Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH KEPERAWATAN KOMPLEMENTER

INTERVENSI KOMPLEMENTER HERBAL: DAUN SIRIH

Dosen Pembimbing:
Elida Ulfiana, S.Kep., Ns., M.Kep.

Disusun Oleh:
Kelompok 1
1. Tya Wahyun Kurniawati 131711133007
2. Anita Septya Wibowo 131711133017
3. Riska Frastiwi Wahyu Dwitama 131711133018
4. Fradhika Al Habib R.G 131711133035
5. Icca Cahya Ningrum 131711133038
6. Roudlotul Ilma 131711133042
7. Cindy Triand Sofie Rahmadhani 131711133051
8. Cicilia Wahyu Indah Sari 131711133070

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
SEPTEMBER, 2020
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT


karena dengan rahmat dan hidayah-Nya lah penulis dapat menyusun dan
menyelesaikan makalah yang berjudul “Intervensi Komplementer Herbal: Daun
Sirih” dengan tepat pada waktunya.

Penulis menyadari bahwa penulis tidak akan dapat menyelesaikan makalah


ini tanpa bantuan dari pihak lain. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis
menyampaikan terima kasih kepada:

1. Elida Ulfiana, S.Kep., Ns., M.Kep. selaku dosen pembimbing mata


kuliah Keperawatan Komplementer yang telah membimbing kelompok
kami sehingga dapat menyelesaikan makalah tepat waktu;
2. Anggota kelompok 1 A1 2017 yang telah meluangkan waktu dan
partisipasinya dalam penyusunan makalah; serta
3. Teman-teman kelas A1 yang telah membantu penyelesaian makalah.

Dalam penyusunan makalah ini, penulis juga menyadari bahwa


pengetahuan dan pengalaman penulis masih sangat terbatas. Oleh karena itu
penulis sangat mengaharapkan kritik dan saran dari pembaca sehingga penulis
dapat memperbaiki kesalahan-kesalahan dalam penyusunan makalah selanjutnya.

Semoga makalah ini dapat dipahami oleh seluruh pembaca. Selain itu,
penulis juga berharap makalah ini dapat bermanfaat, khususnya bagi penulis dan
umumnya bagi pembaca yang berkepentingan dengan makalah ini.

i
Surabaya, 08 September 2020

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii
BAB 1 URAIAN MATERI 1

1.1 Nama Lain Daun Sirih (Latin, dsb) 1

1.2 Morfologi Daun Sirih 1

ii
1.3 Kandungan 3

1.4 Manfaat 4

1.5 Cara Budidaya 5

BAB 2 PROSEDUR PENGOLAHAN 7

BAB 3 PEMBAHASAN PEMANFAATAN DAUN SIRIH 9

BAB 4 PELUANG USAHA 11

DAFTAR PUSTAKA 17

iii
BAB I

URAIAN MATERI

1.1 Nama Lain Daun Sirih (Latin, dsb)


Sirih adalah tanaman khas atau Flora Identitas Kepulauan Riau yang
tumbuh merambat atau bersandar pada batang pohon lain.
Sirih yang dalam bahasa latin (ilmiah) disebut Piper betle, sebutan daun
sirih dalam berbagai asal daerah antara lain :
Ranub (aceh), sereh (Gayo), Belo Batak (karo), Burangir (Mandailing), Cabai
(Mentawai), Sirih (Palembang, Minangkabau), Seureuh (Sunda), Sere
(Madura), Uwit (Dayak), Nahi (Bima), Malu (Solor), Mokeh (Alor), Mota
(Flores), Bido (Bacan) (Dep. Kes, 1989).

