pada anak yang tidak memiliki riwayat
meminimalkan kejang tidak perlu diobati, kecuali
peningkatan suhu mencapai >
tubuh. 400C.
    Kompres hangat dapat digunakan untuk
mengatasi demam,tetapi dapat
meningkatkan rasa tidak nyaman anak
dan dapat menyebabkan nak menangis
dan gelisah yang menghambat
pendinginan dari kompres tersebut
2.    Diagnosa 2:
Kerusakan integritas berhubungan dengan ketidakmampuan mengenal masalah
kesehatan keluarga
Tujuan Kriteria Hasil/Standar Intervensi
Tidak tampak Perilaku        Keluarga     Ajarkan agar menghindari
lagi ruam popok/ (psikomotor) menunjukkan penggunaan sabun yang berlebihan
terjai rutinitas untuk membersihkan pantat/ bokong
penyebumbuhan perawatan kulit yg karena pemakaian yang berlebihan
pada kulit yang optimal. akan menyebabkan iritasi.
terjadi iritasi dan        Tidak ada lepuh     Sebaiknya gunakan kapas dengan air
cara mengatasi atau maserasi hangat untuk membersihkan daerah
bila terjadi iritasi. pada kulit perianal segera setelah BAB/BAK
    Bila terdapat bintik kemerahan,
berikan krem atau salep, dan biarkan
terbuka untuk beberapa saat.
3. Diagnose 3:
Ketidakefektifan pemberian ASI berhubungan dengan ketidakmampuan
memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga.
Tujuan Kriteria Hasil/Standar Intervensi
Pemberian ASI Perilaku        Mempertahankan     Instruksikan ibu dalam teknik menyusu
pada bayi usia (psikomotor)
dibawah usia 6 keefektifan yang meningkatkan keterampilan dalam
bulan pemberian ASI menyusui bayinya.Pertimbangkan teknik
selam yang relaksasi, posisi, yang nyaman,
diinginkan perangsangan reflex rooting, penetapan
bayinya. status terjaga bayi sebelum upaya
       Mengenali isyrat pemberian ASI,menyendawakan bayi,
lapar dari bayi stimulasi pada bayi untuk terus
dengan segera. menyusui, dan menyusui menggunakan
       Tidak mengalami kedua payudara secar bergantian.
nyeri tekan pada     Instruksikan kepad ibu tentang alat
putting. pemompa payudara dan teknik untuk
       Mengenali tanda- mempertahankan suplai ASI selama
tand penurunan penundaan atau penghentian reflex
suplai ASI mengisap bayi.
    Instruksikan kepada ibu tentang
kebutuhan untuk istirahat yang adekuat
dan asupan cairan.
4.    Diagnosa 4:
Defisiensi pengetahuan merawat bayi berhubungan dengan ketidakmampuan
merawat anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatan
Tujuan Kriteria Hasil/Standar Intervensi
Dapat merawat Perilaku        Mengenali isyarat     Ajarkan orang tua tentang kebutuhan
bayi dengan (psikomotor) perilaku bayi yang bayi dan kemampuannya.
optimal mnegkomunikasika     Demostrasikan cara merawat bayi
n stress. dengan benar.
       Memodivikasi     Beri contoh respon yang tepat teradap
lingkungan dalam isyarat perilaku bayi.
berespon terhadap     Ajarkan orang tua tentang pertumbuhan
perilaku bayi. dan perkembangan yang normal.
       Menunjukkan     Bekali orang tua dengan keterampilan
teknik penanganan yang dibutuhkan untuk merawat bayi
yang layak untuk (misalnya menyusui, dan perawatan
meningkatkan kulit).
perkembangan
normal.
BAB V
TINDAKAN KEPERAWATAN(IMPLEMENTASI)

