Anda di halaman 1dari 40

Kelenjar Adrenal

Kelenjar Adrenal

 Kelenjar adrenal adalah sepasang organ yang


terletak didekat polus superior ginjal.
 Setiap kelenjar dibungkus simpai jaringan ikat
padat dan terbenam di dalam jaringan lemak.
 Kelenjar adrenal terdiri atas korteks (diluar) dan
medula (didalam).
Kelenjar Adrenal

 kelenjar adrenal berjumlah dua buah


yang terletak dikutub superior dari
kedua ginjal yang memiliki berat nya
±4 gram
 Medula adrenal, terletak disebelah
dalam yang mensekresikan golongan
katekolamin yaitu epinefrin,
norepinefrin, dan dopamin.
 Sedangkan Korteks adrenal, terletak
disebelah luar yang mensekresikan
hormon steroid.
Kelenjar Adrenal
Medula Adrenal

 Medula adrenal terdiri dari neuron simpatis pasca-ganglion modifikasi.


 Neuron di medula adrenal tidak memiliki serat akson yang berakhir di organ efektor.
 Pada stimulasi oleh serat praganglion, badan sel ganglion di dalam medula adrenal
mengeluarkan bahan perantara kimiawi langsung ke dalam darah
 Bahan perantara (transmiter) ini dianggap sebagai hormon bukan neurotransmiter.
 Seperti serat simpatis, medula adrenal mengeluarkan norepinefrin, tetapi produk
sekresi utamanya adalah suatu pembawa pesan kimiawi serupa yang dinamai
epinefrin.
Medula Adrenal

Epinefrin

 Katekolamin dibuat didalam sitosol


sekretorik adrenomedula
 Disimpan dalam granula kromafin Katekolamin

norepinefrin dopamin
Medula Adrenal
Biosintesis Epinefrin

L- 3,4-
Tirosin dihidroksifenilalani dihidroksifeniletila
n (L-dopa) min (dopamin)

Epinefrin Norepinefrin
Pengaturan Sekresi Medula Adrenal
Adrenomedula

 Katekolamin disekresikan dalam darah oleh eksositosis granula kromafin


 Sementara epinefrin dibentuk secara eksklusif oleh medula adrenal, sebagian
besar norepinefrin dihasilkan oleh serat pascaganglion simpatis.
 Sekresi katekolamin oleh medula adrenal dikontrol seluruhnya oleh sinyal
simpatis ke kelenjar tersebut.
 Ketika sistem simpatis diaktifkan oleh kondisi takut atau stres, kondisi tersebut
juga memicu lonjakan pelepasan katekolamin adrenomedula.
 Bila sekresi medulla adrenal meningkat, rasio norepinefrin terhadap epinefrin
yang dikeluarkan adrenal biasanya tidak berubah
 sekresi norepinefrin cendrung meningkat secara selektif oleh stress emosional
yang dialami individu,
 sekresi epinefrin meningkat secara selektif pada situasi ketika individu tidak
mengetahui apa yang akan terjadi.
Afinitas Adrenomedula terhadap reseptor Medula Adrenal
Adrenergik

 Reseptor adrenergik terdiri dari α1, α2, β1, β2 .


 Secara umum, respons yang dipicu oleh pengaktifan
resetor α1 dan β1 adalah eksitatorik, sementara respons
terhadap stimulasi α2 dan β2 umumnya inhibitorik
Epinefrin
Medula Adrenal
Korteks Adrenal
Korteks Adrenal
Steroid yang
disekresikan

Mineralokortikoid Glukokortikoid Androgen (seks)


• Aldosteron • Kortisol dan • Dehidroepiandos-
• Deoksikortikosteron kostikosteron teron (DHEA)
• androstenedion
Korteks Adrenal
Mineralokortikoid

Aldosteron

Desoksikortikosteron

Kortikosteron

9α-Fluorokortisol

Kortisol

Kortison
Korteks Adrenal

Fungsi utama aldosteron ialah mengatur keseimbangan mineral


(elektrolit), khususnya keseimbangan Na+ dan K+. Tempat kerja
utama aldosteron adalah di tubulus distal dan koligentes ginjal,
tempat hormon ini mendorong retensi Na+ dan meningkatkan
eliminasi K+ sewaktu proses pembentukan urin.
Retensi Na+ oleh aldosteron akan secara sekunder menginduksi
retensi H2O, meningkatkan volume CES, yang penting dalam
regulasi jangka panjang tekanan darah. Mineralokortikoid bersifat
esensial untuk hidup.
Biosintesis
Aldosteron
Korteks Adrenal

