Sampel plasma dari seseorang pasien dikumpulkn setelah dosisi bolus oral 10 mg
suau larutan benzodiaepin baru sebagai berikut:
Dikeahui
t(jam) 0,25 0,50 0,7 1,00 2,00 4,00 6,00 10,00 14,00 20,0
5 0
Cp 2,85 5,43 7,7 9,84 16,20 22,15 23,01 19,09 13,90 7,97
5
Ditanya:
1.6 Jawab:
1.4 (jam)
Waktu Konsentrasil Log cp
1.2 (mg/ml)
0,25 2,85 0,4548
0,501 5,43 0,7348
0,75
0.8 7,75 0,8893
1,00 9,84 0,993
0.6
2,00 16,20 1,2095
4,00
0.4 22,1 1,3454
6,00 23,01 1,3619
0.2
10,00 19,09 1,2808
14,00
0 13,90 1,143
20,000.00 5.00 7.97
10.00 15.000,901520.00 25.00
a. Laju tetapan
1.4
Eliminasi
1.2 f(x) = − 0.04 x + 1.67
1 R² = 1
0.8 t cp Log cp
0.6 10 19,09 1,2808
0.4 14 13,9 1,143
0.2 20 7,97 0,9015
0
8.00 10.00 12.00 14.00 16.00 18.00 20.00 22.00
Y= BX+A
Y= -0,0381x+1,6675
Ke
-Slope (b)=
2,303
Ke = -slope x 2,303
= -(-0,0381) x 2,303
= 0,087 / jam
0,693
T1/2 =
Ke
0,693
= =7,96
0,087
B t =0
Y= -0,1523(0)+1,6675
Y= 1,6675
Log cp =1,6675
Cp = 46,5 ng/ml (Intersep B)
1.64
1.62 f(x) = − 0.15 x + 1.67
R² = 1
1.6
1.58
1.56
1.54
1.52
1.5
0.20 0.30 0.40 0.50 0.60 0.70 0.80
Y= BX+A
Y= -0,1523x+1,6675
Ke
-Slope (b)=
2,303
Ke = -slope x 2,303
= -(-0,1523) x 2,303
= 0,35 / jam
0,693
T1/2 =
Ke
0,693
= =1,98
0,35
A t =0
Y= -0,1523(0)+1,6675
Y= 1,6675
Log cp =1,6675
Cp = 46,5 ng/ml (Intersep A)
c. Persamaan
Intersep y teramati menjadi 46,5 ng/ml. persamaan yang sesuai dengan data datas adalah
Cp = 46,5 (e-0,087t-e-0,35t)
2. Anggap obat dalam soal 1 terabsorpsi 80% hitung (a) tetapan absorpsi, ka; (b) waktu paruh
eliminasi, t1/2 ; (c) t maks atau waku konsentrasi obat puncak; dan (d) volume distrbusi pasien
Jawab:
Diketahui
Ka = 0,35
K = 0,087
Ditanya
a. Ka
b. T1/2
c. T maks
d. Vd?
Jawab
a. Ka
Y= BX+A
Y= -0,1523x+1,6675
Ke
-Slope (b)=
2,303
Ke = -slope x 2,303
= -(-0,1523) x 2,303
= 0,35 / jam
b. T1/2
0,693
T1/2 =
Ke
0,693
= =1,98
0,35
c. T maks
¿ ka−¿ ke
Tmaks =
ka−ke
¿ 0,35−¿ 0,087
=
0,35−0,087
=5,29 jam
d. Vd
FKaDo
I=
Vd(Ka−K )
(0,8)(0,35)(0,087)(10.000 .000)
46,5 =
Vd (0,35−0,087)
Vd = 228,954 L
3. Bedakan metode perser tak terabsorpsi untuk penemuan tetapan laju absorpsi Kai. dalam hal
(a) model farmakokinetika, (b) rute pemberian obat, dan (c) kemungkinan sumber kesalahan.
