SISTEM SEL
b. Aparatus Golgi
Berfungsi menyimpan protein
yang disintesis ribosom, lalu
melepaskannya ke dalam vakuol.
c. Lisosom
Lisosom mengandung enzim
penghancur makanan di dalam sel
Organel Sitoplasma
d,. Retikulum Endoplasmik
RE terletak dekat nukleus, terdiri
dari membran yang membentuk
kumpulan kantung dan kanal .
RE kasar dilapisi ribosom yang
mensintesis protein. RE halus tidak
memiliki ribosom dan memproduksi
subtansi lain
e. Ribosom
Ribosom merupakan tempat
berlangsungnya sintesis protein.organel
yang berada di dalam sel dan tersusun
dari protein ribosom (riboproteins) dan
asam ribonukleat (ribonucleoprotein).
PATOFISIOLOGI SISTEM SEL
Gangguan
transmisi
sinyal
Intern
al
Akumu
lasi sel
PATOFISIOLOGI SISTEM SEL
A.Gangguan Transmisi Sinyal Intrasel
Neurotransmiter melekat di reseptor yang spesifik
akan mengaktifkan reaksi intrasel termasuk disini adalah
protein GTP, second messenger, protein kinase, kanal ion
dan protein efektor lainnya yang akan merubah sesaat
keadaan fisiologi dari sel target.
Nekrosis Apoptosis
Definisi
Jalur kematian sel yang diinduksi oleh
suatu program sel yang ditakdirkan
untuk mati dengan mengaktifkan
enzim-enzim yang menguraikan DNA
dan protein nukleus serta sitoplasma
sel itu sendiri
Kekebalan Kekebalan
alami buatan
Reseptor
Makrofag Limfosit
Antigen
Reseptor antigen
Makrofag merupakan
memiliki struktur yang
komponen sel darah
Limfosit merupakan sel spesifik untuk berkaitan
putih yang memerankan
darah putih yang khusus dengan yang sesuai
fungsinya sebagai sistem
berfungsi untuk dengan struktur antigen
imun dengan melakukan
mengidentifikasi dan seperti kunci dan
fagositosis terhadap
menghancurkan antigen gemboknya. reseptor
bahan-bahan asing atau
penyerbu. antigen, berada pada
bakteri yang masuk ke
bagian permukaan sel
dalam tubuh
limfosit.
Komponen sistem kekebalan tubuh
Sel-Sel Pengangkut
Antibodi
Antigen
Berdasarkan Cara
Mempertahankan Diri
dari Penyakit
Berdasarkan Mekanisme
Kerja
Berdasarkan Cara
Memperolehnya
1 Berdasarkan Cara Mempertahankan Diri dari Penyakit
Pertahanan
Pertahanan Tubuh Non Spesifik
Tubuh Spesifik
Pertahanan Pertama Pertahanan Kedua Pertahanan Ketiga
Kulit Inflamasi Limfosit
Membran mukosa Sel-sel fagosit Antibodi
Rambut hidung dan silia pada Protein
trakea antimikrobia
Cairan sekresi dari kulit dan
membran mukosa
SISTEM PERTAHANAN
TUBUH non SPESIFIK
Sistem Pertahanan Tubuh Non Spesifik merupakan
pertahanan tubuh yang tidak membedakan mikrobia
patogen satu dengan yang lainnya
• Adapun air liur (saliva), air mata, dan sekresi mukosa (mukus)
mengandung enzim lisozim yang dapat membunuh bakteri.
• Enzim tersebut menghidolisis dinding sel bakteri sehingga pecah dan
mati.
PERTAHANAN BIOLOGI
Jaringan mengalami luka. Adanya kerusakan Terjadi pelebaran pembuluh darah (vasodilatasi) yang mengakibatkan peningkatan Sel-sel fagosit
jaringan mengakibatkan patogen mampu kecepatan aliran darah sehingga permeabilitas pembuluh darah meningkat. Daerah kemudian
melewati pertahanan tubuh untuk menginfeksi yang terinfeksi menjadi berwarna kemerahan, panas, bengkak, dan terasa nyeri. memakan
sel-sel tubuh. Jaringan yang terinfeksi akan Peningkatan kecepatan aliran darah dan permeabilitas pembuluh darah patogen melalui
merangsang mastosit mengeluarkan histamin mengakibatkan terjadinya perpindahan sel-sel fagosit (neutrofil dan monosit) proses
dan prostaglandin. menuju jaringan yang terinfeksi. fagositosis
FAGOSITOSIS
• Fagositosis adalah suatu mekanisme pertahanan yang
dilakukan sel-sel fagosit dengan jalan
mencerna mikrobia/partikel asing.
