Anda di halaman 1dari 28

“DISTRIBUSI OBAT PADA LANJUT USIA”

Putri Ella
Nadia Agustina
Widya Adfri
Putri Rizal 16330111
Susanti
16330084 Lestari Adhitya Fajriyatur Zaharatun
Irna 16330097
16330101 Rizqi Nura
Cecaria
16330118
Agustina Ramadanti
16330089 16330102
BIOFARMASI KELAS C
Dosen: Yayah Siti Juariah.,S.Si.,M.Si.,Apt
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
FARMASI Your Logo or Name Here 1

2018
Perubahan
fisiologi
terapi obat pada pasien Perubahan pada
usia lanjut yang
pada lanjut usia berkaitan
pasien dengan
penggunaan
lansia obat

DISTRIBU
Golongan
SI OBAT Proses
obat-obatan pendistribusia
yang sering PADA
n obat pada
diresepkan LANJUT pasien usia
pada lansia USIA lanjut

Penyakit Proses
kronik metabolism
degeratif yang Sistem obat pada
kerap dialami ekskresi pasien usia
para lanjut obat pada
usia lanjut
Your Logo or Name Here 2
usia lanjut
Add an image

Menurut Undang-Undang No 13 tahun


1998 tentang kesejahteraan lanjut usia, yang
dimaksud dengan usia lanjut adalah
penduduk yang telah mencapai usia 60 tahun
ke atas.

Proses menua adalah suatu proses


Pengertian menghilangnya secara perlahan-lahan
kemampuan jaringan untuk memperbaiki
Lanjut Usia diri/mengganti dan mempertahankan fungsi
normalnya sehingga tidak dapat bertahan
(LANSIA) terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan
yang diderita (nugroho, 2000)

Your Logo or Name Here


P
m eru
us b
k a k u l ah a
rd us n
io ke sy
pu le st
lm tal em
o n da
al n
Si
st em
pe
nc
er
na
an
Pe
ru
pe bah
rk a n
em s
ih iste
an m
Pe
ru
ba
en ha
do n
k r si s
Perubahan Fisiologis Pada Pasien Usia Lanjut

in tem
Pe
ru
ba
ne ha
ur n
ol si
o g st e
is m
Your Logo or Name Here
Add an image
Prevalensi Penyakit Pada Pasien
Usia Lanjut

• 1 Muskuloskeletal

• 2 Kardiovaskuler

•3 Urogenital

•4 Dan pernafasan lebih banyak dialami lanjut usia pria


dibandingkan wanita

Your Logo or Name Here


Perubahan pada usia lanjut yang berkaitan dengan penggunaan
obat

• Interaksi farmakokinetik obat


 Absorpsi suatu obat pada usia lanjut dapat berubah disebabkan adanya perubahan fisiologis pada usia lanjut,
seperti menurunnya sekresi asam lambung (25 –35%), aliran darah ke saluran cerna, produksi tripsin
pankreatik, gerakan saluran cerna atau waktu pengosongan lambung dan jumlah sel pengabsopsi.
 Keadaan yang dapat mempengaruhi absorpsi obat pada usia lanjut antara lain perubahan kebiasaan makan,
tingginya konsumsi obat-obatan non resep (misalnya antasida, laksansia) dan menurunnya kecepatan
pengosongan lambung.
 Perubahan paling berarti pada usia lanjut ialah menurunnya fungsi ginjal ditandai dengan menurunnya
Glomerulus Filtration Rate (GFR) dan creatinine clearance walaupun tidak terdapat ginjal atau kadar
creatininnya normal. Hal ini menyebabkan ekskresi obat sering berkurang yang mengakibatkan bertambah
lamanya kerja obat. Obat yang mempunyai waktu paruh panjang perlu diberikan dalam dosis lebih kecil bila
efek sampingnya berbahaya. Your Logo or Name Here
Perubahan pada usia lanjut yang berkaitan dengan penggunaan
obat

• Interaksi farmakodinamik obat


 Interaksi farmakodinamik pada usia lanjut dapat menyebabkan perubahan obat
pada reseptor dan organ target, sehingga sensitivitas terhadap efek obat menjadi
lain. Ini menyebabkan dosis mungkin harus disesuaikan dan sering harus
dikurangi. Misalnya opioid dan benzodiazepin menimbulkan efek yang sangat
nyata terhadap susunan saraf pusat. Benzodiazepin dalam dosis normal dapat
menimbulkan rasa ngantuk dan tidur berkepanjangan. Antihistamin sedatif
seperti klorfeniramin (CTM) juga perlu diberi dosis lebih kecil (tablet 4 mg
memang terlalu besar) pada lansia Your Logo or Name Here
• Dengan bertambahnya usia, prosentase air
total dan massa tubuh yang tidak mengandung
a. lemak (lean body mass) menjadi lebih sedikit.