Jawab :
Metode persentase-obat tidak diabsorpsi berlaku untuk berbagai model dengan eliminasi orde
ke-satu, terlepas dari proses masukan obat. Jika obat diberikan melalui injeksi IV, eliminasi
laju tetapan, k, dapat ditentukan secara akurat. kesalahan yang diberikan secara lisan, kdan k,
dapat terjadi flip-flop, kesalahan suatu kesalahan berlaku data IV untuk menentukan k.
Untuk suatu obat yang mengikuti model konmpartemen-dua, bolus suatu injeksi IV
digunakan untuk menentukan tetapan laju untuk distribusi dan eliminasi.
4. Kesalahan apa yang melekat yang terjadi dalam pengukuran Kk, untuk suatu pemberian
obat secara oral yang mengikuti suatu model kompartemen-dua, jika suatu model
kompartemen-satu dipakai dalam perhitungan?
Jawab :
Setelah suatu injeksi IV bolus, suatu obat seperti teofilin mengikuti model kompartemen-dua
dengan suatu distribusi fase yang cepat. Selama absorpsi oral, obat yang dialihkan selama
fase absorpsi, dan tidak teramati distribusi fase. Analisis farmakokinetika dari data
konsentrasi obat dalam plasma yang diperoleti setelah mempersembahkan obat oral akan
menunjukkari bahwa obat mengikuti suata model kompartemen-satu.
Jawaban:
Persamaan untuk suatu obat yang mengikuti kinetika model kompartemen satu dengan
absorbsi dan eleminasi orde kesatu adalah
6. Sebutkan suatu metode pemberian obat yang akan menghasilkan masukan order nol.
Jawaban: Suatu produk obat yang dapat memberikan suatu masukan orde nol adalah suatu
tablet controlled release oral atau suatu sistem penghantaran obat transdermal (patch). Suatu
infusi obat IV juga akan memberikan masukan obat orde nol.
7. Dosis oral tunggal (100 mg) dari suatu antibiotik diberikan kepada seseorang pasien pria
dewasa (43 th, 72 kg). dari kepustakaan, farmakokinetik obat ini sesuai model kompartemen
satu terbuka. Persamaan yang paling sesuai dari farmakokinetik 0bat adalah:
C p = 45¿ ¿)
Dari persamaan di atas, hitung (a) t maks, (b) C maks, dan (c) t 1/ 2 dan pada pasien ini. Dianggap
C p dalam μg/ml dan tetapan laju order satu dalam jam−1.
*Persamaan umum untuk suatu model kompartemen-satu terbuka sengan absorpsi oral
adalah
FD 0
CP= ( e kt −e−k )
a
t
Vᴅ ( k a−k )
Dari C P = 45 ( e−0,17 t −e−1,5 t )
Fk ᵃ D 0
= 45
Vᴅ ( k a−k )
k = 0,17 jam−1
k a = 1,5 jam−1
¿(k a /k ) ¿ ( 1,5/0,17 )
a. t maks = = =1.64 jam
k a−k 1,5−0,17
= 30,2μg/Ml
0,693 0,693
c. t 1/ 2 = = =4,08 jam
k 0,17
8. Dua obat A dan B mempunyai parameter farmakokinetika berikut, setelah dosis oral
tunggal 500 mg:
¿ (1,0 /0,2 )
a. Obat A t maks = =2,01 jam
1,0−0,2
¿ ( 0,2/1,0 )
Obat B t maks = =2,01 jam
0,2−1,0
FD 0 k a
b. t maks = =¿ (e−k t −e−k t ¿
maks a maks
V D (k a −k )
( 1 )( 500 ) ( 1 )
Obat A C maks = =¿ ( e−( 0,2) (2 )−e−(1 )( 2) )
( 10 )( 1−0,2 )
(1)(500)(0,2)
Obat B C maks = =¿ ( e−1 (2) −e−(0,2 )(2) )
(20)(0,2−1,0)
a. Dari data, dapatkan tetapan laju absorpsi, ka dan tetapan laju eliminasi, k, dengan
metode residual.
b. Apakah beralasan untuk menganggap bahwa ka > k untuk suatu obat dalam suatu
larutan? Bagaimanakah anda menentukan dengan tegas tetapan laju merupakan
tetapan eliminasi k?
c. Dari data, metode manakah, Wagner Nelson atau Loo-Riegelman, yang lebih tepat
untuk menentukan orde tetapan laju absorpsi?
d. Dari harga yang anda peroleh, hitung tmaks teoretis. Bagaimana harga yang anda
peroleh berkait dengan tmaks teramati pada subjek?
e. Apakah anda menganggap farmakokinetika fenilpropanolamin HCl mengikuti model
kompartemen satu? Mengapa?