Tgl & waktu Diagnosa Implementasi


11 maret 2013 Demam Pendidikan kesehatan tentang:
13.00-14.00 berhubungan         Mengajarkan orangtua agar tidak
dengan memberikan aspirin untuk demam pada
ketidakmampuan anak-anak dibawah usia 18 tahun.
memutuskan
        Mengajarkan orangtua bahwa tidak perlu
tindakan
kesehatan yang mengobati semua jenis demam pada anak-
tepat bagi anak. Sebagai pedoman, demam pada
keluarga. anak yang tidak memiliki riwayat kejang
tidak perlu diobati, kecuali mencapai >
400C.
        Mengompres hangat dapat digunakan
untuk mengatasi demam,tetapi dapat
meningkatkan rasa tidak nyaman anak dan
dapat menyebabkan nak menangis dan
gelisah yang menghambat pendinginan
dari kompres tersebut. Dan cara
pelaksanaannya.
Yang dihadiri oleh Tn.H dan Ny.R
Kontrak selanjutnya tanggal 14 maret
2013 pukul 14.00-15.00 tentang cara
mengatasi dan mencegah terjadinya ruam
popok.
14 maret 2013 Kerusakan Pendidikan kesehatan tentang:
14.00-15.00 integritas     Mengajarkan agar menghindari
berhubungan penggunaan sabun yang berlebihan untuk
dengan membersihkan pantat/ bokong karena
ketidakmampuan
pemakaian yang berlebihan akan
mengenal
masalah menyebabkan iritasi.
kesehatan     Sebaiknya gunakan kapas dengan air
keluarga hangat untuk membersihkan daerah
perianal segera setelah BAB/BAK
    Bila terdapat bintik kemerahan, berikan
krem atau salep, dan biarkan terbuka
untuk beberapa saat.
Yang dihadiri oleh Tn.H dan Ny.R
Kontrak selanjutnya tanggal 17 maret 2013
pukul 14.00-15.00 tentang kefektifan
pemberian ASI dan manfaatnya.
17 maret 2013 Ketidakefektifan Pendidikan kesehatan tentang:
14.00-15.00 pemberian ASI     Menginstruksikan ibu dalam teknik
berhubungan menyusui yang meningkatkan
dengan keterampilan dalam menyusui
ketidakmampuan
bayinya.Pertimbangkan teknik relaksasi,
memodifikasi
lingkungan posisi, yang nyaman, perangsangan reflex
keluarga untuk rooting, penetapan status terjaga bayi
menjamin sebelum upaya pemberian
kesehatan ASI,menyendawakan bayi, stimulasi pada
keluarga. bayi untuk terus menyusui, dan menyusui
menggunakan kedua payudara secar
bergantian.
    Menginstruksikan kepada ibu tentang alat
pemompa payudara dan teknik untuk
mempertahankan suplai ASI selama
penundaan atau penghentian reflex
mengisap bayi.
    Menginstruksikan kepada ibu tentang
kebutuhan untuk istirahat yang adekuat
dan asupan cairan.
Yang dihadiri oleh Tn.H dan Ny.R
Kontrak selanjutnya tanggal 20 maret 2013
pukul 14.00-15.00 tentang cara merawat
bayi yang baik dan optimal.

20 maret 2013 Defisiensi Pendidikan kesehatan tentang:


14.00-15.00 pengetahuan     Menginstruksikan ibu dalam teknik
merawat bayi menyusui yang meningkatkan
berhubungan keterampilan dalam menyusui
dengan
bayinya.Pertimbangkan teknik relaksasi,
ketidakmampuan
merawat anggota posisi, yang nyaman, perangsangan reflex
keluarga yang rooting, penetapan status terjaga bayi
mengalami sebelum upaya pemberian
gangguan ASI,menyendawakan bayi, stimulasi pada
kesehatan bayi untuk terus menyusui, dan menyusui
menggunakan kedua payudara secar
bergantian.
    Menginstruksikan kepada ibu tentang alat
pemompa payudara dan teknik untuk
mempertahankan suplai ASI selama
penundaan atau penghentian reflex
mengisap bayi.
    Menginstruksikan kepada ibu tentang
kebutuhan untuk istirahat yang adekuat
dan asupan cairan.
Yang dihadiri oleh Tn.H dan Ny.R
Kontrak selanjutnya tanggal 23 maret 2013
pukul 14.00-15.00 untuk mengevaluasi
tindakn yang sudah diberikan dan
menanyakn bila masih ada hal yang belum
dimengerti.

