Anda di halaman 1dari 15

FARMAKOKINETIKA C

TUGAS SOAL DAN JAWABAN (1-12)

Dosen : Prof. Dr. Teti Indrawati, MS. Apt

Disusun oleh :

Kelompok 4 :

Permata Dona 18330123

Hudia Akmalia Azzahra 18330124

Dita Masruroh 18330132

Leti Maulidani Cahyati 18330151

Ainun Jariah 19330702

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS FARMASI

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL

JAKARTA

2021
1. Seorang sukarelawan dengan berat badan 70 kg diberi antibakteri dosis intravena dan
konsentrasinya dalam serum ditentukan pada 2 jam dan 5 jam setelah pemberian.
Konsentrasinya berturut turut 1.2 dan 0.3 µg/mL. Berapa t½ biologik obat ini, bila
dianggap kinetika eliminasinya mengikuti orde kesatu ?
Jawab :
Diketahui :
- BB = 70 kg
- t1 = 2 jam
- t2 = 5 jam
- C1 = 1,2 µg/mL
- C2 = 0,3 µg/mL
Ditanya : t½ pada orde satu ?
Jawab :
Cp menurun dari 1,2 menjadi 0,3 µg/ mL dalam 3 jam.
t (jam) C (µg/ mL)
2 1,2
5 0,3

0,693 (t2−t1)
t½ = In C1−C2
0,693 (5−2) 2,079
t½ = In 1,2−In 0,3 = 0,1823−(−1,204) = 1,499 jam

2. Seorang wanita dengan berat badan 50 kg diberi obat antibiotika dengan dosis tunggal
intravena 6 mg/ kg. Cuplikan darah diambil pada berbagai jarak waktu. Konsentrasi obat
(Cp) ditentukan dalam fraksi plasma dari masing-masing cuplikan darah dan diperoleh
data sebagai berikut :
t (jam) Cp (ug/ml)
0,25 8,21
0,5 7,87
1 7,23
3 5,15
6 3,09
12 1,11
18 0,40
a. Berapa harga VD, k dan t½ untuk obat ini?
b. Obat antibakteri ini tidak efektif pada konsentrasi plasma kurang dari 2 µg/ mL. Berapa
lama kerja obat ini?
c. Berapa lama waktu yang diperlukan untuk mengeliminasi obat sampai 99.9%?
d. Jika dosis antibakteri diduakalikan, apakah akan terjadi kenaikan lama kerja
aktivitasnya?
Jawab :
Diketahui :
- BB = 50 kg
- Dosis = 6 mg/kg
T C log C
1 0,25 8,21 0,91434
2 0,5 7,87 0,89597
3 1 7,23 0,85914
4 3 5,15 0,71181
5 6 3,09 0,48996
6 12 1,11 0,04532
7 18 0,40 -0,39794
Ditanya :
a. VD, k, t½ ?
b. t pada Cp 2 µg/ mL ?
c. t obat tereliminasi sampai 99.9% ?
d. Dosis di duakalikan, apakah t nya meningkat ?
Jawab :
9
8
7
6 Cp (ug/ml)

5
log cp
4
3 Linear (Cp
(ug/ml))
2
Linear (log
1 cp)
y = -0.0739x + 0.9331
0 R² = 1
0 10 20
-1
-2
y = -0.0739x
10 +
0.9331
R² = 1

Cp (ug/ml)
1
0 10 20
log cp

t vc log Cp
0.1

Linear (Cp
(ug/ml))
0.01 Linear (t vc
log Cp)

0.001

Pers reg : y = 0,074 x + 0,9332


Dosis (IV bolus) = 6 mg/kg x 50 kg = 300 mg
a. VD, k, dan t½
o
VD = DBo = dosis tunggal x BB
Cp

= 6 mg/kg x 50 mg
= 300 mg
Cp° = 100,9332 = 8,5743 µg/ml
300 mg 300 mg
VD = 8,5743 µg/ml = 8,5743 mg/L = 34,99 L