Jawaban
a. metode residual menggunakan metode grafik manual dapat memberikan jawaban yang
agak berbeda tergantung pada keterampilan pribadi dan kualitas kertas grafik. Nilai yang
b. Suatu obat dalam suatu larutan air adalah bentuk paling mudah di absorbs dibandingkan
dengan bentuk sediaan oral lainnya. Asumsi bahwa k2…. Uumnya benar untuk larutan
obat dan bentuk sediaan pelepasan “segera (immediate release) seperti tablet dan kapsul
kompresi. Absorbs obat dari sediaan extended release mungkin k2 < k. Untuk
menunjukkan tegas mana slop yang menyatakank sebenarnya, obat harus diberikan
c. metode Loo-Riegelman membutuhkan data IV. Oleh karena itu, hanya metode Wagner
d. Nilai tmaks dan C maksteramati diambil langsung dari data percobaan. Dalam contoh ini,
C maks adalah 85,11 ng/mL, yang terjadi pada tmaks 1,0 jam.
2,84
2,3 log( )
(k ¿¿ 2 /k) 0,186
t maks=2,3 log = =1 , 03 jam ¿
K 2−k 2,84−0,186
FD 0 k 2
C maks= (c −k −e−k tmaks )
tmaks 2
V D (k 2−k)
Mana FD 0 k 2 / V D (k 2−k) adalah intersep y sama dengan 110 ng/mL dan t maks = 1,03 jam/
C maks=( 110 ) ¿ ¿
C maks=85 ng /mL
e. Suatu program pencocokan model yang lebih lengkap, seperti WIN NONLIN, diperlukan
Soal PPT
1. Fenitoin diberikan secara oral pada pasien dengan dosis 300 mg kemudian ditentukan
AUC iv adalah 130 ug/ml jam, kadar obat dalam darahnya sbb.
t(jam Cp(ug/ml)
)
Hitunglah : t½, ke, t½ab, ka, Z, 1 0,65 AUC, F dan Clp
2 2
5 3,55
Jawaban :
10 4,05
15 3,6
Diketahui : 20 3,2
Dosis: 300 mg 30 2
40 1,2
AUC IV: 130 ug/ml jam 50 0,8
Data kadar obat dalam darah
Jawab :
T (Jam) Cp(mg/ml) Ln Cp Ln C' C' Cr (C'- Ln Cr
(masukkan ke Cp)
pers. Eliminasi)
1 0,65 -0,43078 2,0416 7,702924 7,05292 1,953442
4
2 2 0,693147 1,9949 7,351468 5,35146 1,677371
8
5 3,55 1,266948 1,8548 6,39042 2,84042 1,043952
10 4,05 1,398717 1,6213 5,059664 1,00966 0,009617
4
15 3,6 1,280934 1,3878 4,006027 0,40602 -0,90134
7
20 3,2 1,163151 1,1543 3,171802 -0,0282 0,972193
30 2 0,693147 0,6873 1,98834 -0,01166 0,988407
40 1,2 0,182322 0,2203 1,246451 0,04645 1,04754
1
50 0,8 -0,22314 -0,2467 0,781375 -0,01862 0,98155
KURVA ELIMINASI
ln Cp vs t
1.4
1.2
1 f(x) = − 0.05 x + 2.09
0.8 R² = 1
ln Cp 0.6
0.4 Linear ()
0.2
0
-0.215 20 25 30 35 40 45 50 55
-0.4
t (jam)
Dipilih dari 4 titik terbawah dari data lnCp agar mendapatkan r yang mendekati 1.
