Anda di halaman 1dari 2

Pyelonefritis

Patogenesis dan patofisiologi

Pielonefritis adalah infeksi dari parenkim ginjal .Seperti halnya pada infeksi saluran kemih
lain, E.coli merupakan bakteri yang paling banyak ditemukan pada pielonefritis (70-87%). E.coli
memiliki faktor virulensi yang membantu dalam perlekatan, kenaikan, dan penghindaran dari sistem
imun. Faktor virulensi ini adalah pili, lebih tepatnya pili tipe 1 sensitif manosa (Mannose
sensitivite,type 1 pili). Pili tipe 1 adalah adhesin (sesuatu untuk melekat) yang ditemukan hampir pada
semua subtipe E.coli dan penting dalam kolonisasi dan infeksi. Pili tipe 1 juga memfasilitasi
pembentukan komunitas bakteri intraseluler atau IBC (Intracellular bacterial communities), gabungan
bakteri dengan sifat biofilm. IBC mentamengi bakteri dari antimikrobial dan sistem imun, juga secara
periodik melepaskan beberapa bakteri ke lumen kandung kemih (bakteri bergerak dengan flagel).
E.coli tipe UPEC khususnya sangat adhesif sehingga mudah untuk naik keatas.
E.coli UPEC akan mengkolonisasi uretra membentuk IBC. Secara periodik, IBC akan
melepaskan beberapa E.coli. E.coli ini dikarenakan faktor virulensi,yakni pili tipe 1, mempu naik ke
atas uretra dan menginfeksi kantung kemih (sistitis) dan mampu lebih jauh lagi ke ginjal itu sendiri
(pielonefritis). Perlekatan bakteri ke urotelium (epitel saluran kemih,epitel transisional) di ginjal
memicu keluarnya sitokin inflamasi seperti IL-1,IL-6, IL-8 dan TNF, neutrofil,limfosit, dan mediator
inflamasi yang lain. Hal ini menyebabkan kerusakan jaringan, edema, dan vasokontriksi lokal. Secara
keseluruhan (gross-view), ginjal nampak membesar karena pembengkakan korteks, serta dapat juga
tampak mikroabses dengan hiperemia yang mengelilinya.
Faktor virulensi dari E.coli itu sendiri tidak cukup untuk menyebabkan penyakit. Pada
kebanyakan kasus, didapatkan hubungan antara refluks vesikoureter dengan insiden infeksi saluran
kemih. Refluks vesikoureter dapat disebabkan oleh kelainan kongenital, distensi berlebihan kandung
kemih (menahan kencing), atau penyebab lain. Selain itu, refluks vesikoureteral dpat menyebabkan
refluks urin ke atas (ke pelvis renalis, bahkan hingga parenkim ginjal melalui duktus di ujung papilla
yang dinamakan refluks intrarenal. Refluks intrarenal dan vesikoureter berkontribusi pada infeksi
saluran kemih.
Pasien dengan pengosongan kandung kemih tidak sempurna untuk alasan mekanis (obstruksi
karena batu, striktur uretra, hipertropi prostat) atau penyakit neurologis (poliomielitis, tabes dorsalis,
neuropati diabetik, jejas korda) rentan terkena infeksi saluran kemih. Hal ini karena terjadi distensi
berlebihan pada pasien ini, yang menganggu mekanisme imun lokal. Pemasangan kateter urin pada
uretra juga dapat menyebabkan pielonefritis. Pemasangan kateter dapat menyebabkan kolonisasi pada
kateter itu sendiri sehingga terjadi infeksi saluran kemih
Secara fungsional, inflamasi yang disebabkan oleh pielonefritis pada tubulus ginjal dapat
menyebabkan penurunan kemampuan pemekatan urin. Walaupun begitu, hal ini tidak menyebabkan
disfungsi klinis yang relevan karena cepat kembali lagi seperti semula (reversible).

Daftar Pustaka
1. Cohen,dkk. 2017. Infectious Disease. 4th Ed. Elsevier:Philadelphia
2. Mandell, G., Bennet,J., Dolin, R. 2010. Mandell, Douglas, and Bennets Principle and
Practice of Infectious Disease. 7th Ed. Elsevier:Philadelphia
3. Reilly, Robert.,Perazella, Mark. 2014. Nephrologi in 30 Days. Mc-Graw Hill Education

Anda mungkin juga menyukai