2. Darah masuk kedalam Tubulus Kontortus Proksimal akan mengalami reabsorpsi yang dibutuhkan oleh tubuh. Proses reabsorpsi
akan menghasilkan urin sekunder yang mengandung air, garam – garam, urea dan pigmen.
3. Darah akan masuk ke dalam Tubulus Kontrotus Distal untuk ditambahkan zat – zat yang sudah tidak diperlukan oleh tubuh
disebut proses Augmentasi. Pada tahap ketiga menghasilkan urin normal yang mengandung 95% air, urea, amonial, asam urat,
garam mineral NaCl, zat empedu dan zat dari kandungan vitamin, obat dan lain – lain.
4. Urin ditampung sementara di Pelvis Ginjal, selanjutnya urin akan melewati Ureter dan akan disimpan di kantung kemih. Setelah
kantung kemih penuh, dinding kantung kemih akan tertekan dan menyebabkan rasa ingin buang air kecil dan urin pun akan
3. Kreatinin
Zat non protein nitrogen yang merupakan hasil metabolisme kreatinin otot, zat endogen
yang difiltrasi bebas, tidak mengalami reabsorbsi ditubulus ginjal, tetapi sejumlah kecil
kreatinin disekresi oleh tubulus ginjal.
Peningkatan kadar kreatinin berhubungan dengan fungsi ginjal terutama glomerulus.
Metode analisis yang digunakan untuk mengukur kretaini merupakan metode kimia
berdasarkan reaksi jaffe, metode enzimatik dan High performance liquid chromatography
(HPLC).
Nilai kreatinin serum normal: 0,6 – 1,3 mg/dL.
Kreatinin serum > 1,5 mg/dL menunjukkan telah adanya gangguan fungsi ginjal
Pemeriksaan Pemantauan
Fungsi Ginjal
4. Asam Urat
Asam urat merupakan produk akhir dari metabolisme, bersifat kurang larut air oleh urikase atau urat oksidase
Adenosin dan guanin (purin) berasal dari pemecahan asam nukleat yang diubah menjadi asam urat di dalam hati.
Pengangkutan asam urat dalam plasma dari hati menuju ginjal dan diginjal di filtrasi oleh glomerulus.
URIN DARAH
Volume : biasanya kurang dari 400 ml/24 jam Haemoglobin (Hb) : menurun atau anemia,
(oliguria) atau tidak ada urin (anuria, yaitu kurang biasanya Haemoglobin kurang dari 7-8 g/dl.
dari 100 ml).
Warna : secara abnormal urin keruh mungkin
Ureum dan kreatinin : meningkat (minimal
disebabkan oleh pus (nanah), bakteri, lemak, pospat 10 mg/dl dari nilai rujukan) peningkatan
atau asam urat, sedimen kotor. Warna kecoklatan sehubungan dengan asidosis.
menunjukkan adanya darah. Natrium : hipernatremia / hiponatremia.
Berat Jenis : kurang dari 1.015 (menunjukkan
kerusakan ginjal berat).
Magnesium / fosfat : meningkat.
Protein : derajat tinggi proteinuria (3+ s/d 4+). Kalsium : menurun
Pemeriksaan Pemantauan
Fungsi Ginjal
5. Elektrolit
Merupakan parameter yang digunakan untuk mengetahui gangguan keseimbangan elektrolit pada penyakit ginjal kronik,
seperti:
o Hiperkalemia
o retensi natrium
o Hiperphosphatemia
o hipokalsemia
o hipermagnesemia
Pemeriksaan Pemantauan
Fungsi Ginjal