D
I
S
U
S
U
N
OLEH:
Kelompok 5:
1) DARNIA
2) AHMAD PRIYANI
3) YULIANI GULO
4) IRA WIDIA SUSANTI
5) JEFRY SIMANULANG
6) MARTHA JULIANA SITORUS
MEDAN
BAB I
PENDAHULUAN
Usus besar adalah bagian dari sistim pencernaan (digestive system) dimana materi
yang dibuang (sampah) disimpan. Rektum (rectum) adalah ujung dari usus besar dekat dubur
(anus). Bersama, mereka membentuk suatu pipa panjang yang berotot yang disebut usus
besar. Tumor-tumor usus besar dan rektum adalah pertumbuhan-pertumbuhan yang
datangnya dari dinding dalam dari ususbesar.
Tumor-tumor ramah dari usus besar disebut polip-polip (polyps). Tumor-tumor ganas
dari usus besar disebut kanker-kanker. Polip-polip ramah tidak menyerang jaringan yang
berdekatan dengannya atau menyebar ke bagian-bagian lain tubuh. Polip-polip ramah dapat
diangkat dengan mudah sewaktu colonoscopy dan adalah bukan ancaman nyawa. Jika polip-
polip ramah tidak diangkat dari usus besar, mereka dapat menjadi ganas (bersifat kanker)
melalui waktu. Kebanyakan dari kanker-kanker usus besar dipercayai telah berkembang dari
polip-polip. Kanker usus besar dan rektum, juga dirujuk sebagai kanker kolorektal (
colorectal cancer), dapat menyerang dan merusak jaringan-jaringan dan organ-organ yang
berdekatan. Sel-sel kanker juga dapat pecah dan keluar dan menyebar pada bagian-bagian
lain tubuh (seperti hati dan paru-paru) dimana tumor-tumor baru terbentuk. Penyebaran
kanker usus besar ke organ-organ yang terletak jauh darinya disebut metastasis dari kanker
usus besar. Sekali metastasis telah terjadi pada kanker kolorektal (colorectal cancer), suatu
penyembuhan yang penuh dari kanker adalah tidak mungkin.
Tujuan Umum
1. Untuk memahami Asuhan Keperawatan pada pasien dengan penyakit kanker kolon
Tujuan Khusus
2. Mahasiswa mampu menerapkan perawatan yang baik bagi pasien dengan penyakit
kanker kolon
Dalam pembuatan makalah ini, kami mengumpulkan data-data yang diambil dari sumber
internet, referensi penunjang dan diskusi kelompok.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 PENGERTIAN
Kanker adalah sebuah penyakit yang ditandai dengan pembagian sel yang tidak
teratur dan kemampuan sel-sel ini untuk menyerang jaringan biologis lainnya, baik dengan
pertumbuhan langsung di jaringan yang bersebelahan (invasi) atau dengan migrasi sel ke
tempat yang jauh (metastasis). Pertumbuhan yang tidak teratur ini menyebabkan kerusakan
DNA, menyebabkan mutasi di gen vital yang mengontrol pembagian sel, dan fungsi
lainnya. (Gale, 2000 : 177)
Kanker kolon adalah suatu pertumbuhan tumor yang bersifat ganas dan merusak sel
DNA dan jaringan sehat disekitar kolon (usus besar). (Brooker, 2001 : 72)
Kanker kolon/usus besar adalah tumbuhnya sel kanker yang ganas di dalam
permukaan usus besar atau rektum (Boyle & Langman, 2000 : 805).
Kanker kolon adalah pertumbuhan sel yang bersifat ganas yang tumbuh pada kolon
dan menginvasi jaringan sekitarnya (Tambayong, 2000 : 143).
2.1 ETIOLOGI
Penyebab dari pada kanker Colon tidak diketahui. Diet dan pengurangan waktu
peredaran pada usus besar (Aliran depan feces) yang meliputi faktor kausatif. Petunjuk
pencegahan yang tepat dianjurkan oleh Amerika Cancer Society, The National Cancer
Institute, dan organisasi kanker lainnya.
Faktor resiko telah teridentifikasi. Faktor resiko untuk kanker kolon :
- Usia lebih dari 40 tahun
- Darah dalam feses
- Riwayat polip rektal atau polip kolon
- Adanya polip adematosa atau adenoma villus
- Riwayat keluarga dengan kanker kolon atau poliposis dalam keluarga
- Riwayat penyakit usus inflamasi kronis
- Diet tinggi lemak, protein, daging dan rendah serat.
Gejala sangat ditentukan oleh lokasi kanker, tahap penyakit, dan fungsi segmen usus
tempat kanker berlokasi. Adanya perubahan dalam defekasi, darah pada feses, konstipasi,
perubahan dalam penampilan feses, tenesmus, anemia dan perdarahan rectal merupakan
keluhan yang umum terjadi.
1. Kanker kolon kanan, dimana isi kolon berupa caiaran, cenderung tetap tersamar hingga
stadium lanjut. Sedikit kecenderungan menimbulkan obstruksi, karena lumen usus lebih besar
dan feses masih encer. Anemia akibat perdarahan sering terjadi, dan darah bersifat samara
dan hanya dapat dideteksi dengan tes Guaiak (suatu tes sederhana yang dapat dilakukan di
klinik). Mucus jarang terlihat, karena tercampur dalam feses. Pada orang yang kurus, tumor
kolon kanan mungkin dapat teraba, tetapi jarang pada stadium awal. Penderita mungkin
mengalami perasaan tidak enak pada abdomen, dan kadang kadang pada epigastrium.