−k
Slop =
2,303

-k = slop x 2,303
-k = 0,074 x 2,303
k = 0,1702 jam-1

0,693
t½ = k
0,693
t½ = 0,1702 = 4,07 jam

b. t pada Cp 2 mg/mL
−kt
Log Cp = 2,303 + log Cp0
−0,1702 x t
Log 2 = + log 8,5743
2,303
−0,1702 x t
0,3010 = + 0,9332
2,303
0,1702
= 0.9332 – 0,3010
2,303
0,6332 x 2,303
t= = 8,55 jam
0,1702

c. t obat tereliminasi sampai 99,9 %


jadi obat yang tertinggal 0,1%
0,1
0,1% dari Cpo = 100 x 8,5743 = 0,0085473 µg/mL
−kt
Log Cp = 2,303 + log Cpo
−0,1702 x t
Log 0,0085473 = + log 8,5743
2,303
−0,1702 x t
-2,0668 = + 0,9332
2,303
0,1702 x t
= 0,9332 + 2,0668
2,303
3 x 2,303
t= = 40,59 jam
0,1702

d. Dosis di duakalikan, apakah t nya meningkat


Dosis 2x = 2 x Cp°
= 2 x 8,5743 = 17,1486 µg/ml
−kt
Log Cp = 2,303 + log 17,1486
−0,1702 x t
0,3010 = + 1,2342
2,303
0,1702 x t
= 1.2342 – 0.3010
2,303
0,9332 x 2,303
t= = 12,627 jam
0,1702

Dengan menaikkan dosis 2x terjadi kenaikan kerja aktifitas (dari 4.06 jam – 12.61
jam) tapi tidak naik 2x nya

3. Suatu obat baru diberikan dalam dosis tunggal intravena 200 mg kepada pasien pria
dengan berat badan 80 kg. Setelah 6 jam, konsentrasi obat dalam darah diperoleh 1.5 mg/
100 mL darah. Dengan menganggap Vd adalah 10% berat badan, hitung jumlah total obat
dalam cairan tubuh setelah 6 jam. Berapa t½ obat ini?
Jawab :
Diketahui :
- Dosis = 200 mg
- BB = 80 kg
- t = 6 jam
- Cp = 1.5 mg/100 mL
- VD = 100% BB
Ditanya : hitung cairan tubuh setelah 6 jam dan berapa t½ obatnya ?
Jawab :
10 gr
 VD = x 80 kg
100
10 gr
= x 80000 gr = 8000 mL = 8 L
100
DB 6 jam
VD = Cp 6 jam
DB
8000 mL = 1.5mg/mL
1.5 mg
DB = 8000 mL x 100 mL = 120 mg
−kt
 Log DB = 2,303 + log DB0
−k (6)
Log 120 = + log 200
2,303
− k (6)
2,0791 = + 2,3010
2,303
k (6)
= 2.3010 – 2.0791
2,303
2,2219 2,303
k= = 0,0851 jam-1
6

0.693
 t½ = k
0,693
t½ = 0,0851 = 8,14 jam

4. Suatu antibiotika baru diberikan dalam injeksi bolus tunggal 4 mg/ kg kepada 5 orang pria
dewasa, sehat, umur antara 23 – 33 tahun (berat badan rata – rata 75 kg). Kurva kadar
dalam plasma – waktu untuk obat ini sesuai dengan model kompartemen satu. Persamaan
dari kurva yang paling sesuai dengan data adalah
Cp=78e − 0.46 t
Tentukan hal – hal berikut dengan menganggap satuan µg/ mL untuk Cp dan jam untuk t.
a. Berapa t½?
b. Berapa VD?
c. Berapakah kadar dalam plasma dari obat setelah 4 jam?
d. Berapa banyak obat yang tertinggal dalam tubuh setelah 4 jam?
e. Perkirakan berapakah kompartemen cairan tubuh obat ini dan jelaskan, mengapa
saudara membuat prediksi tersebut. Buat perkiraan tersebut
f. Dengan menganggap obat tidak efektif lagi apabila kadar menurun menjadi 2 µg/ mL ,
kapan saudara akan memberikan dosis berikutnya?
Jawab :
Diketahui :
- BB = 75 kg
- Dosis tunggal = 4 mg/kg
- Cp = 78e-0,46t
Ditanya :
a. t1/2 ?
b. VD ?
c. Cp 4 jam ?
d. DB 4 jam ?
e. Prediksi berupa kompartemen dan mengapa ?
f. t berikutnya jika kadar obat tidak efektif lagi ?
Jawab :
Cp = 78e-0,46t (persamaan ada dalam bentuk Cp = Cp0e-kt)
In Cp = In78-0,46t
0,46t
Log Cp = 2,303 + log 78

Jadi, k = 0,46 jam-1, Cp0 = 78 µg/mL


0,693 0,693
a. t1/2 = = = 1,5 jam
k 0,46

b. Dosis = 4 mg/kg x 75 kg = 300 mg


dosis 300 mg 300 mg
VD = = 78 µg/ mL = 78 mg/ L = 3,846 L
Cp0

c. Cp setelah 4 jam
−kt
Log Cp = 2,303 + log Cp0
−0,46 (4)
Log Cp = + log 78
2,303

