Anda di halaman 1dari 27

PATOFISIOLOGI

Rangkuman Materi Kuliah

OLEH :

Adel Zilvia Natasha


1601001
S1 IVB

DOSEN PENGAMPU : Mira Febrina M.Sc,. Apt.

PROGRAM STUDI SI FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI RIAU
YAYASAN UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2018
MATERI 1

PATOFISIOLOGI SEL, PATOFISOLOGI SISTEM PERTAHANAN TUBUH,


GANGGUAN TRANSMISI ANTAR SEL.

Sel adalah unit struktural dan fungsional terkecil yang mampu menjalankan proses-proses kehidupan.
Sel memiliki 3 bagian utama : Membran plasma, nukleus dan sitoplasma

Sel normal

Stress Jejas Sel Reversibel Degenerasi

Adaptasi sel Irreversibel Jika sel tidak mampu


menahan lagi
Apoptosi Nekrosis
Atropi

Hipertropi

Metaplasi
a
Hiperlasia

Berdasarkan tingkat kerusakannya, cedera atau jejas sel dikelompokkan menjadi 2


kategori utama yaitu :

1. Kerusakan Reversible (Degenerasi Sel)

Kerusakan reversible adalah suatu keadaan ketika sel dapat kembali ke


fungsi dan morfologi semula jika rangsangan perusak ditiadakan.
2. Kerusakan Irreversible (Kematian Sel)

Kerusakan irreversible adalah suatu keadaan saat kerusakan berlangsung


secara terus-menerus, sehingga sel tidak dapat kembali ke keadaan semula dan
sel itu akan mati.

Faktor-faktor penyebab cedera sel :

 Hipoksia
 Cedera fisik
 Agen mikrobiologi
 Alergi atau Reaksi imunologik
 Agen-agen kimia

Adaptasi selular terhadap jejas sel :

 Atrofi
Pengerutan ukuran sel, dengan berkurangnya substansi sel
Contoh: pengecilan ukuran kaki akibat kelumpuhan

 Hipertrofi
Penambahan ukuran sel dan menyebabkan penambahan ukuran organ
Ada 2 hipertofi :
 Hipertrofi fisiologik
Contoh : orang yang sering angkat berat dapat mengalami hipertrofi , karena
diinduksi oleh peningkatan beban kerja
 Hipertrofi patologik
Contoh : pembesaran jantung akibat hipertensi/penyakit katup aorta,.
 Hiperplasia
Bertambahnya jumlah sel dalam jaringan/organ yang bisa meningkatkan volume
jaringan atau organ tersebut.

 Metaplasia
Perubahan reversibel, pada perubahan ini satu jenis sel dapat digantikan dengan
sel yang lain

Bentuk kerusakkan sel :

 Nekrosis
Merupakan jenis kematian ireversibel yang terjadi ketika terdapat cedera berat
atau lama hingga suatu saat sel tidak dapat beradaptasi atau memperbaiki
dirinya.
 Apoptosis
Jenis kematian sel terprogram yang dimediasi sel yang merupakan bagian pusat
perkembangan normal
Contoh penyakitnya :

1. Kanker
Suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel jaringan tubuh
yang tidak normal. sel kanker akan membelah terus meskipun tubuh tidak
memerlukannya, sehingga akan terjadi penumpukan sel baru. Penumpukan
sel tersebut mendesak dan merusak jaringan normal, sehingga mengganggu
organ yang ditempatinya.
2. Hipersensitivita

Respons imun yang berlebihan terhadap senyawa yang masuk ke dalam tubuh.
Senyawa tersebut dinamakan alergen.
Klasifikasi Hipersensitivitas :
 Hipersensitivitas Tipe I (Reaksi anafilaksis)
 Hypersesitivitas Tipe II (Reaksi Sitotoksika)
 Hipersensitivitas Tipe III (Imun Komplex)
 Hipersensitivitas Tipe IV

