Anda di halaman 1dari 65

PATOFISIOLOGI

SISTEM SEL, SISTEM PERTAHANAN PADA TUBUH


DAN GANGGUAN TRANSMISI ANTAR SEL
MATERI
PEMBAHASAN

SISTEM SEL

SISTEM PERTAHANAN TUBUH

GANGGUAN TRANSMISI ANTAR SEL


PENDAHULUAN
 Sel adalah bahan
pembangun (building
block) tubuh mahluk
hidup
 Unit struktural dan
fungsional terkecil yang
mampu menjalankan
proses-proses kehidupan
 Sel memiliki 3 bagian
utama :
– Membran plasma
– Nukleus
– Sitoplasma
PRINSIP TEORI SEL

1. Sel adalah unit struktural dan fungsional terkecil yang mampu


menjalankan proses-proses kehidupan.
2. Aktivitas fungsional masing-masing sel bergantung pada sifat
struktural spesifik sel.
3. Sel adalah bahan pembangun semua hewan dan tumbuhan.
4. Struktur dan fungsi organisme akhirnya bergantung pada
karakteristik struktur individual dan kolektif serta kemampuan
fungsional sel-selnya.
5. Semua sel baru dan kehidupan baru berasal hanya dari sel yang
sudah ada.
6. Karena sifat kontinuitas kehidupan ini maka sel semua
organisme pada hakikatnya memiliki struktur dan fungsi
serupa.
ANATOMI DAN FISIOLOGI SEL
• Struktur membranosa yang sangat
tipis yang membungkus setiap sel.
1.Membran • Menjaga agar CIS tetap berada dalam
sel sel
• Keluar masuknya zat
• Strukturnya bulat atau oval terletak di
2. Nukleus tengah sel
• Pusat pengaturan sel
• Berisi bahan genetik sel (DNA)

• Mengandung sejumlah struktur yang


sangat teratur, terbungkus membran
3. Sitoplasma (organel sel) cairan mirip gel
• Terdiri dari air, protein, lemak, ion,
dan glukosa
Organel Sitoplasma
a. Mitokondria
Mitokondria disebut sebagai
“powerhouse” sel yang dapat
memproduksi dan menyimpan
energi

b. Aparatus Golgi
Berfungsi menyimpan protein
yang disintesis ribosom, lalu
melepaskannya ke dalam vakuol.

c. Lisosom
Lisosom mengandung enzim
penghancur makanan di dalam sel
Organel Sitoplasma
d,. Retikulum Endoplasmik
RE terletak dekat nukleus, terdiri
dari membran yang membentuk
kumpulan kantung dan kanal .
RE kasar dilapisi ribosom yang
mensintesis protein. RE halus tidak
memiliki ribosom dan memproduksi
subtansi lain

e. Ribosom
Ribosom merupakan tempat
berlangsungnya sintesis protein.organel
yang berada di dalam sel dan tersusun
dari protein ribosom (riboproteins) dan
asam ribonukleat (ribonucleoprotein).
PATOFISIOLOGI SISTEM SEL
Gangguan
transmisi
sinyal

Intern
al

Akumu
lasi sel
PATOFISIOLOGI SISTEM SEL
A.Gangguan Transmisi Sinyal Intrasel
Neurotransmiter melekat di reseptor yang spesifik
akan mengaktifkan reaksi intrasel termasuk disini adalah
protein GTP, second messenger, protein kinase, kanal ion
dan protein efektor lainnya yang akan merubah sesaat
keadaan fisiologi dari sel target.

