Anda di halaman 1dari 9

TUGAS FARMAKOKINETIKA

MODEL TERBUKA SATU KOMPARTEMEN ABSORPSI / EKSTRAVASKULER

Dosen Pengampu :

Prof. Dr. Teti Indrawati, MS.Apt

DISUSUN OLEH:

Namira Luqyana 20330754

PROGRAM STUDI FARMASI


INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
2021
1. Sampel plasma dari seorang pasien dikumpulkan setelah dosis bolus oral 10 mg suatu larutan
benzodiazepine baru sebagai berikut:

t (jam) 0,25 0,50 0,75 1,00 2,00 4,00 6,00 10,00 14,00 20,00
Konsentrasi (mg/ml) 2,85 5,43 7,75 9,84 16,20 22,15 23,01 19,09 13,90 7,97
Tentukan:
a. Tentukan tetapan laju eliminasi
b. Tentukan ka dengan feathering
c. Tentukan persamaan yang menggambarkan konsentrasi obat dalam plasma dari
benzodiazepin baru

Diketahui :
D0 = 10 mg
t (jam) 0,25 0,50 0,75 1,00 2,00 4,00 6,00 10,00 14,00 20,00
Konsentrasi (mg/ml) 2,85 5,43 7,75 9,84 16,20 22,15 23,01 19,09 13,90 7,97

Ditanya :
a. Ke
b. Ka
c. Persamaan yang menggambarkan konsentrasi obat dalam plasma dari benzodiazepin baru

Jawab :

t (jam) 0,25 0,50 0,75 1,00 2,00 4,00 6,00 10,00 14,00 20,00
Cp 2,85 5,43 7,75 9,84 16,20 22,15 23,01 19,09 13,90 7,97
Log Cp 0,455 0,735 0,889 0,993 1,210 1,345 1,362 1,281 1,143 0,901
Cpe 1,658 1,648 1,639 1,629 1,591 1,515 1,439 1,287 1,134 0,906
(Log Cp=-0,0381t + 1,6675)
Cpe di Fase Absorpsi 45,50 44,51 43,54 42,60
(anti log Cpe)
Cpe-Cp 42,65 39,08 35,79 32,76
1,630 1,592 1,554 1,515 1,363 1,057 0,752 0,141 -0,470 -1,386
log Cpe-Cp

Grafik :
Persamaan Regresi Fase Eliminasi : y = -0,0381x + 1,6675
Fase Absorpsi : y = -0,1527x + 1,6682
Persamaan Fase Eliminasi : Log Cp = -0,0381t + 1,6675
Fase Absorbsi : Log Cp = -0,1527t + 1,6682

a. Ke = -2,303 x Slope
= -2,303 x (-0,0381)
= 0,087744 jam-1
= 0,1 jam-1
b. Ka = -2,303 x Slope
= -2,303 x (-0,1527)
= 0,351668 jam-1
c.

2. Anggap obat dalam soal 1 terabsorpsi 80%, hitung (a) tetapan absorpsi ka (b) waktu paruh
eliminasi,t1/2 (c) tmax atau obat puncak dan (d) volume distribusi.
Diketahui :
Obat pada terabsorpsi 80%
Ditanya :
a. Ka?
b. t1/2?
c. t max?
d. VD?
Jawab:
Terabsorpsi 80% maka F nya adalah 0,8
Persamaan Regresi Fase Eliminasi : y = -0,0381x + 1,6675
Fase Absorpsi : y = -0,1527x + 1,6682

a. Ka = 2,303 × 0,1527 = 0,35 Jam-1


Ke = 2,303 × 0,0381 = 0,087744 = 0,1 Jam-1
b. jam

c.
d.

VD = 200 ml

3. Bedakan metode persen tak terabsorbsi untuk penentuan tetapan laju absorbs ka, dalam hal ini
(a) metode farmakokinetik, (b) rute pemberian obat dan (c) kemungkinan sumber kesalahan.

Jawab :
Metode persen obat tidak diabsorbsi berlaku untuk berbagai model dengan eliminasi orde
kesatu, terlepas dari proses masukan obat. Jika obat diberikan melalui injeksi iv, tetapan laju
eliminasi (k) dapat ditentukan secara akurat jika obat diberikan secara oral, k dan ka dapat
flip-flop, mengakibatkan suatu kesalahan kecuali tersedia data iv untuk menentukan k. untuk
suatu obat yang mengikuti model kompartemen-dua, suatu injeksi IV bolus digunakan untuk
menentukan tetapan laju untuk distribusi dan eliminasi

4. Kesalahan apa yang melekat yang terjadi dalam pengukuran ka untuk suatu pemberian obat
secara oral yang mengikuti suatu model kompartemen-dua, jika suatu model kompartemen
satu dipakai dalam perhitungan?
Jawab :
Setelah suatu injeksi iv bolus, suatu obat seperti teofilin mengikuti model kompartemendua
dengan suatu fase distribusi yang cepat. Suatu absorpsi oral, obat disitribusikan selama fase
absorpsi dan tidak teramati fase distribusi. Analisis farmakokinetik dari data konsentrasi obat
dalam plasma yang diperoleh setelah pemberian obat oral akan menunjukkan bahwa obat
mengikuti suatu model kompartemen-satu.

5. Parameter-parameter farmakokinetika utama apakah yang paling mempengaruhi (a) waktu


konsentrasi puncak obat (b) konsentrasi puncak obat.
Jawab:
Persamaan untuk suatu obat yang mengikuti kinetika model kompartemen satu dengan
absorbsi dan eliminasi orde ke satu adalah Seperti yang ditunjukkan oleh persamaan: t maks
dipengaruhi oleh ka dan k dan bukan oleh F, Do atau VD Cp dipengaruhi oleh F, Do, VD, ka
dan k

6. Sebutkan suatu metode pemberian obat yang akan menghasilkan masukan order nol.
Jawab :
Suatu produk obat yang dapat memberikan suatu masukan orde nol adalah suatu tablet
controlled release oral atau suatu sistem penghantaran obat transdermal (patch). Suatu infusi
obat IV juga akan memberikan masukan obat orde nol.

7. Dosis oral tunggal 100 mg dari suatu antibiotic kepada seorang pasien pria dewasa 45 tahun,
72 kg. dari kepustakaan farmakokinetik obat ini sesuai model kompartemen satu terbuka
persamaan yang paling sesuai dari farmakokinetik obat adalah
Cp= 45 (e-0.17-e-1,5 t)
Dari persamaan diatas, hitung (a) t maks (b) C maks dan (C) t ½ pada pasien ini dianggap Cp
dalam Mg/ml dan tetapan laju orde satu dalam Jam -1
Diketahui :
K = 0,17 Jam -1
Ka = 1,5 Jam -1
Cp = 45 (e-0,17t-e-1,5t)
45 = FkaD0
VD(ka-k)
Ditanya :
a. t maks
b. C maks
c. t ½

Jawab :

a. t maks = = = 1,637 Jam


b. C maks = 45 (e-0,17(1,64)-c-(1,5)(1,64)
= 45 (e-2788-e-2,46)
= 45 (0,7567-0,0854)
=45 (0,6713)
c. t ½ = = 4,076 Jam

8. Dua obat A dan B mempunyai parameter farmakokinetik berikut, setelah dosis oral tunggal
500 mg:
Obat Ka (jam-1 ) K (jam-1 ) VD (ml)
A 1,0 0,2 10,000
B 0,2 1,0 20.000
Kedua obat mengikuti model kompartemen 1 dan 100 % dapat tersedia dalam sistemik
a. Hitung t maks untuk tiap obat

b. Hitung c maks untuk tiap obat

Diketahui :
Ka obat A = 1.0 Jam -1 VD obat A = 10 ml
K obat A = 0.2 Jam -1
Ka obat B = 0.2 Jam -1 VD obat B = 20 ml
K obat B = 1.0 Jam -1

Do = 500 mg
F = 1 (Kompartemen)
Ditanya :
a. t maks obat A
t maks obat B
b. C maks obat A
C maks obat B
Jawab :
a. t maks Obat A = ln (1,0/0,2)
1,0-0,2

= 2,01 jam
t maks obat B = ln (0,2/1,0)
0,2/1,0
= 2.01 Jam
b. C maks = FkaDO (e-ka maks-e-kt maks)
VD(ka-k)

C maks obat A = (1)(500)(1)/(10)(1-0,2) (0.670-0.135)=33.44mcg/ml


C maks obat B = (1)(500)(0,2)/(20)(0,2-1,0) (0.135-0.67) =3.34 mcg/ml

9. Bioavailabilitas fenilpropanolamin hidroklorida diteliti pada 24 subjek pria dewasa. Data


berikut menyatakan konsentrasi fenilpropanolamin hidroklorida rata-rata dalam darah (ng/ml)
setelah pemberian oral dosis tunggal 25 mg larutan fenilpropanolamin hidroklorida.
Waktu (jam) 0 0,25 0,5 1,0 1,5 2 3 4 6 8 12 24
Konsentrasi 0 51,33 74,05 82,91 81,76 75,51 62,98 52,32 36,08 24,88 11,83 1,27
(ng/mL)

a. Tetapan laju absorpsi, ka, dan tetapan laju eliminasi, ke dengan metode residual
b. Apakah beralasan untuk menganggap bahwa ka > k untuk suatu obat dalam suatu larutan?
Bagaimanakah anda menentukan dengan tegas tetapan laju merupakan tetapan eliminasi
k?
c. Dari data, metode manakah, Wagner Nelson atau Loo-Riegelman, yang lebih tepat untuk
menentukan order tetapan laju absorpsi?
d. Dari harga yang anda peroleh, hitung t max teoritis. Bagaimana harga yang anda peroleh
berkait dengan t max teramati pada subjek?
e. Apakah anda menganggap farmakokinetika fenilpropanolamin HCl mengikuti model
kompartemen satu? Mengapa?

Diketahui :
Waktu (jam) 0 0,25 0,5 1,0 1,5 2 3 4 6 8 12 24
Konsentrasi 0 51,33 74,05 82,91 81,76 75,51 62,98 52,32 36,08 24,88 11,83 1,27
(ng/mL)
Ditanya :
a. Tetapan laju absorpsi, ka, dan tetapan laju eliminasi, ke dengan metode residual
b. Apakah beralasan untuk menganggap bahwa ka > k untuk suatu obat dalam suatu larutan?
Bagaimanakah anda menentukan dengan tegas tetapan laju merupakan tetapan eliminasi
k?
c. Dari data, metode manakah, Wagner Nelson atau Loo-Riegelman, yang lebih tepat untuk
menentukan order tetapan laju absorpsi?
d. Dariharga yang anda peroleh, hitung t max teoritis. Bagaimana harga yang anda peroleh
berkait dengan t max teramati pada subjek?
e. Apakah anda menganggap farmakokinetika fenilpropanolamin HCl mengikuti model
kompartemen satu? Mengapa?
Jawab:
Waktu (jam) 0 0,25 0,5 1,0 1,5 2,0 3,0 4,0 6,0 8,0 12 24
Konsentrasi
(ng/mL) 0 51,330 74,050 82,910 81,760 75,510 62,980 52,320 36,080 24,880 11,830 1,270
Log Cp 0 1,710 1,870 1,919 1,913 1,878 1,799 1,719 1,557 1,396 1,073 0,104
Cp'
(110,0525.e-0,0807 . t) 110,053 107,854 105,700 101,520 97,505 93,649 86,389 79,691 67,813 57,706 41,786 15,866
Kadar Residual
Cp’-Cp 110,053 56,524 31,650 18,610 15,745 18,139 23,409 27,371 31,733 32,826 29,956 14,596
Log Residual 2,042 1,752 1,500 1,270 1,197 1,259 1,369 1,437 1,502 1,516 1,476 1,164

Grafik

Nilai Fase Eliminasi


a = 2,0416
b = -0,0807
r=1
B = anti log a = 110,0525
Slope β = -0,0807 /jam
Intersep B= 110,0525

Cp=A.e-αt+B.e-βt
B.e-β t = 110,0525.e-0,0807 . t

Nilai Fase Residual


a = 2,0416
b = -1,1575
r=1
A= anti log a = 110,0525
Slope α = -1,1575
Intersep A= 110,0525

Cp=A.e-αt+B.e-βt
A.e-αt = 110,0525.e-1,1575 . t

a. Ke = -2,303 x Slope
= -2,303 x (-0,0807)
= 0,186 jam-1
Ka = -2,303 x Slope
= -2,303 x (-1,1575)
= 2,84 jam-1
t1/2 =0,693/K = 0,693/0,186 = 3,73 jam-1
b. Suatu obat dalam suatu larutan air adalah bentuk yang paling mudah diabsorbsi
dibandingkan dengan bentuk sediaan oral lainnya. Asumsi bahwa Ka > K umumnya benar
untuk larutan obat dan bentuk sediaan pelepasan segera (immediate release) seperti tablet
dan kapsul kompresi. Absorbs obat dari sediaan extended-release mungkin Ka <K. untuk
menunjukan tegas mana slop yang menyatakan K sebenarnya, obat harus diberikan
melalui IV bolus atau infuse IV dan slop kurva eliminasi didapat.
c. Metode loo-riegelman membutuhkan data IV. Oleh karena itu, hanya metode wagner dan
nelson dapat digunakan pada data ini.
d. Nilai Tmaxs dan Cmaxs teramati diambil langsung dari data percobaan. Dalam contoh ini
C maxs adalah 85,11 ng/mL/ yang terjadi pada Tmaxs 1,0 jam.
Tmaxs dan Cmaxs teoritis diperoleh sebagai berikut :
Tmaxs = = = 1,03 jam
Cmaxs = ( )
Mana FDoKa/VD (Ka-K) adalah intersep y sama dengan 110 ng/mL. dan tmaxs = 1,03
jam.
Cmaxs = ( 110 )
Cmaxs = 85 ng/mL.
e. Suatu program pencocokan model yang lebih lengkap, seperti WINNONLIN, diperlukan
untuk mencocokan data secara statiskik pada model kompartemen satu.

Anda mungkin juga menyukai