Anda di halaman 1dari 13

Makalah kewirausahaan

Produk tentang KOSMETIK

Oleh :

Nama : Anggun sri anggi nur


NIM : F201501098
Kelas : G3 farmasi

PROGRAN STUDI S-1 FARMASI


STIKES MANDALA WALUYA
KENDARI
2017
BAB 1
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Kewiausahaan sebagai Etika Ekonomi Modern, kewirausahaan sebagai


etika (akhlak, moralitas) ekonomi/bisnis (etika kewirausahaan) berkaitan
dengan makna kewirausahaan sebagai resep bertindak guna menumbuh
kembangkan sistem perekonomian (bisnis) yang modern. Pemaknaan seperti
ini tidak saja berlaku secara tekstual, tetapi dikenal pula secara umum dalam
masyarakat. Pandangan tekstual bahwa kewirausahaan terkait dengan etika
ekonomi (bisnis) dapat dicermati pada pendapat Salim Siagian dan Asfahani
(1995) yang menyatakan sebagai berikut: Kewirausahaan adalah semangat,
pelaku dan kemapuan untuk memberikan tanggapan yang positif terhadap
peluang memperoleh keuntungan diri sendiri dan atau pelayanan yang lebih
baik pada pelanggan/masyarakat, dengan selalu berusahan mencari dan
melayani lebih banyakndan lebih baik, serta menciptakan dan menyediakan
produk yang lebih bermanfaat dan menerapkan cara kerja yang lebih efisien,
melalui keberanian mengambil risiko, kreativitas dan inovasi serta
kemampuan manajemen.
Kewirausahaan (Entrepreneurship) adalah proses mengidentifikasi,
mengembangkan, dan membawa visi ke dalam kehidupan. Visi tersebut bisa
berupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu.
Hasil akhir dari proses tersebut adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk
pada kondisi risiko atau ketidakpastian. Orang yang melakukan kegiatan
kewirausahaan disebut wirausahawan. Muncul pertanyaan mengapa seorang
wirausahawan (Entrepreneur) mempunyai cara berpikir yang berbeda dari
manusia pada umumnya. Mereka mempunyai motivasi, panggilan jiwa,
persepsi dan emosi yang sangat terkait dengan nilai nilai, sikap dan perilaku
sebagai manusia unggul.

8
Kosmetik merupakan salah satu unsur yang cukup penting dalam dunia
kecantikan. Kosmetika berasal dari kata kosmein (Yunani) yang berarti
berhias.Kosmetika sudah dikenal orang sejak zaman dahulu kala. 3500
tahun Sebelum Masehi di Mesir telah digunakan berbagai bahan alami baik
yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, hewan maupun bahan alam lain
misalnya tanah liat, lumpur,arang, batubara bahkan api, air, embun, pasir atau
sinar matahari. Hal ini dapat diketahui melalui naskah-naskah kuno yang
ditulis dalam papirus atau dipahat pada dinding piramida. Pengetahuan
kosmetik tersebut kemudian menyebar keseluruh penjuru dunia melalui jalur
komunikasi yang terjadi dalam kegitan perdagangan, agama, buadaya, politik
dan militer, bahwa di Indonesia sendiri sejarah tentang kosmetologi telah
dimulai jauh sebelum zaman penjajahan Belanda Kecantikan semakin
berkembang dan berkembang dari masa ke masa,bukan lagi hanya menjadi
sebuah keinginan, melainkan sudah menjadi sebuah kebutuhan yang akhirnya
berdampak pada semakin meningkatnya industri kosmetik di dunia, termasuk
juga di Indonesia. Indonesia tidak terlepas dari gaya hidup modern saat ini.
Hal ini terbukti dari tingginya produksi kosmetik di Indonesia, dimana dari
tahun ke tahun penjualannya semakin meningkat dan meningkat baik
kosmetik produksi dalam negeri, maupun kosmetik impor. 2 Kementerian
Perindustrian menyatakan penjualan dari industri kosmetik di Indonesia tahun
ini tumbuh 12,9 persen dibandingkan tahun lalu. Ekspor kosmetik tahun ini
diperkirakan mencapai US$ 406 juta atau naik 20 persen dari tahun lalu.
Berdasarkan data tersebut, dapat dilihat bahwa memang perkembangan
industri kosmetik di Indonesia berkembang pesat dalam penjualannya baik
dalam negeri maupun ke luar negeri.Kosmetik yang berkembang pesat di
Indonesia tidak hanya kosmetikproduksi dalam negeri, melainkan juga
dengan kosmetik impor. Seperti yangdisampaikan oleh Ketua Perkosmi
(Persatuan Perusahaan Kosmetik Indonesia) bahwa penjualan produk
kosmetik impor pada tahun ini diperkirakan meningkat 30% menjadi Rp 3,17
triliun dibandingkan tahun lalu Rp 2,44 triliun, menurut asosiasi industri.
Peningkatan tersebut dipicu kenaikan volume penjualan serta penurunan tarif
9
bea masuk seiring perjanjian perdagangan bebas .Seiring dengan
semakinmeningkatnya penjualan kosmetik impor, maka akan semakin
menekan kosmetik produksi dalam negeri dan mengakibatkan produsen
kosmetik dalam negeri harus bekerja ekstra untuk semakin meningkatkan
penjualan agar tidak tehimpit dengan tekanan kosmetik impor. Industri
kosmetik wanita merupakan industri yang dapat dikatakan cukup dinamis,
sehingga banyak perusahaan dengan merek-merek kosmetik yang beragam
yang baru berminat untuk masuk berkecimpung dan mengembangkan
pasarnya di Indonesia. Selain alasan tersebut, banyaknya wanita yang sangat
ingin

I.2 Rumusan Masalah


a. Apa yang dimaksud dengan kosmetik ?
b. Bagaimana sejarah kosmetik ?
c. Bagaimana manfaat kosmetik ?
d. Bagaimana analisis SWOT kosmetik ?
e. Bagaimana rencana usaha kosmetik ?
f. Bagaimana produksi kosmetik ?
g. Bagaimana pemasaran kosmetik ?
h. Bagaimana pengolahan keuangan kosmetik ?

I.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui definisi kosmetik
b. Untuk mengetahui sejarah kosmetik
c. Untuk mengetahui manfaat kosmetik
d. Untuk mengetahui analisis SWOT kosmetik
e. Untuk mengetahui rencana usaha kosmetik
f. Untuk mengetahui produksi kosmetik
g. Untuk mengetahui pemasaran kosmetik
h. Untuk mengetahui pengolahan keuangan kosmetik

10
BAB II

PEMBAHASAN

II.1 Definisi Kosmetik

Kosmetik adalah sediaan atau paduan bahan yang untuk digunakan pada
bagian luar badan (kulit, rambut, kuku, bibir dan organ kelamin bagian luar),
gigi dan rongga mulut untuk membersihkan, menambah daya tarik, mengubah
penampakan, melindungi supaya tetap dalm keadaan baik, memperbaiki bau
badan tetapi tidak dimaksudkan untuk mengobati atau menyembuhkan suatu
penyakit (Iswari, 2007).

II.2 Sejarah Kosmetik

Kosmetik dikenal manusia sejak berabad-abad yang lalu. Pada abad ke-19,
pemakain kosmetik mulai mendapat perhatian, yaitu selain untuk kecantikan
juga kesehatan. Perkembangan ilmu kosmetik serta industrinya baru dimulai
secara besar-besaran pada abad ke-20. Kosmetik menjadi salah satu bagian
dunia usaha. Bahkan sekarang teknologi kosmetik begitu maju dan merupakan
paduan antara kosmetik dan obat (pharmaceutical) atau yang disebut kosmetik
medik (cosmeceuticals) (Tranggono, 2007). Kosmetik merupakan salah satu
unsur yang cukup penting dalam dunia.
Kosmetika berasal dari kata kosmein (Yunani) yang berarti berhias.
Kosmetika sudah dikenal orang sejak zaman dahulu kala. 3500 tahun Sebelum
Masehi di Mesir telah digunakan berbagai bahan alami baik yang berasal dari
tumbuh-tumbuhan, hewan maupun bahan alam lain misalnya tanah liat,
lumpur,arang, batubara bahkan api, air, embun, pasir atau sinar matahari. Hal
ini dapat diketahui melalui naskah-naskah kuno yang ditulis dalam papirus atau
dipahat pada dinding piramida. Pengetahuan kosmetik tersebut kemudian
menyebar keseluruh penjuru dunia melalui jalur komunikasi yang terjadi dalam
kegitan perdagangan, agama, buadaya, politik dan militer, bahwa di Indonesia
sendiri sejarah tentang kosmetologi telah dimulai jauh sebelum zaman

11
penjajahan Belanda Kecantikan semakin berkembang dan berkembang dari
masa ke masa,bukan lagi hanya menjadi sebuah keinginan, melainkan sudah
menjadi sebuahkebutuhan yang akhirnya berdampak pada semakin
meningkatnya industri kosmetik di dunia, termasuk juga di Indonesia.
Indonesia tidak terlepas dari gaya hidup modern saat ini. Hal ini terbukti dari
tingginya produksi kosmetik di Indonesia, dimana dari tahun ke tahun
penjualannya semakin meningkat dan meningkat baik kosmetik produksi dalam
negeri, maupun kosmetik impor. 2 Kementerian Perindustrian menyatakan
penjualan dari industri kosmetik di Indonesia tahun ini tumbuh 12,9 persen
dibandingkan tahun lalu. Ekspor kosmetik tahun ini diperkirakan mencapai
US$ 406 juta atau naik 20 persen dari tahun lalu. Berdasarkan data tersebut,
dapat dilihat bahwa memang perkembangan industri kosmetik di Indonesia
berkembang pesat dalam penjualannya baik dalam negeri maupun ke luar
negeri. Kosmetik yang berkembang pesat di Indonesia tidak hanya kosmetik
produksi dalam negeri, melainkan juga dengan kosmetik impor. Seperti yang
disampaikan oleh Ketua Perkosmi (Persatuan Perusahaan Kosmetik Indonesia)
bahwa penjualan produk kosmetik impor pada tahun ini diperkirakan
meningkat 30% menjadi Rp 3,17 triliun dibandingkan tahun lalu Rp 2,44
triliun, menurut asosiasi industri. Peningkatan tersebut dipicu kenaikan volume
penjualan serta penurunan tarif bea masuk seiring perjanjian perdagangan
bebas Seiring dengan semakinmeningkatnya penjualan kosmetik impor, maka
akan semakin menekan kosmetik produksi dalam negeri dan mengakibatkan
produsen kosmetik dalam negeri harus bekerja ekstra untuk semakin
meningkatkan penjualan agar tidak tehimpit dengan tekanan kosmetik impor.

II.3 Manfaat Kosmetik

Bila dasar kecantikan adalah kesehatan maka penampilan kulit yang sehat
adalah bagian yang langsung dapat kita lihat karena kulit merupakan organ
tubuh yang berada paling luar dan berfungsi sebagai pembungkus tubuh.
Manfaat kosmetika yaitu : a. pemeliharaan dan perawatan kulit

12
Pemeliharaan berarti usaha pencegahan terhadap timbulnya kelainan-
kelainan atau penyebab dari kelainan tersebut. Usaha perawatan berarti
mempertahankan keadaan yang sekarang baik agar tidak berubah menjadi
buruk (Wasitaatmadja, 1997).
c. pelembab

