Anda di halaman 1dari 37

TUGAS FARMAKOKINETIK

2 KOMPARTEMEN, EKSTRAVASKULER, DAN PENYESUAIAN DOSIS

Puspadina Rahmah
18330722

Dosen Pengampu :
Prof. Dr. Teti Indrawati, MS., Apt

PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS FARMASI


INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL JAKARTA
2019-2020
TUGAS MATERI KOMPARTEMEN GANDA (Halaman 102-105)
1. Suatu obat diberikan dengan injeksi IV cepat kepada seorang pria dewasa 70kg. Cuplikan
darah diambil selama 7 jam dan ditentukan untuk senyawa obat utuh. Hasil ditabelkan
berikutini. Hitung harga intersep A dan B dan slop a,b, k,k12, k21.
Waktu(t) Cp (µg/ ml)
0,00 70
0,25 53,8
0,5 43,3
0,75 35,0
1,0 29,1
1,5 21,2
2,0 17,0
2,5 14,3
3,0 12,6
4,0 10,5
5,0 9,0
6,0 8,0
7,0 7,0

Diketahui : BB = 70 kg
Data kadar obat dalam darah hingga jam ke-7 ada pada tabel di atas

Ditanya : a. intersep β
b. slop b
c. intersep α
d. slop a
e. K ?
f. K12 ?
g. K21 ?

Jawab :
Waktu(t) Cp (µg/ ml) Log cp (µg/ ml)
0,00 70 1,8450
0,25 53,8 1,7307
0,5 43,3 1,6364
0,75 35,0 1,5440
1,0 29,1 1,4638
1,5 21,2 1,3263
2,0 17,0 1,2304
2,5 14,3 1,1553
3,0 12,6 1,1003
4,0 10,5 1,0211
5,0 9,0 0,9542
6,0 8,0 0,9030
7,0 7,0 0,8450
Y = -0,1344x + 1,6354
R2 = 0,8708

Fase Eliminasi (β):


Hasil persamaan regresi linear fase eliminasi
y = -0,058x + 1,2496
R² = 0,9973
Ke = -b x 2,303
= -(-0,058) x 2,303
= 0,1335 jam

a. β = antilog 1,2496
= 17,7664 jam-1

b. Slope b = -(-b)
= - (- 0,058)
= 0,058

Fase Distribusi (α) :


Waktu Cp Cp ekstrapolasi Cp residual Log cp residual
(t) (µg/ ml) (µg/ ml) (µg/ ml) (µg/ ml)
0,00 70 17,7664 52,2336 1,7179
0,25 53,8 17,1832 36,6168 1,5636
0,5 43,3 16,6192 26,6808 1,4261
Y = -0,5836x + 1,7151
R2 = 0,9988

Cp0 = antilog a
= antilog 1,2496
= 17,7664 µg/ ml
Ct 0,25 = Cp0 . e-kt
= 17,7664 . e-0,1335.0,25
= 17,1832 µg/ ml

Ct 0,5 = 17,7664 . e-0,1335.0,5


= 16,6192 µg/ ml

Hasil persamaan regresi linear fase Distribusi


y = -0,5836x + 1,7151
R2 = 0,9988
Ka = -b x 2,303
= -(-0,5836) x 2,303
= 1,3440 jam -1

c. α = antilog a
= antilog 1,7151
= 51,8919 jam-1

d. Slope a = -(-b)
= - (-0,5836)
= 0,5836

ab( A+ B) 0,5836 x 0,058( 51,8919+ 17,766)


e. k = = = 0,17 Jam-1
Ab+ Ba ( 51,8919 x 0,058 ) +(17,766 x 0,5836)

AB(b−a)2 51,8919 x 17,766(0,058−0,5836)2


f. k12 = = = 0,27 Jam-1
( A +B ) (Ab+ Ba) ( 51,8919+17,766 ) ¿ ¿

Ab+ Ba ( 51,8919 x 0,058 ) +(17,766 x 0,5836)


g. k21 = = = 0,19 Jam-1
A+ B 51,8919+17,766
TUGAS MATERI EKSTRAVASKULER (Halaman 182-184)

Soal:
1. Sampel plasma dari seorang pasien dikumpulkan setelah dosis bolus oral 10 mg suatu larutan
benzodiazepin sebagai berikut :

Diketahui:

