Anda di halaman 1dari 8

17

Disusun untuk memenuhi tugas individu mata kuliah Manajemen Keperawatan semester VB

DISUSUN OLEH

YAYASAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PAPUA (YPMP)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) PAPUA

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SORONG

2021
18

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
Rahmat-Nya, yaitu berupa nikmat kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini.
Penulisan ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu tugas mata kuliah Manajement
Keperawatan pada Program Sarjana I Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Papua
Akhir kata, penulis sungguh menyadari laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk
kritik, saran, dan diskusi lebih lanjut pembaca dipersilahkan untuk menghubungi kami melalaui
email florariskaarobaya820@gmail.com Semoga tulisan ini memberikan manfaat bagi
pengembangan ilmu, terutama dalam pendidikan keperawatan dan kesehatan lainnya.

Sorong, 14 novembar 2021

Flora Riska Arobaya


19

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Menurut American Cancer Society, kanker kolorektal (KKR) adalah kanker ketiga
terbanyak dan merupakan kanker penyebab kematian ketiga terbanyak pada pria dan
wanita di Amerika Serikat, Di Amerika Serikat sendiri pada tahun 2016, diprediksi akan
terdapat 95.270 kasus KKR baru, dan 49.190 kematian yang terjadi akibat KKR.3 (AC.
2016) Berdasarkan survei GLOBOCAN 2020, insidens KKR di indonesia berkisar
396.914 dengan jumlah kematian akibat kanker kolon yaitu berkisar 234511 dengan
946088 kasus palliative (5 tahun), (WHO 2020)
Di Indonesia, kanker kolorektal merupakan jenis kanker ketiga terbanyak. Pada
tahun 2008, Indonesia menempati urutan keempat di Negara ASEAN, dengan incidence
rate 17,2 per 100.000 penduduk dan angka ini diprediksikan akan terus meningkat dari
tahun ke tahun. 10 Studi epidemiologi sebelumnya menunjukkan bahwa usia pasien
kanker kolorektal di Indonesia lebih muda dari pada pasien kanker kolorektal di negara
maju. Lebih dari 30% kasus didapat pada pasien yang berumur 40 tahun atau lebih muda,
sedangkan di negara maju, pasien yang umurnya kurang dari 50 tahun hanya 2-8 % saja
(AC. 2016)
Tingginnya angka kejadian kanker kolorektal diperlukan penanganan yang tepat
untuk mengatasinya. Proses asuhan keperawatan pada pasien dengan pasca operasi sangat
penting dilakukan Penanganan kanker kolorektal sangat penting untuk menemukan
kanker sedini mungkin, sehingga terapi yang dilakukan menjadi optimal. Kanker pada
stadium dini atau masih terlokalisir dapat dilakukan penatalaksanaan pembedahan
sebagai terapi yang paling efektif. Tujuan dari tindakan pembedahan adalah untuk
memperlancar saluran cerna baik dalam segi kuratif maupun nonkuratif. Salah satu
tindakan dalam pembedahan pada pasien dengan kanker kolorektal adalah laparatomi.
Peran perawat sebagai care giver, edukator dan konselor sangat diperlukan dalam
mengatasi masalah fisik dan psikologis pasien dengan kanker kolorektal. secara
komprehensif untuk mengatasi masalah keperawatan seperti masalah nyeri. Setiap
tindakan pembedahan akan menimbulkan respon nyeri akan menimbulkan keterbatasan
20

gerak. Pada pasien dengan nyeri yang tidak tertahankan pasien menjadi immobil yang
akan memperburuk kondisi pasien (Anggarawati and Sari 2016)
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa definisi kanker kolon?
2. Apa etiologi dan bagaimana patofisiologi kanker kolon?
3. Apa saja Manifestasi Klinis dan Klasifikasi kanker kolon?
4. Apa saja Komplikasi, Pemeriksaan penunjang dan Penatalaksanaan kanker kolon?
5. Bagainaman Asuhan keperawatan dan konsep asuhan keperawatan pada pasien dengan
kanker kolon?
C. TUJUAN
1. Mahasiswa/I dapat mengerti tentang konsep dasar kanker kolon.
2. Mahasiswa/I dapat mengerti tentang konsep Asuhan Keperawatan pasien kanker
kolon.
3. Mahasiswa/I dapat mengerti tentang penerapan Asuhan keperawatan pada pasien
dengan kanker kolon.
21

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI
Kanker kolon merupakan kanker yang menyerang bagian usus besar, yakni bagian
akhir dari sistem pencernaan. Sebagian besar kasus kanker kolorektal dimulai dari sebuah
benjolan/polip kecil, dan kemudian membesar menjadi tumor (Yayasan Kanker Indonesia
2018)
Kanker kolon adalah keganasan yang berasal dari jaringan usus besar, terdiri dari
kolon (bagian terpanjang dari usus besar) (Yayasan Kanker Indonesia 2018)
B. ETIOLOGI
Seperti semua jenis kanker, kanker kolorektal terjadi ketika sel-sel di dalam tubuh
tumbuh secara tidak normal dan membentuk tumor. Seiring waktu, tumor ini akan
berkembang dan merusak jaringan sehat di sekitarnya. Kanker usus besar disebabkan
oleh perubahan atau mutasi gen pada jaringan usus besar. Akan tetapi, penyebab mutasi
gen tersebut belum diketahui dengan pasti.
Meski penyebabnya tidak diketahui, ada beberapa gaya hidup yang diduga dapat
meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit kanker usus besar, antara lain:
1. Pola makan kurang serat
2. Terlalu banyak mengonsumsi daging merah dan lemak
3. Merokok
4. Mengonsumsi minuman beralkohol
5. Jarang berolahraga
Selain itu, ada beberapa kondisi atau penyakit yang juga membuat seseorang
menderita kanker usus besar, yaitu:
1. Memiliki orang tua atau saudara kandung yang menderita kanker usus besar.
2. Menderita polip usus.
3. Mengalami kelebihan berat badan atau obesitas.
4. Menderita diabetes.
5. Menderita penyakit radang usus.
6. Pernah menjalani radioterapi di bagian perut.
7. Menderita kelainan genetik yang disebut familial adenomatous polyposis (FAP)
atau sindrom Lynch.
8. Berusia di atas 50 tahun.
C. PATOFISIOLOGI
Umumnya tumor kolorektal adalah adenokarsinoma yang berkembang dari polip
adenoma. Insidensi tumor dari kolon kanan meningkat, meskipun umumnya masih
terjadi di rektum dan kolon sigmoid. Polip tumbuh dengan lambat, sebagian besar
tumbuh dalam waktu 5-10 tahun atau lebih untuk menjadi ganas. Ketika polip
22

membesar, polip membesar di dalam lumen dan mulai menginvasi dinding usus. Tumor
di usus kanan cenderung menjadi tebal dan besar, serta menyebabkan nekrosis dan
ulkus. Sedangkat tumor pada usus kiri bermula sebagai massa kecil yang menyebabkan
ulkus pada suplai darah (Black & Hawks, 2014).
Pada saat timbul gejala, penyakit mungkin sudah menyebar ke dalam lapisan
lebih dalam dari jaringan usus dan organ-organ yang berdekatan. Kanker kolorektal
menyebar dengan perluasan langsung ke sekeliling permukaan usus, submukosa, dan
dinding luar usus. Struktur yang berdekatan, seperti hepar, kurvatura mayor lambung,
duodenum, usus halus, pankreas, limpa, saluran genitourinary, dan dinding abdominal
juga dapat dikenai oleh perluasan. Metastasis ke kelenjar getah bening regional sering
berasal dari penyebaran tumor. Tanda ini tidak selalu terjadi, bisa saja kelenjar yang
jauh sudah dikenai namun kelenjar regional masih normal. Sel-sel kanker dari tumor
primer dapat juga menyebar melalui sistem limpatik atau sistem sirkulasi ke area
sekunder seperti hepar, paru-paru, otak, tulang, dan ginjal. “Penyemaian” dari tumor ke
area lain dari rongga peritoneal dapat terjadi bila tumor meluas melalui serosa atau
selama pemotongan pembedahan (Black & Hawks, 2014)
Sebagian besar tumor maligna (minimal 50%) terjadi pada area rektal dan 20–
30 % terjadi di sigmoid dan kolon desending. Kanker kolorektal terutama
adenocarcinoma (muncul dari lapisan epitel usus) sebanyak 95%. Tumor pada kolon
asenden lebih banyak ditemukan daripada pada transversum (dua kali lebih banyak).
Tumor bowel maligna menyebar dengan cara (Black & Hawks, 2014):
1) Menyebar secara langsung pada daerah disekitar tumor secara
langsung misalnya ke abdomen dari kolon transversum.
Penyebaran secara langsung juga dapat mengenai bladder, ureter
dan organ reproduksi.
2) Melalui saluran limfa dan hematogen biasanya ke hati, juga bisa
mengenai paru-paru, ginjal dan tulang.
3) Tertanam ke rongga abdomen.
23

Daftar Pustaka

References
AC., Society. 2016. "Colorectal Cancer Facts & Figures." American Cancer Society.

Anggarawati , and Sari. 2016. "Kepentingan Bersama Perawat-Dokter Dengan Kualitas Pelayanan
Keperawatan." Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 12, Nomor 1,.

WHO. 2020. "international Agency for Research on Cancer." Word Health Organization.

Yayasan Kanker Indonesia. 2018. "Harapan Terpadu World Cancer Day."


24

Anda mungkin juga menyukai