Anda di halaman 1dari 17

GANGGUAN FUNGSI GINJAL

MERI SUZANA, M.KES


DEFENISI

• Ginjal adalah organ utama sistem perkemihan yang


memroses plasma darah dan mengeluarkan buangan
dalam bentuk urin melalui organ perkemihan yang
meliputi ureter, kandung kemih, dan uretra
• Ginjal adalah organ tubuh yang berfungsi untuk
mengeluarkan urin, sisa hasil metabolism tubuh adalam
bentuk cairan
• Ginjal adalah sepasang organ saluran kemih yang
terletak di rongga retroperitoneal bagian atas
ANATOMI GINJAL
• Bentuknya menyerupai
kacang dengan sisi cekung
menghadap ke medial
• Terletak di belakang perut
atau abdomen dan berada
di bawah hati dan limfa
• Beratnya: 120 – 170 gram
atau +/-0,4 % dari BB
FUNGSI GINJAL
• Mengekskresikan zat-zat yang merugikan bagi tubuh, antara lain: urea, asam urat, amoniak, kreatinin,
garam anorganik, bakteri dan juga obat-obatan. Jika zat-zat ini tidak diekskresikan oleh ginjal, maka
tubuh akan diracuni oleh kotoran yang dihasilkan oleh tubuhnya sendiri. Bagian ginjal yang berfungsi
untuk menyaring adalah nefron.
• Mengekskresikan kelebihan gula dalam darah.
• Membantu keseimbangan air dalam tubuh, yaitu mempertahankan tekanan osmotik ekstraseluler.
• Pengatur Keseimbanan Elektorolit diantara nya natrium, kalium, klorida, fosfat, kalsium, dan
magnesium
• Mengatur konsentrasi garam dalam darah dan keseimbangan asambasa darah.
• Ginjal mempertahankan pH plasma darah pada kisaran 7,4 melalui pertukaran ion hidtronium dan
hidroksil. Akibatnya, urin yang dihasilkan dapat bersifat asam pada pH 5 atau alkalis pada pH 8.
• Fungsi Endokrin : Organ ginjal berfungsi sebagai organ endokrin yang mensintesis renin, eritropoietin,
1,25 dihydroxy vitamin D, dan prostaglandin
GEJALA GANGGUAN FUNGSI GINJAL
• Kelelahan dan nyeri pinggang.
• Kram otot, sering terjadi pada otot betis.
• Mual dan muntah, biasanya karena ureum dan kreatinin darah tinggi.
• Mudah memar.
• Gatal, karena anemia dan asidosis.
• Sesak nafas, terjadi karena hiperkalemi dan overhidrasi.
• Gejala lainnya adalah perubahan frekuensi kencing, haus, nafsu makan
turun, susah tidur, kurang konsentrasi, gelisah, mengantuk, diare,
sembelit, sakit kepala, cegukan (hiccup), mulut bau ammonia disebabkan
oleh ureum yang berlebihan pada air liur, gangguan memori, mati rasa
dan kesemutan pada tangan dan kaki, anemia, kejang, penurunan libido,
impotensi dan bengkak seputar mata pada waktu bangun tidur
MEKANISME KERJA GINJAL
1. Darah dan zat – zat di nefron masuk ke bagian Glomerulus dan kapsul Bowman. Proses filtrasi menghasilkan urin primer yang

mengandung glukosa, garam – garam, natrium, asam amino dan protein.

2. Darah masuk kedalam Tubulus Kontortus Proksimal akan mengalami reabsorpsi yang dibutuhkan oleh tubuh. Proses reabsorpsi

akan menghasilkan urin sekunder yang mengandung air, garam – garam, urea dan pigmen.

3. Darah akan masuk ke dalam Tubulus Kontrotus Distal untuk ditambahkan zat – zat yang sudah tidak diperlukan oleh tubuh

disebut proses Augmentasi. Pada tahap ketiga menghasilkan urin normal yang mengandung 95% air, urea, amonial, asam urat,

garam mineral NaCl, zat empedu dan zat dari kandungan vitamin, obat dan lain – lain.

4. Urin ditampung sementara di Pelvis Ginjal, selanjutnya urin akan melewati Ureter dan akan disimpan di kantung kemih. Setelah

kantung kemih penuh, dinding kantung kemih akan tertekan dan menyebabkan rasa ingin buang air kecil dan urin pun akan

dikeluarkan melalui Uretra.