1.2 Morfologi Daun Sirih


1. Sirih Hijau

Sirih adalah nama sejenis tumbuhan merambat yang bersandar pada


batang pohon lain.
Tinggi 5-15m, batang sirih berwarna coklat kehijauan berbentuk bulat,
beruas dan
merupakan tempat keluarnya akar. Daunnya yang tunggal berbentuk
jantung, berujung
runcing, tepi rata, tulang daun melengkung, lebar daun 2,5-10 cm,
panjang daun 5-18cm,

1
tumbuh 8 berselang-seling, bertangkai, dan mengeluarkan bau yang
sedap bila diremas.
Menurut Van Steenis (1997), tanaman sirih memiliki bunga majemuk
berkelamin 1, berumah 1 atau 2. Bulir berdiri sendiri, di ujung dan
berhadapan dengan daun. panjang bulir sekitar 5 - 15 cm dan lebar 2 - 5
cm. Pada bulir jantan panjangnya sekitar 1,5 - 3 cm dan terdapat dua
benang sari yang pendek sedang pada bulir betina panjangnya sekitar 2,5
- 6 cm dimana terdapat kepala putik tiga sampai lima buah berwarna
putih dan hijau kekuningan. Akar sirih merupakan akar tunggang yang
berbentuk bulat dan berwarna cokelat kekuningan, buah tanaman sirih
merupakan buah buni yang berbentuk bulat dengan ujung yang tumpul,
bulir pada buah berbulu, tersusun rapat, dan berwarna kelabu. Biji pada
tanaman sirih berbentuk bulat.
Klasifikasi ilmiah Sirih Hijau
Kingdom : Plantae
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Piperales
Famili : Piperaceae
Genus : Piper
Spesies : Piper betle. (Mubeen et al., 2014)

2. Sirih Merah

Tumbuhan merambat atau menjalar, panjangnya dapat meneapai


sekitar 5-10m, batang bulat, hijau merah keunguan, beruas dengan
panjang ruas 3-8 cm, pada setiap buku tumbuh satu daun. Daun tunggal,

2
kaku, duduk daun berseling, bentuk daun menjantung - membulat telur -
melonjong, permukaan helaian daun bagian atas rata -
agak cembung, mengkilat, permukaan helaian daun bagian bawah
meneekung dengan pertulangan daun yang menonjol, panjang daun 6, 1-
14,6em, lebar daun 4-9,4em, wama dasar daun hijau pada kedua
permukaannya, bagian atas hijau dengan garis-garis merah jambu
kemerahan, permukaan bagian bawah hijau merah tua keunguan. Tangkai
daun hijau merah keunguan, panjang 2,1-6,2 em, pangkal tangkai daun
pada helaian daun agak ketengah sekitar 0,7-1 em dari tepi daun bagian
bawah.
Klasifikasi Sirih Merah
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Magnoliidae
Ordo : Piperales
Famili : Piperaceae
Genus : Piper
Spesies : Piper crocatum (Sudewo,2005)

1.3 Kandungan
Kandungan kimia tanaman sirih adalah saponin, flavonoid, polifenol, dan
minyak astari [ CITATION Car161 \l 1033 ] . Senyawa saponin dapat bekerja
sebagai antimikroba. Senyawa ini akan merusak membran sitoplasma dan
membunuh sel. Senyawa flavonoid diduga memiliki mekanisme kerja
mendenaturasi protein sel bakteri dan merusak membran sel tanpa dapat
diperbaiki lagi. Mekanisme fenol sebagai agen antibakteri berperan sebagai
toksin dalam protoplasma, merusak dan menembus dinding serta
mengendapkan protein sel bakteri.

3
Komponen utama minyak astari terdiri dari betle phenol dan beberapa
derivatnyadiantaranya euganol allypyrocatechine 26,8- 42,5%, cineol 2,4-
4,8%, mehyl euganol 4,2- 15,8%, caryophyllen 3-9,8%, hidroksi kavikol,
kavikol 7,2-16,7%, kabivetol 2,7-6,2%, estragol, ilypryrokatekol 9,6%,
karvakol 2,2- 5,6%, alkaloid, flavonoid, triterpenoid atau steroid, saponin,
terpen, fenilpropan, terpinen, diastase 0,8-1,8%, dan tannin 1- 1,3%.10 Pada
konsentrasi 0,1-1% phenol bersifat bakteriostatik, sedangkan pada konsentrasi
1-2% phenol bersifat bakteriosida.
Flavonoid bekerja menghambat fasepenting dalam biosintesis
prostaglandin, yaitu pada lintasan siklooksigenase. Flavonoid juga
menghambat fosfodiesterase, aldoreduktase, monoamine oksidase, protein
kinase, DNApolymerase dan lipooksigenase. Tanin diketahui mempunyai
aktifitas antiinflamasi, astringen, antidiare, diuretik dan antiseptik. Sedangkan
aktivitas farmakologi saponin yang telah dilaporkan antara lain sebagai
antiinflamasi, antibiotik, antifungi, antivirus, hepatoprotektor serta antiulcer.

1.4 Manfaat
Tanaman sirih dimanfaatkan masyarakat sebagai tanaman hias, sayuran,
rempah-rempah, ramuan obat maupun sebagai perlengkapan dalam upacara
adat. Dalam pengobatan tradisional, sirih merah banyak dimanfaatkan untuk
pengobatan hipertensi, radang, liver, radang prostat, radang mata, keputihan,
maag, kanker payudara, nyeri sendi, penurun dan pengontrol kadar gula
darah, kosmetika, obat gangguan jantung, TBC, tulang, keputihan akut, tumor
payudara, antiseptic untuk mengeliminasi mikoorganisme dari kulit atau luka,
misal disebabkan oleh Candida albicans. Sebagai obat kumur dapat
membantu mencegahpembentukan plak gigi dan radang gusi, obat batuk
ekspektoran [ CITATION Par161 \l 1033 ]. Selain itu, daun sirih dimanfaatkan
sebagai antisariawan, antibatuk, antigen dan antiseptic [ CITATION Car161 \l
1033 ]
Manfaat sirih bagi masyarakat suku Madura Kecamatan Kalianget
Kabupaten Sumenep Madura digunakan untuk pengobatan penyakit jantung.
Cara penggunaannya dengan mencampur 3 lembar daun sirih bersama 3 siung

4
bawang merah, 14 biji kemukus, dan 1 sendok kecil jinten putih. Semua
ramuan tersebut dicampur dan ditumbuk halus bersama 4 sendok air dan
disaring. Ramuan ini diminum sebanyak 2 kali sehari secara rutin.
Daun sirih juga bermanfaat bagi penyembuhan ambeien dengan cara
mencampur 11 lembar daun sirih dengan ¼ ruas kunyit dan 1 ons buah asam.
Ramuan tersebut direbus sampai mendidih dan diminum secukupnya.
Daun sirih untuk pengobatan batuk rejan dapat dilakukan dengan cara 7
lembar daun sirih dan gula batu.Ramuan tersebut direbus dengan 1 gelas air
hingga tersisa ½ gelas air. Ramuan tersebut diminum 3 kali sehari 1 sendok
makan.
Untuk pengobatan disentri, sirih dicampur gambir dan kapur ditumbuk
halus dan diseduh dengan air. Ramuan tersebut ditumbuk dan diseduh dengan
air, ramuan tersebut diminum 3 kali sehari 1 sendok makan [ CITATION
Nin141 \l 1033 ]

1.5 Cara Budidaya


a. Cara Menanam Daun Sirih Dengan Tehnik Stek
tehnik stek merupakan tehnik termudah untuk budidaya daun sirih.
langkah pertama adalah mempersiapkan media tanam berupa campuran
tanah, pupuk kompos, dan pasir dengan komposisi 3:3:1. kemudian
masukan media ke dalam polybag hingga penuh. jangan lupa lubangi
bagian bawah polybag untuk saluran drainase. untuk bibit stek dapat
diperoleh dari batang pohon daun sirih yang sudah tua. potong batang
sekitar 2 ruas lalu rendam dalam air selama kurang lebih 15 menit.
setelahnya tancapkan bibit stek dalam media. siram setiap pagi dan sore
hari, jika sudah berakar lebat pindahkan ke lahan lebih luas.
b. Cara Menanam Daun Sirih Dengan Tehnik Merunduk
Tehnik merunduk dapat diterapkan dalam budidaya daun sirih. faktanya
meskipun daun sirih tumbuh meninggi, percabangan daun sirih justru
tumbuh merambat pada pohon lain. tehnik ini kerap dilakukan pada sirih
merah maupun sirih hitam. caranya pilih batang sulur yang panjang lalu
atur agar merunduk hingga menempel pada media tanam. lakukan

5
penyiraman secara teratur sehingga sulur akan mengeluarkan akar
tanaman. potonglah sulur berakar tadi dan pindahkan pada lahan lain.

c. Cara Menanam Daun Sirih Dengan Teknik Stek Air


Teknik stek air tentunya melibatkan media pembibitan berupa air.
potonglah batang sulur yang sudah tua kemudian rendam dalam air.
namun pastikan daun tidak ikut terendam air. tunggu sekitar seminggu
hingga muncul akar serabut. baru kemudian pindahkan ke media tanam.
d. Perawatan
Perawatan menjadi penting jika anda menginginkan daun sirih yang
sehat. sirih sangat peka dengan sinar matahari. jika terlalu panas maka
daun akan berubah menjadi kuning dan rasanya lebih pedas. tanaman
sirih yang tumbuh di tempat teduh mempunyai daun hijau segar dan rasa
tidak terlalu pedas. Selain cahaya, pemberian pupuk juga berpengaruh
pada rasa daun sirih. disarankan menggunakan pupuk kotoran ayam yang
bersifat dingin.
e. Pemanenan Daun Sirih
Panen dapat dilakukan setelah tanaman berumur setahun. pemanenan
sebaiknya dilakukan pagi hari saat tanaman masih segar. anda dapat
memanen daun yang berasal dari sulur yang menggantung sebanyak 3-4
ruas. jika anda budidaya skala produksi maka kemas daun dengan
menggunakan daun pisang agar awet segar.

6
BAB II
PROSEDUR PENGOLAHAN

2.1 Alat Pembuatan Sabun Padat Daun Sirih Merah


1. Timbangan digital
2. Hand whisker
3. Pisau
4. Panci
5. Water bath atau oven
6. Cetakan bentuk daun berbahan plastik elastis
7. Thermometer
8. Lumpang dan alu
9. Gelas ukur
10. Kertas saring
11. Sepatula kayu

2.2 Bahan Pembuatan Sabun Padat Daun Sirih Merah


1. 500 gram daun sirih merah
2. 400 Minyak kelapa
3. 72,5 gr NaOH 3M
4. 400 gr Asam stearate
5. 700 mL etanol 75%
6. 1L Aquades
7. 250 gr TEA (tri etanolamin)
8. 200gr NaCl.

2.3 Prosedur Pembuatan Sabun Padat Daun Sirih Merah


1. Siapkan daun sirih merah sebanyak 500 gram.
2. Kemudian dicuci dan setelah daun sirih dicuci dilakukan penjemuran
sekitar 5 jam lalu haluskan dengan lumpang

7
3. Setelah itu dilakukakn proses maserasi yaitu proses perendaman daun
sirih merah dengan menggunakan pelarut. Pelarut yang digunakan adalah
pelarut etanol 75%, kemudian daun sirih direndam dengan pelarut etanol
didalam gelas kimia sampai daun sirih terendam semuanya dan
perendaman dilakukan selama 7 x 24 jam.
4. Setelah itu daun sirih disaring dengan menggunakan kertas saring,
sisihkan
5. Dilakukan proses pelelehan asam stearate dengan minyak kelapa
dipanaskan water bath dan diaduk menggunakan water bath atau oven
6. Masukkan NaOH, Gliserin, NaCl, TEA, Aquadest secara bergantian
sembari terus diaduk
7. Aduk sampai terbentuk adonan stok sabun yang agak keras.
8. Tambahkan dengan Ekstrak daun sirih merah yang telah disaring
9. Tuangkan sabun kecetakan
10. Dan didiamkan selama 1 x 24 jam pada suhu ruang
11. Sabun sudah siap

