Anda di halaman 1dari 14

BIOKIMIA KLINIS

KELOMPOK 5 :
KHAIRINA HERDA (20160013)
DILLA PUTRIA LISA (20160014)
DINA ISLAMMIAH (20160024)
HIZZATUL NADILA (20160023)
AZZAHRAH PRATIWI (20160025)

KELAS :
2 FARMASI 1

DOSEN PENGAMPU :
HELMICE AFRIYENI, M. Fram, Apt.
Kelainan Kadar Gula Darah

Glukosa darah atau kadar gula darah adalah istilah yang mengacu kepada tingkat
glukosa di dalam darah. Konsentrasi gula darah atau tingkat glukosa serum, diatur dengan
ketat di dalam tubuh. Glukosa yang dialirkan melalui darah adalah sumber utama energi untuk
sel - sel tubuh. Glukosa ( kadar gula darah ) yaitu suatu gula monosakarida yang merupakan
karbohidrat terpenting yang digunakan sebagai sumber tenaga utama dalam tubuh. Glukosa
merupakan prekursor untuk sintesis semua karbohidrat lain di dalam tubuh seperti glikogen,
ribose dan deoxiribose dalam asam nukleat, galaktosa dalam laktosa susu, dalam glikolipid,
dan dalam glikoprotein dan proteoglikan.
Kelainan Kadar Gula Darah

Penyebab penyakit gula darah kerap dikaitkan dengan diabetes. Gula darah adalah
gula yang dibawa aliran darah ke semua sel dalam tubuh untuk memasok energi. Seseorang
perlu menjaga kadar gula darah dalam kisaran yang aman untuk mengurangi risiko diabetes
dan penyakit jantung. Penyebab penyakit gula darah dipicu oleh kadar gula darah yang jauh
dari kisaran normal. Ada dua jenis penyakit gula darah, hiperglikemia dan hipoglikemia.
Keduanya memiliki penyebab penyakit gula darah yang berbeda. Penyebab penyakit gula
darah ini juga disebabkan oleh produksi hormon insulin yang tidak normal.
Kelainan Kadar Gula Darah
● Hiperglikemia
Hiperglikemia merupakan suatu keadaan meningkatnya kadar glukosa darah
melebihi normal. Hiperglikemia adalah kondisi kadar gula darah tinggi yang umumnya terjadi
pada pengidap diabetes melitus. Kondisi kadar gula darah yang tinggi terjadi saat tubuh
kekurangan atau tidak dapat menggunakan hormon insulin dengan baik. Hiperglikemia sering
kali tidak menunjukkan gejala berarti sampai glukosa darah benar - benar melonjak melebihi
200 mg/dL, atau 11 mmol/L.
Penyebab hiperglikemia adalah terganggunya kestabilan gula darah yang
dipengaruhi oleh gangguan pada proses produksi dan fungsi hormon insulin. Setelah makan,
tubuh akan memecah karbohidrat dari makanan menjadi molekul yang lebih sederhana, yakni
glukosa ( gula darah ) sebagai sumber energi utama bagi tubuh.
Kelainan Kadar Gula Darah
● Hipoglikemia
Hipoglikemia merupakan suatu keadaan saat kadar gula darah ( glukosa ) secara
abnormal rendah yang menunjukkan nilai kurang dari 3,9 mmol/ l (70 mg/dl) dan merupakan
komplikasi akut DM yang seringkali terjadi secara berulang. Hipoglikemia yang tidak tertangani
dengan baik dapat memperberat penyakit diabetes bahkan menyebabkan kematian.

Hipoglikemia pada penderita diabetes melitus dapat disebabkan oleh beberapa hal,
di antaranya pemberian dosis insulin yang berlebih, perhitungan dosis insulin yang tidak sesuai
dengan intake makanan, penggunaan obat hipoglikemia oral jenis sulfonilurea sebagai obat
untuk menstimulasi produksi insulin tubuh, makan terlalu sedikit atau terlewatkan waktu
makan, dan aktivitas fisik yang berlebih.
Protein Plasma
Hipoalbuminemia adalah kondisi dimana kadar albumin dalam darah di bawah normal. Albumin
adalah protein dalam darah yang dihasilkan oleh hati. Sebanyak 60%komposisi protein dalam darah merupakan
albumin. Albumin juga memiliki banyak fungsi, seperti regenerasi jaringan tubuh dan menjaga cairan tubuh agar
tidak bocor keluar dari pembuluh darah. Selain itu, albumin juga berfungsi untuk menyalurkan beberapa zat ke
seluruh tubuh di antaranya hormon, vitamin, mineral, bilirubin, lemak, serta obat - obatan.
Peningkatan kadar albumin dalam serum disebut hyperalbuminemia. Hyperalbuminemia merupakan
suatu keadaan yang jarang ditemukan. Hyperalbuminemia biasanya dijumpai apabila seseorang mengalami
dehidrasi akut dan syok. Selain itu, hyperalbuminemia juga dapat disebabkan karena penerapan diet tinggi
protein dan penggunaan tourniquet dalam waktu yang lama ketika proses pengambilan darah. Kadar albumin
serum dikategorikan hyperalbuminemia apabila kadar albumin > 5,5 gram/dl dimana kadar albumin serum
normal yaitu 3,5 - 5,5 gram/dl.
Kelainan Metabolisme Lipid dan Lipoprotein

● Displidemia
Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan kenaikan
kadar kolesterol total, kolesterol LDL, kenaikkan kadar trigliserida serta penurunan kadar HDL.
Dislipidemia adalah kandungan kadar lemak dalam darah yang terlalu tinggi atau terlalu
rendah. Dislipidemia dibagi menjadi dua yaitu dislipidemia primer dan sekunder. Dislipidemia
primer disebabkan oleh faktor genetik yang diturunkan dari keluarga. Dislipidemia sekunder
disebabkan oleh gaya hidup dan kondisi medis yang mempengaruhi kadar lemak dalam darah.
Kelainan Metabolisme Lipid dan Lipoprotein
● Hyperlipoproteinemia
Hiperlipoproteinemia merupakan gangguan penghantaran lipid akibat Peningkatan
kecepatan sintesis atau keterlambatan degradasi lipoprotein yang membawa kolesterol dan
trigliserida melalui plasma. Hyperlipoproteinemia dibagi menjadi 2 yaitu :

 Hyperlipoproteinemia primer yang merupakan akibat langsung


defek primer sintesis atau degradasi partikel lipoprotein.

 Hyperlipoproteinemia sekunder merupakan bagian susunan abnormalitas akibat


gangguan sistem metabolik seperti defisiensi tiroid atau defisiensi insulin.
Uji Fungsi Hati
Uji fungsi hati adalah pemeriksaan untuk mengetahui kondisi organ hati. Tes ini dilakukan
dengan memeriksa kadar enzim dan protein yang terdapat di dalam sampel darah. Hati memiliki
banyak fungsi penting bagi tubuh, antara lain mencerna makanan, memproduksi protein, dan
menyimpan energi. Jika fungsinya terganggu maka tubuh akan mengalami sejumlah keluhan, seperti
penyakit kuning, diare, mual, dan muntah. Pada kasus tersebut, uji fungsi hati diperlukan untuk
memeriksa kondisi hati.
Tes ALT dan AST dilakukan untuk mengukur enzim yang dilepaskan hati sebagai respons
terhadap kerusakan atau penyakit. Tes albumin sendiri dilakukan untuk mengukur kondisi hati yang
menciptakan albumin di mana albumin berfungsi untuk menghentikan cairan dari kebocoran
pembuluh darah, memelihara jaringan tubuh, mengangkut hormon, vitamin, dan zat lain ke seluruh
tubuh.
Uji Fungsi Hati