KLASIFIKASI PENYAKIT GAGAL GINJAL

1. Gagal Ginjal Akut (GGA)


• Akibat adanya gangguan fungsi ginjal yang terjadi secara akut, ditandai dengan berkurangnya
volume urin dalam 24 jam
• Penyebab gagal ginjal akut dibagi menjadi 3 yaitu:
1. Gagal Ginjal Akut pre renal (gangguan diluar renal): syok hypovolemik: dehidrasi berat, diare,
perdarahan, gagal jantung, sepsis.
2. Gagal Ginjal Akut renal (kerusakan dalam ginjal) : kelainan vascular: myelonephritis,
glomerulonephritis, intoksikasi, penyakit lupus, vaskulitis, hipertensi maligna, glomerulonefritis
akut dan Nefritis interstitial akut.
3. Gagal Ginjal Akut post renal disebabkan oleh obstruksi intra renal dan ekstra renal, misalnya
obstruksi saluran kemih, tumor, batu saluran kemih
KLASIFIKASI PENYAKIT GAGAL GINJAL
2. Gagal Ginjal Kronik (GGK)
• Penyakit ginjal tahap akhir
• etiologi yang beragam, mengakibatkan penurunan fungsi ginjal yang progresif, dan pada
umumnya berakhir dengan kelainan klinis yang ditandai dengan penurunan fungsi ginjal yang
irreversible, pada suatu derajat yang memerlukan terapi pengganti ginjal yang tetap, berupa
dialysis atau transplantasi ginjal
• Menurut National Kidney Foundation kriteria penyakit ginjal kronik:
1. Kerusakan ginjal ≥ 3 bulan, berupa kelainan struktural atau fungsional dari ginjal,
dengan atau tanpa berkurangnya Laju Filtrasi Glomerulus (LFG), dengan manifestasi
berupa kelainan patologi atau kelainan laboratorik pada darah, urin, atau kelainan pada
pemeriksaan radiologi.
2. 2. LFG < 60 ml/menit per 1,73 m2 luas permukaan tubuh selama > 3 bulan, dengan atau
tanpa kerusakan ginjal
Tahapan Penyakit Ginjal Kronik menurut The National Kidney Foundation Kidney Disease

Improving Global Outcomes (NKF-KDIGO) tahun 2012 adalah:

a. Tahap 1 : Kerusakan ginjal dengan GFR normal atau GFR >90ml/min/1.73m2.


b. Tahap 2 : Kerusakan ginjal ringan dengan GFR 60-89ml/min/1.73m2
c. Tahap 3 : Kerusakan ginjal sedang dengan GFR 30-59ml/min/1.73m2.
d. Tahap 4 : Kerusakan ginjal berat dengan GFR 15-29ml/min/1.73m2.
e. Tahap 5 : Gagal ginjal, GFR <15ml/min/1.73m2. Tahap ini sering disebut End
Stage Renal Disease (ESRD, Gagal ginjal terminal) dan perlu tindakan
hemodialisis
Penyebab Penyakit Gagal Ginjal Kronik diantaranya
adalah :

• Diabetes melitus dan Hipertensi


• Glomerulonefritis Glomerulonefritis menyebabkan
peradangan dan kerusakan unit penyaringan ginjal.
• Polikistik Ginjal Polikistik ginjal: penyakit ginjal bawaan
sejak lahir.
• Lupus: Systemic Lupus Erythematosus (SLE
• Adanya sumbatan Karena tumor, batu ginjal atau sumbatan
yang disebabkan pembesaran kelenjar prostat pada pria.
• Infeksi saluran kencing yang berulang
Pemeriksaan Pemantauan
Fungsi Ginjal

1.Laju Filtrasi Glomerulus :


 Digunakan untuk mengetahui besarnya kerusakan ginjal karena filtrasi glomerulus.
 Besarnya laju filtrasi glomerulus sama dengan klirens suatu bahan yang difiltrasi secara
bebas oleh glomerulus, tidak direabsorbsi dan tidak disekresi oleh tubulus ginjal.
 Klirens yaitu volume darah atau plasma yang dibersihkan dari bahan tertentu oleh ginjal
dalam satu satuan waktu.
 Bahan penanda filtrasi adalah bahan endogen dan bahan eksogen. Bahan endogen
berat molekul kecil seperti Kreatinin, Cystatin-c, ß-2 mikroglobulin, α-1 mikrogobulin
dan retinol binding protein. Bahan penanda filtrasi eksogen yakni inulin, PAH/ Para
amino hipurat, iohexol, DTPA (Diagnostic significance of gadolinium), 99m Tc-
diethylene triamine penta acetic acid, 51- Cr-EDTA dan 125 I-iothalamate
2. Urea:
merupakan senyawa nitrogen non protein dengan konsentrasi tinggi.
Urea merupakan hasil eksresi metabolisme protein, selanjutnya disintesis di dalam hati, urea dibawa ke dalam darah menuju ginjal dan
difiltrasi oleh glomerulus dan di reabsorbsi di tubulus proksimalis dan di ekskresi ke urine, >40% diserap kembali secara difusi pasif dan
sebagian kecil <10% diekskresikan melalui saluran cerna dan kulit.
Konsentrasi urea dalam plasma ditentukan oleh sintesis di hati dan ekskresi melalui urine.
Kadar urea darah meningkat pada diet tinggi protein, perdarahan sistem pencernaan, dehidrasi, gangguan fungsi ginjal, adanya
bendungan di saluran kemih bagian bawah dan katabolisme protein yang meningkat.
Urea darah menurun pada penyakit hati karena amoniak tidak diubah menjadi urea, sehingga peningkatan amoniak mengakibatkan
ensefalopati hepatik (Bishop, 2016).
• Urea pernah digunakan untuk pengukuran laju filtrasi glomerulus, namun sekarang tidak digunakan lagi karena kadar urea selama 24 jam
dalam darah tidak tetap, dipengaruhi oleh ekskresi ginjal, makanan dan pembentukannya di hati dan nilai klirens urea lebih rendah dari
nilai laju filtrasi glomerulus.
• Metode pengukuran urea menggunakan metode kinetik yang menggabungkan reaksi urea dengan Lglutamate dehidrogenase (GLDH) dan
mengukur tingkat Nikotinamide adenine dinukleotide (NADH tereduksi) pada 340 nm.
• Nilai rujukan urea nitrogen pada serum atau plasma adalah 20 – 30 mg/dL dan BUN 10– 20 mg/dL.
• Peningkatan kadar urea plasma karena retensi nitrogen akibat gangguan fungsi ginjal dikenal sebagai azotemia
Pemeriksaan Pemantauan
Fungsi Ginjal