Sinyal intrasel ini juga akan mengganggu transkripsi gen


sehingga akan merubah komposisi protein sel target. Banyak
komponen terlibat pada sinyal intrasel ini yang akan
mengontrol neuron, sehingga diperlukan koordinasi sinyal
elektrik dan kimiawi di dalam sistem saraf.
Berdasarkan konsep Singer dan
Nicolson bahwa membran sel Lintasan transduksi sinyal ini
yang terbentuk oleh dwilapis biasanya melibatkan sederetan
lipid dengan berbagai molekul reaksi sehingga pesan yang
protein yang tersebar di disampaikan dapat merubah
seluruh permukaan, selain perilaku sel. Berbagai molekul yang
berfungsi sebagai reseptor berasal dari luar, baik obat-obatan
terhadap mediator yang maupun komponen polusi,
membawa pesan untuk sel kadang-kadang mirip dengan
bersangkutan, juga bertindak molekul asli pembawa pesan
sebagai transduser. sehingga tak jarang sel menerima
pesan atau sinyal palsu. Hal
tersebut mengakibatkan
perubahan perilaku yang dapat
menyebabkan kelainan jaringan.
Bahan-bahan yang menumpuk
dapat dibagi menjadi tiga
kategori
B.Akumulasi  Konstituen sel normal yang
Intrasel berlebihan, misalnya air,
lemak, protein, dan KH
 Substansi abnormal, baik
endogen maupun eksogen
 Pigmen.

“Akumulasi dapat terjadi di


sitoplasma atau nukleus”.
Etiologi
1. Suatu zat endogen normal diproduksi dengan
kecepatan normal atau meningkat, tetapi laju
metabolismenya kurang memadai untuk
membersihkannya
C
o
n
t
o
h
Perlemakan di hati akibat
penimbunan trigliserida dalam
sel
2. Terjadi penimbunan zat endogen normal
atau abnormal akibat kelainan metabolisme,
pengemasan, pengangkutan, atau sekresi zat
tersebut.
C
o
n
t
o
h

Kelompok penyakit yang disebabkan defek


genetik enzim spesifik yang berperan pada
metabolisme lemak dan KH  terjadinya
pengendapan zat tersebut di dalam sel
3.. Terjadi pengendapan dan akumulasi zat eksogen
abnormal karena sel tidak memiliki kemampuan
untuk memindahkannya ke tempat lain.
C. Kematian Sel
Cedera sel terjadi jika sel-sel Kematian sel dapat
mengalami stress berat sehingga ditimbulkan oleh beragam
sel-sel tersebut tidak dapat lagi
beradaptasi atau jika sel-sel
sebab termasuk iskemia,
tersebut terpajan oleh zat-zat infeksi, toksin, dan reaksi
perusak. imun.

Cedera dapat berkembang Kematian sel merupakan suatu


bagian yang normal dan esensial
melampaui stadium pada embriogenesis,
reversibel dan berakhir pembentukan organ, dan
pada kematian sel pemeliharaan homoeostasis serta
merupakan target terapi kanker
Dua pola utama
kematian sel

Nekrosis Apoptosis

Jenis kematian sel yang Kematian sel akibat


terjadi setelah suatu stress aktivasi suatu program
abnormal seperti iskemia bunuh diri yang dikontrol
dan cedera kimiawai secara internal

Untuk menghilangkan sel-sel yang tidak


dibutuhkan selama embriogenesis dan berbagai
proses fisiologis lain
Nekrosis
Definisi
kematian patologis satu atau lebih sel
atau sebagian jaringan atau organ,
yang dihasilkan dari kerusakan
ireversibel. Hal ini terjadi ketika tidak
ada cukup darah mengalir ke jaringan,
baik karena cedera, radiasi, atau bahan
kimia.
Etiologi
- Hipoksia karena penurunan jumlah atau saturasi Hb
- Iskemia, dapat disebabkan oleh obstruksi mekanis di
sistem arteri, ↓ tekanan darah, kehilangan darah yang
berat.
- Bahan kimia, dan toksin.
Apoptosis

Definisi
Jalur kematian sel yang diinduksi oleh
suatu program sel yang ditakdirkan
untuk mati dengan mengaktifkan
enzim-enzim yang menguraikan DNA
dan protein nukleus serta sitoplasma
sel itu sendiri

Proses apoptosis dapat dibagi menjadi


• fase inisiasi, ketika kaspase menjadi aktif setelah katalitik
• fase eksekusi, saat enzim-enzim ini bekerja untuk
menimbulkan kematian sel
Apoptosis yang terjadi melalui kerusakan DNA

Terpajannya sel oleh radiasi atau agen kemoterapi


akan memicu apoptosis melalui mekanisme yang
dipicu oleh kerusakan DNA (stress genotoksik)dan
melibatkan gen penekan tumor, p53. p53 akan
menumpuk jika DNA rusak dan siklus sel terhenti
agar tersedia waktu untuk perbaikan.

Namun, jika proses perbaikan DNA


gagal, p53 akan memicu apoptosis
PERBEDAAN ANTARA NEKROSIS DAN APOTOSIS
Nekrosis Apotosis
Kematian oleh faktor luar sel Kematian diprogram oleh sel
Sel membengkak Sel tetap ukurannya
Pembersihan debris oleh Pembersihan berlangsung
fagosit dan sistem imun sulit cepat

Sel sekarat tidak dihancurkan Sel mati akan ditelan oleh


fagosit fagosit

Lisis sel Non lisis


inflamasi,merusak sel Sel sekitarnya tetap hidup
sekitarnya normal
SKEMA SISTEM PERTAHANAN TUBUH
Sistem kekebalan atau imunitas

suatu sistem pertahanan yang digunakan untuk


melindungi tubuh dari infeksi penyakit atau
kuman.

Penyakit atau kuman ini berupa protein asing


yang berbeda dari protein tubuh kita, dan sering
disebut antigen.

Reaksi yang dikoordinasikan sel-sel dan


molekul terhadap benda asing yg masuk ke
dalam tubuh disebut respon imun
Fungsi pertahanan tubuh

1. Melindungi tubuh dari virus penyebab penyakit


2. Penangkal benda asing yang masuk ke dalam tubuh
3. Menghancurkan mikroorganisme asing (bakteri,
parasit, dan jamur)
4. Menjaga keseimbangan komponen tubuh yang telah
tua
5. Menghilangkan sel yang mati untuk perbaikan jaringan
6. Pendeteksi adanya sel-sel abnormal, termutasi, atau
ganas, serta menghancurkannya
Jenis jenis Sistem Kekebalan

Kekebalan Kekebalan
alami buatan

Kekebalan (imunitas) Kekebalan buatan


terhadap suatu penyakit yang adalah suatu bentuk
dimiliki tubuh tanpa kekebalan tubuh yang
perlakuan tertentu ini sengaja dibuat atau
dinamakan kekebalan ditumbuhkan melalui
alami/kekebalan perolehan pemberian vaksin
(aquired immune).
Komponen sistem kekebalan tubuh

Reseptor
Makrofag Limfosit
Antigen

Reseptor antigen
Makrofag merupakan
memiliki struktur yang
komponen sel darah
Limfosit merupakan sel spesifik untuk berkaitan
putih yang memerankan
darah putih yang khusus dengan yang sesuai
fungsinya sebagai sistem
berfungsi untuk dengan struktur antigen
imun dengan melakukan
mengidentifikasi dan seperti kunci dan
fagositosis terhadap
menghancurkan antigen gemboknya. reseptor
bahan-bahan asing atau
penyerbu. antigen, berada pada
bakteri yang masuk ke
bagian permukaan sel
dalam tubuh
limfosit.
Komponen sistem kekebalan tubuh

Sel-Sel Pengangkut
Antibodi
Antigen

• Sel sel pengangkut antigen


membawa antigen tersebut Zat antibodi merupakaan
ke permukaan sel menuju protein jenis imunoglobulin
sel-sel limfosit T (Ig) yang bekerja dengan cara
• Sel sel pengangkut ini disebut merespon antigen. Antibodi
Major Histocompatability hanya dibuat oleh plasma sel
Complex (MHC) dikenal limfosit B
dengan molekul MHC.
PENGGOLONGAN SISTEM
KEKEBALAN TUBUH

Berdasarkan Cara
Mempertahankan Diri
dari Penyakit

Berdasarkan Mekanisme
Kerja
Berdasarkan Cara
Memperolehnya
1 Berdasarkan Cara Mempertahankan Diri dari Penyakit

Pertahanan
Pertahanan Tubuh Non Spesifik
Tubuh Spesifik
Pertahanan Pertama Pertahanan Kedua Pertahanan Ketiga
 Kulit  Inflamasi  Limfosit
 Membran mukosa  Sel-sel fagosit  Antibodi
 Rambut hidung dan silia pada  Protein
trakea antimikrobia
 Cairan sekresi dari kulit dan
membran mukosa
SISTEM PERTAHANAN
TUBUH non SPESIFIK
Sistem Pertahanan Tubuh Non Spesifik merupakan
pertahanan tubuh yang tidak membedakan mikrobia
patogen satu dengan yang lainnya

Sistem pertahanan ini diperoleh melalui


beberapa cara, yaitu :

Pertahanan yang Terdapat


di Permukaan Tubuh Pertahanan Fisik
Pertahanan Mekanis
Respons Peradangan Pertahanan Kimiawi
(Inflamasi) Pertahanan Biologis
Fagositosis
Protein antimikroba
PERTAHANAN FISIK
PERTAHANAN MEKANIK
SILIA PADA Menyapu partikel-
TRAKEA partikel berbahaya
yang terperangkap
dalam lendir agar
dapat dikeluarkan dari
tubuh.

Menyaring udara yang


RAMBUT
dihirup dari partikel-
HIDUNG
partikel berbahaya
maupun mikrobia.
PERTAHANAN KIMIAWI
• Pertahanan tubuh secara kimiawi dilakukan oleh sekret yang dihasilkan
kulit dan membran mukosa.
• Sekret tersebut mengandung zat-zat kimia yang dapat menghambat
pertumbuhan mikrobia, contohnya minyak dan keringat.
• Kedua sekret tersebut memberikan suasana asam (pH 3-5) sehingga
mencegah pertumbuhan mikroorganisme di kulit.

• Adapun air liur (saliva), air mata, dan sekresi mukosa (mukus)
mengandung enzim lisozim yang dapat membunuh bakteri.
• Enzim tersebut menghidolisis dinding sel bakteri sehingga pecah dan
mati. 
PERTAHANAN BIOLOGI

Pertahanan tubuh secara biologi dilakukan


oleh populasi bakteri tidak berbahaya yang hidup
di kulit dan membran mukosa.
Bakteri-bakteri tersebut melindungi tubuh
dengan cara berkompetisi dengan bakteri patogen
dalam memperoleh nutrisi. 
RESPON PERADANGAN
(INFLAMASI)
Inflamasi merupakan respon tubuh terhadap kerusakan
jaringan, misalnya akibat tergores atau benturan keras.

Proses inflamasi merupakan kumpulan dari empat


gejala sekaligus yaitu:
• Dolor (nyeri)
• Rubor (kemerahan)
• Calor (panas)
• Tumor (bengkak).
MEKANISME INFLAMASI

Jaringan mengalami luka. Adanya kerusakan Terjadi pelebaran pembuluh darah (vasodilatasi) yang mengakibatkan peningkatan Sel-sel fagosit
jaringan mengakibatkan patogen mampu kecepatan aliran darah sehingga permeabilitas pembuluh darah meningkat. Daerah kemudian
melewati pertahanan tubuh untuk menginfeksi yang terinfeksi menjadi berwarna kemerahan, panas, bengkak, dan terasa nyeri. memakan
sel-sel tubuh. Jaringan yang terinfeksi akan Peningkatan kecepatan aliran darah dan permeabilitas pembuluh darah patogen melalui
merangsang mastosit mengeluarkan histamin mengakibatkan terjadinya perpindahan sel-sel fagosit (neutrofil dan monosit) proses
dan prostaglandin. menuju jaringan yang terinfeksi. fagositosis
FAGOSITOSIS
• Fagositosis adalah suatu mekanisme pertahanan yang
dilakukan sel-sel fagosit dengan jalan
mencerna mikrobia/partikel asing.
• Sel fagosit terdiri atas dua jenis, yaitu fagosit
mononuklear dan polimorfonuklear.
• Contoh fagosit mononuklear adalah monosit (dalam
darah) dan jika bermigrasi ke jaringan akan berperan
sebagai makrofag.
• Contoh fagosit polimorfonuklear adalah granulosit, yaitu
neutrofil, eusinofil, basofil, dan cell mast (mastosit).
• Sel-sel fagosit akan bekerja sama setelah memperoleh
sinyal kimiawi dari jaringan yang terinfeksi patogen
MEKANISME FAGOSITOSIS

enzim-enzim
penghancur
seperti acid
hydrolase dan
peroksidase
PROTEIN ANTIMIKROBA
Protein komplemen membunuh bakteri penginfeksi dengan cara
membentuk lubang pada dinding sel dan membran plasma bakteri
tersebut. Hal ini mengakibatkan ion-ion Ca2+ keluar dari sel bakteri.
Sementara itu, cairan dan garam-garam daro luar bakteri akan
masuk ke sel bakteri. Masuknya cairan dan garam mengakibatkan sel
bakteri hancur.
SISTEM PERTAHANAN
Sistem Pertahanan Tubuh Spesifik

TUBUH SPESIFIK
Sistem Pertahanan Tubuh Spesifik merupakan
pertahanan tubuh terhadap patogen tertentu yang
masuk ke dalam tubuh

Sistem pertahanan tubuh spesifik terdiri


dari beberapa komponen yaitu:

Limfosit Antibodi

Limfosit B
Limfosit T
Limfosit
LIMFOSIT

LIMFOSIT B (sel B) LIMFOSIT T (sel T)

Proses pembentukan dan pematangan sel B terjadi di sumsum tulang.


Sel B berperan dalam pembentukan kekebalan humoral dengan
membentuk antibodi. Sel B dapat dibedakan menjadi :
• Sel B plasma, berfungsi membentuk antibodi.
• Sel B pengingat, berfungsi mengingat antigen yang pernah masuk ke
dalam tubuh serta menstimulasi pembentukan sel B plasma jika terjadi
infeksi kedua.
• Sel B pembelah, berfungsi membentuk sel B plasma dan sel B
pengingat.
LIMFOSIT

LIMFOSIT B (sel B) LIMFOSIT T (sel T)

Proses pembentukan sel T terjadi di sumsum tulang, sedangkan proses


pematangannya terjadi di kelenjar timus. Sel T berperan dalam
pembentukan kekebalan seluler, yaitu dengan cara menyerang sel penghasil
antigen secara langsung. Sel T dapat dibedakan menjadi :
• Sel T pembunuh, berfungsi menyerang patogen yang masuk dalam tubuh,
sel tubuh yang terinfeksi, dan sel kanker secara langsung.
• Sel T pembantu, berfungsi menstimulasi pembentukan sel B plasma dan
sel T lainya serta mengaktivasi makrofag untuk melakukan fagositosis.
• Sel T supresor, berfungsi menurunkan dan menghentikan respons imun
Antibodi
ANTIBODI
Antibodi akan dibentuk saat ada antigen yang masuk ke
dalam tubuh. Antigen adalah senyawa protein yang ada pada
patogen sel asing atau sel kanker. Antibodi disebut juga
immunoglobulin atau serum protein globulin, karena
berfungsi untuk melindungi tubuh melalui proses kekebalan
(immune).
Tipe-Tipe Antibodi Beserta Karakteristiknya
No. Tipe Antibodi Karakteristik

Pertama kali dilepaskan ke aliran darah pada saat terjadi infeksi yang
1. IgM pertama kali (respons kekebalan primer)

Paling banyak terdapat dalam darah dan diproduksi saat terjadi infeksi
2. IgG kedua (respons kekebalan sekunder). Mengalir melalui plasenta dan
memberi kekebalan pasif dari ibu kepada janin.

Ditemukan dalam air mata, air ludah, keringat, dan membran mukosa.
Berfungsi mencegah infeksi pada permukaan epitelium. Terdapat dalam
3. IgA kolostrum yang berfungsi untuk mencegah kematian bayi akibat infeksi
saluran pencernaan

Ditemukan pada permukaan limfosit B sebagai reseptor dan berfungsi


4. IgD merangsang pembentukan antibodi oleh sel B plasma.

Ditemukan terikat pada basofil dalam sirkulasi darah dan cell mast
5. IgE (mastosit) di dalam jaringan yang berfungsi memengaruhi sel untuk
melepaskan histamin dan terlibat dalam reaksi alergi.
2 Berdasarkan mekanisme kerja

1. Kekebalan Humoral
Kekebalan humoral melibatkan aktivitas sel B dan antibodi yang
beredar dalam cairan darah dan limfe. Ketika antigen masuk ke dalam
tubuh untuk pertama kali, sel B pembelah akan membentuk sel B pengingat
dan sel B plasma. Sel B plasma akan menghasilkan antibodi yang mengikat
antigen sehingga makrofag akan mudah menangkap dan menghancurkan
patogen. Setelah infeksi berakhir, sel B pengingat akan tetap hidup dalam
waktu lama. Serangkaian respons ini disebut respons kekebalan primer.
Apabila antigen yang sama masuk kembali dalam tubuh, sel B pengingat
akan mengenalinya dan menstimulasi pembentukan sel B plasma yang
akan memproduksi antibodi. Respons tersebut dinamakan respons
kekebalan sekunder.
 
2. Kekebalan Seluler
Kekebalan seluler melibatkan sel T yang bertugas menyerang sel asing atau
jaringan tubuh yang terifeksi secara langsung. Ketika sel T pembunuh terkena
antigen pada permukaan sel asing, sel T pembunuh akan menyerang dan
menghancurkan sel tersebut dengan cara merusak membran sel asing. Apabila
infeksi berhasil ditangani, sel T supresor akan mengehentikan respons
kekebalan dengan cara menghambat aktivitas sel T pembunuh dan membatasi
produksi antibodi.

3 Berdasarkan Cara memperolehnya


1. Kekebalan Aktif
Kekebalan aktif merupakan kekebalan yang dihasilkan oleh tubuh itu
sendiri

2. Kekebalan pasif
merupakan kebalikan dari kekebalan aktif. Kekebalan pasif diperoleh
setelah menerima antibodi dari luar tubuh, baik secara alami maupun
buatan.
INFEKSI

Infeksi adalah suatu keadaan saat tubuh


kemasukan bibit penyakit (kuman) sehingga
menimbulkan gejala demam atau panas
tubuh sebagai suatu reaksi tubuh menolak
antigen (kuman) agar dapat melumpuhkan
atau mematikan kuman tersebut
Faktor-Faktor Resiko Terjadinya Infeksi

• Ketidak cukupan
pengetahuan untuk
• Agen farmasi
menghindari paparan
(imunosupresan)
patogen
• Malnutrisi
• Trauma
• Peningkatan paparan
• Kerusakan jaringan dan
lingkungan patogen
peningkatan paparan
• Imonusupresi
lingkungan
• Ruptur membran amnion
Agen Infeksi
Agen infeksi adalah organisme hidup atau
partikel yang menyebabkan penyakit menular

1. Bakteri
2. Virus
3. Jamur
4. Protozoa
5. Cacing dan
6. prion adalah
agen infeksi
Gangguan Pada Sistem Kekebalan
Tubuh

Hipersensitivitas (Alergi)
Penolakan transplantasi
(pencangkokan
Imunodefisiensi
Penyakit autoimunitas
Hipersensitivitas (Alergi)
Hipersensitivitas adalah respons imun
yang berlebihan terhadap senyawa yang
masuk ke dalam tubuh. Senyawa tersebut
dinamakan alergen. Alergen dapat berupa
debu, serbuk sari, gigitan serangga, rambut
kucing, dan jenis makanan tertentu, misalnya
udang.
Etiologi
• Makanan dan minuman
• Obat obatan
• Hirupan seperti debu, serbuk,
sari, rokok dan sebagainya
• Udara
• Binatang (bulu kucing)Zat kimia
• Factor keturunan (genetika)
Manifestasi klinik
• Jika terjadi pada kulit ditandai dengan pembengkakan local, gatal dan
kemerahan pada kulit
• Jika terjadi pada saluran cerna ditandai dengan diare , kerram abdomen,
mual dan muntah.
• Jika terjadi pada saluran pernafasan, ditandai dengan mata gatal dan pilek
encer, terjadi pembengkakan kongestif, kesultan bernafas akibat kontriksi
otot polos bronkiolus pada jalan nafas yang dilindungi oleh histamine , batuk,
bersin bersin sampai asma

Klasifikasi

HIPERSENSITIVITAS HIPERSENSITIVITAS
TIPE 1 TIPE 2

HIPERSENSITIVITAS HIPERSENSITIVITAS
TIPE 3 TIPE 4
Reaksi Hipersensitivitas tipe I

Hipersensitivitas Tipe I (Reaksi anafilaksis)