Log Cp = - 0,7989 + 1,8920


Log Cp = 1,0931
Cp = 12,4 µg/mL
d. Pada 4 jam
DB = Cp.VD = 12,4 µg/mL x 3,846 L = 47,69 mg
e. VD = 3,846 L
Berat rata-rata = 75 kg
Persen berat badan = (3,846 kg/78 kg) = 5,1 %
VD mendekati volume plasma
 Perkiraan kompartemen obat pada tubuh adalah mengikuti model kompartemen
satu, karena obat langsung masuk kedalam sirkulasi darah dengan menganggap
absorpsi obat berjalan seketika, obat selanjutnya akan langsung didistribusikan
kedalam tubuh.
f. Cp = 2 µg/ mL
Dapatkan t.
−kt
Log Cp = 2,303 + log Cp0
−0,46 t
Log 2 = + log 78
2,303
−0,46 t
0,3010 = + 1,8920
2,303
0,46
= 1,8920 – 0,3010
2,303
1,591 x 2,303
t= = 7,96 jam = 8 jam
0,46

5. Berikan takrif istilah volume disttribusi. Kriteria apakah yang diperlukan untuk
pengukuran volume distribusi agar menjadi berguna dalam perhitungan farmakokinetik?
Jawab :
Volume distribusi menyatakan suatu volume yang harus diperhitungkan dalam
memperkirakan jumlah obat dalam tubuh dari konsentrasi obat yang ditemukan dalam
kompartemen sampel. Volume distribusi juga dapat dianggap sebagai volume obat terlarut
(Vd). Vd berguna untuk mengartikan konsentrasi obat dalam plasma (Cp) dan jumlah obat
dalam tubuh (Db), seperti dalam persamaan berikut : Db = Cp.Vd.
Dengan diketahuinya Vd untuk suatu obat tertentu maka jumlah obat total dalam
tubuh pada berbagai waktu setelah pemberian obat dapat ditentukan dengan mengukur
konsentrasi obat dalam darah Vd dapat dinyatakan sebagai volume atau dalam istilah
persen berat badan.
vol. obat terlarut
x 100 %
berat badan
6. Suatu obat mempunyai t ½ eliminasi 6 jam dan mengikuti kinetika orde kesatu. Jika dosis
tunggal 200 mg diberikan kepada seorang pasien pria dewasa (68 kg) dengan injeksi IV
bolus. Berapakah persen dosis yang hilang dalam 24 jam ?
Jawab :
Diketahui :
- t1/2 = 6 jam
- D0 = 200 mg
- Umur = 68 tahun
- Mengikuti kinetika orde kesatu
Ditanya : % dosis yang hilang dalam 24 jam ?
Jawab :
0,693
t1/2 = k
0,693
k= = 0,1155 jam-1
6
−kt
log DB = 2,303 + log DB0
−0,1155 x 6
log DB = + log 200
2,303

log DB = -1,20365 + 2,30102


log DB = 1,09737
DB = 12,5132 mg
200−12,5132
Persentase obat yang hilang dari tubuh = x 100 = 93,743 %
200

7. Seorang pria dalam keadaan agak mabuk ( 75 kg, umur 21 tahun ) dikirim ke suatu tempat
rehabilitasi. Dalam darahnya didapat kandungan alkohol 210 mg %. Dengan menganggap
laju eliminasi rata rata alkohol 10 mL/ jam, berapakah lama waktu yang diperlukan untuk
menurunkan konsentrasi alkohol dalam darahnya sampai lebih kecil dari konsentrasi
alkohol darah yang diijinkan 100 mg%? (petunjuk : alkohol dieliminasi dengan kinetika
orde nol). Berat jenis alkohol = 0,8, volume distrinusi alkohol = 60 % berat badan.
Jawab :
Diketahui :
- Kinetika orde nol
- BB = 75 kg
- Cp0 = 210 mg%
- Cp = 100 mg%
- ke = 10 mL/jam
- Bj Alkohol = 0,8 g/mL
- Vd = 60 % BB
Ditanya : t sampai Cp menurun ?
Jawab :
Tetapan laju orde nol untuk alkohol adalah 10 mL/jam. Karena gravitasi spesifik alkohol
adalah 0,8 g/mL
x 60
0,8 g/mL = 10 ml VD = 100 x 75 = 45 mL

x=8g
Maka, tetapan laju orde nol k0, adalah 8 g/jam
Obat dalam tubuh pada t = 0 :
210 mg
DB0 = Cp0 x VD = x 45 mL = 94,5 mg
100 L

Obat dalam tubuh pada waktu t :


100 mg
DB = Cp x VD = x 45 mL = 45 mg
100 L

Untuk suatu reaksi orde nol :


DB = -kot + DB0
45 mg = -8.t + 94,5 mg
8.t = 94,5 mg – 45 mg
49,5 mg
t= 8

t = 6,19 jam
Jadi, waktu yang diperlukan untuk menurunkan konsentrasi alkohol dalam darahnya
sampai lebih kecil konsentrasi alkohol darah yang diijinkan 100 mg% adalah 6,19 jam.

8. Suatu injeksi IV bolus tunggal yang mengandung 500 mg sefamandol nafat ( Mandol,
Lilly ) diberikan kepada pasien wanita dewasa (63 tahun, 55 kg ) untuk suatu infeksi
septisemia. Volume distribusi = 0,1 l/ kg dan t ½ eliminasi = 0,75 jam. Dengan
menganggap obat dieliminasi dengan kinetika orde kesatu dan dapat digambarkan
digambar dengan mode kompartemen satu, hitung hal- hal berikut.
a. Cpo
b. Jumlah obat yang masuk dalam tubuh pada 4 jam setelah pemberian obat.
c. Waktu yang diperlukan untuk menurunkan kadar obat sampai 0.5 µm/mL, konsentrasi
minimum untuk menghambat streptococcus.
Jawab :
Diketahui :
- Dosis (DB0) = 500 mg
- BB = 55 kg
- Vd = 0,1 l/kg
- t1/2 = 0,75 jam
- Menganggap obat dieliminasi dengan kinetika orde kesatu dan model kompartemen
satu
Ditanya :
a. Cp0 ?
b. DB pada t = 4 jam ?
c. Waktu yang diperlukan untuk menurunkan kadar obat sampai 0,5 µg/mL ?
Jawab :
a. VD = 0,1 l/kg x BB = 0,1 l/kg x 55 kg = 5,5 L
dosis 500
Cp0 = = 5,5 L = 90,9 mg/L
VD

b. DB pada t = 4 jam
0,693
k= t1/2
0,693
k= = 0,924 jam-1
0,75
−kt
log DB = 2,303 + log DB0
−0,924 x 4
log DB = + log 500
2,303
−3,696
log DB = + log 2,69
2,303

log DB = 1,091
DB = 12,3 mg
−kt
c. Log Cp = 2,303 + log Cp0
−0,924 (t)
Log 0,5 = + log 90,9
2,303
−0,924 (t)
-0,301 = + 1,958
2,303

-0,301 = -0,401t + 1,958


-2,259 = -0,401t
t = 5,62 jam
9. Jika jumlah obat dalam tubuh menurun dari 100 % dosis (injeksi IV bolus) menjadi 25 %
dosis dalam waktu 8 jam, berapa t 1/2 eliminasi obat ini (dianggap mengikuti kinetika order
kesatu).
Jawab :
Diketahui :
- DB0 = 100%
- DB = 25%
- t = 8 jam
Ditanya : t1/2 ?
Jawab :
−kt
Log DB = 2,303 + log DB0
−k (8)
Log 25 = + log 100
2,303
(log 100−log 25) 𝑥 2,303
k= 8

= 0,173 jam-1
0,693
t1/2 = k
0,693
= 0,173

= 4 jam
Jadi, waktu paruh eliminasi obat tersebut adalah 4 jam

10. Suatu obat mempunyai t 1/2 eliminasi 8 jam dan mengikuti kinetika eliminasi order kesatu.
Jika suatu dosis tunggal 600 mg diberikan kepada pasien wanita dewasa (62 kg) dengan
injeksi IV cepat, berapa persenkah dosis yang dieliminasi (yang hilang) selama 24 jam
dengan menganggap Vd = 400 mL/kg. Berapakah konsentrasi obat dalam plasma (Cp)
pada 24 jam setelah pemberian obat?
Jawab :
Diketahui :
- t1/2 = 8 jam
- t = 24 jam
- BB = 62 kg
- DB0 = 600 mg
- Vd : 400 mL/kg
Ditanya :
- % dosis yang dieliminasi selama 24 jam ?
- Cp pada t 24 jam ?
Jawab :
0,693
t½ = 𝑘
0,693
k= 8

k = 0,08663
−𝑘𝑡
log DB = 2,303 + log DB0
−0,08663 𝑥 24
log DB = + log 600
2,303
−2,07912
log DB = + 2,7782
2,303

log DB = 1,8754
DB = 75,059 mg
 % dosis yang hilang selama 24 jam
600−75,059
%= x 100%
600