Tes ALT dan AST dilakukan untuk mengukur enzim yang dilepaskan hati sebagai
respons terhadap kerusakan atau penyakit. Tes albumin sendiri dilakukan untuk mengukur
kondisi hati yang menciptakan albumin di mana albumin berfungsi untuk menghentikan cairan
dari kebocoran pembuluh darah, memelihara jaringan tubuh, mengangkut hormon, vitamin,
dan zat lain ke seluruh tubuh.
Tes bilirubin untuk mengetahui seberapa baik kerja hati membuang bilirubin. ALP
dapat digunakan untuk mengevaluasi sistem saluran empedu dari hati. Tingkat ALP yang tinggi
dapat mengindikasikan peradangan hati, penyumbatan saluran empedu, atau penyakit tulang.
Namun, beberapa kondisi tertentu tingkat ALP bisa lebih tinggi ketimbang biasa, misalnya
ketika anak dalam masa pertumbuhan ataupun masa kehamilan. Oleh karena itu, perlu
pengecekan medis untuk mengetahui jelas penyebab peningkatannya.
Uji Fungsi Ginjal
Uji fungsi ginjal adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk melihat seberapa baik kerja ginjal dan
mendeteksi jenis gangguan yang terjadi pada organ tersebut. Uji fungsi ginjal dapat dilakukan dengan beberapa
cara, yaitu :
● Tes Urine atau Urinalisis
Tujuan urinalisis adalah menilai ada tidaknya partikel protein, darah, nanah, bakteri, dan glukosa dalam
urine. Keberadaan partikel - partikel ini bisa mengindikasikan infeksi ginjal, infeksi kandung kemih, penyakit ginjal,
batu ginjal, dan diabetes.
● Tes Serum Kreatinin
Tes serum kreatinin dilakukan untuk melihat kadar kreatinin dalam darah. Pada kondisi normal, ginjal
biasanya akan menyaring habis kreatinin sehingga apabila zat ini masih banyak terdapat di darah, itu artinya
fungsi ginjal sedang terganggu. Kadar kreatinin yang normal adalah 1,2 mg/dL untuk wanita dan 1,4 mg/dL untuk
pria. Lebih dari itu, ginjal dapat dinyatakan memiliki kelainan fungsi.
Uji Fungsi Ginjal
● Tes Mikroalbuminuria Dalam Urine ( Microalbuminuria ) dan Rasio Albumin – Kreatinin
Kedua pemeriksaan ini bertujuan menentukan kadar albumin dalam urine. Kadar albumin yang
normal adalah di bawah 30 mg/dL. Albumin merupakan protein penting dalam darah. Bila ginjal
membuang terlalu banyak albumin dalam urine, kondisi ini dapat menandakan fungsi ginjal yang tidak
terlalu baik. Mikroalbuminuria termasuk tes yang bisa mendeteksi keberadaan protein dalam urine
dengan lebih rinci. Sekecil apapun keberadaannya, tes ini bisa mendeteksinya. Karena itu,
mikroalbuminuria pada orang yang berisiko tinggi mengalami gangguan ginjal meski tes urine lainnya
memberikan hasil negatif.
● Blood Urea Nitrogen ( BUN )
Pemeriksaan ini berfungsi menilai zat sisa dalam darah ( urea nitrogen ). Kadar normalnya
adalah 7 - 20 mg/dL. Kadar yang lebih tinggi dari angka tersebut bisa menandakan adanya gangguan
fungsi ginjal, diet tinggi protein, atau konsumsi antibiotik tertentu.
Uji Fungsi Ginjal

● Pemeriksaan Estimasi Glomerular Filtration Rate ( GFR )


Hasil GFR menunjukkan seberapa baik laju filtrasi yang dilakukan oleh ginjal. Nilai
GFR didapatkan dari hasil perhitungan manual. Variabel yang dimasukkan dalam
penghitungan GFR meliputi usia, jenis kelamin, ras, dan nilai kreatinin. Nilai normal GFR adalah
60 mg/dL ke atas. Bila di bawah angka ini, pasien kemungkinan mengalami gangguan fungsi
ginjal.
● Uji Bersihan Kreatinin
Tes fungsi ginjal lain yang tidak kalah penting adalah uji bersihan kreatinin (
creatinine clearance test ). Pemeriksaan ini menggunakan sampel darah dan urine dalam 24
jam terakhir.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai