Anda di halaman 1dari 40

Anatomi dan Fisiologi

Kelenjar Adrenal

Woro Harjaningsih
Anatomi
 Kelenjar adrenal adl
sepasang organ di daerah
retroperitoneal dekat
kutub atas ginjal
 Letaknya saling merapat,
berbentuk seperti sabit,
berat keduanya secara
normal sekitar 8 – 10 g.
 Tertutup oleh kapsul
berserabut dan dikelilingi
lemak
 Aliran darah yg masuk ke
adrenal adl byk sekali
Tiap kelenjar terdiri atas
2 bagian :
- Medula adrenal (20%)

- Korteks adrenal (80%)


Korteks adrenal :
-Zona retikularis mensekresi kortisol (glukokortikoid) dan
hormon sex
-Zona fasikulata

-Zona glomerulosa → mensekresi aldosteron


(mineralokortikoid)
2 jenis hormon adrenokortikal yang utama, yaitu :
Mineralokortikoid dan glukokortikoid
FISIOLOGI
 Glukokortikoid
Kortisol dan kortikosteron  glukokortikoid
karena keduanya meningkatkan output glukosa
hepatik mell stimulasi katabolisme lemak &
protein perifer dlm menyediakan substrat utk
glukoneogenesis hepatik
Glukokortikoid membantu regulasi metabolisme
KH, protein & lemak  beraksi pd semua sel
tubuh
Sintesis glukokortikoid
Pengikatan glukokortikoid dg
protein plasma
 Kortisol & kortikosteron terutama terikat dg
corticosteroid – binding globulin (CBG) atau
transcortin dan pengikatan yang lebih kecil
dengan albumin.
 Pengikatan dg protein utk mendistribusikan &
menghantarkan hormon ke jaringan target, ttp
mgk juga memperlambat klirens metabolik &
mencegah fluktuasi yg tajam kadar
glukokortikoid selama episode sekresi dari
kelenjar adrenal
Corticosteroid-Binding Globulin
(CBG)
 BM ~50,000
 Merupakan α- globulin yang disintesis di
liver
 Produksinya meningkat pada kehamilan,
terapi estrogen & kontrasepsi oral,
hipertiroidisme, DM, gangguan hematologi
ttt & kelebihan CBG familial
 Ketika kadar CBG meningkat  lebih byk yg terikat dan
kadar kortisol bebas menurun secara sementara.
 Kondisi ini menstimulasi sekresi ACTH dari hipofisis dan
produksi kortisol dari adrenal yg lebih banyak
 Selanjutnya kadar kortisol bebas & sekresi ACTH kembali
normal, ttp bersamaan dg itu, kadar kortisol terikat
protein akan meningkat
 Produksi CBG menurun pada sirosis, sindroma nefrotik,
hipotiroidisme, mieloma multiple & defisiensi CBG familial.
Ketika CBG menurun, tjd kondisi yang berlawanan dg di atas.
Glukokortikoid bebas & terikat
 Scr normal, 90% kortisol di sirkulasi terikat dg
CBG dan 10% adalah bebas
 Btk terikat inaktif
 Btk bebas aktif scr fisiologi
 Kadar normal total kortisol plasma (malam
hari) : 5 – 20 µg/dL (140 – 550 nmol/L)
 t½ sirkulasi kortisol sekitar 60 – 90 menit krn
jumlah yg terikat protein > drpd kortikosteron
(50 menit)
Metabolisme glukokortikoid
 Dimetabolisme di liver dan berkonjugasi dg glukoronida
dan sulfat
 Metabolit terkonjugasi inaktif diekskresikan dlm urin dan
feses
 Metabolisme kortisol menurun pada masa bayi, usia tua,
kehamilan, penyakit liver kronik, hipotiroidisme, nervosa
anoreksia, pembedahan, starvasi dan stress fisiologik
mayor lain
 Katabolisme kortisol meningkat pd tirotoxicosis
 Kurang dari 1% kortisol yg diekskresi dlm urin berbentuk
kortisol bebas
Mekanisme feedback negatif
Efek penghentian terapi
kortikosteroid
Ritme diurnal sekresi ACTH
 ACTH paling sering disekresi pada pagi
hari
 ACTH paling jarang disekresi pada malam
hari
 Puncak kadar kortisol secara normal
antara jam 6 – 8 pagi dan mencapai nadir
pada jam 12 malam
 Secara normal kadar ACTH pada pagi hari
sekitar 25 pg/mL (5,5 pmol/L)
 Kadar ACTH dan kortisol plasma bervariasi
tergantung kondisi fisiologi
 Ritme diurnal tergantung pada pola tidur,
paparan cahaya, intake makanan, stress
fisik / penyakit, pembedahan, trauma,
starvasi, stress psikologi (ansietas berat,
depresi, maniak), ggn CNS dan hipofisis,
penyakit liver, CRF, alkoholisme dan obat
antiserotonik seperti siproheptadin
Efek stress
 Stress (emosi : takut dan cemas) dan fisik
(pembedahan atau hipoglikemia) dapat
memicu release CRH dari hipotalamus dan
memicu release ACTH dari hipofisis
peningkatan sementara kadar kortisol
Efek pembedahan pada sekresi
kortisol
Efek ACTH pada adrenal
 ACTH dlm sirkulasi sistemik akan mengikat
reseptor afinitas tinggi pada membran sel
adrenokortikal, mengaktivasi adenyl cyclase,
meningkatkan cAMP intraseluler dan
menstimulasi sintesis enzim yg mengubah
kolesterol mjd prekursor hormon steroid
 Hipersekresi yg lama atau pemberian ACTH
menyebabkan hiperplasia adrenokortikal &
hipertrofi
 Sedangkan defisiensi ACTH yg lama
menyebabkan atrofi adrenokortikal
Mekanisme aksi
 Efek fisiologi glukokortikoid merupakan hasil
pengikatan pada reseptor glukokortikoid sitosol.
 Kompleks reseptor – hormon kemudian masuk
ke dlm nukleus, mengikat inti DNA, dan
menstimulasi transkripsi DNA, menghasilkan
mRNAs dan sintesis protein
 Enzim dan protein lain yg terbentuk berfungsi
sbg mediator respon glukokortikoid dimana
memiliki efek inhibitory atau stimulatory, hal ini
tergantung pada jaringan yg terlibat
Efek fisiologi glukokortikoid pada
jaringan target
Mineralokortikoid
 Fungsi primer : mengatur ekskresi Na+ dan
mempertahankan volume intravaskuler normal
 Di samping pengaruh mineralokortikoid, ekskresi
Na+ juga dipengaruhi oleh beberapa faktor :
GFR, peptida atrial natriuretik, adanya diuretik
osmotik dan perubahan reabsorpsi tubuli Na+ yg
tdk diatur oleh mineralokortikoid
Sintesis mineralokortikoid
 Aldosteron
merupakan
mineralokortikoid
utama yg disekresi
oleh adrenal
Pengikatan dg protein
 Aldosteron juga terikat dg protein plasma
(albumin dan CBG)
 Jumlah aldosteron yang disekresi pada kondisi
normal adl kecil (sekitar 0,15 mg/24 jam)
 Kadar rata2 normal (bebas & terikat) adl 0,006
µg/dL (0,17 nmol/L)
 Aldosteron bebas (tidak terikat) sekitar 30 –
40% dari aldosteron total
Metabolisme
 t½ aldosteron sangat pendek (sekitar 20 –
30 menit)
 Dikatabolisme terutama di liver dan hasil
metabolismenya diekskresikan dlm urin
 Kurang dari 1% aldosteron yg diekskresi
dlm urin berada dlm btk bebas
Regulasi
 Sekresi aldosteron terutama diatur oleh
Sistem RAA (Renin-Angiotensin-
Aldosteron), di samping itu juga diatur
oleh : ACTH hipofisis dan elektrolit plasma
(Na+ dan K+)
Regulasi oleh sistim RAA
Regulasi oleh ACTH
 ACTH juga menstimulasi sekresi aldosteron
 Meskipun jml ACTH lebih byk untuk
menstimulasi mineralokortikoid drpd
glukokortikoid, ttp masih dlm rentang kadar
ACTH normal
 Efek ACTH pada sekresi aldosteron adl
sementara
 Meskipun sekresi ACTH tetap meningkat,
produksi aldosteron menurun sampai normal
dalam 48 jam, kmk akibat penurunan sekresi
renin akibat respon hipervolemia
Regulasi oleh elektrolit plasma
 Peningkatan kons K+ atau penurunan Na+ akan
menstimulasi release aldosteron
 Berlawanan dg hal tsb, penurunan kons K+ atau
peningkatan Na+ akan menghambat release aldosteron
 Untuk menstimulasi sekresi aldosteron maka diperlukan
perubahan / peningkatan minor K+ plasma (1 mEq/ L
atau kurang), perubahan mayor Na+ plasma (penurunan
drastis sekitar 20 mEq/L)
 Deplesi Na+ akan meningkatkan afinitas dan jml
reseptor angiotensin II pada sel adrenokortikal
Mekanisme aksi aldosteron
 Kompleks dan tidak diketahui secara lengkap
 Aldosteron spt halnya hormon steroid lain
berefek mell pengikatan pd reseptor
mineralokortikoid di dlm sitosol
 Kompleks reseptor-steroid kmd bergerak masuk
ke nukleus pada sel target dan meningkatkan
transkripsi DNA, menginduksi mRNA dan
menstimulasi sintesis protein oleh ribosom
 Protein yg terbentuk akan beraksi meningkatkan
transport aktif Na+ melalui pompa Na+
Efek
 Sel target mineralokortikoid adl ginjal, kolon,
duodenum, kelenjar saliva dan kelenjar keringat
 Di dalam tubuli renal bagian distal dan collecting
ducts, aldosteron berefek menstimulasi
pertukaran Na+ dengan K+ dan H+,
menyebabkan retensi Na+, diuresis K+ dan
peningkatan keasaman urin
 Di samping itu juga meningkatkan reabsorpsi
Na+ dari cairan kolon, saliva dan keringat
 Mineralokortikoid juga meningkatkan konsentrasi
K+ dan menurunkan Na+ pada otot dan sel otak
Hormon2 adrenokortikal yang penting

