Anda di halaman 1dari 36

MEDULA ADRENAL DAN

KORTEKS ADRENAL
Tahoma Siregar, MSi., Apt.
MEDULA ADRENAL DAN KORTEKS ADRENAL
Pendahuluan 
• Terdapat dua organ endokrin di kelenjar adrenal.
– medula adrenal (sebelah dalam) mensekresi :
golongan katekolamin; epinefrin, norepinefrin
dan dopamin;
– korteks adrenal (sebelah luar) mensekresi
hormon-hormon steroid (glukokortikoid;
mineralokortikoid; dan berbagai hormon seks )
gambar 1.
MEDULA ADRENAL DAN KORTEKS ADRENAL
Morfologi Adrenal
• Korteks adrenal dibagi menjadi tiga zona (gambar 3)
– Zona glomerulosa,
– zona retikularis, dan
– zona fasikulata.
• Kelenjar adrenal dibentuk di zona glomerulosa 15%,
zona fasikulata 50%, zona retikularis 7%.
Medula Adrenal
Katekolamin
• Norepinefrin/NE, epinefrin/E dan dopamin/D
disekresi oleh medula adrenal.(Sebagian besar
epinefrin). NE juga masuk ke sirkulasi ujung-ujung
saraf noradrenergik.
• Kadar norepinefrin normal dalam plasma sekitar
300 pg/ml (1,8nmol/L).
• Kadar norepinefrin pada berbagai keadaan pada
gambar 5.
Medula Adrenal
Katekolamin
• Kadar dopamin normal sekitar 35 pg/ml (0,23
nmol/L).
• Sumber Dopamin : medula adrenal, SSO.
• Waktu paruh (T1/2) katekolamin sekitar 2 menit.
• Katekolamin mengalami metoksilasi lalu dioksidasi
menjadi asam 3-metoksi-4-hidroksimandelat (asam
vanilmandelat, VMA), metanefrin dan
normatenefrin.
Efek epinefrin dan norepinefrin

• Efek menyerupai pelepasan muatan saraf


noradrenergik
• Efek metabolik yang mencakup glikogenolisis di hati
dan otot rangka, mobilisasi asam lemak bebas,
peningkatan laktat plasma dan stimulasi tingkat
metabolik.
• Efek NE dan E melalui reseptor α dan β.

• Feokromositoma (tumor medula adrenal)


mensekresikan NE.
Efek Dopamin

• Fungsi fisiologik belum diketahui.


• vasodilatasi di ginjal,
• vasokonstriksi dan inotrop positif pada jantung
melalui β 1.
Korteks Adrenal
Struktur dan biosintesis hormon korteks adrenal
Klasifikasi dan struktur
• Hormon korteks adrenal adalah turunan kolesterol.
• Kolesterol, asam-asam empedu, vitamin D dan
steroid ovarium & testis mengandung inti
siklopentanoperhidrofenantren, Gambar 7.
Korteks adrenal
• Steroid yang disekresikan bermakna secara fisiologis
adalah mineralokortikoid (aldosteron),
glukokortikoid (kortisol, dan kortikosteron), dan
androgen (dehidroepiandrostenedion/DHEA dan
androstenedion).
• Stuktur steroid ini dapat dilihat pada gambar 8 dan
9.
• Deoksikortikosteron suatu mineralokortikoid
disekresi setara dengan aldosteron.
Klasifikasi dan struktur
Steroid sintetik
• Potensi steroid alami dibandingkan steroid sintetik
9α-fluorokortisol, prednisolon dan deksametason,
lihat tabel 2.
Tabel 2. potensi relatif berbagai kortikosteroid
dibandingkan dengan kortisol
Steroid Aktivitas Aktivitas
Glukokortikoid mineralokortikoid
Kortisol 1,0 1,0
Kortioksteron 0,3 15,0
Aldosteron 0,3 3.000,0
Deoksikortikosteron 0,2 100,0
Kortison 0,7 0,8
Prednisolon 4,0 0,8
9α-fluorokortisol 10,0 125,0
Deksametason 25,0 -0
Biosintesis steroid
• Sintesis hormon korteks adrenal secara alami
diringkas pada gambar 8 dan 9. Prekursor dari
semua steroid adalah kolesterol.
Kerja ACTH

• ACTH berikatan dengan reseptor di membran


plasma sel-sel korteks adrenal. Hal ini mengaktifkan
adenilil siklase melalui protein Gs dan peningkatan
AMP intra sel yang terjadi mengaktifkan protein
kinase A.
• Protein kinase A menyebabkan posforilasi kolesteril
ester hidrolase, meningkatkan aktivitasnya, dan
konversi ester-ester kolesteril menjadi kolesterol
bebas meningkat (gambar 10).
• Selanjutnya menyebabkan peningkatan
pembentukan pregnenolon dan turunannya.
Kerja Angiotensin II
• Angiotensin berikatan dengan reseptor ATI di zona
glomerulosa yang bekerja melalui protein G untuk
mengaktifkan fosfolifase C. Peningkatan protein
kinase C yang terjadi mendorong konversi kolesterol
menjadi pregnenolon (gambar 9) dan
mempermudah pembentukan 18-
Hidroksikortikosteron, yang kemudian,
mempermudah pembentukan aldosteron.
TRANSPORT, METABOLISME DAN EKSKRESI
HORMON KORTEKS ADRENAL
Pengikatan glukokortikoid
• Kortisol terikat globulin α yang disebut transkortin
atau globuin pengikat kortikosteroid (corticosteroid
binding globulin, CBG), sedikit terikat ke albumin.
• Waktu paruh kortisol 60-90 menit, kortikosteron 50
menit. Steroid yang terikat, secara fisiologik tidak
aktif.
• Keseimbangan antara kortisol dan protein
pengikatnya serta dampak pengikatan dalam
kaitannya dengan pasokan jaringan dan sekresi
ACTH diringkas dalam gambar 12.
Gambar 12. Hubungan antara kortisol bebas dengan terikat. Panah terputus-putus
menandakan bahwa kortisol menghambat sekresi ACTH. Nilai untuk kortisol bebas
adalah perkiraan; pada sebagian besar penelitian, nilai ini dihitung dengan
mengurangkan kortisol terikat protein dari kortisol plasma total.