3. Kreatinin
 Zat non protein nitrogen yang merupakan hasil metabolisme kreatinin otot, zat endogen
yang difiltrasi bebas, tidak mengalami reabsorbsi ditubulus ginjal, tetapi sejumlah kecil
kreatinin disekresi oleh tubulus ginjal.
 Peningkatan kadar kreatinin berhubungan dengan fungsi ginjal terutama glomerulus.
 Metode analisis yang digunakan untuk mengukur kretaini merupakan metode kimia
berdasarkan reaksi jaffe, metode enzimatik dan High performance liquid chromatography
(HPLC).
 Nilai kreatinin serum normal: 0,6 – 1,3 mg/dL.
 Kreatinin serum > 1,5 mg/dL menunjukkan telah adanya gangguan fungsi ginjal
Pemeriksaan Pemantauan
Fungsi Ginjal

4. Asam Urat
 Asam urat merupakan produk akhir dari metabolisme, bersifat kurang larut air oleh urikase atau urat oksidase

dikatabolisme menjadi alantoin yang larut air.

 Adenosin dan guanin (purin) berasal dari pemecahan asam nukleat yang diubah menjadi asam urat di dalam hati.

 Pengangkutan asam urat dalam plasma dari hati menuju ginjal dan diginjal di filtrasi oleh glomerulus.

 Reabsorbsi asam urat 98 – 100% terjadi di tubulus


GAMBARAN HASIL PEMERIKSAAN LAB GGK

URIN DARAH
 Volume : biasanya kurang dari 400 ml/24 jam  Haemoglobin (Hb) : menurun atau anemia,
(oliguria) atau tidak ada urin (anuria, yaitu kurang biasanya Haemoglobin kurang dari 7-8 g/dl.
dari 100 ml).
 Warna : secara abnormal urin keruh mungkin
 Ureum dan kreatinin : meningkat (minimal
disebabkan oleh pus (nanah), bakteri, lemak, pospat 10 mg/dl dari nilai rujukan) peningkatan
atau asam urat, sedimen kotor. Warna kecoklatan sehubungan dengan asidosis.
menunjukkan adanya darah.  Natrium : hipernatremia / hiponatremia.
 Berat Jenis : kurang dari 1.015 (menunjukkan
kerusakan ginjal berat).
 Magnesium / fosfat : meningkat.
 Protein : derajat tinggi proteinuria (3+ s/d 4+).  Kalsium : menurun
Pemeriksaan Pemantauan
Fungsi Ginjal

5. Elektrolit
 Merupakan parameter yang digunakan untuk mengetahui gangguan keseimbangan elektrolit pada penyakit ginjal kronik,

seperti:

o Hiperkalemia

o retensi natrium

o Hiperphosphatemia

o hipokalsemia

o hipermagnesemia
Pemeriksaan Pemantauan
Fungsi Ginjal

6. Keseimbangan Asam Basa Darah


 Merupakan pemeriksaan ginjal kronik yaitu asidosis metabolik dapat menyebabkan keluhan
seperti mual, lemah, airhunger dan drowsiness.
 Asidosis metabolik disebakna karena ekstresi asam terganggu, jumlah produksi asam
organik yang melebihi jumlah eksresinya sehingga pemasukan asam dari luar dan
produksinya dalam tubuh lebih besar dibandingkan ekskresi total di ginjal. Hal ini dapat
menyebabkan terjadinya kegagalan fungsi ginjal dapat menyebabkan penurunan
pembentukan amonia dan ion – ion hidrogen di dalam tubulus serta kehilangan natrium
disertai retensi asam (fosfat dan sulfat) dan asam organik oleh glomerulus.
 Paramter yang digunakan untuk pemeriksaan nya yaitu analisis gas darah bertujuan untuk
menetapkan pH, pCO2, pO2, HCO3-, CO2 total, BE ( base excess) dan saturasi oksigen
(SO2). Nilai normal pH: 7,36 – 7,44; PCO2: 38 – 42 mmHg; HCO3- : 24 – 28 mmol/L

Anda mungkin juga menyukai