3. Autoimu
Yaitu sistem kekebalan gagal membedakan antara antigen self(antigen diri) dan
antigen non-self(antigen asing), mengakibatkan terjadinya pembentukan limfosit
T dab B yang auto reaktif dan mengembangkan reaksi terhadap antigen self.
Contoh penyakit nya :
 Multiple sclerosis
 Mysthenia gravis
 Diabetes Mellitus
 Lupus erythematosus

4. AIDS
Disebabkan virus HIV yang menyerang sel T pembantu yang berfungsi
menstimulasi sel T lainnya serta sel B plasma. Hal ini menyebabkan
kemampuan tubuh melawan kuman penyakit menjadi berkurang.
MATERI 2

PATOFISIOLOGI SISTEM NEUROLOGI I : SEL SARAF DAN GANGGUAN


TRANSMISI NEUROMUSKULAR

Komponen utama sistem saraf adalah sel saraf atau Neuron. Neuron atau sel saraf bertanggung
jawab atas reaksi, transmisi, dan proses pengenalan rangsang; merangsang aktivitas sel-sel tertentu
dan melepas neurotransmitter.

Terdapat 3 (tiga) jenis sel saraf berdasarkan fungsi, yaitu:


SISTEM NEUROMUSKULAR

Tiga komponen utama Neuromuskular

● Nerve

● Neuromuscular junction

● Muscle

Gangguan sambungan neuromuskular , penyakit ini yaitu transmisi sinyal


untuk bergerak (kontraksi) otot tersumbat seperti mencoba untuk menjembatani GAP
antara saraf dan otot. Yang paling umum dari penyakit ini adalah myasthenia gravis,
penyakit autoimun dimana sistem kekebalan tubuh menghasilkan antibodi yang
menempel pada sambungan neuromuskular dan mencegah transmisi impuls saraf ke
otot.

1. Miastenia gravis
 penyakit yang menyerang hubungan antara sistem saraf (nervus) dan sistem
otot (muskulus) yang ditandai dengan kelemahan dan kelelahan pada
beberapa atau seluruh otot.
 Myasthenia gravis termasuk dalam kondisi autoimun. Sistem kekebalan
tubuh pada pengidap memproduksi antibodi yang menghalangi kinerja atau
menghancurkan sel-sel saraf pada otot.
 Penyebab keabnormalan antibodi ini belum diketahui secara pasti.
 MEKANISME : Terjadi penurunan jumlah Acetyl Choline Receptor (AChR).
Acetyl Choline (ACh) yang tetap dilepaskan dalam jumlah normal tidak dapat
mengantarkan potensial aksi menuju membran post-synaptic. Kekurangan
reseptor dan kehadiran ACh yang tetap pada jumlah normal akan
mengakibatkan penurunan jumlah serabut saraf yang diaktifkan oleh impuls
tertentu.
2. Sindrom Guillain-Barre.
 GBS adalah adalah paralisis motorik asendens secara primer dengan
berbagai gangguan fungsi sensorik.
 GBS adalah gangguan neuron motorik bagian bawah dalam saraf perifer.
 MEKANISME : Virus atau proses inflamasi merubah sel dalam sistem saraf
sehingga sistem imun mengenali sel tersebut sebagai sel asing. Sesudah
itu,limfosit T yang tersensitisasi dan makrofag akan menyerang mielin. Selain
itu, limfosit T menginduksi limfosit b untuk menghasilkan antibodi yang
menyerang bagian tertentu dari selubung mielin,menyebabkan kerusakan
mielin.
3. Syndrom pasca polio.
 Poliomielitis atau polio adalah penyakit paralisis atau lumpuh yang
disebabkan oleh virus. Agen poliovirus(PV) masuk ke tubuh melalui mulut,
menginfeksi saluran usus.
4. Penyakit Neuron Motorik-sklerosis Lateral Amiotrofik.
 ALS (amyotrophic lateral sclerosis) adalah penyakit yang menyerang
neuron-neuron (sel-sel syaraf) motorik pada tulang belakang dan batang otak
sehingga mengakibatkan kelumpuhan secara bertahap keseluruh organ
tubuh bahkan kelumpuhan dalam mengfungsikan paru-paru untuk bernafas.
5. Chorea.
 Patofisiologi : kelebihan aktivitas pada dasar ganglia, dan berkaitan dengan
peningkatan respon reseptor dopamin sehingga mempengaruhi basal
ganglia dan mengganggu fungsi normalnya
6. Athetosis.
 Ialah aliran gerakan yang lambat, mengalir, menggeliat di luar kesadaran.
Gangguan kinetik ini biasanya disebabkan oleh kerusakan perinatal dari
korpus striata.
7. Spastisitas.
 Merupakan kelainan sistem saraf pusat yang ditandai oleh otot yang terus
menerus menerima impuls untuk menjadi kaku.
8. TREMOR.
 Terjadi akibat proses aktivitas neuron yag berlebihan dalam satu area
karena aktivitas neuron yang sama dalam area lain. Pada umumnya
terdapat kontraksi otot ekstensor dan fleksor secara bergantian sehingga
pergerakan.

MATERI 3

SISTEM NEUROLOGI 2 (NYERI, ALZHEIMER, DEPRESI, SKIZOFRENIA DAN


ADIKSI)

A. NYERI

Nyeri adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan


terkait kerusakan jaringan, baik aktual maupun potensial atau yang digambarkan dalam
bentuk kerusakan tersebut.

Nyeri terbagi 2, yaitu :


1. Nyeri Neuropatik: Nyeri yang disebabkan oleh lesi (kerusakan) sistem saraf.
2. Nyeri Nosiseptif: Nyeri yang disebabkan oleh proses inflamasi dan kerusakan
jaringan

Mekanisme nyeri nosiseptif :


1. Stimulasi
2. Transmisi
3. Persepsi nyeri
4. Modulasi

B. ALZHEIMER DISEASE
Adalah suatu gangguan psikiatri yang merupakan bentuk progresifitas dari
dementia, yang berefek pada gangguan kognitif, behavior, dan fungsional

Pasien alzheimer umumnya mengalami atrofi kortikal dan berkurangnya


neuron secara signifikan, terutama saraf kolinergik. Kerusakan saraf kolinergik terjadi
terutama pada daerah limbik otak (yang terlibat dalam emosi) dan korteks ( yang terlibat
dalam memori dan pusat pikiran atau advanced reasoning center). Selain itu juga terjadi
penurunan jumlah enzim kolin asetiltransferase di korteks serebral dan hippocampus,
dimana enzim kolin asetiltransferase tersebut berfungsi untuk mensintesis asetilkolin.
Sehingga apabila konsentrasi enzim tersebut menurun maka akan berakibat pada
penurunan sintesis asetilkolin di otak.

C. DEPRESI

Depresi merupakan gangguan mental yang serius yang ditandai dengan


perasaan sedih dan cemas. Gangguan ini biasanya akan menghilang dalam beberapa
hari tetapi dapat juga berkelanjutan yang dapat mempengaruhi aktivitas sehari-hari.

Etiologi depresi :
1. Abnormalitas otak
2. Faktor neuroendokrin
3. Gangguan neurotransmitter lainnya.
4. Biogenic amines
5. Faktor biologis
D. SKIZOFRENIA

adalah salah satu bentuk gangguan psikosis yang menunjukkan beberapa


gejala psikotik, ditambah dengan cerita lain seperti jangka waktu, konsekuensi dari
gangguan tersebut dan tidak tumpang tindih dengan gangguan lain yang mirip. Pasien
psikotik tidak dapat mengenali atau tidak memiliki kontak dengan realitas. Beberapa
gejala psikotik adalah delusi, halusinasi, pembicaraan kacau, tingkah laku kacau

Tipe-tipe Skizofrenia :
1. Skizofrenia Tipe Paranoid
2. Skizofrenia Tipe Disorganized
3. Skizofrenia Tipe Katatonik
4. Skizofrenia tipe undifferentiated
5. Skizofrenia tipe residual

E. Adiksi

ialah ketergantungan fisik, yaitu kondisi dimana tubuh sudah mulai terbiasa
dengan zat tersebut dan menganggapnya sebagai bagian dari fungsi normal
ketubuhan.

Adiksi dan sistem kerja otak :


• Dopamin adalah neurotransmiter-zat kimia yang diproduksi oleh sel-2 syaraf
yang memproses dan membawa informasi. Tugas dopamin adalah memproduksi
perasaan senang/enak. Oleh sebab itu jalur ini juga sering disebut sebagai
"pleasure pathway." Bila seseorang menjadi pecandu narkoba, sistem sistem
akan terganggu. Kalau otak mengeluarkan dopamin terlalu sering jumlah
dopamin akan jauh berkurang. Bila seseorang kekurangan sumber produksi
dopamin dari otak akibatnya akan sulit merasakan senang/enak dari sumber
kesenangan yang alami.
• Menurunkan aktivitas dopamin.
– Otak akan mengeluarkan dopamin (yang menyebabkan pearasaan
senang/enak) dan memotivasi kita untuk berespon terhadap reward
alamiah.
– Narkoba mengandung dopamin sangat banyak sehingga otak
menurunkan produksinya sendiri.
– Gangguan dalam sistem produksi dopamin alami lama kelamaan akan
menghalangi pecandu untuk merasakan kesenangan, walaupun sudah
pakai narkoba.
• Menggangu sistem otak yang mengendalikan perasaan senang, pengambilan
keputusan, memori, pengendalian emosi, motivasi, mengatur kebutuhan.Sebagai
akibat dari kehilangan kontrol, pecandu mencari narkoba secara kompulsif,
walaupun narkoba ini sudah tidak lagi menimbulkan efek yang menyenangkan

MATERI 4

PATOFISIOLOGI SISTEM LIMFATIK

Sistem hemik limfatik merupakan sistem pertahanan sekunder. Sistem


pertahanan primer dilaksanakan oleh kulit dan membrana mukosa.

Sistem hemik limfatik berfungsi untuk :

• menghasilkan sel untuk pertahanan;

• mentranspor bahan lewat vasa limfe;

• fagositosis oleh makrofag;

• terlibat dalam produksi imunoglobulin.

Penyakit sistem limfatik


 Lymphedema adalah akumulasi cairan interstisial kaya protein dalam kulit
dan jaringan subkutan yang terjadi sebagai akibat dari disfungsi limfatik. Semua
bentuk lymphedema yang terjadi sebagai akibat dari penyumbatan disebut
sebagai lymphedema sekunder. Penyebab edema tinggi protein pergeseran
keseimbangan Starling, sehingga terjadi akumulasi cairan. Seiring dengan
waktu, tekanan oksigen menurun, terjadi penurunan fungsi makrofag, dan
adanya peningkatan jumlah cairan kaya protein menimbulkan kondisi inflamasi
kronis dan fibrosis.
 Limfoma Limfoma adalah suatu penyakit heterogen keganasan yang muncul
dari sel imunitas jaringan limfoid yang bersifat padat bermanifestasi dalam
sumsum tulang belakang dan sistem periferal atau dalam jaringan lain dimana
terdapat agregat sel limfosit. Limfoma terbagi menjadi 2, yaitu limfoma Hodgkin
(HL) dan limfoma non-Hodgkin (NHL).
 HODGKIN: kelompok keganasan primer limfosit yang berasal dari sel Reed-
Sternberg, Cenderung Intranodal, Lebih pada Sel Limfosit B. Pada penyakit ini
ditemukan adanya perkembangan sel B abnormal atau dinamakan sel Reed-
Sternberg akibat pengaruh paparan virus epstein barr (EBV). Terkait Proses
Transkripsi sel B yang terganggu.
 NON HODGKIN: kelompok keganasan primer limfosit yang berasal dari limfosit
B dan limfosit  T. Cenderung ekstranodal, Pada Sel Limfosit B dan T. Pada
limfoma jenis ini penyakit berkembang dari limfosit yang abnormal yang akan
terus membelah dan bertambah banyak dengan tidak terkontrol akibat faktor
keturunan, kelainan sistem kekebalan, infeksi virus atau bakteria (HIV, HCV,
EBV, Helicobacter Sp) dan toksin lingkungan (herbisida, pengawet dan
pewarna kimia). Pembelahan yang tak terkendali dari limfosit B dan T akibat
mutasi sel menjadi sel ganas.
 Castleman disease adalah penyakit langka yang mempengaruhi kelenjar getah
bening dan struktur sel kekebalan tubuh. Kondisi tersebut berarti melibatkan
pertumbuhan berlebih (proliferasi) sel limfatik.