2. Kanker kolon kiri dan rectum cenderung menyebabkan perubahan defekasi sebagai akibat
iritasi dan respon refleks. Diare, nyeri kejang, dan kembung sering terjadi. Karena lesi kolon
kiri cenderung melingkar, sering timbul gangguan obstruksi. Feses dapat kecil dan berbentuk
seperti pita. Baik mucus maupun darah segar sering terlihat pada feses. Dapat terjadi anemia
akibat kehilangan darah kronik. Pertumbuhan pada sigmoid atau rectum dapat mengenai
radiks saraf, pembuluh limfe atau vena, menimbulkan gejala gejala pada tungakai atau
perineum. Hemoroid, nyeri pinggang bagian bawah, keinginan defekasi atau sering berkemih
dapat timbul sebagai akibat tekanan pada alat alat tersebut. Gejala yang mungkin dapat
timbul pada lesi rectal adalah evakuasi feses yang tidak lengkap setelah defekasi, konstipasi
dan diare bergantian, serta feses berdarah.
.
2.4 PATOFISIOLOGI
Penyebab jelas kanker usus besar belum diketahui secara pasti, namun makanan
merupakan faktor yang penting dalam kejadian kanker tersebut. Yaitu berkorelasi dengan
faktor makanan yang mengandung kolesterol dan lemak hewan tinggi, kadar serat yang
rendah, serta adanya interaksi antara bakteri di dalam usus besar dengan asam empedu dan
makanan, selain itu dapat juga dipengaruhi oleh minuman yang beralkohol, khususnya bir.
Kanker kolon dan rektum terutama berjenis histopatologis (95%) adenokarsinoma (muncul
dari lapisan epitel dalam usus = endotel). Munculnya tumor biasanya dimulai sebagai polip
jinak, yang kemudian dapat menjadi ganas dan menyusup, serta merusak; jaringan normal
dan meluas ke dalam struktur sekitarnya. Tumor dapat berupa masa polipoid, besar, tumbuh
ke dalam lumen, dan dengan cepat meluas ke sekitar usus sebagai striktura annular (mirip
cincin). Lesi annular lebih sering terjadi pada bagi rektosigmoid, sedangkan lesi polipoid
yang datar lebih sering terjadi pada sekum dan kolon asendens.
Stadium pada pasien kanker kolon menurut Syamsu Hidyat (1197) diantaranya:
1. Stadium I bila keberadaan sel-sel kanker masih sebatas pada lapisan dinding usus besar
(lapisan mukosa).
2. Stadium II terjadi saat sel-sel kanker sudah masuk ke jaringan otot di bawah lapisan
mukosa.
3. Pada stadium III sel kanker sudah menyebar ke sebagian kelenjar limfe yang banyak
terdapat di sekitar usus.
4. Stadium IV terjadi saat sel-sel kanker sudah menyerang seluruh kelenjar limfe atau
bahkan ke organ-organ lain.
PATHWAY CA COLON
Polip adenomatosa
Perubahan
metaplasia pada
Kontak agen dinding kolon
KANKER
KOLON
MK : Kerusakan jaringan
Intelorensi vaskular lokal
aktivitas
Invasi jaringan
dan efek MK : resiko MK :
kompresi oleh tinggi injuri ganguan
Pendarahan intestinal tumor konsep diri (
anemia
vaskuler bercampur gambaran
darah diri )
MK : preoperatif
Asupan nutrisi tidak
Nyeri dangkal Kecemasan
adekuat
pemenuhan
informasi
pascabedah
MK : aktual/resiko Perubahan
MK : nyeri ketidakseimbangan intake nutrisi
nutrisi kurang dari
kebutuhan
Luka pasca Port de MK : resiko
Kerusakan jaringan
Respon bedah entree infeksi
lunak pascabedah
serabut lokal
2.4 KLASIFIKASI
Klasifikasi kanker kolon menurut modifikasi DUKES adalah sebagai berikut (FKUI, 2001 :
209) :
KELAS A : kanker hanya terbatas pada mukosa dan belum ada metastasis.
KELAS B: penetrasi melalui dinding usus
B1: kanker telah menginfiltrasi lapisan muskularis mukosa.
B2: kanker telah menembus lapisan muskularis sampai lapisan propria.
KELAS C: invasi ke dalam sistem limfe yang mengalir regional
C1: kanker telah mengadakan metastasis ke kelenjar getah bening sebanyak satu sampai
empat buah.
C2: kanker telah mengadakan metastasis ke kelenjar getah bening lebih dari 5 buah.
KELAS D : kanker telah mengadakan metastasis regional tahap lanjut dan penyebaran yang
luas & tidak dapat dioperasi lagi.
2.5 KOMPLIKASI
Pembentukan fistula pada urinari bladder atau vagina. Biasanya tumor menyerang
pembuluh darah dan sekitarnya yang menyebabkan pendarahan. Tumor tumbuh kedalam usus
besar dan secara berangsur-angsur membantu usus besar dan pada akirnya tidak bisa sama
sekali. Perluasan tumor melebihi perut dan mungkin menekan pada organ yang berada
disekitanya ( Uterus, urinary bladder,dan ureter ) dan penyebab gejala-gejala tersebut
tertutupi oleh kanker.
2.6 PENCEGAHAN
2.7 PENATALAKSANAAN
a) Penatalaksanaan medis
Pasien dengan gejala obstruksi usus diobati dengan cairan IV dan pengisapan
nasogastrik. Apabila terjadi perdarahan yang cukup bermakna terapi komponen darah dapat
diberikan.
Pengobatan medis untuk kanker kolorektal paling sering dalam bentuk pendukung atau terapi
ajufan. Terapi ajufan biasanya diberikan selain pengobatan bedah. Pilihan mencakup
kemoterapi, terapiradiasi dan atau imunoterapi.
Kemoterapi yang diberikan ialah 5-flurourasil (5-FU). Belakangan ini sering
dikombinasi dengan leukovorin yang dapat meningkatkan efektifitas terapi. Bahkan ada yang
memberikan 3 macam kombinasi yaitu: 5-FU, levamisol, dan leuvocorin. Dari hasil
penelitian, setelah dilakukan pembedahan sebaiknya dilakukan radiasi dan kemoterapi
b) Penatalaksanaan bedah
Pembedahan adalah tindakan primer untuk kebanyakan kanker kolon dan rektal,
pembedahan dapat bersifat kuratif atau paliatif. Kanker yang terbatas pada satu sisi dapat
diangkat dengankolonoskop. Kolostomi laparoskopik dengan polipektomi merupakan suatu
prosedur yang baru dikembangkan untuk meminimalkan luasnya pembedahan pada beberapa
kasus. Laparoskop digunakan sebagai pedoman dalam membuat keputusan dikolon, massa
tumor kemudian di eksisi. Reseksi usus diindikasikan untuk kebanyakan lesi kelas A dan
semua kelas B serta lesi C. Pembedahan kadang dianjurkan untuk mengatasi kanker kolon
kelas D. Tujuan pembedahan dalam situasi ini adalah paliatif. Apabila tumor sudah menyebar
dan mencakup struktur vital sekitar, operasi tidak dapat dilakukan. Tipe pembedahan
tergantung dari lokasi dan ukuran tumor.
Prosedur pembedahan pilihan adalah sebagai berikut.
- Reseksi segmental dengan anastomosis (pengangkatan tumor dan porsi usus pada sisi
pertumbuhan, pembuluh darah dan nodus limfatik)
- Reseksi abominoperineal dengan kolostomi sigmoid permanen (pengangkatan tumor dan
porsisigmoid dan semua rektum serta sfingter anal)
- Kolostomi sementara diikuti dengan reseksi segmental dan anastomosis serta
reanastomosis lanjut dari kolostomi
- Kolostomi permanen atau iliostomy (untuk menyembuhkan lesi obstruksi yang tidak dapat
direseksi)
d) Penatalaksanaan Keperawatan
1. Dukungan adaptasi dan kemandirian.
2. Meningkatkan kenyamanan.
3. Mempertahankan fungsi fisiologis optimal.
4. Mencegah komplikasi.
5. Memberikan informasi tentang proses/ kondisi penyakit, prognosis, dan kebutuhan
pengobatan.
e) Penatalaksanaan Diet
1. Cukup mengkonsumsi serat, seperti sayur-sayuran dan buah-buahan. Serat dapat
melancarkan pencemaan dan buang air besar sehingga berfungsi menghilangkan kotoran dan
zat yang tidak berguna di usus, karena kotoran yang terlalu lama mengendap di usus akan
menjadi racun yang memicu sel kanker.
2. Kacang-kacangan (lima porsi setiap hari)
3. Menghindari makanan yang mengandung lemak jenuh dan kolesterol tinggi terutama yang
terdapat pada daging hewan.
4. Menghindari makanan yang diawetkan dan pewarna sintetik, karena hal tersebut dapat
memicu sel karsinogen / sel kanker.
5. Menghindari minuman beralkohol dan rokok yang berlebihan.
6. Melaksanakan aktivitas fisik atau olahraga secara teratur.
2. Radiologi. Pemeriksaan radiologi yang dapat dikerjakan antara lain adalah : foto dada dan
foto kolon (barium enema).
Pemeriksaan dengan enema barium mungkin dapat memperjelas keadaan tumor dan
mengidentifikasikan letaknya. Tes ini mungkin menggambarkan adanya kebuntuan pada isi
perut, dimana terjadi pengurangan ukuran tumor pada lumen. Luka yang kecil kemungkinan
tidak teridentifikasi dengan tes ini. Enema barium secara umum dilakukan setelah
sigmoidoscopy dancolonoscopy.
Computer Tomografi (CT) membantu memperjelas adanya massa dan luas dari penyakit.
Chest X-ray dan liver scan mungkin dapat menemukan tempat yang jauh
yang sudah metastasis.
Pemeriksaan foto dada berguna selain untuk melihat ada tidaknya metastasis kanker pada
paru juga bisa digunakan untuk persiapan tindakan pembedahan. Pada foto kolon dapat dapat
terlihat suatu filling defect pada suatu tempat atau suatu striktura.
3. Ultrasonografi (USG). Pemeriksaan ini berguna untuk mendeteksi ada tidaknya metastasis
kanker kelenjar getah bening di abdomen dan di hati.
