Anda di halaman 1dari 16

ISOLASI DAN UJI AKTIVITAS SITOTOKSIK

SENYAWA ALKALOID FRAKSI DIKLOROMETANA


DAUN TUMBUHAN TAMPA BADAK (Voacanga foetida (Bl.) K. Schum)
MENGGUNAKAN METODE Brine Shrimp Lethality Test

Proposal Penelitian

Oleh :
Nurdina Putri
1601033

DOSEN PEMBIMBING I DOSEN PEMBIMBING II


Adriani Susanty, M. Farm., Apt Novia Sinata, M. Si., Apt
Latar Belakang

Tumbuhan menghasilkan metabolit


sekunder yang digunakan sebagai
bahan obat. Sekitar 14 – 28% Alkaloid
ekstrak tanaman tingkat tinggi
digunakan sebagai obat-obatan,
dimana 74% diantaranya diketahui
mempunyai fungsi dalam
pengobatan setelah melalui proses Merupakan senyawa metabolit
etnomedik atau penggunaan sebagai sekunder terbanyak ditemukan di
obat tradisional alam dengan keanekaragaman
(Dewick, 2009). struktur kimia dan memiliki
kemampuan bioaktifitas
(cavoski et al, 2011).

Efek farmakologi alkaloid yaitu


terhadap herbivora, aktivitas sitotoksik,
aktivitas mutagenik atau karsinogenik,
sifat antibakteri, antijamur, antivirus,
dan fitoaleksin (Bribi, 2018).
Senyawa alkaloid merupakan senyawa
antikanker dengan kerja mempengaruhi
proliferasi sel, apoptosis, metastasis, siklus
sel, autofagi, angiogensis, nekrosis dan
fisis mitokondria, berperan penting dalam
perkembangan tumor (Liu, et al, 2019).

Metabolit sekunder alkaloid Isolat tumbuhan tampa badak


banyak ditemukan pada salah (Voacanga foetida (Bl.) K. Schum)
satu genus tumbuhan Voacanga dari genus Voacanga dilaporkan
yang berasal dari keluarga memiliki kandungan metabolit
Apocynaceae, yaitu pada spesies sekunder berupa alkaloid voacangine,
V. africana, V. grandifolia, V. voacristine, lombine, coronaridine
schweinfurthii, V. chalotiana, V. (Hadi, 2002) dan vobtusine (Arbain,
thouarsii, V. globosa, V. papuana, 2012).
V. bracteata, dan V. foetida
(Hussain et al., 2012)
Penelitian Terkait Akitivitas Sitotoksik Tumbuhan
Tampa Badak (Voacanga foetida (Bl.) K. Schum)

• Frkasi n-heksana • Isolat Tb3 dari • Ekstrak etil asetat


daun berpotensi fraksi butanol daun bersifat
sebagai daun memiliki sitotoksik kuat
antikanker aktivitas terhadap sel
terhadap sel antikanker pada kanker kolon
leukemia L1210 sel kanker paru HTB-38
Susanty dkk., Susanty
A549 dkk., Susanty dkk.,
2012. 2015. 2018
Sitotoksisitas

Sitotoksisitas merupakan suatu aktivitas yang berkaitan dengan kemampuan


melawan sel kanker.
Uji sitotoksik merupakan metode penapisan untuk menentukan aktivitas
antikanker suatu senyawa kimia yang terdapat didalam ekstrak tumbuhan.

Metode Uji Sitotoksisitas :


1. MTT Assay
2. BSLT (Brine Shrimp Lethality Test)

BSLT merupakan metode pengujian toksisitas dengan menggunakan hewan


uji yaitu Artemia salina L.
Kemampuan sititoksik suatu senyawa dinyatakan dengan istilah LC50 (Lethal
Concentration-50).
ISOLASI DAN UJI AKTIVITAS SITOTOKSIK
SENYAWA ALKALOID FRAKSI DIKLOROMETANA
DAUN TUMBUHAN TAMPA BADAK
(Voacanga foetida (Bl.) K. Schum)
MENGGUNAKAN METODE Brine Shrimp Lethality Test

TUJUAN PENELITIAN

Untuk memperoleh suatu senyawa alkaloid yang berpotensi


memiliki aktivitas sitotoksik dan dapat dikembangkan
sebagai senyawa antikanker dengan menggunakan metode
BSLT (Brine Shrimp Lethality Test).
Klasifikasi Tumbuhan

Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Kelas : Angiospermae
Sub kelas : Dicotyledonae
Ordo : Apocynales
Family : Apocynaceae
Genus : Voacanga
Spesies : Voacanga foetida
(Bl.) K. Schum
Pelaksanaan Penelitian

Waktu dan Tempat


Penelitian

• Penelitian ini akan dilakukan pada bulan


Februari-Juni 2020 di Laboratorium Penelitian
Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi (STIFAR) Riau dan
Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi
Universitas Andalas Padang.
Alat yang Digunakan Bahan yang Digunakan