Ada dua tipe dasar penyakit Castleman:


 Penyakit Castleman unicentric. Tipe ini hanya mempengaruhi satu kelenjar
(kelenjar getah bening) dalam sistem limfatik tubuh.

 Penyakit Castleman multicentric. Tipe ini mempengaruhi beberapa kelenjar


getah bening dan jaringan limfatik, dan sangat berpotensi melemahkan sistem
kekebalan tubuh.

 Leukemia limfotik
Acute Lymphocytic Leukemia juga disebut leukemia limfoblastik
akut dan leukemia limfoid akut. Jenis leukemia ini adalah kanker darah yang
terjadi ketika sel darah putih abnormal (sel leukemia) menumpuk di sumsum
tulang.Semua seakan berkembang dengan sangat cepat pada saat sel leukemia
tersebut akhirnya berhasil menggantikan sel sehat atau normal yang
menghasilkan limfosit fungsional, dengan sel leukemia yang tidak dapat matang
dengan baik.

 Filiariasis limfatik
Filariasis limfatik (FL) atau penyakit kaki gajah adalah infeksi yang
disebabkan oleh cacing mikroskopis yaitu nematoda filaria wuchereria bancrofti,
brugia malayi dan b. timori. Penularan cacing ini melalui gigitan spesies nyamuk
aedes, culex, anopheles, dan manusia yang terinfeksi. Penyakit ini ditularkan
melalui nyamuk yang menghisap darah seseorang yang telah tertular
sebelumnya.
MATERI 5 PATOFISIOLOGI MUSKULOSKELETAL

Sistem muskuloskeletal adalah suatu sistem yang terdiri dari tulang, otot, kartilago,
ligamen, tendon, fascia, bursae, dan persendian.

Fungsi Sistem Rangka :

1. Penyangga: berdirinya tubuh, tempat melekatnya ligamen-ligamen, otot, jaringan


lunak & organ

2. Penyimpanan mineral (kalsium & fosfat) dan lipid (yellow marrow)

3. Produksi sel darah (red marrow)

4. Pelindung; membentuk rongga melindungi organ yang halus & lunak

5. Penggerak; dpt mengubah arah & kekuatan otot rangka saat bergerak; adanya
persendian.
Tulang adalah jaringan ikat khusus yang terdiri atas materi antar sel berkapur yaitu
matriks tulang dan 3 jenis sel.

 Osteoblas bertanggung jawab atas sintesis komponen organik matriks tulang


kolagen tipe I, proteoglikan, dan glikoprotein).
 Osteosit berasal dari osteoblas, terletak di dalam lakuna yang terletak di antara
lamela-lamela matriks untuk mempertahankan matriks tulang.
 Osteoklas mengeluarkan kolagenase dan enzim proteolitik lain yang
menyebabkan matriks tulang melepaskan substansi dasar yang mengapur.