Pada kulit kering yang terjadi pada keadaan kelembapan udara sangat
rendah, penguapan air dari kulit sangat tinggi, kulit orang tua, atau kelainan
kulit tertentu yang menyebabkan kulit menjadi kering dan kasar, kosmetika
pelembab dapat mengurangi penguapan kulit dengan cara menutupinya
(Wasitaatmadja, 1997).

d. pelindung
Pada keadaan tertentu, kulit memerlukan perlindungan tambahan. Pertama,
pada polusi yang bersifat iritan sangat kuat misalnya di dalam lingkungan kerja
pabrik kimia atau gas. Perlindungan tersebut dapat dilakukan dengan kosmetik
dasar (foundation cream). Kedua, pada pajanan sinar matahari yang
mengandung sinar ultraviolet secara langsung dan lama, perlindungan kulit
dapat dilakukan dengan menggunakan kosmetika tabir surya (Wasitaatmadja,
1997)

e. penipisan
Penipisan kulit kadang-kadang perlu dilakukan pada keadaan kulit
menebal dan agak kasar, misalnya pada gangguan keratinisasi kulit, pada
keadaan kulit kotor dan berminyak sehingga lapisan tanduk tidak mudah
terlepas, atau pada tempat terjadi gesekan kulit sehingga keratinisasi kulit
bertambah cepat. Penipisan kulit dapat dilakukan oleh penipis yang biasanya
mengandung zat dengan partikel kasar (Wasitaatmadja, 1997).
f. rias atau dekoratif
Kosmetika rias bermanfaat untuk memperbaiki penampilan seseorang.
Kulit yang hitam dapat dirias menjadi lebih putih, kulit yang terang dapat dirias
menjadi agak gelap. Kulit yang belang atau cacat dapat ditutup, kulit yang
13
bolong-bolong dapat didempul, hidung yang pesek dapat dipoles agar kelihatan
lebih mancung, mata yang sipit dapat diukir agar terlihat agak lebar, sebaliknya
mata yang belo dapat disamarkan agar kelihatan lebih kecil dan dalam
g. wangi-wangian (Parfum)
Parfum diperlukan untuk menambah penampilan dan menutupi bau badan
yang mungkin kurang sedap untuk orang lain. Seperti juga warna pada rias,
parfum mempunyai tingkat resiko yang tinggi bagi kulit yang mungkin sensitif
terhadap zat kimia yang terdapat dalam salah satu komposisinya
h. kosmetik medik Selain sebagai penambah kecantikan, kosmetik dapat pula
berperan sebagai obat sehingga kosmetik diformulakan kosmetik mengandung
zat yang dapat bekerja lebih dalam dan biasa digunakan sebagai obat, misalnya
sulfur, heksaklorofen, hormon, dan merkuri

II.4 Analisis SWOT


Dengan penggunaan metode SWOT-AHP setelah menentukan SWOT dari
strategi pemasaran kosmetik lalu menggunakan AHP agar mengetahui strategi
pemasaran yang paling efektif untuk dijalankan dan dapat meningkatkan
penjualan. Metode AHP menggunakan teknik pembobotan yang dilakukan oleh
para pakar untuk memilih prioritas dari alternatif yang ada.

II.5 Rencana Usaha


Dari hasil analisis SWOT sebelumnya peneliti telah mendapatkan
beberapa alternatif strategi dan langkah selanjutnya adalah melakukan rencana
pengembangan usaha. Strategi yang cocok bagi perusahaan dengan
memperhatikan visi, misi, dan tujuan serta analisis SWOT adalah Strategi
Kepemimpinan Biaya (Cost Leadership). Strategi ini dibuat mengingat kondisi
yang ada dalam industry kosmetik seperti banyaknya membuat persaingan
harga semakin ketat, produk yang dihasilkan pesaing serupa dan tersedia bagi
penjual, pembeli begitu besar sehingga memiliki daya tawar yang
mengakibatkan penurunan harga. Adanya kondisi tersebut menjadingan
persaingan semakin ketat dan untuk memenangkan pasar perusahaan harus
14
mampu menekan harga produknya. Cara yang dapat dilakukan adalah dengan
meningkatkan skala produksi dan peningkatan efisiensi dengan penambahan
mesin baru supaya biaya produksi dapat lebih rendah dan perusahaan tetap
dapat menjual produk kosmetiknya meskipun harga lebih murah. Investasi
yang diperlukan memang cukup besar tetapi perusahaan harus mampu
memperbaiki struktur modalnya dengan memberi kebijakan pada customer
yang sering terlambat melakukan pembayaran dengan harapan perusahaan
tidak mengalami kesulitan modal lagi.

II.6 Produksi Kosmetik


Perusahaan tidak mempunyai penjadwalan khusus produksi. Proses
produksi perusahaan dilakukan bila jumlah stok di gudang sudah menipis.
Proses dan standar kualitas produk kosmetik sudah sesuai dengan ketentuan
Dinas Kesehatan dan BPOM sehingga mutu dan kualitasnya terjamin.
Produksi Kosmetika yang Baik (CPKB) merupakan salah satu faktor
penting untuk dapat menghasilkan produk kosmetik yang memenuhi standard
mutu dan keamanan.Mengingat pentingnya penerapan CPKB maka pemerintah
secara terus menerusmemfasilitasi industri kosmetik baik skala besar maupun
kecil untuk dapat menerapkan CPKB melalui langkah-langkah dan pentahapan
yang terprogram.Penerapan CPKB merupakan persyaratan kelayakan dasar
untuk menerapkan sistem jaminan mutu dan keamanan yang diakui dunia
internasional. Terlebih lagi untuk mengantisipasi pasar bebas di era globalisasi
maka penerapan CPKB merupakan nilai tambah bagi produk kosmetik
Indonesia untuk bersaing dengan produk sejenis dari negara lain baik di pasar
dalam negeri maupun internasional. Dalam pembuatan kosmetik, pengawasan
yang menyeluruh disertai pemantauan sangat penting untuk menjamin agar
konsumen memperoleh produk yang memenuhi pesyaratan mutu yang
ditetapkan. Mutu produk tergantung dari bahan awal, proses produksi dan
pengawasan mutu, bangunan, peralatan dan personalia yang menangani. Hal ini
berkaitan dengan seluruh aspek produksi dan pemeriksaan mutu.

15
II.7 Pemansaran
Aktivitas pemasaran yang dilakukan perusahaan adalah menawarkan
produk kosmetik perusahaan ke distributor di pasar traditional, pasar modern,
dan partai dengan memberikan paket-paket khusus (bundling) dan bonus
dengan jumlah pembelian tertentu.

II.8 Pengolahan Keuanagan


Perusahaan tidak melakukan sistem akuntansi keuangan secara mendetail
seperti budgeting, analisis arus kas jangka panjang dan pendek, peramalan dan
lain-lain. Owner hanya menerapkan sistem lama mengingat skala produksi
masih belum besar. Setiap awal bulan berikutnya laporan laba rugi dibuat
untuk mengontrol financial perusahaan.
1. Planning
Proses planning dalam hal keuangan dalam perusahaan tidak dilakukan
secara mendetail seperti adanya analisis arus kas jangka panjang dan pendek,
peramalan kebutuhan, budgeting, dan lain-lain. Strategi keuangan baik yang
bersifat investasi maupun operasional dibicarakan dan dibahas oleh owner
dan manajer.
2. Organizing
Perusahaan memiliki kebijakan bagi customer yang memiliki utang
dengan perusahaan yaitu jatuh tempo maksimal dua minggu setelah
pengambilan barang.
3. Leading
Dalam perusahaan setiap keputusan yang berhubungan dengan fungsi
leading ini seperti investasi dan pembiayaannya diambil oleh owner dan
manajer.
4. Controlling
Proses control keuangan dilakukan oleh owner sendiri setiap awal bulan
setelah menerima laporan keuangan seperti laba rugi, neraca, dan arus kas.
Apabila owner menemukan hal-hal yang tidak wajar.