4. Histopatologi/ Selain melakukan endoskopi sebaiknya dilakukan biopsi di beberapa tempat
untuk pemeriksaan histopatologis guna menegakkan diagnosis. Gambaran histopatologi
karsinoma kolorektal ialah adenokarsinoma, dan perlu ditentukan differensiasi sel.
5. Laboratorium. Tidak ada petanda yang khas untuk karsinoma kolorektal, walaupun
demikian setiap pasien yang mengalami perdarahan perlu diperiksa Hb. Tumor marker
(petanda tumor) yang biasa dipakai adalah CEA. Kadar CEA lebih dari 5 mg/ ml biasanya
ditemukan karsinoma kolorektal yang sudah lanjut. Berdasarkan penelitian, CEA tidak bisa
digunakan untuk mendeteksi secara dini karsinoma kolorektal, sebab ditemukan titer lebih
dari 5 mg/ml hanya pada sepertiga kasus stadium III. Pasien dengan buang air besar lendir
berdarah, perlu diperiksa tinjanya secara bakteriologis terhadap shigella dan juga amoeba.
6. Scan (misalnya, MR1. CZ: gallium) dan ultrasound: Dilakukan untuk tujuan diagnostik,
identifikasi metastatik, dan evaluasi respons pada pengobatan.
7. Biopsi (aspirasi, eksisi, jarum): Dilakukan untuk diagnostik banding dan menggambarkan
pengobatan dan dapat dilakukan melalui sum-sum tulang, kulit, organ dan sebagainya.
8. Jumlah darah lengkap dengan diferensial dan trombosit: Dapat menunjukkan anemia,
perubahan pada sel darah merah dan sel darah putih: trombosit meningkat atau berkurang.
9. Sinar X dada: Menyelidiki penyakit paru metastatik atau primer.
BAB III
3.1 PENGKAJIAN
Pada pengkajian akan didapatkan sesuai stadium kanker kolon , keluhan sangat ditentukan
oleh lokasi kanker , tahap penyakit sekarang dan fungsi segmen usus tempat kanker kolon
berlokasi.
Pengkajian riwayat penyakit penting untuk diketahui adanya riwayat infeksi pada
kolon , kanker payudara, rahim atau ovarium . pengkajian riwayat keluarga . terutama pada
generasi terdahulu yang memiliki riwayat kanker . pengkajian kebiasaan yang mendukung
peningkatan resiko , seperti merokok , komsumsi makanan rendah serat atau tinggi lemak dan
protein . perawat juga mengkaji selama ada riwayat penyakit tersebut apakah disertai adanya
penurunan berat badan,\
Pengkajian dianostik yang dapat membantu adalah dengan pemeriksaan abdomen dan
rektal . prosedur pemeriksaan diagnostik paling penting untuk kanker kolonadalah pengujian
darah samar , enema barium ,proktosigmoidoskopi dan kolonoskopi . sebannyak 60% dari
kasus kanker kolorektal dapat diidentifikasidengan sigmoidoskopi dengan biopsi atau asupan
sitologi
No Intervensi Rasional
1 Kaji tingkat pengetahuan Tingkat pengetahuan dipengaruhi oleh
pasien tentang prosedur kondisi sosial ekonomi pasien , perawat
diagnostik ,pembedahan menggunakan pendekatan yang sesuai
kolostomi sementara dan dengan kondisi individu pasien . dengan
rencana perawatan rumah mengetahui tingkat pengetahuan tersebut
. perawat dapat lebih terarah dalam
memberikan pendidikan yang sesuai
dengan pasien secara efesien dan efektif
2 Cari sumber yang Keluarga terdekat dengan pasien perlu
meningkatkan penerimaan dilibatkan dalam pemenuhan informasi
informasi untuk menurunkan resiko misinterpretasi
terhadap informasi yang diberikan
3 Jelaskan tentang terapi dengan Pasien perlu mengetahui bahwa
kemoterapi kemoterapi diberikan sebagai pelengkap
terapi bedah dan terapi radiasi
4 Jelaskan tentang terapi radiasi Pengetahuan tentang karsinoma kolon
walaupun tidak bersifat radiosensitif dan
pada kebanyaan pasien , radiasi eksternal
memberikan efek penyusutan tumor
sehingga akan menambah semangat
pasien untuk melakukan terapi
5 Jelaskan dan lakukan
pemenuhan atau persiapan
pembedahan , meliputi :
- Diskusikan jadwal Pasien dan keluarga haru diberi tahu
pembedahan waktu dimulainya pembedahan , apabila
rumah sakit mempunyai jadwal kamar
operasi yang padat , lebih baik pasien dan
keluarga diberitahukan tentang
banyaknya jadwal operasi yang telah
ditetapkan sebelum pasien
Tujuan : Dalam waktu 2 x 4 jam pascaintervensi reseksi kolon ,pasien tidak mengalami injury
Kriteria Hasil :
No INTERVENSI RASIONAL
1 Kaji faktor-faktor yang Pascabedah pasien sksn terdapat drain pada
meningkatkan resiko injuri tubuh pasien , keterampilan keperawatan kritis
diperlukan agar pengkajian vital dapat sistematis
dilakukan
2 Monitor adanya komplikasi Perawat memonitor adanya komplikasi
pascabedah pascabedah seperti kebocoran dari sisi
anastomosis ,prolaps stoma , perforasi , retraksi
stoma , impaksi fekal dan iritasi kulit , serta
komplikasi paru yang dihubungkan dengan
bedah abdomen . abdomen dipantau terhadap
tanda kembalinya peristaltik dan kaji
karakteristik feses
3 Bantu ambulasi diri Pasien yang menjalani kolostomi dibantu turun
dari tempat tidur pada hari pertama pascaoperatif
dan didorong untuk mulai berpartispasi dalam
menghadapi kolostomi
4 Beri perhatian khusus pada pasien Pasien lansia dapat mengalami penurunan
usia lanjut penglihatan sampai beberapa derajat dan
kerusakan pendengaran , serta kesulitan
melakuakan keterampilan yang memerlukan
koordinasi motorik halus . oleh karenanya ,
membantu pasien memegang alat ostomi pada
periode preoperatif dan simulasi pembersihan
kulit pariostomal , serta irigasi stoma akan
membantu pasien .