Waktu (jam) Konsentrasi (ng/ml)


0,25 2,85
0,50 5,43
0,75 7,75
1,00 9,84
2,00 16,20
4,00 22,15
6,00 23,01
10,00 19,09
14,00 13,90
20,00 7,97

Dari data diatas :


a. Tentukan tetapan laju eliminasi
b. Tentukan ka dengan feathering
c. Tentukan persamaan yang menggambarkan konsentrasi obat dalam plasma dari
benzodiazepin baru

Ditanya:
a. Ke = ?
b. Ka = ?
c. Persamaan (Cp) = ?
Jawab:
Fase Eliminasi
y = -0,0381x + 1,6675
R² = 0,9983
a. Slope = -K/2,303
-0,0381 = -K/2,303
K = 0,088 jam-1
K = 0,1 jam-1
T1/2 = 0,693/0,1 = 6,93 jam
Cpo= antilog a
= antilog 1,6675
= 46,50 ng/ml

Ct = l . e-k.t
Ct = 46,5050. e-0,1032.t
Pada t = 0,25
Ct = 46,5050. e-0,1.0,25
= 46,5050. e-0,025
= 46,5050. 0,9753
= 45,3563 mg%
Pada t = 0,5
Ct = 46,5050. e-0,1.0,5
= 46,5050. e-0,05
= 46,5050. 0,9512
= 44,2355 mg%
Pada t = 0,75
Ct = 46,5050. e-0,1.0,75
= 46,5050. e-0,075
= 46,5050. 0,9277
= 43,1427 mg%
Pada t = 1
Ct = 46,5050. e-0,1.1
= 46,5050. e-0,1
= 46,5050. 0,9048
= 42,0777 mg%

Fase Absorbsi:
Waktu (jam) Cp Cp ekstrapolasi Cp residual Log cp
residual
0,25 2,85 45,3563 42,5063 1,628453
0,50 5,43 44,2355 38,8055 1,588893
0,75 7,75 43,1427 35,3927 1,548914
1 9,84 42,0777 32,2377 1,508364

y = -0,1601x +
1,6687
R² = 1

y = -0,1601x + 1,6687
a = 1,6687
b = -0,1601
b = -ka/2,303
-0,1601 = -ka/2,303
Ka = 0,3 jam-1
T1/2 abs = 0,693 / ka
= 0,693/0,3
= 2,31 jam
ka 0,3
ln(
) ln ⁡( )
tmaks hitungan = k = 0,1 = 1,0986/0,2 = 5,49 jam
ka−k 0,3−0,1
c. Intersep y teramati menjadi 46,5050 µg/ml. Oleh karena itu persamaan yang sesuai dengan
data yang diamati adalah:
Cp = 46,5050 (e-0,1t – e-0,3t)
Soal:
2. Anggap obat dalam soal 1 terabsorpsi 80% hitung :
(a) tetapan absorpsi, ka
(b) waktu paruh eliminasi, t1/2
(c) tmaks atau waktu konsentrasi obat puncak
(d) volume distribusi pasien.
Diketahui:
Dengan pengamatan langsung dari data, tmaks adalah 6 jam dan Cmaks adalah 23µg/ml.
D0 = 10.000.000 ng
Ka = 0,3 jam-1
Ke = 0,1 jam-1

Jawab:
Volume distribusi (Vd) diperoleh dari intersep
I dari fase eliminasi terminal, dan menggantikan F = 0,8
F . ka . D0
I=
Vd(ka−ke)
( 0,8 ) ( 0,3 ) (10.000 .000) 2400000
46,5050 =
Vd (0,3−0,1)
= Vd (0,2)

Vd = 258 L

Soal:
3. Bedakan metode persen tak terabsorpsi untuk penentuan tetapan laju absorpsi ka, dalam hal:
(a) model farmakokinetika
(b) rute pemberian obat
(c) kemungkinan sumber kesalahan.
Jawab:
Metode persen-obat tidak diabsorpsi berlaku untuk berbagai model dengan eliminasi orde ke-
satu, terlepas dari proses masukan obat. Jika obat diberikan melalui injeksi IV, tetapan laju
eliminasi, k, dapat ditentukan secara akurat. Jika obat diberikan secara oral, k dan ka dapat
flip-flop, mengakibatkan suatu kesalahan kecuali tersedia data IV untuk menentukan k. Untuk
suatu obat yang mengikuti model kompartemen-dua, suatu injeksi IV bolus digunakan untuk
menentukan tetapan laju untuk distribusi dan eliminasi.
Soal:
4. Kesalahan apa yang melekat yang terjadi dalam pengukuran ka untuk suatu pemberian obat
secara oral yang mengikuti suatu model kompartemen-dua, jika suatu model kompartemen-
satu dipakai dalam perhitungan?

Jawab:
Setelah suatu injeksi IV bolus, suatu obat seperti teofilin mengikuti model kompartemen-dua
dengan suatu fase distribusi yang cepat. Selama absorpsi oral, obat didistribusikan selama fase
absorpsi, dan tidak teramati fase distribusi. Analisis farmakokinetika dari data konsentrasi
obat dalam plasma yang diperoleh setelah pemberian obat oral akan menunjukkan bahwa obat
mengikuti suatu model kompartemen-satu.

Soal:
5. Parameter-parameter farmakokinetika utama apakah yang paling mempengaruhi:
(a) waktu konsentrasi puncak obat
(b) konsentrasi puncak obat.
Jawab:
Persamaan untuk suatu obat yang mengikuti kinetika model kompartemen-satu dengan absorpsi
dan eliminasi orde ke-satu adalah:
FD 0 ka
Cp = (e kt - e−kat ) ln ⁡(
)
Vd(ka−k) tmaks = k
ka−k
Seperti yang ditunjukkan oleh persamaan:
a. tmaks dipengaruhi oleh ka dan k, bukan oleh F, D0, atau Vd
b. Cp dipengaruhi oleh F, , D0, Vd, ka, dan k.

Soal:
6. Sebutkan suatu metode pemberian obat yang akan menghasilkan masukan orde nol.

Jawab:
Suatu produk obat yang dapat memberikan suatu masukan orde nol adalah suatu tablet
controlled release oral atau suatu sistem penghantaran obat transdermal (patch). Suatu infus
obat IV juga akan memberikan masukan obat orde nol.
Soal:
7. Dosis oral tunggal (100 mg) dari suatu antibiotik diberikan kepada seorang pasien pria dewasa
(43 th, 72 kg). Dari kepustakaan, farmakokinetika obat ini sesuai model kompartemen satu
terbuka. Persamaan yang paling sesuai dari farmakokinetika obat adalah:
Cp = 45(e-0,17t - e-1,5t)
Dari persamaan di atas, hitung:
(a) tmaks
(b) Cmaks
(c) t1/2 pada pasien ini. Dianggap Cp dalam μg/ml dan tetapan laju order satu dalam jam-1.
Diketahui:
Dosis = 100 mg
Cp = 45(e-0,17t - e-1,5t)

Ditanya: tmaks, Cmaks, dan t1/2

Jawab:
Persamaan umum untuk suatu model kompartemen-satu terbuka dengan absorpsi oral adalah:
FD 0
Cp = (e kt - e−kat )
Vd(ka−k)
Dari Cp = 45(e-0,17t - e-1,5t)
FD 0
= 45
Vd( ka−k)
k = 0,17 jam-1
ka = 1,5 jam-1
ka 1,5
ln(
) ln ⁡( )
a. tmaks = k = 0,17 = 1,64 jam
ka−k 1,5−0,17

b. Cmaks = 45(e-(0,17)(1,64) - e-(1,5)(1,64))


= 45 (e-(0,2788) - e-(2,46))
= 45 (0,7567 - 0,0854)
= 45 x 0,6713
= 30,2 µg/ml
0,693 0,693
c. t1/2 =
k
= 0,17 = 4,08 jam

Soal:
8. Dua obat A dan B mempunyai parameter farmakokinetka berikut, setelah dosis oral tunggal
500 mg:

Diketahui:
Obat ka (jam-1) k (jam-1) VD (mL)
A 1,0 0,2 10.000
B 0,2 1,0 20.000
Kedua obat mengikuti model kompartemen satu dan 100% dapat tersedia dalam sistemik.
a. Hitung tmaks untuk tiap obat
b. Hitung Cmaks untuk tiap obat