 Mineralokortikoid
1. Aldosteron (sangat kuat, mencakup kira2 90% dari
seluruh aktivitas mineralokortikoid)
2. Desoksikortikosteron (1/15 kekuatan aldosteron, ttp sgt
sedikit diekskresi)
3. Kortikosteron (aktivitas lemah)
4. 9 α fluorokortisol (sintetik, sedikit lebih kuat daripada
aldosteron)
5. Kortisol (aktivitas mineralokortikoidnya sangat lemah ttp
disekresi dlm jml banyak)
6. Kortison (sintetik, aktivitas mineralokortikoidnya lemah)
 Glukokortikoid
1. Kortisol (sangat kuat, mencakup kira2 95% dari seluruh
aktivitas glukokortikoid)
2. Kortikosteron (kira2 4% seluruh aktivitas glukokortikoid,
namun jauh lebih lemah daripada kortisol)
3. Kortison (sintetik, hampir sekuat kortisol)
4. Prednison (sintetik, 4 X lebih kuat daripada kortisol)
5. Metilprednisolon (sintetik, 5 X lebih kuat daripada
kortisol)
6. Deksametason (sintetik, 30 X lebih kuat daripada
kortisol)
Perbandingan aktivitas preparasi steroid

Perbandingan Sebagai
aktivitas preparasi glukokortikoid dan
steroid mineralokortikoid
Aktivitas Aktivitas
glukokortikoid mineralokortikoid
kortisol 1 1

prednison 5 1

deksametason 30 2

fludrikortison 10 400
Gangguan pada korteks adrenal
 Hiperkortisolism (Cushing’s syndrome)
 Adrenal insufficiency (Addison’s disease)
 Hyperaldosteronism (Conn’s syndrome)
 Hypoaldosteronism
 Androgen excess (adrenogenital
syndrome)

Anda mungkin juga menyukai