• Sel fagosit terdiri atas dua jenis, yaitu fagosit
mononuklear dan polimorfonuklear.
• Contoh fagosit mononuklear adalah monosit (dalam
darah) dan jika bermigrasi ke jaringan akan berperan
sebagai makrofag.
• Contoh fagosit polimorfonuklear adalah granulosit, yaitu
neutrofil, eusinofil, basofil, dan cell mast (mastosit).
• Sel-sel fagosit akan bekerja sama setelah memperoleh
sinyal kimiawi dari jaringan yang terinfeksi patogen
MEKANISME FAGOSITOSIS
enzim-enzim
penghancur
seperti acid
hydrolase dan
peroksidase
PROTEIN ANTIMIKROBA
Protein komplemen membunuh bakteri penginfeksi dengan cara
membentuk lubang pada dinding sel dan membran plasma bakteri
tersebut. Hal ini mengakibatkan ion-ion Ca2+ keluar dari sel bakteri.
Sementara itu, cairan dan garam-garam daro luar bakteri akan
masuk ke sel bakteri. Masuknya cairan dan garam mengakibatkan sel
bakteri hancur.
SISTEM PERTAHANAN
Sistem Pertahanan Tubuh Spesifik
TUBUH SPESIFIK
Sistem Pertahanan Tubuh Spesifik merupakan
pertahanan tubuh terhadap patogen tertentu yang
masuk ke dalam tubuh
Limfosit Antibodi
Limfosit B
Limfosit T
Limfosit
LIMFOSIT
Pertama kali dilepaskan ke aliran darah pada saat terjadi infeksi yang
1. IgM pertama kali (respons kekebalan primer)
Paling banyak terdapat dalam darah dan diproduksi saat terjadi infeksi
2. IgG kedua (respons kekebalan sekunder). Mengalir melalui plasenta dan
memberi kekebalan pasif dari ibu kepada janin.
Ditemukan dalam air mata, air ludah, keringat, dan membran mukosa.
Berfungsi mencegah infeksi pada permukaan epitelium. Terdapat dalam
3. IgA kolostrum yang berfungsi untuk mencegah kematian bayi akibat infeksi
saluran pencernaan
Ditemukan terikat pada basofil dalam sirkulasi darah dan cell mast
5. IgE (mastosit) di dalam jaringan yang berfungsi memengaruhi sel untuk
melepaskan histamin dan terlibat dalam reaksi alergi.
2 Berdasarkan mekanisme kerja
1. Kekebalan Humoral
Kekebalan humoral melibatkan aktivitas sel B dan antibodi yang
beredar dalam cairan darah dan limfe. Ketika antigen masuk ke dalam
tubuh untuk pertama kali, sel B pembelah akan membentuk sel B pengingat
dan sel B plasma. Sel B plasma akan menghasilkan antibodi yang mengikat
antigen sehingga makrofag akan mudah menangkap dan menghancurkan
patogen. Setelah infeksi berakhir, sel B pengingat akan tetap hidup dalam
waktu lama. Serangkaian respons ini disebut respons kekebalan primer.
Apabila antigen yang sama masuk kembali dalam tubuh, sel B pengingat
akan mengenalinya dan menstimulasi pembentukan sel B plasma yang
akan memproduksi antibodi. Respons tersebut dinamakan respons
kekebalan sekunder.
2. Kekebalan Seluler
Kekebalan seluler melibatkan sel T yang bertugas menyerang sel asing atau
jaringan tubuh yang terifeksi secara langsung. Ketika sel T pembunuh terkena
antigen pada permukaan sel asing, sel T pembunuh akan menyerang dan
menghancurkan sel tersebut dengan cara merusak membran sel asing. Apabila
infeksi berhasil ditangani, sel T supresor akan mengehentikan respons
kekebalan dengan cara menghambat aktivitas sel T pembunuh dan membatasi
produksi antibodi.
2. Kekebalan pasif
merupakan kebalikan dari kekebalan aktif. Kekebalan pasif diperoleh
setelah menerima antibodi dari luar tubuh, baik secara alami maupun
buatan.
INFEKSI
• Ketidak cukupan
pengetahuan untuk
• Agen farmasi
menghindari paparan
(imunosupresan)
patogen
• Malnutrisi
• Trauma
• Peningkatan paparan
• Kerusakan jaringan dan
lingkungan patogen
peningkatan paparan
• Imonusupresi
lingkungan
• Ruptur membran amnion
Agen Infeksi
Agen infeksi adalah organisme hidup atau
partikel yang menyebabkan penyakit menular
1. Bakteri
2. Virus
3. Jamur
4. Protozoa
5. Cacing dan
6. prion adalah
agen infeksi
Gangguan Pada Sistem Kekebalan
Tubuh
Hipersensitivitas (Alergi)
Penolakan transplantasi
(pencangkokan
Imunodefisiensi
Penyakit autoimunitas
Hipersensitivitas (Alergi)
Hipersensitivitas adalah respons imun
yang berlebihan terhadap senyawa yang
masuk ke dalam tubuh. Senyawa tersebut
dinamakan alergen. Alergen dapat berupa
debu, serbuk sari, gigitan serangga, rambut
kucing, dan jenis makanan tertentu, misalnya
udang.