= 87,49 %
 Cp pada t = 24 jam
𝐷𝐵
VD = 𝐶𝑝
75,059 𝑚𝑔
Cp = 𝐿
(0,4 )(62 𝑘𝑔)
𝑘𝑔

75,059 𝑚𝑔
= 24,8 𝐿

= 3,02 mg/L

11. Untuk obat-obat yang mengikuti model kompartemen satu terbuka haruskah konsentrasi
obat dalam jaringan dan plasma sama? Mengapa?
Jawab :
Konsentrasi obat total dalam plasma biasanya tidak sama dengan konsentrasi total
obat dalam jaringan. Sebuah model kompartemen satu menyiratkan bahwa obat
berkesetimbangan dengan cepat dalam tubuh (dalam plasma dan jaringan). Pada
kesetimbangan, konsentrasi obat dapat berbeda dari konsentrasi obat dalam tubuh karena
ikatan obat protein, partisi obat ke dalam lemak, perbedaan pH pada daerah tubuh yang
berbeda menyebabkan suatu tingkat ionisasi yang berbeda untuk suatu obat berdisosiasi
lemah, suatu proses ambilan jaringan aktif, dan lain-lain.

12. Pasien pria dewasa (umur 35 tahun, berat 72 kg) yang menderita infeksi saluran kemih
diberi antibiotika IV bolus tunggal dengan dosis 300 mg. Pasien diberitahu agar
mengosongkan kandung kemihnya sebelum diobati dan menyimpan contoh urinnya
untuk dianalisis. Contoh tersebut dianalisis kandungan obatnya dan hilangnya bakteri.
Penetapan kadar obat memberi hasil sebagai berikut :
t (jam) Jumlah obat di dalam urin (mg)
0 0
4 100
8 26
a. Dengan menganggap eliminasinya order kesatu, hitunglah t 1/2 eliminasi antibiotika
pada pasien tersebut.
b. Apa sajakah masalah-masalah praktis dalam mendapatkan data ekskresi obat lewat
urine yang sahih untuk penentuan waktu paruh pada eliminasi obat?
Jawab :
Diketahui :
- Berat badan = 73 kg
- Dosis = 300 mg
Waktu (jam) Du (mg) Du/t Mg/jam t*
0 0
4 100 100/4 25 2
8 26 26/4 6,5 6
Ditanya :
a. t1/2 ?
b. Masalah dalam mendapatkan data ekresi lewat urine?
Jawab :
dDu −kt
a. Log = 2,303 + log keDB0
dt

−kt logY2−LogY1 log 6,5−Log 25


Slop = = =
2,303 X2−X1 6−2

k = 0,336 jam-1
0,693
t1/2 = k

0,693
t1/2 =
0,336

t1/2 = 2,06 jam

b. Faktor-faktor tertentu dapat mempersulit untuk mendapatkan data ekskresi urine


yang sahih. Beberapa faktor tersebut adalah:
1. Suatu fraksi yang bermakna dari obat tidak berubah harus diekskresi dalam urine.
2. Teknik penetapan kadar harus spesifik untuk obat yang tidak berubah, dan harus
tidak dipengaruhi oleh metabolit-metabolit obat yang mempunyai struktur kimia
yang serupa.
3. Diperlukan pengambilan cuplikan yang sering untuk mendapatkan gambaran
kurva yang baik.
4. Sampel urine hendaknya dikumpulkan secara berkala sampai hampir semua obat
di ekskresi. Suatu grafik dari kumulatif obat yang diekskresi versus waktu akan
menghasilkan kurva yang mendekati asimtot pada "waktu tak terhingga". Dalam
praktik diperlukan kurang lebih 7 x t1/2 eliminasi yang mengeliminasi 99% obat.
5. Perbedaan pH urine dan volume dapat menyebabkan perbedaan laju ekskresi
urine yang bermakna.
6. Subjek hendaknya diberitahu pentingnya untuk memberikan cuplikan urine yang
lengkap (yaitu dengan pengosongan kandung kemih yang sempurna).

Anda mungkin juga menyukai