Jatuh akibat ketidaksengajaan sering terjadi pada
lansia . oleh karena itu , penting untuk
memastikan apakah pasien dapat berjalan tanpa
bantuan ke kamar mandi
5 Pertahankan status homodinamik Pasien akan mendapat cairan intravena sebagai
yang optimal pemeliharaan status hemodinamik
6 Monitor kondisi selang nasogastrik Secara umum pasien pasca-esofagektomi akan
terpasang selang nasogastrik . perawat berusaha
untuk tidak mengubah posisi . menggangkat ,
memanipulasi , atau mengirigasi selang kecuali
memang diperlukan untuk terapi
7 Kolaborasi untuk pemberian Antibiotik menurunkan resiko infeksi yang akan
antibiotik pascabedah menimbulkan reaksi inflamasi lokal dan dapat
memperlama proses penyembuhan pasca-
funduplikasi lambung
Tujuan : dalam waktu 2 x 24 jam pasca bedah nyeri berkurang atau berpartisipasi
Kriteria Hasil :
No INTERVENSI RASIONAL
1 Jelaskan dan bantu pasien dengan Pendekatan dengan menggunakan relaksasi dan
tindakan pereda nyeri nonfarmakologi lainnya telah menunjukkan
nonfarmakologi dan noninvasif keefektifan dalam mengurangi nyeri
2 Lakukan manajemen nyeri
keperawatan , meliputi :
- Kaji nyeri dengan Pendekatan PQRST dapat secara komprehensif
pendekatan PQRST menggali kondisi nyeri pasien , apabila pasien
mengalami skala nyeri 3 ( 0-4) , keadaan ini
merupakan yang perlu perawat waspadai karena
memberikan manifestasiklinik yang bervariasi
dari komplikasi pascabedah reseksi kolon
DX 4 resiko tinggi kurang nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d intake makanan
yang kurang adekuat
Tujuan : setelah 3 x 24 jam pada pasien nonbedah dan setelah 7 x 24 jam pascabedah , intake
nutrisi dapat optimal dilaksanakan
Kriteria Hasil :
No INTERVENSI RASIONAL
1 Intervensi nonbedah
- Anjurkan pasien makan dengan perlahan dan Makanan dapat lewat dengan
mengunyah makanan dengan seksama mudah kelambung
- Fasilitasi pasien memperoleh diet biasa dengan Kandungan serat tinggi dapat
kandungan serat tinggi membentuk massa feses yang
optimal dan menurunkan
kondisi diverkulosis menjadi
divertikulitis , komponen
buah-buahan dan sayuran
dapat meningkatkan asupan
serat tinggi
DX 5 resiko tinggi infeksi b/d adanya port de entree dari luka pembedahan
Tujuan : dalam waktu 12 x 24 jam tidak terjadi infeksi , terjadi perbaikan pada integritas
jaringan lunak
Kriteria Hasil :
- Jahitan dilepas pada hari khe 12 tanpa adanya tanda-tanda infeksi dan peradangan
pada area luka pembedahan
- Leukosit dalam batas normal
- TTV dalam batas normal
No INTERVENSI RASIONAL
1 Kaji jenis pembedahan dan apakah Mengidentifikasi kemajuan atau
adanya order khusus dari tim penyimpangan dari tujuan yang diharapkan
dokter bedah dalam melakukan
perawatan luka
2 Buat kondisi balutan dalam Kondisi bersih dan kering akan menghindari
keadaan bersih dan kering kontaminasi komensal dan akan
menyebabkan respons inflamasi lokal , serta
akan memperlama penyembuhan
3 Lakukan perawatan luka
- Lakukan perawatan luka Perawatan luka sebaiknya tidak setiap hari
steril pada hari kedua pasca untuk menurukan kontak tindakan dengan
bedah dan diulang setiap 2 luka yang kondisi steril sehingga mencegah
hari sekali pada luka kontaminasi kuman keluka bedah
abdomen
- Lakukan perawatan luka Drain pascabedah merupakan material yang
pada sekitar drain menjadi jalan masuk kuman . perawat
melakukan perawatan luka setiap hari atau
disesuaikan dengan kondiai pembalut drain ,
apabila kotor maka harus diganti
Tujuan : dalam waktu 1 x 24 jam pasien secara subjektif melaporkan rasa cemas
berkurang
Kriteria Hasil :
No INTERVENSI RASIONAL
1 Monitor respons fisik , seperto Digunakan dalam mengevaluasi derajat/tingkat
kelemahan , perubahan tanda- kesadaran/konsentrasi , khususnya ketika
tanda vital , gerakan yang melakukan kominkasi verbal .pada kondisi
berulang-ulang serta catat klinik , pasien biasanya merasa sedih sedih
kesesuaian verbal dan nonverbal akibat diagnosis penyakit dan rencana
selama komunikasi pembedahan .