Berbagai Penyakit Tulang

 Akondroplasia adalah salah satu bentuk kekerdilan tubuh yang sering dijumpai.
Penyakit ini merupakan kelainan kongenital tulang rawan. Gangguan terutama
pada pertumbuhan tulang-tulang panjang. Ditemukan lebih banyak penderita
Akondroplasia pada anak perempuan dibandingkan anak laki-laki Penyakit ini
memberikan gambaran perawakan pendek pada tubuh dan anggota gerak yang
tidak proporsional. Akondroplasia merupakan penyakit genetik yang disebabkan
oleh mutasi pada gen FGFR3 yang menghambat pertumbuhan kartilago pada
lempeng pertumbuhannya. FGFR3 mengkode suatu protein yang disebut
Fibroblast Growth Factor Receptor 3. Protein ini merupakan tempat bekerjanya
faktor pertumbuhan utama yang bertanggung jawab terhadap proses
pemanjangan tulang. Ketika factor pertumbuhan ini tidak dapat bekerja dengan
baik karena hilangnya reseptor tersebut, pertumbuhan tulang pada kartilago
lempeng pertumbuhan akan mengalami perlambatan. Hal ini mengakibatkan
pemendekan tulang, bentuk tulang yang abnormal dan perawakan pendek.
 Paget Disease (Osteitis Deformans). Penyakit paget dapat mengenai 1 tulang
(monostotik) atau banyak tulang (poliostotik). Tulang yang paling sering terkena
adalah tulang panggul,tengkorak ,tulang belakang ,spakula,femurtibia,humerus
dan mandibula.
Perjalanan penyakit ini dibagi menjadi 3 tahap :
(1) Fase Osteolitik pada tahap pertama terdapat resorpsi osteoklast yang tidak
teratur.
(2) Fase Campuran pada tahap kedua,osteoblas bereaksi dengan secara aktif
membentuk tulang baru,yang menyeimbangkan osteolisis dan
mempertahankan volume tulang total. Penyakit ini dapat dikenal pada tahap
ini dengan adanya susunan osteoblas irregular yang terletak di bawah
trabekula. Tulang baru mempunyai vaskularisasi yang sangat banyak.
(3) Fase osteosklerotik. Akhirnya,terdapat fase osteosklerotik yang terjadi
peningkatan aktivitas osteoblas begitu besar dalam meresorpsi
osteoklas,menyebabkan penebalan nyata trabekula dengan garis semen
yang tersusun irregular (pola mosaic).
Fase 1

Fase 2

Fase 3

 Osteoporosis adalah gangguan tulang yang ditandai dengan penurunan massa


tulang dan kemerosotan mikro-arsitektur yang menyebabkan tulang menjadi
rapuh dan mudah patah.

 Osteosarkoma didefinisikan sebagai tumor masenkim ganas yang matriks


tulangnya dihasilkan oleh sel-sel kanker.
 Fraktur adalah setiap retak atau patah pada tulang yang utuh, kebanyakan
fraktur disebabkan oleh trauma dimana terdapat tekanan yang berlebihan pada
tulang. 1.Incomplete: Fraktur hanya melibatkan bagian potongan menyilang
tulang. Salah satu sisi patah; yang lain biasanya hanya bengkok (greenstik).
2.Complete: Garis fraktur melibatkan selurah potongan menyilang dari tulang,
dan fragmen tulang biasanya berubah tempat.
3.Tertutup (Simple) : Fraktur tidak meluas melewati kulit.
4.Terbuka (Complete): Fragmen tulang meluas melewati otot dan kulit, dimana
potensial untuk terjadi infeksi.

 Carpal tunnel syndrome adalah gangguan umum dengan gejala yang melibatkan
nervus medianus. Nervus medianus rentan terhadap kompresi dan cedera di
telapak tangan dan pergelangan tangan, di mana dibatasi oleh tulang
pergelangan tangan (karpal) dan ligamentum karpal transversal.
Penyebab CTS dibagi menjadi 3 faktor, yaitu:
(1) faktor intrinsik,
(2) faktor penggunaan tangan (penggunaan tangan yang berhubungan dengan
hobi, dan penggunaan tangan yang berhubungan dengan pekerjaan),
(3) faktor trauma.
 Gangguan pada Sistem Otot
1. Atrofi merupakan penurunan fungsi otot karena otot mengecil atau kehilangan
kemampuan untuk berkontraksi.Gangguan ini dapat disebabkan oleh penyakit
poliomielitis yaitu penyakit yang disebabkan oleh virus.
2. Strain adalah trauma pada suatu otot atau tendon. Biasanya terjadi ketika otot
atau tendon teregang melebihi batas normalnya. Strain dapat mencakup robekan
atau rupture jaringan.
3. Myositis adalah istilah umum untuk peradangan pada otot.
4. Rabdomiolisis, yang juga disebut mioglobinuria adalah adanya sejumlah besar
protein otot (mioglobin) di urine.Rabdomiolisis biasanya terjadi setelah trauma
otot besar, terutama cedera remuk otot.
MATERI 6
PATOFISIOLOGI SEL DARAH

GANGGUAN SEL DARAH MERAH

1. Anemia

adalah berkurangnya hingga dibawah nilai normal jumlah sel darah merah,
kuantitas hemoglobin dan volume packed red blood cells (hematocrit) per 100ml darah.
Anemia terjadi ketika tubuh tidak memiliki sel darah merah yang cukup kuat dan sehat
untuk membawa oksigen ke seluruh tubuh.

Klasifikasi Anemia Berdasarkan Morfologik :

1) Anemia normokromin normositik, sel darah merah memiliki ukuran dan bentuk
normal serta mengandung jumlah hemoglobin normal .
Penyebab anemia jenis ini :
 Kehilangan darah akut
 Hemolisis
 Penyakit kronis (infeksi, gangguan endokrin, gangguan ginjal, gangguan
sumsum -tulang, dan penyakit-penyakit infiltratif metastatik pada sumsum
tulang.
2) Anemia normokromik makrositik, sel darah merah memiliki ukuran lebih besar
dari normal tetapi konsentrasi hemoglobin normal
 Penyebab anemia jenis ini : Terganggunya atau terhentinya sintesis asam
deoksiribonukleat
3) Anemia hipokromik mikrositik, sel darah merah memiliki ukuran sel kecil dan
jumlah hemoglobin yang kurang dari normal
 Penyebab : kekurangan zat besi, seperti anemia defisiensi besi, keadaan
sideroblastik, dan kehilangan darah kronis, atau gangguan sintesis globin
seperti Thalasemia

4) Anemia aplastik adalah suatu gangguan yang mengancam jiwa pada sel induk
disumsum tulang, yang sel-sel darahnya diproduksi dalam jumlah yang tidak
mencukupi.
5) Anemia defisiensi besi, keadaan ini diklasifikasikan sebagai anemia mikrositik
hipokromik dengan penurunan kuantitatif sintetis hemoglobin.

2. Malaria

Ini adalah kondisi yang disebabkan oleh parasit. Malaria menyebar melalui
gigitan nyamuk yang sudah terinfeksi parasit. Parasit yang masuk ke darah manusia
akan menginfeksi sel darah merah. Akhirnya, sel darah merah rusak dan menyebabkan
demam, menggigil, serta kerusakan pada organ tubuh.

3. Polisitemia

adalah peningkatan jumlah sel darah merah. Polisitemia primer ditandai


dengan peningkatan jumlah trombosit dan granulosit serta sel darah merah , dan
diyakini sebagai awal terjadinya abnormalitas sel. Polisitemia dapat timbul sebagai
akibat hipoksia kronis yang menyebabkan peningkatan pelepasan ginjal eritro proietin,
yang merangsang pembentukan sel darah merah

4. Splenomegali
Spenomegali adalah pembesaran limfa. Keadaan ini biasanya terjadi akibat
poliferasi limfosit dalam limfa karena infeksi ditempat lain di tubuh. Splenomegali akibat
poliferasi makrofag terjadi jika terdapat sel-sel mati (terutama sel darah merah) dalam
jumlah yang berlebihan dan perlu dibersihkan dari sirkulasi. Splenomegalii juga dapat
terjadi akibat penimbunan darah dalam limfa.

GANGGUAN SEL DARAH PUTIH

1. Leukemia

merupakan penyakit neoplastik yang ditandai dengan diferensiasi dan


proliferasi sel induk hematopoietik yang secara maligna melakukan transformasi,
yang menyebabkan penekanan dan penggantian unsur sumsum yang normal.