ACTH

Korteks adrenal Hipoplasia


anterior

Kortisol bebas
dalam plasma

Kortisol terikat protein


Kortisol
dalam plasma
(13μg/dL) jaringan
Metabolisme dan Ekskresi Glukokortikoid
• Kortisol dimetabolisis di hati, menjadi
dihidrokortisol lalu menjadi tetrahidrokortisol, yang
dikonyugasi menjadi asam glukuronat gambar 13 
Aldosteron
• Terikat ke protein hanya sedikit
• waktu paruhnya singkat (sekitar 20 menit).
• Jumlah yang disekresikan kecil, dan kadar
aldosteron plasma total pada manusia secara
normal sekitar 0,006 μg/dl (0,17 nmol/L), kortisol
(terikat dan bebas) sekitar 13,5 μg/dL (375 nmol/L).
17-Ketosteroid
• Androgen adrenal utama adalah 17- ketosteroid
dehidroepiandrosteron.
EFEK ANDROGEN DAN ESTROGEN ADRENAL
Androgen
• Efek maskulinisasi, anabolisme protein dan pertumbuhan.
• Testoteron dari testis adalah androgen paling aktif, dan aktivitas
androgen adrenal kurang dari 20% aktivitas testosteron testis.
• Sekresi dikendalikan oleh ACTH dan mungkin oleh hormon
hipopisis perangsang androgen adrenal tetapi tidak oleh
gonadotropin.
• [dehidroepiandrosteron]plasma mencapai puncaknya pada usia
25 pada pria dan wanita normal, menurun sampai nilai rendah
diusia tua.
• Hormon-hormon ini dapat menimbulkan maskulinisasi bila
disekresi dalam jumlah berlebihan.
Estrogen
• Androgen adrenal, androstenedion, diubah menjadi estrogen.
EFEK FISIOLOGIK GLUKOKORTIKOID
Insufisiensi adrenal
• Pada hewan dan manusia yang mengalami
adrenalektomi, terjadi kehilangan Na+ disertai
insufisiensi sirkulasi, hipotensi dan syok.
Mekanisme kerja
• Glukokortikoid berikatan dengan reseptor
glukokortikoid
Efek pada sekresi ACTH
• Glukokortikoid menghambat sekresi ACTH
EFEK FARMAKOLOGIK DAN PATOLOGIK
GLUKOKORTIKOID
Sindrom Cushing
• Akibat peningkatan glukokortikoid plasma yang
berkepanjangan dijelaskan oleh Hervey Cushing dan disebut
Sindrom Cushing (gambar 14).
• Kelainan ini dapat bersifat tidak tergantung ACTH atau
bergantung pada ACTH. Penyebab Sindrom Cushing yang
tidak bergantung ACTH adalah tumor-tumor adrenal dan
pemberian dalam jangka panjang dan penyakit seperi
arthritis rheumatoid.
• Penyebab Sindrom Cushing yang bergantung ACTH adalah
tumor-tumor kenjar hipofisis anterior yang mensekresi ACTH
atau CRH. Sindrom Cushing yang diakibatkan oleh tumor-
tumor hipofisis anterior sering kali disebut penyakit Cushing.
Sindrom Cushing
• Penderita Sindrom Cushing mengalami penyusutan protein
akibat katabolisme protein yang berlebihan. Lemak tubuh
mengalami redistribusi ulang dangan cara yang khas, tampak
kurus, lemak berkumpul didinding abdomen, wajah dan
punggung bagian atas timbunan lemak ini seperti ”punuk
sapi” (buffalo hump)
• Asam amino yang dilepaskan dari katabolisme protein
diubah menjadi glukosa di hati dan timbulnya hiperglikemia
dapat memicu timbulnya diabetes melitus yang resisten
insulin.
• Kelebihan glukokortikoid menyebabkan penipisan tulang
dengan berkurangnya pembentukan dan meningkatnya
resorpsi tulang. Hal ini menyebabkan terjadinya
osteoporosis.
Efek antiinflamasi dan antialergi glukokortikoid
• Glukokortikoid menghambat respons radang
terhadap cedera jaringan.
• Glukokortikoid menekan manifestasi penyakit alergi
yang disebabkan oleh pelepasan histamin dan
jaringan.
• Pemberian glukokortikoid mengurangi gejala
penyakit infeksi seperti demam, nyeri. Hal ini
bebahaya jika tanpa obat causal, sebab dapat
memperlambat diagnosis.
• Glukokortikoid menghambat inflamasi lokal dengan
inhibisi fosfolifase A2, yang mengurangi pelepasan
asam arakhidonat. 
Efek antiinflamasi dan antialergi glukokortikoid
Efek lain
• Glukokortikoid dosis besar menghambat
pertumbuhan, menurunkan sekresi hormon
pertumbuhan, menginduksi feniletanolamin-N-
metiltransferase (PNMT) dan menurunkan sekresi
TSH. Selama masa kehidupan janin, glukokortikoid
mempercepat pematangan surfaktan di paru.
PENGATURAN SEKRESI GLUKOKORTIKOID
Irama sirkardian
• ACTH disekresikan tidak teratur sepanjang hari, dan
kortisol plasma cenderung meningkat dan menurun.
Pada manusia sekresi / pembentukan kortisol
sebagai letupan. Letupan paling sering pagi hari
75% antara jam 4-10 pagi. Letupan paling jarang
pada malam hari.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai