Syarat Injeksi
1. Aman: tidak menyebabkan iritasi jaringan atau efek lain yang tidak diinginkan (merugikan)
2. Jernih: tidak terdapat partikel padat, kecuali bentuk suspensi
3. Bening: kecuali warna dari zat aktif
4. Stabil : sediaan tidak mengalami degradasi fisika. Cth: perubahan warna, adrenalin
(bening) teroksidasi menjadi merah; pengendapan
5. Sedapat mungkin isohidris: mempunyai nilai pH yang sama dengan pH darah dan cairan
tubuh lain (pH 7,4). Pengaturan menggunakan asam/basa/dapar.
6. Sedapat mungkin isotonis (s.c; i.v): punya tekanan osmose yang sama dengan tek osmose
darah dan cairan tubuh lainnya (lar NaCl 0,9%).
7. Steril
8. Bebas Pirogen
Pelarut/Pembawa (berair)
uhu
s
a
pad , bil
h
i
n
gik ium
jer
n
s
e
u
t
r
Ha 0 C, tdk
i od
l
i
b
,9, ll.
10
0
2
,
0
8d
asam 79-12
Po Glise
lie
rin
t
Pro ilen
pil
g
lik
en
gli ol
ko
l
Pengisotonis
Isotonis, yaitu keadaan dimana tekanan osmosis larutan sama dengan tekanan
osmosis cairan tubuh.
Keadaan di luar isotonis disebut paratonis, meliputi: hipotonis dan hipertonis.
Zat pengisotonis: NaCl, Dextrosa, Glukosa, kalium/kalium nitras.
Subkutan: jika tidak isotonis dapat menimbulkan rasa sakit, sel-sel sekitar penyuntikan
dapat rusak, penyerapan bahan obat tidak dapat lancar.
Intralumbal: jika terjadi perubahan tekanan osmotis pada cairan lumbal, dapat
menimbulkan perangsangan pada selaput otak.
Intravena: terutama pada Infus intravena, dapat menimbulkan haemolisa.
l
C
e a
d
o N
t
e len
M a
v
i
u
k
E
Metode
Penurunan Titik
Beku
Vo Pe Me
lu n e t o
Be m n de
ek rda e Is tua
ui sa ot n
va r on
le kan is
ns
i
Cara ini dengan mengkonversi nilai zat ke NaCl, harga ekuivalennya ditunjukkan nilai E
(Nilai E bisa dilihat di farmakope : Daftar Tonisitas NaCl).
Misalkan penisilin E = 0,18 artinya 1 gram Penisilin setara/senilai 0,18 gram NaCl. Agar
isotonis, tonisitas sediaan harus = tonisitas tubuh yaitu 0,9% (b/v)
NaCl 0,9% artinya 0,9 gram NaCl yang terlarut dalam volume total 100 mL.
jadi RUMUS nilai ekuivalensi terhadap NaCl = W x E, dimana W dalam satuan gram
0,05
(E=0,16)
(E=0,25)
m.f.Inject. Isot. 5 mL
Jawab :
NaCl 0,9% = 0,9/100
jadi total nilai kesetaraan NaCL dalam sediaan = 0,016 + 0,0125 = 0,0285 gram
Sehingga agar Isotonis :
0,045 gr - 0,0285 = 0,0165 gram NaCl yang harus ditambahkan agar sediaan
menjadi isotonis
keterangan :
B = Jumlah zat NaCl yang harus ditambahkan agar isotonis
Ptb1, Ptb2 ... = Penurunan titik beku zat berkhasiat seperti didalam resep
Ptb = Penurunan titik beku zat pengisotonis (NaCl)
C1, C2 ..
= Konsentrasi zat berkhasiat didalam resep dg satuan (b/v) % , titik titik dalam rumus maksutnya apabila ada 4
zat berkhasit, rumusnya sama (C1xPtb1+C2...+C3...+C4xPtb4), begitu pula jika trdapat 5 atau seterusnya.
Tiga jenis keadaan tekanan osmotis larutan obat :
1. Keadaan Isotonis
Volume isotonis (V.Isot.) adalah volume akhir larutan agar larutan tersebut menjadi
larutan yang isotonis.Volume Isotonis dihitung dg cara :
Dapar
Pengawet
Dengan batasan seminimal mungkin dapat mencegah tumbuhnya mikroba.
untuk wadah dosis ganda. Tidak untuk volume besar (infus), yang sudah
ada zat bakterisida.
Benzalkonium klorida 0,05-0,1%
Benzil alkohol 2%
Klorbutanol 0,5%
Klorokresol 0,1-0,3%
Fenil merkuri nitrat 0,002%
Fenol 0,5%
Antioksidan
Zat ini mempunyai nilai oksidasi potensial lebih kecil daripada obat (adrenalin, morfin,
as.ascorbat, dll). Antioksidan yang sering dipakai adalah:
a. Dalam larutan berair
As. Ascorbat 0,1%
(cara lain mengatasi oksidasi) penambahan senyawa pengkhelat (EDTA) 0,01-0,075% atau
dengan mengganti O2 dalam wadah dengan dialiri gas lain (N 2, CO2)
0,5 ml
Untuk cairan
encer
0,10 ml
1,0 ml
0,10 ml
0,15 ml
2,0 ml
0,15 ml
0,25 ml
5,0 ml
0,30 ml
0,50 ml
10,0 ml
0,50 ml
0,70 ml
20,0 ml
0,60 ml
0,90 ml
30,0 ml
0,80 ml
1,20 ml
2%
3%
0,12 ml