Ditanya: tmaks dan Cmaks

Jawab:
a. Obat A:
ka 1,0
ln() ln ⁡( )
tmaks = k = 0,2 = 2,01 jam
ka−k 1,0−0,2
Obat B:
ka 0,2
ln( ) ln ⁡( )
tmaks = k = 1,0 = 2,01 jam
ka−k 0,2−1,0

FD 0 ka
b. Cmaks = (e−ktmaks - e−katmaks )
Vd(ka−k)

Obat A:
FD 0 ka
Cmaks = (e−ktmaks - e−katmaks )
Vd(ka−k)
(1 ) ( 500 ) (1) −(0,2 )(2) −(1 )(2)
= (e -e )
10 L(1−0,2)
500 −0,4 −2
= (e - e )
8
= 33,4 µg/ml
Obat B:
FD 0 ka
Cmaks = (e−ktmaks - e−katmaks )
Vd(ka−k)
( 1 )( 500 ) (0,2) −1 (2) −(0,2 )(2)
= (e - e )
20 L(0,2−1)
100 −2 −0,4
= (e - e )
−16
= 3,34 µg/ml
Soal:
9. Bioavailabilitas fenilpropanolamin hidroklorida diteliti pada 24 subjek pria dewasa. Data
berikut menyatakan konsentrasi fenilpropanolamin hidroklorida rata-rata dalam darah (ng/ml)
setelah pemberian oral dosis tunggal 25 mg larutan fenilprpanolamin hidroklorida.

Diketahui:
Waktu Konsentrasi Waktu Konsentrasi
(jam) (ng/mL) (jam) (ng/mL)
0 0 3 62,98
0,25 51,33 4 52,34
0,5 74,05 6 36,08
1,0 82,91 8 24,88
1,5 81,76 12 11,83
2 75,51 24 1,27

a. Dari data, dapatkan tetapan laju absorpsi, ka dan tetapan laju eliminasi, k, dengan metode
residual.
b. Apakah beralasan untuk menganggap bahwa ka > k untuk suatu obat dalam suatu larutan?
Bagaimanakah anda menentukan dengan tegas tetapan laju merupakan tetapan eliminasi
k?
c. Dari data, metode manakah, Wagner Nelson atau Loo-Riegelman, yang lebih tepat untuk
menentukan orde tetapan laju absorpsi?
d. Dari harga yang anda peroleh, hitung tmaks teoretis. Bagaimana harga yang anda peroleh
berkait dengan tmaks teramati pada subjek?
e. Apakah anda menganggap farmakokinetika fenilpropanolamin HCl mengikuti model
kompartemen satu? Mengapa?
Jawab:
Fase Eliminasi

y = -0,0808x + 2,042
R² = 1
a. Slope = -K/2,303
-0,0808 = -K/2,303
K = 0,186 jam-1

T1/2 = 0,693/0,186
=3,73 jam
Cpo= antilog a
= antilog 2,042
= 110,1539 ng/ml

Ct = l . e-k.t
Ct = 110,1539. e-0,186.t
Pada t = 0
Ct = 110,1539. e-0,186.0
= 110,1539. e0
= 110,1539. 1
= 110,1539 mg%

Pada t = 0,25
Ct = 110,1539. e-0,186.0,25
= 110,1539. e-0,0465
= 110,1539. 0,9546
= 105,1530 mg%
Pada t = 0,5
Ct = 110,1539. e-0,186.0,5
= 110,1539. e-0,093
= 110,1539. 0,9112
= 100,3722 mg%
Pada t = 1
Ct = 110,1539. e-0,186.1
= 110,1539. e-0,186
= 110,1539. 0,8303
= 91,4608 mg%
Pada t = 1,5
Ct = 110,1539. e-0,186.1,5
= 110,1539. e-0,279
= 110,1539. 0,7565
= 83,3314 mg%

Fase Absorbsi:
Waktu (jam) Cp Cp ekstrapolasi Cp residual Log cp
residual
0 0 110,1539 110,1539 2,042
0,25 51,33 105,153 53,823 1,730968
0,50 74,05 100,3722 26,3222 1,420322
y = -1,2434x +
2,0419
R² = 1

y = -1,2434x + 2,0419
a = 2,0419
b = -1,2434
b = -ka/2,303
-1,2434 = -ka/2,303
Ka = 2,86 jam-1
a. ka = 2,86 jam-1
ke = 0,186 jam-1
t1/2 = 3,73 jam

b. Suatu obat dalam suatu larutan air adalah bentuk yang paling mudah diabsorpsi
dibandingkan dengan bentuk sediaan oral lainnya. Asumsi bahwa ka > k umumnya benar
untuk larutan obat dan bentuk sediaan pelepasan segera (immediate release) seperti tablet
dan kapsul kompresi. Absorpsi obat dari sediaan extended-release mungkin ka < k.
Untuk menunjukkan tegas mana slop yang menyatakan k sebenarnya, obat harus
diberikan melalui IV bolus atau infus IV, dan slop kurva eliminasi didapat.

c. Metode Loo-Riegelman membutuhkan data IV. Oleh karena itu, hanya metode Wagner
dan Nelson yang dapat digunakan pada data dari soal ini.

d. Nilai tmaks dan Cmaks teramati diambil langsung dari data percobaan. Dalam contoh ini
Cmaks adalah 82,91 ng/ml, yang terjadi pada tmaks 1,0 jam. tmaks dan Cmaks teoretis diperoleh
sebagai berikut:
ka 2,86
ln( ) ln ⁡( )
tmaks = k = 0,186 = 2,7328/2,674 = 1,02 jam
ka−k 2,86−0,186

FD 0 ka
Cmaks = (e−ktmaks - e−katmaks )
Vd(ka−k)

Dimana FDOka/Vd adalah intersep y sama dengan 110 ng/ml dan tmaks = 1,02 jam.
Cmaks = (110) (e−(0,186 )(1,0) - e−(2,86 )(1,02))

Cmaks = (110) (e−0,186 - e−2,9172)


Cmaks = 110 x (0,8303 – 0,0541)
Cmaks = 85 ng/ml

e. Karena jika dilihat dari data kadar obat dalam plasma, pelepasan obat tidak terkendali
atau tidak konstan, dan nilai koefisien korelasi dari persamaan regresi linier antara waktu
dengan log konsentrasi mendekati 1.
TUGAS MATERI PENYESUAIAN DOSIS (Halaman 321)
3. parameter farmakokinetik apakah yang paling penting untuk menentukan waktu tercapainya
kadar tunak obat dalam plasma (C͚av)
Jawab : Jumlah rata-rata obat dalam tubuh pada keadaan tunak (D͚av), dosis awal (D0), dan t½
eliminasi
Soal Non Linear

1. Takrifkan farmakokinetik nonlinier. Apakah perbedaan obat-obat yang


mengikuti farmakokinetik nonlinier dari obat-obat yang mengikuti
farmakokinetik linier?

a. Bagaimanakah laju perubahan konsentrasi obat dalam plasma berkaitan


dengan waktu, dCp/dt, bila Cp>>Km?

b. Bagaimanakah laju perubahan konsentrasi obat dalam plasma berkaitan


dengan waktu, dCp/dt, bila Cp<<Km?

Jawaban :

a. Bila konsentrasi obat, Cp besar dalam kaitan dengan Km (Cp >> Km), maka
terjadi penjenuhan enzim dan harga Km diabaikan. Laju eliminasi
berlangsung pada suatu kecepatan tak berubah atau tetapan laju sama dengan
Vmaks. Jadi, eliminasi obat menjadi suatu proses order nol.

dCp Vmaks x Cp
– dt = Cp
= Vmaks

b. Bila konsentrasi obat, Cp kecil dalam kaitannya dengan Km (Cp << Km),
maka laju eliminasi obat menjadi proses order kesatu. Secara matematis bila
Cp lebih kecil daripada Km, Cp dalam angka penyebut dapat diabaikan.

dCp Vmaks x Cp Vmaks


– dt = Km+Cp = Km Cp

dCp
– dt = k’ Cp.
2. Proses apakah dari absorpsi, distribusi dan eliminasi obat yang dianggap
“kapasitas terbatas”, “jenuh”, atau “bergantung dosis”?

Jawaban :

Proses kapasitas terbatas untuk obat-obat :

- Absoprpsi : Transpor aktif dan metabolisme intestinal oleh mikroflora

- Distribusi : ikatan protein

- Eliminasi : eliminasi hepatik, biotransformasi dan sekresi aktif bilier

- Eksresi renal : sekresi aktif tubular dan reabsorpsi aktif tubular

1. Obat-obat seperti fenitoin dan salisilat dilaporkan mengikuti kinetika


eliminasi yang bergantung dosis. Perubahan apakah dalam parameter-
parameter farmakokinetika yang meliputi t ½, Vd, AUC dan Cp yang dapa
diperkirakan jika jumlah pemberian obat ini dinaikkan dari dosis
farmakologik yang rendah ke dosis teraupetik yang tinggi?

Jawaban :

Untuk obat-obat yang mengikuti kinetika nonlinier, waktu paruh eliminasi


dan klirens obat, keduanya berubah pada perubahan dosis dan konsentrasi
obat. Pada umumnya waktu paruh eliminasi menjadi lebih panjang, klirens
menjadi lebih kecil dan area bawah kurva menjadi lebih besar tidak
proposional dengan peningkatan dosis. Waktu paruh eliminasi, bergantung
pada parameter Michaelis-Menten dan konsentrasi.

0 , 693
t ½ = Vmaks (Km + Cp)
2. Suatu obat dimetabolisme melalui farmakokinetika kapasitas-kapasits.
Anggap Km = 50 µg/mL, Vm = 20 µg/mL jam dan Vd = 20 L/kg.

a. Apakah order reaksi untuk metabolisme obat ini bila obat diberikan dalam

suatu dosis intravena tunggal 10 mg/kg

b. Berapa waktu yang diperlukan untuk obat termetabolisme 50%?

Jawaban :

Cp0 = Dosis/Vd

= 10.000 µg/20.000 mL

= 0,5 µg/mL

dCp Vmaks x Cp
Laju eliminasi = dt = Km+Cp

Karena Km = 50 µg/mL, Cp << Km dan laju reaksi merupakan orde


kesatu

Jadi persamaan sebelumnya berkurang menjadi

dCp Vmaks x Cp
– dt = Km
= k’ Cp

Vmaks 20ug / jam


k’ = Km = 50 mg
= 0,4 jam-1

Untuk reaksi order kesatu,

t ½ = 0,693/k’ = 0,693/0,4 = 1,73 jam


3. Obat isoniazid dilaporkan menggangu metabolisme fenitoin. Pasien yang
mendapat kedua obat tersebut bersamaan akan mengakibatkan kadar fenitoin
yang lebih tinggi dalam tubuh. Dengan menggunakan prinsip dasar dalam
bab ini, apakah anda mengharap Km naik atau menurun pada pasien yang
mendapat kedua obat tersebut?

Jawaban :

Ketika isoniazid diberikan bersamaan, konsentrasi fenitoin dalam


plasma meningkat sehubungan suatu penurunan dalam laju metabolisme v.
Pada persamaan soal sebelumnya menujukkan bahwa v dan Km berbanding
terbalik (Km dalam penyebut). Suatu peningkatan dengan Km akan disertai
dengan suatu peningkatan dalam konsentrasi obat dalam plasma pada setiapm
waktu t. Sebuah studi aktual menunjukkan bahwa k meningkat beberapa kali
dengan isoniazid dalam tubuh.

4. Jelaskan mengapa Km sering dijumpai mempunyai satuan µM/ml dan


kadang-kadang mg/L?

Jawaban :

Dalam studi laboratorium, Km dinyatakana dalam mol per liter atau


mikromol per mililiter karena reaksi dinyatakan dalam mol dan tidak
miligram. Dalam pendosisan, obat-obat diberikan dalam miligram dan
konsentrasi obat dalam plasma dinyatakan dalam miligram per liter atau
mikrogram per mililiter. Satuan Km untuk model farmakokinetika
diperkirakan dari data in vivo. Oleh karena itu, umumnya dinyatakan sebagai
miligram per liter, yang lebih disukai daripada mikrogram per mililiter
karena dosis biasanya dinyatakan dalam miligram. Dua istilah yang dapat
ditampilkan setara dan dapat dikonversi. Kadang-kadang, saat
mestimulasikan jumlah obat termetabolisme dalam tubuh sebagai suatu
fungsi dari waktu, jumlah obat termetabolisme dalam tubuh sebagai suatu
fungsi dari waktu, jumlah obat dalam tubuh diasumsikan mengikuti kinetika
Michaelis-Menten dan Km mengasumsikan satuan D0 (misal, mg). Dalam
hal ini, Km memiliki makna yang sangat berbeda.

Anda mungkin juga menyukai