→ Dilakukan oleh IgE yang melekat pada sel mast dan berakibat
dilepaskannya beberapa mediator yang menyebabkan Rx
anafilaksis
→ Mediatornya histamin
→ Proses aktivasi sel mast terjadi apabila IgE mengikat
anafilatoksin
→ Proses aktivasi ini melepaskan berbagai mediator
→ Timbul gejala alergi
ex: Reaksi anafilaktik terhadap penisilin
Rhinitis alergi
Reaksi Hipersensitivitas tipe II
Hypersesitivitas Tipe II (Reaksi Sitotoksika)
→ Adanya antibodi dalam keadaan bebas dalam sirkulasi yang akan
bereaksi dengan antigen
→ Dilakukan oleh IgM atau IgG yang melekat pada sel sendiri dan
mengaktifkan lajur homplemen.
→ Akibatnya terjadi kerusal sel target.
→ Contoh : Anemia hemolitik
Reaksi Hipersensitivitas tipe III

Hipersensitivitas Tipe III (Imun Komplex)


→ Antigen larut dan antibodinya berada dalam keadaan bebas
dalam sirkulasi
→ Bila bereaksi membentuk komplek imun
→ Komplek imun ini berpresipitasi pada sel
→ Contoh : - Rx Arthus
- Serum Sickness
Reaksi Hipersensitivitas tipe IV

Hipersensitivitas Tipe IV
• Tipe lambat (24-48 jam )
• Sel limfosit yang telah tersensitisasi bereaksi
• secara spesifik dengan suatu antigen tertentu
• Contoh : Rx Tuberkulin
Rx Granuloma
AUTOIMUN
Sistem kekebalan gagal membedakan antara antigen self(antigen diri) dan
antigen non-self(antigen asing), mengakibatkan terjadinya pembentukan
limfositT dab B yang auto reaktif dan mengembangkan reaksi terhadap antigen
self.

Penyakit autoimun :
kerusakan jaringan atau gangguan fungsi fisiologis akibat respon autoimun

Penyebab penyakit autoimun

1. Kegagalan autoantibodi dan sel T mengenali sel sendiri (toleransi diri hilang)
2. Autoantibodi dan sel T menyerang sel sel sendiri jika T helper limfosit terlalu
aktif
3. Gangguan klinis yang diproduksi oleh respon imun ke komponen jaringan
normal dari tubuh
4. Ketidakmampuan untuk menghilangkan antigen penyebab proses inflamasi
kronis
PENYAKIT AUTOIMUN

1. Multiple sclerosis
yaitu keadaan dimana antibodi
menyerang jaringan saraf dan di
tulang belakang dimana bagian
saraf yang diserang adalah seludang
mielin sebagai bagian yang melapisi
sel saraf dan berperan dalam
penghantaran informasi,hal ini
menimbulkan berbagai gejala
seperti gangguan penglihatan,
pusing, depresi dan lain-lain
PENYAKIT AUTOIMUN

2. Mysthenia gravis
disebabkan oleh antibodi yang
menyerang otot lurik. Hal ini
menyebabkan dergradasi otot dan
berkurangnya kemampuan otot
menangkap asetilkolin (zat yang
dilepaskan saraf untuk memicu
kontraksi otot), misalnya terjadi
pada mata dimana posisi mata
menjadi tidak simetris.
PENYAKIT AUTOIMUN

3. Diabetes Mellitus,
DM tipe I (insulin-dependent
diabetes mellitus), dimana antibodi
menyerang sel-sel beta di pankreas
yang memproduksi hormon insulin
sehingga menyebabkan kadar gula
dalam darah tinggi.
PENYAKIT AUTOIMUN

4. Lupus erythematosus
yaitu keadaan dimana antibodi
menyerang sel-sel tubuh yang lain
sebagai sel asing dimana ketika
kondisi tubuh melemah maka
seranggan antibodi akan meningkat
PENYAKIT AUTOIMUN
5. Penyakit Addison
penyakit ini bisa disebabkan oleh
infeksi pada kelenjar adrenalin namun
juga bisa disebabkan oleh antibodi yang
menyerang sel-sel hormon yang
menghasilkan adrenalin.
Akibat yang ditimbulkannya adalah
mudah merasa lelah, kehilangan berat
badan, rasa perasaan yang tertekan,
kadar gula darah rendah dan pigmentasi
kulit yang meningkat.
PENYAKIT AUTOIMUN

Anda mungkin juga menyukai