11-
Pregnenolon Progesteron deoksikortikosteron

Kortikosteron
18-
Aldosteron
hidroksikortikosteron
Kontrol Sekresi
Aldosteron Korteks Adrenal
Transportasi
Aldosteron Korteks Adrenal

 Aldosteron berikatan secara lemah dengan albumin sehingga kira-kira 50 persen


terdapat dalam bentuk bebas.
 Kortikosteron dan 11-deoksikortikosteron, yaitu hormon steroid lainnya dengan efek
mineralokortikoid, terikat pada CBG.
 Hormon-hormon ini, baik dalam bentuk terikat maupun bentuk bebas diangkut melewati
kompartemen cairan ekstraselular.
 Pada umumnya, hormon-hormon ini menetap dalam jaringan target atau dihancurkan
dalam waktu kira-kira 30 menit
 Steroid adrenal terutama dipecahkan dalam hati dan dikonjugasi terutama oleh
glukuronida dan sedikit sulfat. Kira-kira 25 persen jumlah tersebut dieksresi ke dalam
empedu dan setanjutnya ke dalam feses, dan sisanya, 75 persen dikeluarkan dalam
urine.
 bentuk konjugasi dari hormon-hormon ini tidak aktif. Konsentrasi normal aldosteron
dalam darah kira-kira 6 nanogram per desiliter, dan kecepatan sekresinya kira-kira 150-
250 μg/hari.
Mekanisme Kerja
Aldosteron Korteks Adrenal
Korteks Adrenal
Efek Aldosteron

1. Kekurangan Aldosteron = Hiperkalemia > Keracunan Jantung


2. Kelebihan Aldosteron = Hipokalemia > Kelemahan Otot
3. Berkurangnya konsetrasi ion Hidrogen ekstraseluler > alkalosis
ringan
4. Meningkatnya reabsorpsi natrium clorida dan sekresi kalium
dalam duktus ekskretorius
5. Menyimpan garam sewaktu liur hilang secara berlebihan
6. Mencegah hilangnya natrium dalam tinja
Hipersekresi Korteks Adrenal
Aldosteron

Hipersekresi disebabkan oleh :


1. Tumor adrenal (hiperaldosteronisme primer, sindrom
conn)
2. Peningkatan yang berlebihan aktivitas sistem renin-
angiotensin (hiperaldosteronisme sekunder)
3. arterosklerosis
Kortisol
Korteks Adrenal

Kortisol merupakan glukokortikoid utama yang berperan


penting dalam metabolisme karbohidrat, lemak, dan
protein; permisif signifikan bagi aktivitas hormon lain; dan • Kortisol
membantu tubuh menahan stress • Kortikosteron
• Prednison
• Metil prednison
• Dexametason
Biosintesis
Kortisol Korteks Adrenal
17α-
Pregnenolon hidroksipregnenolon

17α-
Progesteron
hidroksiprogesteron

11-deoksikortisol

Kortisol
Kontrol Sekresi Korteks Adrenal
Kortisol
Transportasi Korteks Adrenal
Kortisol

 Kortisol beredar dalam plasma dalam bentuk terikat protein dan dalam bentuk
bebas.
 Protein pengikat utama dalam plasma disebut trans-kortin atau globulin
pengikatkortikosteroid (CBG=Cortocosteroid-binding globulin)
 CGB mengikat sebagian besar hormon tersebut bila kadarnya dalam plasma
berada pada kisaran normal. Kortisol dalam jumlah yang lebih kecil akan terikat
ke albumin.
 Kortisol terikat erat pada CBG dan memiliki t ½ 1,5-2 jam, sedangkan
kortikosteron yang kurang terikat erat mempunyai t ½ kurang dari 1 jam.
 Kortisol akan dibawa menuju sel target untuk melakukan transkripsi DNA
Mekanisme Kerja Korteks Adrenal
kortisol
Efek Metabolik