8
BAB III

PEMBAHASAN PEMANFAATAN DAUN SIRIH

Banyak literatur yang menyatakan bahwa daun sirih mempunyai banyak


manfaat tetapi sampai saat ini belum ada literatur yang menyebutkan secara
khusus senyawa yang terkandung maupun cara kerja dari senyawa-senyawa
tersebut untuk kesehatan. Beberapa pemanfaatan daun sirih yaitu
menghentikan pendarahan saat mimisan (aroma daun sirih), antiseptik
(membunuh kuman dan zat adstringet yang mampu mengerutkan jaringan),
kesehatan kulit, merangsang saraf pusat (asam urat), memperlancar darah,
nyeri otot dan persendiaan dan stroke (Ningtias and Asyiah, 2014).
Pembahasan kali ini kelompok kami mengambil manfaat ekstrak daun
sirih dengan penambahan tea digunakan sebagai sabun. Seiring dengan
perkembangan teknologi terdapat inovasi baru dalam pembuatan sabun.
Pemanfaatan kembali bahan alam banyak digemari oleh masyarakat karena
dinilai lebih aman, praktis dan ekonomis serta memiliki efek samping lebih
sedikit dibandingkan dengan bahan kimia.
Dalam penelitian ini, sirih yang digunakan adalah sirih merah. Tanaman
sirih merah (Piper crocratum) sudah lama dikenal sebagai bahan obat. Bagian
dari tanaman sirih merah yang dimanfaatkan untuk obat adalah daunnya. Daun
sirih merah telah diketahui juga memiliki berbagai khasiat untuk kecantikan
diantaranya mencegah dan menyembuhkan jerawat, menghaluskan wajah
yang kasar, mencerahkan kulit wajah yang kusam, dan mengatasi kulit
berminyak (Desmanova, Wulandari and Sari, 2020).
Khasiat antibakteri daun sirih merah telah dibuktikan oleh penelitian
Juliantina, dkk (2010) yang melaporkan bahwa ekstrak daun sirih merah
dengan pelarut etanol menggunakan metode dilusi dengan kuat menghambat
pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia. Penelitian lain
oleh Julia (2011) juga membuktikan bahwa ekstrak daun sirih merah dengan
pelarut etanol 80% menggunakan metode disc diffusion dengan kategori kuat
dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dan
Escherichia. Selain itu, juga dapat menghambat pertumbuhan Candida

9
albicans. Efek antibakteri daun sirih merah disebabkan karena adanya
beberapa senyawa seperti fenol yang bekerja mengubah sifat protein sel
bakteri sehingga permeabilitas dinding sel bakteri meningkat dan bakteri
menjadi lisis. Flavonoid mengganggu integritas membran sel bakteri, dan
alkaloid dapat mengganggu komponen penyusun peptidoglikan pada sel
bakteri (Desmanova, Wulandari and Sari, 2020).

10
BAB IV
PELUANG USAHA
4.1 Analisis Peluang Usaha
Analisis peluang usaha yang dilakukan menggunakan metode SWOT
(Strenghtness, Weakness, Opportunity, Threat).
1. Strength (kekuatan)
Sabun Antiseptik ini merupakan produk sabun yang bermanfaat memberi
perlindungan maksimal dari bakteri dan virus, mengobati penyakit kulit
akibat jamur, tidak merusak lapisan kulit, menghilangkan rasa gatal,
mencegah penyakit dan infeksi kulit, dan dapat menghilangkan bau badan.
a. Sabun Antiseptik ini terbuat dari bahan alami seperti daun sirih.
b. Bisa diracik sendiri sesuai kebutuhan.
c. Harganya murah dan terjangkau.
d. Banyak mengandung zat senyawa yang bermanfaat.
e. Sabun Antiseptik ini dikemas dalam bentuk sabun batang yang sangat
fleksibel dan mudah digunakan.
2. Weakness (kelemahan)
a. Kemasan tidak ramah lingkungan, terbuat dari plastik.
b. Kurang berpengalaman memproduksi produk dalam jumlah besar
c. Banyak masyarakat yang meremehkan daun sirih
3. Oppurtunity (peluang)
a. Sabun Antiseptik merupakan produk yang dapat menarik minat
masyarakat baik untuk perlindungan maksimal dari bakteri dan virus,
mengobati penyakit kulit akibat jamur, tidak merusak lapisan kulit,
menghilangkan rasa gatal, mencegah penyakit dan infeksi kulit, dan
dapat menghilangkan bau badan maupun untuk meningkatkan
pendapatan masyarakat.
b. Sabun antiseptik dengan bentuk sabun batang masih sedikit
diproduksi.
4. Threat (ancaman)
a. Banyaknya pesaing yang memproduksi produk sabun antiseptik.

11
4.2 Analisis Ekonomi Usaha
Rencana harga produk Sabun Daun Sirih adalah Rp.15.000 /batang dengan
jumlah target penjualan 150 buah per bulan. Proses produksi dilakukan di
bulan kedua dan penjualan produk dimulai dari bulan ketiga sampai bulan
kelima sehingga total jumlah produksi sabun daun sirih yaitu 450 buah selama
pelaksanaan program.

Harga pokok produksi = Rp .9.500,00/botol

Harga Jual = Rp 15.000,00/botol

Jumlah Pemasukan Penjualan (450 batang) = Rp 6.750.000,00

Biaya bahan habis pakai (450 batang) = Rp 4.146.000,00

Biaya operasional = Rp 1.200.000,00

(*)Biaya operasional dikeluarkan satu kali untuk selama jangka waktu


pelaksanaan program

Laba Kotor = Jumlah pemasukan penjualan – Biaya bahan habis pakai

= Rp 6.750.000,00 - Rp 1.242.000,00

= Rp 5.508.000,00

Laba Bersih = Laba Kotor – Biaya Operasional

= Rp 5.508.000,00 – Rp 1.200.000,00

= Rp 4.308.000,00

12
Rumus BEP digunakan untuk menghitung berapa buah produk yang harus
dijual agar terjadi Break Even Pont. Berikut adalah perhitungan BEP produk
kami:

BEP = Total Fixed Cost Beban Operasional


Harga jual per unit - Variable cost

BEP = 1.200.000,00

15.000 – 9.500

BEP = 218 Batang

4.3 Analisis Biaya Produksi

1. Peralatan utama dan penunjang

Justifikasi Harga Satuan


Material Kuantitas Jumlah (Rp)
Pemakaian (Rp)

Untuk
pengukuran
Timbangan digital bahan-bahan 1 Rp 199.000 Rp 199. 000,00 
Untuk
Hand whisker mengaduk 1 Rp 185. 000 Rp 185.000,00 
Memotong
Pisau daun sirih 2 Rp 10.000 Rp 20.000,00 
Proses
pelelehan
Water bath atau oven asam stearate 1 Rp 2.200.000 Rp 2.200.000,00
Cetakan berbentuk
daun berbahan plastik Pencetak
elastis sabun 5 Rp 10.000 Rp 50.000,00 
Tempat
Panci perendaman 1 Rp 80.000 Rp 80.000,00 

13
Pengukuran
Termometer suhu 1 Rp 20.000 Rp 20.000,00 
Menghaluskan
daun sirih
Lumpang dan alu merah 1 Rp 70.000 Rp 70.000,00 
Menakar
Gelas Ukur bahan 1 Rp. 60.000 Rp. 60.000,00 
Menyaring
ekstrak daun
Kertas saring sirih merah 10 Rp. 500 Rp. 5000,00 
Pengaduk saat
proses
Sepatula kayu perendaman 1 Rp. 15.000 Rp. 15.000,00 
SUB TOTAL (RP) Rp 2.904.000,00

2. Bahan Habis Pakai

Justifikas Kuantita Harga Satuan


Material Jumlah (Rp)
Pemakaian s (Rp)

Ekstrat
Daun Sirih 500 gram 20.000,00/Kg Rp 10.000,00 
sabun
Untuk
Aquades bahan 1 liter 8.000,00/liter Rp 8.000, 00
Sabun
Pembentuk
Minyak Kelapa busa pada 400 ml Rp.210.00,00/L Rp 84.000,00
sabun
Untuk
NaOH 3M bahan 72,5 ml Rp.170.000/L Rp13.000,00
Sabun
etanol 70% Untuk 300ml Rp. 35.000/L Rp10.500,00

14
bahan
Sabun
Untuk
Asam stearate bahan 400 gr Rp. 100.000 /kg Rp 40.000,00
Sabun
Untuk
bahan
TEA (tri etanolamin) 250 gr Rp. 95.000/kg Rp. 24.000,00
pembasa
Sabun
Untuk
NaCl bahan 200gr Rp. 10.000/kg Rp. 200,00
Sabun
Pembungku
Kemasan Kardus/box s 1 pack 100 box Rp. 1.000 Rp. 100,00
produk
Kertas Brosur 1 Rim Rp. 50.000,- Rp. 50.000,-
dan label
SUB TOTAL (RP) Rp, 242.000,00

3. Biaya Akomodasi

Justifikasi Harga Satuan


Material Kuantitas Jumlah (Rp)
Pemakaian (Rp)

Survey bahan,
Rp
Bensin membeli bahan, 70 liter Rp 525.000,00
7.500,00/liter
distribusi produk
SUB TOTAL (RP) Rp 525.000,00

15
4. Lain-lain

Justifikasi Harga Satuan


Material Kuantitas Jumlah (Rp)
Pemakaian (Rp)

Media
Brosur promosi 500 Rp 400,00 Rp 200.000,00
Untuk
Buku laporan 1 Rp 25.000,00 Rp 25.000,00
Promosi
produk
melalui
Pulsa media sosial 3 Rp 50.000,00 Rp 150.000,00
Cetak Foto Dokumentasi 30 Rp 2.500,00 Rp 75.000,00
Peralatan Untuk
Tulis Laporan 1 Rp 25.000 Rp 25.000,00
SUB TOTAL (RP) Rp 475.000,00
TOTAL KESELURUHAN Rp 4.146.000,00

DAFTAR PUSTAKA

Carolia, N., & Noventi , W. (2016). Potensi Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle
L.) Sebagai Alternatif Terapi Acne Vulgaris . Bagian Farmakologi
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung , Vol. 5 No. 1.

Darwis, A. 2017. Daya hambat ekstrak etanol daun sirih hijau dan daun sirih
merah terhadap pertumbuhan salmonella typhi. Repository Universitas
muhammadiyah semarang.

Ningtias, A. F., & Pujiastuti . (2014). Manfaat Daun Sirih (Piper betle L) Sebagai
Obat Tradisional Penyakit Dalam di Kecamatan Kalianget Kabupaten
Sumenep Madura . Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Jember .

16
Parfati, N., & Windono , T. (2016). Sirih Merah (Piper crocatum Ruiz & Pav)
Kajian Pustaka Aspek Botani, Kandungan Kimia, dan Aktivitas
Farmakologi . Media Pharmacurika Indonesiana , Vol. 1 No. 2.

Putri, Ayu K. dkk,. 2015. Studi morfologi piper betle L. dan pemanfaatannya
dalam kehidupan sehari-hari. Universitas Sebelas Maret

Desmanova, D., Wulandari, W. and Sari, M. (2020) ‘PEMBUATAN SABUN


DARI EKSTRAK DAUN SIRIH MERAH (PIPER CROCRATUM)
DENGAN PENAMBAHAN TEA (TRI ETIL AMIN)’, PROCEEDING
IAIN Batusangkar, 1(3), pp. 63–68.

Ningtias, A. F. and Asyiah, I. N. (2014) ‘Manfaat Daun Sirih ( Piper betle L .)


Sebagai Obat Tradisional Penyakit Dalam di Kecamatan Kalianget
Kabupaten Sumenep Madura ( Benefits of Betel Leaf ( Piper betle L . ) As
Traditional Medicine for Internal Disease in Kalianget District Sumenep
Regency M’, Artikel Ilmiah Penelitian, pp. 1–4.

17

Anda mungkin juga menyukai