KURVA ABSORBSI
ln Cr vs t
2.5
2
f(x) = − 0.21 x + 2.13
1.5 R² = 1
ln Cr
Linear ()
1
0.5
0
0 2 4 6 8 10 12
t (jam)
Dipilih 4 titik
teratas dari
data lnCr agar mendapatkan r yang mendekati 1.
Eliminasi
ln Cp = ln Cpo – kt
ln Cp = 2,0883 – 0,0467t
K = 0,0467/jam
0,693 0,693
T1/2 : = = 14,84 jam.
K 0,0467
Absorbsi
y = 2,1313 – 0,2134x
ln Cp = ln Cpo – kt
ln Cp = 2,1313 – 0,2134t
Ka= 0,2134/jam
0,693 0,693
T1/2 ab: = = 3,24jam
Ka 0,2134
F= 0,8
AUC O = F x AUC IV
a. T ½ eliminasi dan Ke
b. T ½ absorpsi
c. Ka
d. Tmax
e. Cp max
f. Intersep y-axis
g. Bandingkan data tmax dengan perhitungan t max
h. Bandingkan data Cp max dengan perhitungan Cp max
Jawaban :
Diketahui :
Dosis : 1 gram= 1000 mg
Data kadar obat dalam darah
Ditanya :
a. T ½ eliminasi dan Ke ?
b. T ½ absorpsi ?
c. Ka ?
d. T.max ?
e. Cp max ?
f. Intersep sumbu y ?
g. Bandingkan data tmax dengan perhitungan t max ?
h. Bandingkan data Cp max dengan perhitungan Cp max ?
Jawab :
KURVA ELIMINASI
ln Cp vs t
1.5
Linear ()
0
2.5 3 3.5 4 4.5 5 5.5 6 6.5 7 7.5
-0.5
-1
t (jam)
Dipilih dari 5 titik terbawah dari data lnCp agar mendapatkan r yang mendekati 1.
KURVA ABSORPSI
ln Cr vs t
2.5
Linear ()
1
0.5
0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6
t (jam)
Dipilih dari 4 titik teratas dari data lnCr agar mendapatkan r yang mendekati 1.
Eliminasi
y = 2,625 - 0,486x
ln Cp = ln Cpo – kt
ln Cp = 2,625 - 0,486t
ln Cpo = 2,625
a. K = 0,486/ jam
0,693 0,693
t1/2 : = = 1,425 jam
K 0,486
Absorpsi
y = 2,6845 - 1,724x
ln Cp = ln Cpo – kt
ln Cp = 2,6845 - 1,724t
ln Cpo = 2,6845
b. Ka = 1,724/jam
0,693 0,693
c. t1/2 : = = 0,401 jam
Ka 1,724
Berdasarkan perhitungan:
ln Ka/k ln 1,724/0,486
Tmax = = = 1,023 Jam
Ka−K 1,724−0,486
Berdasarkan perhitungan:
Cp = A.e-K.t - B.e-Ka.t
y-axis intersep :
y=a
ln Cpo = a
Ditanya :
a. Ke ?
b. t ½ eliminasi ?
c. t ½ absorbsi?
d. Ka ?
e. T maks ?
f. Cp maks?
g. Intersep?
h. Vd?
i. F?
j. Karakteristikan dengan memplotkan tmax dengan dosis pada kertas rectilinear
k. Karakteristikan dengan memplotkan Cp max pada kertas rectilinear
Jawab :
a. Ke
Dosis 25 mg:
Ke = -b x 2,303
= -(-0,0448) x 2,303
= 0,103174 jam-1
Dosis 50 mg:
Ke = -b x 2,303
= -(-0,0345) x 2,303
= 0,07935 jam-1
b. t ½ Eliminasi
Dosis 25 mg :
0,693
T1/2 =
K
0,693
=
0,103174
= 6,716782 jam
Dosis 50 mg :
0,693
T1/2 =
K
0,693
=
0,07935
= 8,733459 jam
Persamaan Fase Eliminasi 25 mg : -0,0448t + 0,8999 Perhitungan Cp Ekstrapolasi
(Cp’)
t=0,5 → -0,0448(0,5) + 0,8999 = 0,8775, anti log = 7,542234
t=1 → -0,0448(1) + 0,8999 = 0,8551 , anti log = 7,163083
t=1,5 → -0,0448(1,5) + 0,8999 = 0,8327 , anti log = 6,802993
Fase Absorbsi :
Dosis 25 mg :
y = -0,7173x + 1,2904
a = 1,2904
b = -0,7173
r2 = 0,9194
Dosis 50 mg :
y = -0,5018x+ 1,2925
a = 1,2925
b = -0,5018
r2 = 0,9826
c. T ½ absorbsi
Tablet 25 mg
Ka = -b x 2,303
= - (-0,7173) x 2,303
= 1,64979 jam-1
Tablet 50 mg
Ka = -b x 2,303
= - (-0,5018) x 2,303
= 1,15564 jam-1
d. Ka
Tablet 25 mg
0,693
T1/2 abs =
K
0,693
=
1,64979
= 0,42005 jam
Tablet 50 mg
0,693
T1/2 abs =
K
0,693
=
1,155564
= 0,599668 jam
e. T maks
Tablet 25 mg
kabs
2,303. log
T maks = ke
kabs−ke
1,64979
2,303. log
= 0,103174
1,64979−0,103174
2,303. log 15,99036
=
1,64979−0,103174
= 1,792614 jam
Tablet 50 mg
kabs
2,303. log
T maks = ke
kabs−ke
1,15564
2,303. log
= 0,07935
1,15564−0,07935
2,303. log 14,563831
=
1,15564−0,07935
= 2,48913 jam
f. Cp max
Cp max 25 mg tablet:
Intersep fase eliminasi = 0,8999
B = antilog a = antilog 0,8999
B = 7,9414
Intersep fase absorbsi = 1,2925 A = anti log a = anti log 1,2925
A = 19,611
Cp max = B.e−k . tmax – A.e−ka. tmax
= 7,9414.e−0,1032. 0,2824 - 19,6110.e−1,6521.0,2824
= 7,7135 – 12,2409
= 12,2409 - 7,7135
= 4,5274 mg%
Cp max 50 mg tablet:
Intersep fase eliminasi = 1,0502
B = antilog a = antilog 1,0502
B = 11,2253
Intersep fase absorbsi = 1,2931 A = anti log a = anti log 1,2931
A = 19,6381
Cp max = B.e−k . tmax – A.e−ka. tmax
= 11,22553.e−0,0795.0,070 – 19,6381. e−1,1556.0,070
= 11,1630 – 18,1121
= 18,1121 - 11,1630
= 6,9490 mg%
g. Intersep
y-intersep (25 mg):
y = -0,0448x + 0,8999
y = antilog 0,8999
y = 7,9415
y-intersep (50 mg):
y = -0,0345x + 1,0502
y = antilog 1,0502
y = 11,2254
h. Vd
Vd (25 mg) = (F.Do.Ka)/a(Ka-k)
= (1,3118 × 25 x 1,6520) / 1,2905 (1,6520-0,1032)
= 27,1059 mg/ml
Vd (50 mg) = (F.Do.Ka)/a(Ka-k)
= (1,3118 x 50 x 1,1556) / 1,2931 (1,1556-0,0795)
= 76,3043
= 54,4703 mg/ml
i. F
Intersep fase eliminasi = 0,8999
Intersep fase absorpsi = 1,2905
AUCa = (Intersep/k) – (intersep/ka)
= (0,8999/0,1032) – (1,2905/1,6520)
= 8,7120 – 0,7811
= 7,9309 .jam/ml
AUCb = (Intersep/k) – (intersep/ka)
= (1,0502/0,0795) – (1,2925/1,1556 )
= 13,2100 – 1,1185
= 12,0915 .jam/ml
j. Karakteristikan dengan memplotkan tmax dengan dosis pada kertas rectilinear
Tmaks 25 mg = 4 jam
Tmaks 50 mg = 4 jam
k. Karakteristikan dengan memplotkan Cp max pada kertas rectilinear
(Cp)maks 25 mg = 7 mg%
(Cp)maks 50 mg = 12,25 mg%