Efek kortisol terhadap metabolisme Karbohidrat

Perangsangan Glukoneogenesis

Penurunan Pemakaian Glukosa Oleh


Sel

Peningkatan konsentrasi glukosa


darah, dan diabetes adrenal.
Efek Metabolik

Efek kortisol terhadap metabolisme Protein

Peningkatan Protein
Penurunan Protein Peningkatan Asam
Hati dan Protein
Sel Amino Darah
Plasma

Berkurangnya
Peningkatan
Pengangkutan Asam
Pengangkutan Asam
Amino ke Sel-Sel
Amino ke Sel Hati
Ekstrahepatik
Efek Metabolik

Efek Kortisol Terhadap Metabolisme Lemak

• Mobilisasi Asam Lemak

• Kegemukan akibat kortisol


Efek Antiinflamasi dan Imunosuprsif

Menurunkan migrasi
sel darah putih
Meningkatkan
Menurunkan kedalam daerah
stabilitas membran
permeable kapiler inflamasi dan
lisosom
fagositosis sel yang
rusak

Menekan sistem
Menurunkan demam
imun
Efek Kortisol Terhadap Sel Darah dan Imunitas pada
Penyakit Infeksi
Mengurangi Untuk mencegah
jumlah eosinotil imunologik pada
saat transplantasi Tingkat
Meningkatkan dan limfost kekebalan
produksi sel-sel jantung, ginjal,
dan jaringan lain terhadap benda
darah merah asing yang
masuk kedalam
tubuh berkurang

Menekan
Kortisol imunitas/mengurangi
keluarnya sel-sel T dan
antibodi dari jaringan
limfoid
Korteks Adrenal
Hipersekresi Kortisol

Sekresi Kortisol berlebihan dapat disebabkan oleh:


1. Stimulasi berlebihan korteks adrenal oleh CRH atau
ACTH dengan kadar tinggi
2. Tumor adrenal yang mengeluarkan kortisol secara
berlebihan tanpa bergantung ACTH
3. Tumor penghasil ACTH yang terletak diluar hipofisis,
terutama paru-paru
Korteks Adrenal
Androgen (Seks)

Dehidroepiandrostrenon
Androstenedione
(DHEA)

11-
hydroxyandrostenedione
Korteks Adrenal
Androgen (Seks)

Pertumbuhan rambut
pubis dan ketiak
Dehidroepiandrostrenon
(DHEA)
Penguatan lonjakan
Androgen
pertumbuhan masa remaja

Perkembangan dan
pemeliharaan dorongan
seks wanita
Biosintesis Korteks Adrenal
Androgen

17α-
Pregnenolon Dehidroepiandrosteron
hidroksipregnenolon

17α- Androstenedion
Progesteron
hidroksiprogesteron

Testosteron Estrogen
Korteks Adrenal

 Kontrol sekresi androgen oleh ACTH


 DHEA memberi umpan balik di luar lengkung hipotalamus-
hipofisis anterior-korteks adrenal
 DHEA tidak menghambat CRH, tetapi menghambat gonadotropin-
releasing hormone, seperti yang dilakukan oleh androgen testis.
 Produksi androgen adrenal meningkat secara signifikan apabila
biosintesis glukokortikoid terhambat.
Hipersekresi Korteks Adrenal
Androgen

Wanita Pria

pseudopubertas
hirsutisme
prekoks

Pseudoherma-
maskulinisasi
froditisme
Korteks Adrenal
Sindrom Adrenogenital

 Penurunan sekresi kortisol menghilangkan efek umpan balik negatif pada


hipotalamus dan hipofisis anterior.
 kadar CRH dan ACTH meningkat.
 Korteks adrenal yang defektif tidak mampu berespons terhadap peningkatan
ACTH .
 dengan meningkatkan sekresi kortisol tetapi mengalihkan prekursor-prekursor
kolesterolnya ke jalur androgen.
 Akibatnya adalah produksi DHEA-Androgen yang berlebihan ini tidak
menghambat ACTH tetapi menghambat gonadotropin.
 Pertumbuhan gamet tidak terangsang
 Memperlihatkan gejala-gejala defisiensi kortisol
Korteks Adrenal
Insufiensi Adrenokorteks

Primer Sekunder
Perusakan
Insufiensi
oleh otoimun
sekresi ACTH
korteks

Defisiensi
Defisiensi
Kortisol dan
kortisol
Aldosteron

Anda mungkin juga menyukai