Klasifikasi leukemia :
• Leukimia Limfositik Akut (LLA) Kanker sel limfoid yang belum dewasa. Lebih
sering terjadi pada anak-anak dan merupakan leukemia yang paling umum
diderita oleh anak-anak.
• Leukimia Mielositik Akut (LMA) Kanker yang menyerang myeloid.Merupakan
jenis leukemia yang paling umum, kebanyakan terjadi pada orang dewasa.
• Leukimia Myeloid Kronis (LMK) Kanker sel myeloid yang terkait dengan adanya
kromosom Philadelphia dan lebih umum terjadi pada orang dewasa.
• Leukimia Limfositik Kronis ( CLL) Kanker sel limfoid dewasa. Sebagian besar
diderita oleh individu yang berusia lanjut (>60 tahun). Jenis ini jarang terjadi
pada anak-anak.

2. Limfoma

adalah sekumpulan keganasan primer pada kelenjar getah bening dan


jaringan limfoid. Sel darah putih pada orang yang mengalami kondisi ini akan menjadi
ganas, menyebar secara abnormal, dan berlipat ganda tanpa terkendali.

Klasifikasi limfoma dibedakan berdasarkan jenis sel yang mencolok yang terdapat
dalam kelenjar getaah bening serta penyebarannya :
 Limfoma non-hodgkin
 Limfoma Hodgkin

3. Leukopenia

Leukopenia adalah penurunan jumlah sel darah putih. Leukopenia dapat


disebabkan berbagai kondisi, terasuk stres berkepanjangan, infeksi virus, penyakit atau
kerusakan sumsum tulang, radiasi, atau kemoterapi.

4. Leukositosis

Leukositosis adalah peningkatan jumlah sel darah putih dalam sirkulasi.


Leukositosis merupakan respons normal terhadap infeksi atau proses peradangan.
Keadaan ini dapat dijumpai setelah gangguan emosi, setelah anastesi atau olahraga,
dan selama kehamilan.

GANGGUAN PADA KEPINGAN DARAH (TROMBOSIT)

1. Trombositopenia
 adalah penurunan jumlah trombosit dalam sirkulasi darah.
Terdapat 2 jenis trombositopenia, yaitu, trombositopenia primer dan
trombositopenia sekunder.
 Trombositopenia primer dapat terjadi akibat penyakit autoimun yang ditandai
pembentukan antibodi terhadap trombosit.
 Trombositopenia sekunder dapat terjadi akibat efek samping dari obat, infeksi
virus atau bakteri tertentu

2. Trombositosis adalah peningkatan jumlah trombosit dalam sirkulasi darah.

Terdapat 2 jenis trombositosis, yaitu :


• Pada trombositosis primer, terdapat gangguan pengikatan trombopoetin
terhadap trombosit dan megakariosit abnormal sehingga terdapat peningkatan
kadar trombopoetin bebas dalam plasma.
• Trombositosis reaktif/sekunder terjadi karena produksi berlebih dari sitokin
proinflamasi seperti (IL)-1, IL-6, dan IL-11 yang muncul pada inflamasi kronik,
infektif, dan keganasan.

3. Hemofilia

 merupakan penyakit genetik yang diturunkan secara x-linked resesif


berdasarkan hukum Mendel dari orang tua kepada anak-anaknya. Penyakit ini
terjadi akibat kelainan sintesis salah satu faktor pembekuan, dimana pada
hemofilia A terjadi kekurangan F VIII (Antihemophilic factor), sedangkan pada
hemofilia B terjadi kekurangan F IX (Christmas factor).

5. Idiopathic Thrombocytopenic Purpura (ITP)


 Merupakan penyakit kelainan autoimun spesifik yang memengaruhi jumlah
trombosit atau platelet. Orang yang mengalaminya akan mudah memar atau
berdarah secara berlebihan.

Anda mungkin juga menyukai