BAB VI
EVALUASI TINDAKAN KEPERAWATAN
Tgl & waktu Diagnosa Evaluasi
14 maret 2013 Demam berhubungan S : Ny.R mengatakan bila anaknya demam
15.00 dengan Klien sudah tahu cara kompres dan
ketidakmampuan sudah tahu cara menggunakan
memutuskan tindakan termometer
kesehatan yang tepat O: Ny.R mampu menjelaskan cara-cara
bagi keluarga. menangani demam
A: Masalah teratasi
P: Pertahankan intervensi.
17 maret 2013 Kerusakan integritas S : Ny.R mengatakan bila ruam popok pada
15.00 berhubungan dengan pantat anaknya sudah hilang.
ketidakmampuan O: Ny.R mampu menjelaskan cara-cara
mengenal masalah Menangani iritasi pada kulit serta
kesehatan keluarga pencegahannya
A: Masalah teratasi
P: Pertahankan intervensi.
20 maret 2013 Ketidakefektifan S : - Ny.R mengatakan bila anaknya belum
15.00 pemberian ASI menyusui.
berhubungan dengan - Ny.R mengatakan belum mengerti
ketidakmampuan tentang cara menyusui.
memodifikasi O: Ny.R belum mampu menjelaskan cara
lingkungan keluarga menyusui dengan baik.
untuk menjamin A: Masalah belum teratasi
kesehatan keluarga. P: Lanjutkan intervensi.

23 maret 2013 Defisiensi pengetahuan S : Ny.R mengatakan sudah bisa


14.00 merawat bayi memandikan anaknya sendiri tanpa
berhubungan dengan bantuan orang lain.
ketidakmampuan O: Ny.R mampu menjelaskan cara-cara
merawat anggota Merawat bayi.
keluarga yang A: Masalah teratasi
mengalami gangguan P: Pertahankan intervensi.
kesehatan

BAB VII
DAFTAR PUSTAKA
1.      Suprajitno,S.Kp.2004.”Asuhan Keperawatan Keluarga Aplikasi Dalam Prktik”.
Jakarta.EGC
2.      firwanintianur93.blogspot.com/.../asuhan-keperawatan keluarga pada msalah
anak baru lahir
3.      bams-sujatmiko.blogspot.com/.../asuhan-keperawkeluarga pada msalah anak
baru lahir
Ali, Z. (2009). Pengantar Keperawatan Keluarga. Jakarta : EGC
Internasional, NANDA, Herman, T, Heather. (2012). Diagnosis Keperawatan dan
Klasifikasi. (2012-2014). Jakarta : EGC.
Jhonson, R & Leni, R. (2010). Keperawatan Keluarga. Jogjakarta : Nuha Medika.
Latif, A. (2012). Obat Tradisional. Jakarta : EGC.
Mubarak, W, I. (2005). Pengantar Keperawatan Komunitas 1. Jogjakarta : Sagung
Seto.
Mubarak, W, I, Santoso, B, A, Rosikin, K & Patonah, S. (2006). Buku Ajar Ilmu
Keperawatan Komunitas 2 Teori & Aplikasi Dalam Praktik Dengan
Pendekatan Asuhan Keperawatan Komunitas, Gerontik dan Keluarga.
Jogjakarta : Sagung Seto.
Padila. (2012). Buku Ajar Keperawatan Keluarga. Jogjakarta : Nuha Medika.
Pudiastuti, D, W. (2013). Penyakit-Penyakit Mematikan. Jogjakarta : Nuha
Medika.
Putra, E, R, P. (2013). Visi Misi Indonesia Sehat
2015.http://nersputerasampoerna.blogspot.com/2013/01/visi-misi-
indonesia-sehat-2015.html.  Akses :30 January 2013.
Setiadi. (2008). Konsep & proses Keperawatan Keluarga. Jogjakarta : Graha Ilmu.
Sulistyo, A. (2012). Keperawatan Keluarga Konsep Teori dan Praktik
Keperawatan. Jogjakarta : Graha Ilmu.
Suprajitno. (2004). Asuhan Keperawatan Keluarga Aplikasi Dalam Praktik. Jakarta
: EGC.
Sylvia A, Price & Lorraine M, Wilson. (2005). Patofisiologi Konsep Klinis Proses-
proses Penyakit. Edisi 6. Volume 1. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai