Anda di halaman 1dari 3

KORTEKS ADRENAL

Kelenjar adrenal sebenarnya adalah dua organ endokrin; satu menyelubungi yang lain. Korteks adrenal
di sebelah luar mengenluarkan beragam hormone steroid, termasuk glukortikortikoid misalnya kortisol,
mineralokortikortikoid misalnya aldosteron, dan hormone seks, terutama androgen. Glukokrtikortikoid
membantu tubuh mengatur metabolism karbohidrat, protein, dan lemak. Mineralokortikoid berperan
dalam mengatur keseimbangan Na+ dan K+ dan volume cairan ektrasel. Glukortikoid berperan dalam
mengatur keseimbangan Na+ dan K+ dan volume cairan ekstrasel. Glukokortikoid dan mineralokortikoid
meruapakn zat yang esensial untuk kelangsungan hidup, sementara androgen adrenal hanya berperan
kecil dalam fungsi reproduksi. Medula adrenal disebelah dalam,mengeluarkan katekolamin (epineprin,
norepineprin, dan dopamine) serta peptida vasodilator kuat, yaitu adrenomedulin. Katekolamin
membantu mempersiapkan individu menghadapi situasi darurat. Adrenomedulin membantu tubuh
mempertahankan homeostatis kardiovaskuler dan ginjal melalui vasodilatasi, dieresis, dan natriuresis.

Gangguan utama korteks adrenal ditandai oleh kelebihan atau kekurangan sekresi setiap tipe hormone
adrenokorteks: hiperkortisolisme (sindrom Cushing), insufisiensi adrenal ( penyakit Addison),
hiperaldosteronisme, hipoaldosteronisme, dan kelebihan androgen (sindrom adrenogenital)

STRUKTUR DAN GUNGSI NORMAL KORTEKS ADRENAL

A. ANATOMI
Kelenjar adrenal adalah sepasang organ yang terletak di daerah retroperineum di dekat kutub
superior ginjal. Kelenjar ini berbentuk bulan-sabit gepeng yang bersama-sama memliki berat
normal sekitar 8-10 g. Setiap kelenjar dibungkus secara ketat oleh simpai fibrosa dan dikelilingi
oleh lemak. Kedua adrenal memiliki aliran darah yang berlimpah.
Secara makroskopis, setiap kelenjar terdiri atas dua lapisan kosentris. Lapisan kuning diperifer
adalah korteks adrenal, dan lapisan tengah yang berwarna coklat kemerahan adalah medulla
adrenal. Jaringan korteks adrenal kadang-kadang terdapat ditempat lain, bisanya didekat ginjal
atau disepanjang jalur yang dilalui gonad saat terjadinya desensus gonad tersebut pada masa
mudigah.

B. HISTOLOGI
Korteks adrenal dapat dibagi lagi menjadi tiga lapisan kosentris: zona glomerulosa, zona
fasiculata, dan zona reticularis. Zona glomerulosa adalah lapisan terluar, yang terletak tepat
dibawah simapi. Sel-sel zona glomerulosa memiliki bentuk kolumnar atau pyramid dan tersusu
membentuk kelompok-kelompok rapat yang biulat atau melengkung dan dikelilingi oleh kapiler.
Sel-sel di zona ini menyekresi mineralokortikoid, terutama aldosteron. Zona fasiculata alah
lapisan korteks bagian tengah. Sel-sel zona fasiculata adalah lapisan korteks berbentuk
polyhedral dan tersususn dalam korda atau kolom yang lurus, dengan ketebalan satu atau dua
sel, dan tersusun tegak lurus, dengan ketebalan satu atau dua sel, dan tersusun tegak lurus
terhadap simpai dengan kapiler yang terletak diantaranya. Zona reticularis, lapisan terdalam
korteks, terletak antara zona fasiculata dan medulla adrenal; bagian ini membentuk 7% massa
kelenjar adrenal. Sel-sel zona reticularis lebih kecil dariapada sel-sel di kedua zona lainnya dan
tersusun dalam korda-korda irregular atau membentuk suatu jalinan. Sel-sel fasiculata dan
reticularis menyekresi gukokortikoid, terutama kortisol dan kortikosteron, dan hormone seks,
terutama androgen seperti dehidroepiandrosteron. Ultrastruktur ketiga tipe sel adrenokorteks
serupa dengan ultrastruktur sel-sel penghasil steroid lainnya di tubuh. Hormone steroid yang
dihasilkan merupakan molekul larut-lipid dengan berat molekul kecil serta mampu berdifusi
bebas melalui membrane sel.

C. FISIOLOGI KORTEKS ADRENAL NORMAL


1. GLUKOKORTIKOID
Sintesis Glukortikoid, Pengikatan Protein, dan Metabolisme
Kortisol dan kortikosteron disebut sebagai glukokortikoid karena keduanya meningkatkan
pengeluaran glukosa hati dengan keduanya meningkatkan pengeluaran glukosa hati dengan
merangsang katabolisme protein dan lemak perifer untuk menghasilkan substrat bagi
glukoneogenesis di hati. Glukokortikoid membantu mengatur metabolism karbohidrat,
protein dan lemak. Hormon-hormon ini bekerja di hampir semua sel tubuh.

a. Pembentukan dan Pengikatan Pada Protein Plasma


Glukortikoid utama yang dikeluarkan oleh korteks adrenal adalah kortisol dan
kortikosteron. Kortisol dan kortikosteron disekresikan dalam bentuk tidak terikat, tetapi
beredar dalam bentuk terikat pada protein plasma. Keduanya terutama berikatan
dengan corticosteroid-binding globulin (CBG, globulin pengikat-kortikosteroid, atau
transkortin) dan dengan jumlah yang lebih sedikit pada albumin. Ikatan dengan protein
ini terutama berfungsi menyebarkan dan menyalurkan hormone ke jaringan target yang
memperlambat bersihan metaboliknya dari darah, dan mencegah fluktuasi kadar
glukokortikoid sewaktu kelenjar mengeluarkan hormone tersebut secara episodic

b. Globulin Pemgikat-Kortikosteroid (CBG)


CBG (BM-50.000) adalah suatu -globulin yang disintesis di hati. Produksi protein ini
meningkta pada kehamilan, oelh terapi estrogen atau kontrasepsi oral, pada
hipertiroidisme, diabetes, penyakit hematologic tertentu, dan kelebihan CBG familial.
Jika kadar CBG meningkat, lebih banyak kortisol yang terikat, dan kadar kortisol bebas
menurun secara temporer. Penurunan ini merangsang sekresi adrenokortikotropin
hipofisis (ACTH) sehingga produksi kortisol meningkat. Akhirnya, kadar kortisol bebas
dan sekresi ACTH kembali ke normal tetapi dengan peningkatann jumlah kortisol yang
terikat pada protein. Produksi CBG menurun pada sirosis, sindrom nefrotik,
hipotiroidisme, myeloma multiple, dan defisiensi CBG familial. Jika kadar CBG menurun,
terjadi perubahan-perubahan dalam arah yang berlawanan.

c. Glukokortikoid Bebas dan Terikat


Dalam keadaan normal, sekitar 96% kortisol dalam darah terikat pada CBG dan 4%
bebas (tak terikat). Hormon yang terikat bersifat inaktif. Hormon bentuk bebas aktif
secara fisiologis. Kortisol plasma total pagi hari normalnya adalah 5-20 g/dL (140-550
mmol/L). Karena kortisol lebih banyak terikat pada protein dibandingkan kortokosteron,
waktu parunya dalam sirkulasi menjadi lebih lama ( -60-90 menit) daripada waktu paruh
kortikosteron (-50 menit)

d. Metabolisme
Glukokortikoid dimetabolisme di hati dan dikonjugasi dengan gugus glukuronida atau
sulfat. Metabolit terkonjugasi yang inaktif diekskresikan dalam urine dan tinja.
Metabolisme kortisol rendah pada masa bayi, lansia, kehamilan, penyakit hati kronik,
hipotiroidisme, anoreksia nervosa, pembedahan, kelaparan, dan stres fisiologis besar
lainnya. Katabolisme kortisol meningkat pada tirotoksikosis. Karena ikatannya yang
kuuat dengan protein dan tingginya metabolism sebelum ekskresi, kurang dari 1%
kortisol yang disekresikan muncul di urine sebagai kortisol bebas

Regulasi Sekresi
a. Hormon Adrenokortikotropik dan Corticotropin-Releasing Hormone
Sekresi glukokortikoid terutama diatur oleh hormone adrenokortikotropik (ACTH), suatu
polipetida 39- asam amino yang disekresikan oleh hipofisis anterior. Waktu paruhnya
dalam sirkulasi sangat singkat (-10 menit). Tempat katabolismenya tidak diketahui.
ACTH mengatur sekresi basal glukokortikoid dan peningkatan sekresi yang dipicu oleh
stress.
ACTH selanjutnya diatur oleh SSP dan hipotalamus oleh corticotrophin-releasing
hormone (CRH), suatu polipeptida 41-asam amino yang dikeluarkan oleh eminentia
mediana

Anda mungkin juga menyukai