Peralatan gelas pada umumnya (beker Daun tumbuhan Voacanga foetida


gelas, Erlenmeyer, gelas ukur, dan (Bl.) K. Schum, pelarut metanol,
corong), kapas, aluminium foil, plastick kloroform, diklorometana, etil
wrapping, kertas saring, spatel, pipet tetes, asetat, heksana, amonia cair,
vial, pipa kapiler, neraca analitik natrium sulfat, penampak noda
(Shimadzu AUW-320), alat ekstraksi dragendorff, trietilamin, kloroform
dengan metode maserasi (botol gelap amoniak, logam magnesium,
tertutup baik), seperangkat alat destilasi, larutan besi (III) klorida (FeCl3),
seperangkat alat rotary evaporator asam klorida (HCl) 1%, asam sulfat
(Rotavapor R-3 Buchi), plat KLT GF254, (H2SO4)2N, asam tartat 5%,
lampu UV 254 nm dan 366 nm (Camag), pereaksi Liebermann-Burchard,
kromatotron, chamber, seperangkat alat pereaksi Mayer, silika gel 60, silika
pembiakan telur udang Artemia salina gel, kista udang Artemia salina
Leach (wadah gelap, aerasi, lampu dengan Leach, air laut, dan
intensitas cahaya 40-60W). dimetilsulfoksida (DMSO).
Rancangan Penelitian

1. Pengambilan sampel
2. Identifikasi Tanaman
3. Skrining Fitokimia
4. Ekstraksi dan Fraksinasi
5. Pemisahan dan Pemurnian
6. Karakterisasi Senyawa Hasil Isolasi
7. Pengujian Aktivitas Sitotoksik dengan metode BSLT
(Brine Shrimp Letality Test).
Skema Kerja Ekstraksi Daun Tumbuhan Tampa
Badak (Voacanga foetida (Bl.) K. Schum)

Daun Tumbuhan Tampa Badak (Voacanga foetida (BI.) K. Schum)


Disortasi Basah
Dikeringkan
Dirajang
Ditimbang

Serbuk Daun Kering


Dimaserasi dengan metanol selama 5 hari
sebanyak 3 kali pengulangan atau lebih.

Maserat metanol Residu


Dipekatkan dengan
  rotary evaporator

Ekstrak metanol

 
Skema Kerja Fraksinasi Daun Tumbuhan Tampa
Badak (Voacanga foetida (Bl.) K. Schum)

Ekstrak Kental Metanol

+ H2SO4 2N ad pH asam (± pH 1)
+ partisi dengan Diklorometana 3
x 500 mL

Fraksi Diklorometana Asam Fraksi Air

+ Nat. Bic ad pH basa (± pH 9)


Pekatkan dengan + partisi dengan Diklorometana
Rotary Evaporator 3 x 500 mL

Fraksi Diklorometana Basa Fraksi Air

Pekatkan dengan
Rotary Evaporator
Skema Kerja Skrining Fitokimia Tumbuhan
Tampa Badak (Voacanga foetida (Bl.) K. Schum)

Fraksi diklorometana daun tampa badak Daun segar tumbuhan tampa badak
(Voacanga foetida (Bl.) K.Schum) (Voacanga foetida (Bl.) K.Schum)
 Diambil 0,5 g  Diambil 4 g dirajang dan  Dirajang
masukkan dalam digerus dalam lumpang +  Ditambah etanol
tabung reaksi pasir  Dipekatkan

Pemeriksaan Flavonoid, Fenolik, Terpenoid,


Steroid dan Saponin
Pemeriksaan Alkaloid
 Ditambahkan air suling 5 mL dan kloroform 5 mL
Di dalam lumpang + 10 mL  Dikocok kuat lalu biarkan sampai terbentuk dua
kloroform + 10 mL kloroform lapisan
amoniak 0,05 M (gerus) saring
Lapisan Air Lapisan Kloroform
dengan kapas, pindah ke
dalam tabung reaksi + 10 tts
as. Sulfat 2 N (kocok), diamkan
Fenolik Flavonoid Saponin
Lapisan Asam (atas) + Bagian air Bagian air Bagian air, kocok
Pereaksi Mayer + FeCl3 1 % + logam Mg (Terbentuk busa
(Endapan putih) (Hijau-Biru + HClp selama 1-5 menit)
kehitaman) (Jingga-Merah)

Terpenoid Steroid
Lapisan kloroform di dalam pipet Lapisan kloroform di dalam pipet
tetes berisi norit, diteteskan ke tetes berisi norit, diteteskan ke
plat tetes + H2SO4 p plat tetes + Asam Asetat Anhidrat
+ Asam Asetat Anhidrat + H2SO4 p
(Merah) (Hijau-Biru)
Skema Kerja Isolasi Fraksi Diklorometana Tumbuhan
Tampa Badak (Voacanga foetida (Bl.) K. Schum)
Skema Kerja Uji Sitotoksik Fraksi Diklorometana
Tumbuhan Tampa Badak (Voacanga foetida (Bl.) K.
Schum) dengan Metode BSLT
Sampel 40 mg
 Larutkan dalam 4 mL
etanol

Larutan induk (10.000


μg/mL)  Biarkan pelarutnya menguap
 Tambahkan 50µL DMSO
 Tambahkan sedikit air laut,
lalu larutkan
 Masukkan @10 ekor larva
 Tambahkan air laut hingga
batas kalibrasi

Pengamatan larva mati setelah


24 jam

Analisis Data

Anda mungkin juga menyukai