• Penurunan albumin secara mencolok pada usia lanjut


PROSES umumnya disebabkan oleh menurunnya aktivitas fisik
dan dapat juga memberi petunjuk beratnya penyakit
PENDISTRIBUSI
AN OBAT PADA b. sistemik yang diderita, seperti miokard infark akut,
penyakit-penyakit inflamasi
PASIEN LANJUT
USIA
• Pada usia lanjut mengalami perubahan distribusi
obat. Selain oleh sifat fisiko-kimiawi molekul obat,
distribusi dipengaruhi juga oleh komposisi tubuh,
c. ikatan protein plasma, dan aliran darah organ.

Your Logo or Name Here


Proses Metabolisme Obat Pada Pasien Usia Lanjut

• Durasi (lama berlangsungnya efek) lebih banyak dipengaruhi oleh kecepatan ekskresi obat
terutama oleh penguraian di hati yang biasanya membuat obat menjadi lebih larut dalam air
Munculnya dan menjadi metabolit yang kurang aktif atau dengan ekskresi metabolitnya oleh ginjal.
efek obat

• Efek usia pada ginjal berpengaruh besar pada ekskresi beberapa obat. Umumnya obat
diekskresi melalui filtrasi glomerolus yang sederhana dan kecepatan ekskresinya berkaitan
ginjal dengan kecepatan filtrasi glomerolus

• Kapasitas hati dalam metabolisme obat tidak terbukti berubah dengan bertambahnya umur,
tetapi jelas terdapat penurunan aliran darah hati yang diduga sangat memengaruhi
Hati kemampuan metabolisme obat.

Your Logo or Name Here


Ginjal yang merupakan tempat ekskresi
sebagian besar obat, baik dalam bentuk
aktif maupun hasil metabolitnya, juga
mengalami perubahan fisiologis dan
anatomis dengan bertambahnya umur.
Dengan menurunnya kapasitas fungsi
ginjal karena usia lanjut, maka eliminasi
sebagian besar obat juga akan
terpengaruh. Obat-obat yang
dimetabolisme ke bentuk aktif, seperti:
metildopa, triamteren, spironolakton,
System eskresi obat pada oksifenbutazon, levodopa,
danacetoheksamid mungkin akan
para lanjut usia terakumulasi karena memburuknya
fungsi ginjal pada usia lanjut.
Your Logo or Name Here 10
Penyakit Kronik Degeratif Yang Kerap Dialami Para Lanjut Usia

2. Osteoporosis 3. Hipertensi
1. Osteo Artritis (OA)
Osteoporosis merupakan salah satu Hipertensi merupakan kondisi
OA adalah peradangan sendi yang
bentuk gangguan tulang dimana dimana tekanan darah sistolik sama
terjadi akibat peristiwa mekanik
masa atau kepadatan tulang atau lebih tinggi dari 140 mmHg
dan biologik yang mengakibatkan
berkurang. Terdapat dua jenis dan tekanan diastolik lebih tinggi
penipisan rawan sendi, tidak
osteoporosis, tipe I merujuk pada dari 90mmHg, yang terjadi karena
stabilnya sendi, dan perkapuran.
percepatan kehilangan tulang menurunnya elastisitas arteri pada
OA merupakan penyebab utama
selama dua dekade pertama setelah proses menua. Bila tidak ditangani,
ketidakmandirian pada usia lanjut,
menopause, sedangkan tipe II hipertensi dapat memicu terjadinya
yang dipertinggi risikonya karena
adalah hilangnya masa tulang pada stroke, kerusakan pembuluh darah
trauma, penggunaan sendi
usia lanjut karena terganggunya (arteriosclerosis), serangan/gagal
berulang dan obesitas.
produksi vitamin D. jantung, dan gagal ginjal

Diabetes Mellitus
Sekitar 50% dari lansia memiliki gangguan intoleransi glukosa dimana gula darah masih tetap normal
meskipun dalam kondisi puasa. Kondisi ini dapat berkembang menjadi diabetes melitus, dimana kadar gula
darah sewaktu diatas atau sama dengan 200 mg/dl dan kadar glukosa darah saat puasa di atas 126 mg/dl.
Obesitas, pola makan yang buruk, kurang olah raga dan usia lanjut mempertinggi risiko DM.Your Logo or Name Here 11
4. Dimensia
Merupakan kumpulan gejala
yang berkaitan dengan
kehilangan fungsi intelektual
dan daya ingat secara 5. Penyakit Jantung
6. Kanker
perlahan-lahan, sehingga Koroner
Kanker merupakan sebuah
mempengaruhi aktivitas Penyempitan pembuluh darah
keadaan dimana struktur dan
kehidupan sehari-hari. jantung sehingga aliran darah
fungsi sebuah sel mengalami
Alzheimer merupakan jenis menuju jantung terganggu.
demensia yang paling sering perubahan bahkan sampai
Gejala umum yang terjadi
terjadi pada usia lanjut. merusak sel-sel lainnya yang
adalah nyeri dada, sesak
masih sehat. Sel yang berubah
napas, pingsan, hingga
ini mengalami mutasi karena
kebingungan.
suatu sebab sehingga ia tidak
bisa lagi menjalankan fungsi
normalnya.
back
Your Logo or Name Here 12
Golongan Obat-Obatan Yang Sering Diresepkan Pada Lansia
Dan Pertimbangan Pemakaian
Ada tiga faktor yang menjadi acuan dasar dalam pembuatan atau peresepan obat, yaitu:

Diagnosis Dan
Kondisi Organ Farmakologi Klinik
Patofisiologi
Tubuh Obat
Penyakit

Your Logo or Name Here 13


Adapun prinsip umum penggunaan obat pada usia lanjut :
• Berikan obat yang betul - betul • Mulai pengobatan dengan • Berikan regimen
diperlukan artinya hanya bila dosis separuh lebih sedikit dosis yang sederhana
ada indikasi yang tepat. Bila dari dosis yang biasa
diperlukan efek plasebo berikan dan sediaan obat
diberikan pada orang dewasa yang mudah ditelan
plasebo yang sesungguhnya.
yang masih muda. untuk memelihara

kepatuhan pasien
• Pilihlah obat yang memberikan
rasio manfaat yang paling • Sesuaikan dosis obat
menguntungkan dan tidak berdasarkan dosis klinik
berinteraksi dengan obat yang pasien, dan bila perlu dengan • Periksa secara
lain atau penyakit lainnya memonitor kadar plasma berkala semua obat
pasien. Dosis penunjang yang yang dimakan
tepat umumnya lebih rendah. pasien, dan hentikan
obat yang tidak
diperlukan lagi
(Manjoer, 2004).
Your Logo or Name Here 14
back
Terapi Obat yang “Tepat” pada Pasien Lansia

Pada tahun 1991, Beer dan rekan-rekan mengembangkan sebuah daftar obat
yang disusun oleh kelompok multidisiplin ahli pada bidangnya tentang obat yang
tidak boleh digunakan secara rutin oleh pasien lansia.Obat ini dikenal sebagai
"Daftar Beer" yang memuat bahan-bahan obat yang berpotensi menimbulkan
masalah pada pasien lansia
Bahan obat yang dimaksud termasuk didalamnya obat penghilang rasa sakit
tertentu, benzodiazepin kerja panjang, agen antikolinergik, agen antihipertensi.
Setiap pasien kemungkinan dapat mentolerir satu atau lebih dari agen ini, terutama
dalam pengaturan penggunaan jangka panjang; Namun, jika terapi obat baru
dimulai pada pasien lansia , "Daftar Beer" dapat membantu mengidentifikasi guna
menghindari bahan ini sebagai terapi lini pertama.
Your Logo or Name Here 15
Tabel Obat-obat yang termasuk Daftar Beer:

Your Logo or Name Here 16


“Dislipidemia dan Obesitas Sentral pada Lanjut Usia di Kota Padang”

ABSTRAK

Data-data di rumah sakit maupun di masyarakat menunjukkan penyakit kardiovaskuler


yang terdiri dari penyakit jantung koroner, penyakit jantung hipertensi dan stroke adalah
penyebab utama kematian pada kelompok lanjut usia Penelitian-penelitian menunjukkan
bahwa faktor yang dapat menyebabkan timbulnya penyakit kardiovaskuler tersebut
adalah gangguan kadar lemak dalam darah (dislipidemia) dan obesitas sentral. Berbagai
penelitian dibidang penyakit kardiovaskular telah dilakukan, tetapi data mengenai
dislipidemia dan obesitas sentral pada lansia Indonesia masih dirasakan kurang.
Your Logo or Name Here
“Dislipidemia dan Obesitas Sentral pada Lanjut Usia di Kota Padang”

PENDAHULUAN

Penyakit utama pada kelompok lanjut usia (lansia) di Indonesia adalah penyakit tulang
dan sendi, kardiovaskuler, infeksi saluran pernapasan dan gangguan metabolisme.
Dengan meningkatnya usia, terjadi perubahan komposisi tubuh berupa terjadi
peningkatan massa lemak, penurunan massa bebas lemak dan penurunan massa tulang.
Secara epidemiologi perubahan komposisi tubuh, khususnya peningkatan proporsi dan
distribusi lemak tubuh, akan menyebabkan peningkatan akumulasi lemak sentral di
abdomen yang mengakibatkan obesitas abdominal atau obesitas sentral.
Your Logo or Name Here
“Dislipidemia dan Obesitas Sentral pada Lanjut Usia di Kota Padang”

TUJUAN PENELITIAN

Untuk mengetahui prevalensi dislipidemia dan obesitas


sentral, serta faktor-faktor yang berhubungan dengan
obesitas sentral pada lansia di Padang, daerah dengan
prevalensi penyakit kardiovaskular yang tinggi.
Your Logo or Name Here
“Dislipidemia dan Obesitas Sentral pada Lanjut Usia di Kota Padang”

Metodologi Penelitian
Desain studi yang digunakan pada penelitian ini adalah
1. cross sectional
2. Pengukuran antropometri dan tekanan darah
dilakukan sesuai dengan prosedur standard yang
berlaku Your Logo or Name Here
“Dislipidemia dan Obesitas Sentral pada Lanjut Usia di Kota
Padang”

HASIL PENELITIAN
• Pada umumnya responden pria ditemukan
berpendidikan lebih tinggi daripada wanita yang
sebagian besar adalah ibu rumah tangga. Nilai
rata-rata lingkar perut lansia wanita di kota
Padang melebihi cut off point obesitas sentral
yang ditetapkan NCEP ATP III (>80 cm) yaitu 81
± 13cm. Selain itu, rata–rata kadar total
kolesterol dan LDL kolesterol yang tinggi pada
lansia di kota Padang, baik pada pria dan
wanita, yaitu masing-masing lebih dari 235mg/dl
dan 165 mg/dl, sementara rasio total kolesterol
terhadap HDL kolesterol darah juga tinggi
yaitu lebih dari 5
Your Logo or Name Here 21
“Dislipidemia dan Obesitas Sentral pada Lanjut Usia di Kota
Padang”

HASIL PENELITIAN
• Penelitian ini menemukan obesitas sentral
(OR 3.21) dan rasio total/Hdl kolesterol (OR
2,54) berhubungan dengan hipertensi
diastolik dengan nilai 2 OR adjasted 3,21
95% CI OR 1,20-8,63). (Lihat Tabel 3)
Model final (Tabel 4.) menunjukkan bahwa
kadar trigliserida (OR 8.48), rasio
total/HDL kolesterol (OR 3.08), dan
merokok (OR 0.116) merupakan faktor
determinan obesitas sentral pada lansia di
kota Padang.

Your Logo or Name Here 22


“Dislipidemia dan Obesitas Sentral pada Lanjut Usia di Kota
Padang”

HASIL PENELITIAN

Penelitian ini menemukan obesitas sentral (OR 3.21) dan rasio total/Hdl kolesterol (OR 2,54)
berhubungan dengan hipertensi diastolik dengan nilai OR adjasted 3,21 95% CI OR 1,20-
8,63).
Your Logo or Name Here 23
“Dislipidemia dan Obesitas Sentral pada Lanjut Usia di Kota
Padang”

HASIL PENELITIAN

• Model final (Tabel 4.)


menunjukkan bahwa kadar
trigliserida (OR 8.48), rasio
total/HDL kolesterol (OR
3.08), dan merokok (OR
0.116) merupakan faktor
determinan obesitas sentral
pada lansia di kota Padang.
Your Logo or Name Here 24
“Dislipidemia dan Obesitas Sentral pada Lanjut Usia di Kota Padang”

PEMBAHASAN
• Pada studi ini ditunjukkan bahwa obesitas sentral pada lansia wanita di Padang cukup tinggi
yaitu 46%, sementara pada lansia pria adalah 12%.Dan faktor yang berhubungan dengan
kejadian obesitas sentral pada lansia di kota Padang adalah kadar trigliserida (OR 8.5),
rasio total/HDL kolesterol (OR 3.1) dan status merokok.Obesitas sentral berhubungan
dengan profil lipid seperti peningkatan kolesterol total, kolesterol LDL, trigliserida dan
penurunan kolesterol HDL, yang merupakan pencetus terjadinya aterosklerosis
koroner,peningkatan risiko penyakit kardiovaskuler terjadi bila kedua keadaan tersebut
terdapat bersama-sama Penanganan dislipidemia hendaknya selalu dimulai dengan diet.
Your Logo or Name Here
KESIMPULAN

Pada usia lanjut, fungsi ginjal berkurang, begitu juga dengan aliran
darah ke ginjal sehingga kecepatan filtrasi glomerolus berkurang
sekitar 30 % dibandingkan pada orang yang lebih muda. Pada usia
lanjut, berat dan aliran darah di hati telah mengalami penurunan
sebesar 40-45% yang berpengaruh pada obat-obat yang kecepatan
biotransformasinya bergantung pada aliran darah hati seperti
imipramin, amitriptilin, desipramin dan juga nortiptilin.

Your Logo or Name Here


VIDEO

Your Logo or Name Here 27


Thank You

Your Logo or Name Here

Anda mungkin juga menyukai