16
BAB III
PENUTUP

III.1 Kesimpulan
Kosmetik merupakan suatu bahan yang dapat digunakan untuk
mempercantik atau merawat diri. Secara definitif kosmetik diartikan sebagai
suatu ilmu yang mempelajari kandungan bahan dan manfaat yang dihasilkan
oleh pemakain bahan tersebut terhadap penampilan dan kecantikan seseorang.
Kosmetik yang beredar dipasaran indonesia ada 3 macam yaitu kosmetika
tradisional dan kosmetika modern.

III.2 Saran
Dalam melakukan usaha dituntut untuk serius dan Fokus, kita tidak
bisa dalam memulai bisnis itu secara setengah tengah,dan dikerjakan sambil
lalu meski pun usaha tersebut berupa usaha sampingan.

17
DAFTAR PUSTAKA

Bateman, T.S. & Snell, S.A. (2004). Management : The New Competitive
Landscape. New York: McGraw Hill, Inc.
David, F.R. (2009). Manajemen Strategis: Konsep (12th ed.). (Dono Sunardi,
Trans.). Jakarta: Salemba Empat.
David, F.R. (2011). Manajemen Strategis: Konsep (13th ed.). (Dono Sunardi,
Trans.). Jakarta: Salemba Empat.
Suhendra. Pasar Bisnis Keluarga, Banyak Kisah Sukses Berasal Dari Garasi
Mobil, from
http://finance.detik.com/read/2010/11/12/081257/1492703/480/bisnis-keluarga-
banyak-kisah-sukses-bermula-dari-garasi-mobil
Hitt, M.A. Ireland, R.D. & Hoskisson, R.E. (2003). Strategic Management :
Competitiveness and Globalization. USA : Thomson Learning.
Anonymous. Pasar Kosmetik Indonesia Diperkirakan Naik Rp 12,2T, Retrived
September, 14, 2012, from
http://www.ipotnews.com/m/article.php?jdl=Pasar_Kosmetik_Indonesia_2012_Di
perkirakan_Rp_12_2_Triliun&level2=&level3=&level4=cosmeticshouseholdartic
les&news_id=319849&group_news=CLIPPING&taging_subtype=BANKING&p
opular=&search=y&q=
Jatmiko, R.D. (2003). Manajemen Strategik. Malang : UMM Press.
Moleong, L. J. (2007). Metodologi Penelitian Kualitatif (ed. Revisi). Bandung :
PT. Remaja Rosdakarya.
Robbins, S.P. & Coulter, M.K. (2007). Management. New Jersey : Pearson
Prentice Hall.
Robbins, S. P. (2003). Perilaku Organisasi. Jakarta : Prenhallindo.
Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R & D. Bandung
: Alfabeta.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R & D. Bandung
: Alfabeta.

18
Susanto, A.B. (2005). World Class Family Business: Membangun Perusahaan
Keluarga Berkelas Dunia. Jakarta: PT. Mizan Pustaka.
Susanto, A.B. Wijanarko, H., Susanto, P. & Mertosono, S. (2007). Family
Business. Jakarta : The Jakarta Consulting Group.
Sukamto, Imam. Industry Kosmetik Tumbuh 12,9 % , Retrived September, 19,
2012, from http://www.tempo.co/read/news/2012/11/07/090440233/Industri-
Kosmetik-Tumbuh-129-Persen
Umar, Husein. (2005). Metode Penelitian Untuk Skripsi Dan Tesis Bisnis. Jakarta
: PT. Raja Grafindo Persada

19

Anda mungkin juga menyukai