2 Anjurkan pasien dan keluarga Memberikan kesempatan untuk berkonsentrasi
untuk mengungkapkan dan , kejelasa dari rasa takut dan mengurangi cemas
mengekspresikan rasa takutkan yang berlebihan
3 Berikan dukungan prabedah Hubungan emosional yang baik antar perawat
dan pasien akan memperngaruhi penerimaan
pasien dengan pembedahan , aktif mendengar
semua khekawatiran dan keprihatinan pasien
adalah bagian penting dari evaluasi praoperatif
.
Keterbukaan mengenai tindakan bedah yang
akan dilakukan ,pilihan anastesi , daj
perubahan atau kejadian pascaoperatif yang
diharapkan akan menghilangkan banyak
ketakutan tak berdasar terhadap anastesi
4 Bantu pasien meningkatkan citra Perubahan yang terjadi pada citra tubuh dan
tubuh dan beri kesempatan pasien gaya hidup sering sangat mengganggu , oleh
mengungkapkan perasaannya karena itu pasien memerlukan dukungan
empatis dalam mencoba menyesuaikannya,
oleh karena stoma ditempatkan pada abdomen ,
pasien dapat berfikir bahwa setiap orang akan
melihat ostomi. Perawat dapat membantu
mengurangi ketakutan ini dengan memberikan
informasi aktual tentang prosedur pembedahan
dam pembentukan , serta penatalaksanaan
ostomi.
5 Hadirkan pasien yang pernah Berdiskusi dengan individu yang berhasi
dilakukan kolostomi menghadapi kolostomi sering membantu
menurunkan kecemasan pasien prabedah
6 Berikan privasi untuk pasien dan Memberi waktu untuk mengekspresikan
orang terdekat perasaan menghilangkan cemas dan prolaku
adaptasi , adanya keluarga dan teman-teman
yang dipilih pasien melayani aktivitas dan
pengalihan akan menurunkanperasaan terisolasi
7 Kolaaborasi : Meningkatkan relaksasi dan menurunkan
Beriksn anticemas sesuai kecemasan
kondisinya , contohnya diazepam
3.4 EVALUASI
Hasil yang diharapkan setelah melakukan tindakan keperawatan adalah sebagai berikut
TINJAUAN KASUS
KASUS
Ny T masuk RS Harapan Kita tanggal 21 maret 2010 pukul 08.00 WIB dengan keluhan nyeri
pada perut bagian kuadran IV, tidak nafsu makan dan juga nyeri sedang BAB .Pasien masuk
rumah sakit dengan ca.Colon Pasien akan dilakukan operasi Colostomy pada tanggal 19 Juli
2010. Pasien mengalami pendarahan sebanyak 400cc dan HB pre-operasi 12,3% , Pasien
mengatakan nyeri kurang lebih 5 bulan yang lalu. Hasil pemeriksaan fisik kesadaran
Composmentis, TD 120/80 mmHg , Nadi 80 x/menit ,Suhu 37 C via aksila , RR 24
x/menit ), Nyeri dirasakan pada skala 5, conjungtiva anemis,distensi abdomen, nyeri tekan di
abdomen
A. PENGKAJIAN
Tanggal Pengkajian : 21 maret 2014
Jam Pengkajian : 12.00 WIB
Ruang : Bedah
I. BIODATA
a. Identitas Pasien
Nama : Ny.T
Umur :45 tahun
Jenis Kelamin :Perempuan
Suku/Bangsa : Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Pedagang
Alamat : Jl. Mawar no.2 Semarang
Tanggal Masuk RS : 21 maret 2014
Jam Masuk RS : 08.00 WIB
Diagnosa Medis : CA Colon post operasi
No. Registrasi : B314977
e. Pola eliminasi
Sebelum sakit pasien mengatakan BAB 3hari sekali dan pasien mengatakan sebelum dirawat
di RS sejak 5bulan yg lalu pasien mengalami kesulitan BAB. Saat BAB pasien merasakan
sakit pada anusnya. Fesesnya berbentuk kecil tipis berwarna coklat tua dengan kosistensi
keras.
Pasien mengatakan BAK tidak mengalami gangguan. Pasien BAK 4-5 x/hari dengan warna
kuning jernih. Jumlah urine sekali BAK 500cc. Setelah dirawat diRS pasien mengatakan
belum BAB sejak 5hari yang lalu pasien BAK 4-5x/hari dengan warna kuning jernih,jumlah
urine sekali BAK kurang lebih 470cc.
h. Pola koping
Tidak terkaji
PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan Umum : Lemah
b. Tingkat kesadaran : Composmentis
c. TTV :
TD 120/80 mmHg
Nadi 80 x/menit
Suhu 37 C via aksila
RR 24 x/menit
d. Anthropometri :
TB 150 cm
BB 44 kg
e. Kepala : Bentuk kepala mesoshepal, kulit kepala bersih,
tidak ada ketombe, rambut hitam bergelombang
f. Mata : Konjungtiva tidak anemis
g. Hidung : Bentuk simetris, fungsi penciuman baik, tidak ada epitaksis,
tidak ada pernafasan cuping hidung
h. Mulut : Mulut bibir tidak sianosis, mukosa mulut lembab berwarna merah
muda, tidak ada stomatitis, susunan gigi rapi, lengkap dan bersih
i. Leher : Leher tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid,
trakea lurus fungsi menelan baik
j. Abdomen : Bentuk perut datar, terdapat stoma pada kuadran kiri bawah,
warna merah muda
Au : bising usus 4 x/menit
Pa : Tidak teraba pengerasan VU, tidak teraba pembesaran hepar dan lien
Pe : Tymphani
Ekstremitas Atas : Tangan kiri terpasang infuse RL 20 tpm, capillary refill ka=ki
2 detik,
tangan kanan dan kiri tidak ditemukan edema dan sianosis
Genetalia : Terpasang dower chateter ukuran 16, pada anus teraba
benjolan
X. Diagnosa Keperawatan :
Nama : Ny. T
No CM : B 31 49 77
1. Nyeri akut b.d trauma jaringan dan reflek spasme otot sekunder akibat operasi
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d peningkatan kebutuhan kalori
dan kesulitan dalam mencerna kalori yang mencukupi sekunder akibat kanker
3. Resiko infeksi b.d tempat masuknya organism sekunder akibat pembedahan
4. Defisit perawatan diri b.d kelemahan atau nyeri post operasi
XI. RENCANA TINDAKAN
Nama : Ny. T
No CM : B 31 49 77
Tang DIAGNOSA TUJUAN
No. gal KEPERAWA &KRITERIA INTERVENSI RASIONAL IMPLEMENTASI EVALUASI
/Jam TAN HASIL
1. 22 Nyeri akut Setelah dilakukan 1. Memonitor TTV Dapat mengindikasikan rasa 06.00WIB S: Pasien
mare b.d trauma tindakan sakit akut dan ketidaknyamanan 1. Memonitor TTV mengatakan
t jaringan dan keperawatan nyerinya sudah
2014 reflek spasme selama 1x 24 jam berkurang dan
Pendekatan PQRST dapat secara
15.0 otot sekunder nyeri berkurang 2. Kaji ulang 07.00 WIB merasa lebih
0 akibat operasi dengan KH : memanajemen nyeri komprehensif menggali kondisi 2. Memberikan obat nyaman, dengan
WIB 1. Skala nyeri dan lakukan nyeri pasien , apabila pasien analgetik (tramadol pengkajian ulang
berkurang pengkajian ulang nyeri mengalami skala nyeri 3 ( 0-4) , 3x30 g) sesuai advis nyeri
dari 5 menjadi 3 P,Q,R,S,T keadaan ini merupakan yang Dokter
perlu perawat waspadai karena P: pasien
2. Pasien mengatakan
memberikan manifestasiklinik
mengatakan lebih nyeri terasa
nyaman yang bervariasi dari komplikasi cekit-cekit
pascabedah reseksi kolon
3. Pasien terlihat Q: pasien
tidak memegangi 3. Posisikan pasien Pengaturan posisi semiflower 07.10 WIB mengatakan
bag.yang nyeri senyaman mungkin dapat membantu merelaksasi 3. Memposisikan klien nyeri karena post
oto-otot abdomen pascabedah senyaman mungkin op
4. Pasien mampu sehingga dapat menurunkan
untuk melakukan stimulas nyeri dari luka R: pasien
tehnik relaksasi pascabedah mengatakan
dengan latihan nyeri pada perut
nafas dalam dan kuadran IV
tehnik distraksi S: Skala nyeri3
4. Ajarkan tehnik Meningkatkan intake oksigen 07.20 WIB T: pasien
5. TTV 110- relaksasi dengan sehingga akan menurunkan 4.Mengajarkan teknik mengatakan
140/80-90 mmHg latihan nafas dalam nyeri sekunder dari penurunan relaksasi dengan cara nyeri kadang-
oksigen lokal latihan nafas dalam kadang
6. Nadi 80- O: Pasien
100x/menit tampak lebih
5. Ajarkan teknik nyaman dan
distraksi Distraksi dapat menurunkan terlihat tidak
stimulus internal memegangi
perut bagian
6. Berikan obat Anlgetik diberikan untuk perut yang nyeri
analgetik (tramadol) membantu menghambat TD : 120/80
3x30 gr sesuai advice stimulus nyeri khe pusat mmhg
dokter N : 20 x /
persepsi nyeri dikonteks serebri
menit
sehingga nyeri berkurang A: masalah nyeri
akut teratasi
sebagian
P: Lanjutkan
intervensi
2. 22 Ketidakseimb Setlah dilakukan 1. Berikan porsi Makanan dapat lewat dengan06.30 S: pasien
mare angan nutrisi tindakan makan sedikit tapi mudah kelambung , dan 1. Menganjurkan pasien mengatakan mau
t kurang dari keperawatan sering makan dengan porsi
membuat lambung tidak bekerja makan dan
2014 kebutuhan selama 2x24 jam. sedikit tapi sering mampu
lebih keras
15.0 tubuh b.d Kebutuhan menghabiskan 1
0 peningkatan nutrisi klien 2. Anjurkan untuk Dapat merangsang nafsu makan 06.45 porsi makanan.
WIB kebutuhan ter[enuhi dengan makan selagi makanan 2. Menganjurkan O : TB : 150 cm,
kalori dan criteria hasil: masih hangat makan selagi BB : 44,1 kg ,
kesulitan 1. Nafsu makan makanan masih hangat IMT : 19,6
dalam pesien meningkat Albumin :
mencerna ditandai dengan 09.00 3,7 gr/dl
kalori yang pasien mampu 3. Memonitor BB tiap 3. memonitor BB /hari Hb : 14,6 %
mencukupi menghabiskan 1 hari Agar mengetahui peningkatan A : masalah
sekunder porsi makan. atau penurunan dari tindakan teratasi sebagian
akibat kanker yang kita lakukan P : pertahankan
2. BB klien 11.00 intervensi 1, 5, 6
meningkat 0,3kg 4. Berikan penkes ttg Sebagian pasien tidak tahu 4.memberikan penkes
2 hari pentingnya nutrisi pentingnya nutrisi bagi pasien , tentang pentingnya
bagi tubuh dan pasein mau makan sesuai nutrisi bagi tubuh
3. Nilai albumin
dengan waktunya dan porsinya
dan hb normal
(albumin 3,5-5,0
gr/dl, Hb 13-16 12.00
%) 5. Monitor pemberian Agar kebutuhan nutrisi 5.memonitor pemberian
diit terpenuhi diit
4. 22 Defisit Setelah dilakukan 1.monitor kemampuan memonitor kemampuan aktifitas 06.30 S : pasien
mare perawatan diri tindakan aktifitas klien klien seperti makan, mandi, dan 1.memonitor mengatakan
t b.d kelemahan keperawatan eliminasi agar tidak terjadi hal kemampuan aktifitas mampu
2014 atau nyeri post selama 2x24 jam yang tidak diinginkan klien seperti makan, memenuhi
15.0 operasi diharapkan mandi, dan eliminasi kebutuhan sehari
0 kebutuhan sehari- 2.bantu klien dalam untuk meningkatkan keinginan hari secara
WIB hari klien melakukan aktifitas pasien untuk melakukan aktifitas 06.30 mandiri
terpenuhi dg KH: secara mandiri kebutuhan sehari-hari secara 2.membantu klien meskipun
1.pasien mandi 1 mandiri dalam melakukan kadang masih
X dengan bantuan aktifitasnya secara memerlukan
membantu dalam melakukan mandiri. bantuan orang
2. kulit pasien aktifitas secara mandiri dapat lain.
terlihat bersih dan mempercepat pasien beratifitas 06.30 O : pasien
wangi secara mandiri 3. melakukan mobilisasi mempu makan
secara bertahap dimulai sendiri tanpa
3.gigi pasien 3. lakukan mobilisasi agar pasien terbiasa melakukan dalam aktifitas ringan bantuan orang
terlihat bersih dan secara bertahap dan tidak menyebabkan seperti ganti baju dan lain.
tidak berbau dg kelelahan ROM A : masalah
menggosok gigi 2 4. motivasi klien teratasi sebagian
X sehari untuk melakukan untuk meningkatkan keinginan 06.30 P : lanjutkan
aktifitas kebutuhan pasien untuk melakukan aktifitas 4. memotivasi klien intervensi 1, 2 , 3
4. pasien mampu sehari hari secara kebutuhan sehari-hari secara untuk melakukan ,4
makn 3X sehari mandiri mandiri aktivitas secara mandiri.
tanpa bantuan
orang lain
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kanker kolon adalah suatu kanker yang berada di colon. Kanker kolon merupakan
penyakit yang bukan sembarangan namun bukan pula penyakit yang tidak bisa
disembuhkan.Kanker kolon adalah penyebab kedua kematian di Amerika Serikat setelah
kanker paru-paru ( ACS 1998). Penyakit ini termasuk penyakit yang mematikan karena
penyakit ini sering tidak diketahui sampai tingkat yang lebih parah. Kanker usus bila
dideteksi dan ditangani dengan cepat maka peluang untuk sembuh total pun akan semakin
besar peluangnya. Pembedahan adalah satu-satunya cara untuk mengubah kankerkolon.
Penyebab dari pada kanker Colon tidak diketahui. Diet dan pengurangan waktu
peredaran pada usus besar (aliran depan feces) yang meliputi faktor kausatif. Petunjuk
pencegahan yang tepat dianjurkan oleh Amerika Cancer Society (The National Cancer
Institute), dan organisasi kanker lainnya.
5.2 Saran
Brunner & Suddarth, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, alih bahasa: Waluyo
Agung., Yasmin Asih., Juli., Kuncara., I.made karyasa, EGC, Jakarta.
Doenges,M.E., Moorhouse, M.F., Geissler, A.C., 1993, Rencana Asuhan Keperawatan untuk
perencanaan dan pendukomentasian perawatan Pasien, Edisi-3, Alih bahasa; Kariasa,I.M.,
Sumarwati,N.M., EGC, Jakarta
.
McCloskey&Bulechek, 1996, Nursing Interventions Classifications, Second edisi, By
Mosby-Year book.Inc,Newyork
Suyono,dkk, 2001, Buku ajar ilmu penyakit dalam, jilid II, edisi 3, Balai penercit FKUI,
Jakarta.
University IOWA., NIC and NOC Project., 1991, Nursing outcome Classifications,
Philadelphia, USA