Etiologi
• Makanan dan minuman
• Obat obatan
• Hirupan seperti debu, serbuk,
sari, rokok dan sebagainya
• Udara
• Binatang (bulu kucing)Zat kimia
• Factor keturunan (genetika)
Manifestasi klinik
• Jika terjadi pada kulit ditandai dengan pembengkakan local, gatal dan
kemerahan pada kulit
• Jika terjadi pada saluran cerna ditandai dengan diare , kerram abdomen,
mual dan muntah.
• Jika terjadi pada saluran pernafasan, ditandai dengan mata gatal dan pilek
encer, terjadi pembengkakan kongestif, kesultan bernafas akibat kontriksi
otot polos bronkiolus pada jalan nafas yang dilindungi oleh histamine , batuk,
bersin bersin sampai asma
Klasifikasi
HIPERSENSITIVITAS HIPERSENSITIVITAS
TIPE 1 TIPE 2
HIPERSENSITIVITAS HIPERSENSITIVITAS
TIPE 3 TIPE 4
Reaksi Hipersensitivitas tipe I
Hipersensitivitas Tipe IV
• Tipe lambat (24-48 jam )
• Sel limfosit yang telah tersensitisasi bereaksi
• secara spesifik dengan suatu antigen tertentu
• Contoh : Rx Tuberkulin
Rx Granuloma
AUTOIMUN
Sistem kekebalan gagal membedakan antara antigen self(antigen diri) dan
antigen non-self(antigen asing), mengakibatkan terjadinya pembentukan
limfositT dab B yang auto reaktif dan mengembangkan reaksi terhadap antigen
self.
Penyakit autoimun :
kerusakan jaringan atau gangguan fungsi fisiologis akibat respon autoimun
1. Kegagalan autoantibodi dan sel T mengenali sel sendiri (toleransi diri hilang)
2. Autoantibodi dan sel T menyerang sel sel sendiri jika T helper limfosit terlalu
aktif
3. Gangguan klinis yang diproduksi oleh respon imun ke komponen jaringan
normal dari tubuh
4. Ketidakmampuan untuk menghilangkan antigen penyebab proses inflamasi
kronis
PENYAKIT AUTOIMUN
1. Multiple sclerosis
yaitu keadaan dimana antibodi
menyerang jaringan saraf dan di
tulang belakang dimana bagian
saraf yang diserang adalah seludang
mielin sebagai bagian yang melapisi
sel saraf dan berperan dalam
penghantaran informasi,hal ini
menimbulkan berbagai gejala
seperti gangguan penglihatan,
pusing, depresi dan lain-lain
PENYAKIT AUTOIMUN
2. Mysthenia gravis
disebabkan oleh antibodi yang
menyerang otot lurik. Hal ini
menyebabkan dergradasi otot dan
berkurangnya kemampuan otot
menangkap asetilkolin (zat yang
dilepaskan saraf untuk memicu
kontraksi otot), misalnya terjadi
pada mata dimana posisi mata
menjadi tidak simetris.
PENYAKIT AUTOIMUN
3. Diabetes Mellitus,
DM tipe I (insulin-dependent
diabetes mellitus), dimana antibodi
menyerang sel-sel beta di pankreas
yang memproduksi hormon insulin
sehingga menyebabkan kadar gula
dalam darah tinggi.
PENYAKIT AUTOIMUN
4. Lupus erythematosus
yaitu keadaan dimana antibodi
menyerang sel-sel tubuh yang lain
sebagai sel asing dimana ketika
kondisi tubuh melemah maka
seranggan antibodi akan meningkat
PENYAKIT AUTOIMUN
5. Penyakit Addison
penyakit ini bisa disebabkan oleh
infeksi pada kelenjar adrenalin namun
juga bisa disebabkan oleh antibodi yang
menyerang sel-sel hormon yang
menghasilkan adrenalin.
Akibat yang ditimbulkannya adalah
mudah merasa lelah, kehilangan berat
badan, rasa perasaan yang tertekan,
kadar gula darah rendah dan pigmentasi
kulit yang meningkat.
PENYAKIT AUTOIMUN