Anda di halaman 1dari 5

2.

7 Konsep Remaja Sehat

Kesehatan pada usia remaja merupakan salah satu aspek penting dalam siklus
kehidupan individu. Pada masa ini merupakan masa dimana individu mulai belajar dan
mempunyai kemampuan fungsional dan kesehatan. Secara kesehatan, masa ini merupakan
periode penting untuk kesehatan reproduksi dan pembentukan awal perilaku hidup sehat.

Sehat adalah keadaan sejahtera seutuhnya baik secara fisis, jiwa maupun sosial, bukan
hanya terbebas dari penyakit atau kecacatan. Remaja merupakan kelompok masyarakat yang
hampir selalu diasumsikan dalam keadaan sehat. Padahal banyak remaja yang meninggal
sebelum waktunya akibat kecelakaan, percobaan bunuh diri, kekerasan, kehamilan yang
mengalami komplikasi dan penyakit lainnya yang sebenarnya bisa dicegah atau diobati.

Berdasarkan dari data statistik jumlah remaja di Indonesia sangat besar. Disamping itu,
remaja juga mempunyai permasalahan yang kompleks saat remaja sedang mengalami masa
transisi.

Masalah umum yang terjadi pada remaja sebagian besar adalah bentuk perilaku ataupun
kebiasaan yang menyimpang baik secara kesehatan, moral maupun sosial. Bentuk perilaku-
perilaku penyimpangan dapat kita sebut sebagai kenakalan remaja. Perilaku-perilaku yang
menyimpang tersebut dapat berpengaruh serta berdampak negatif terhadap kesehatan remaja.

Banyak juga penyakit serius akibat perilaku negatif yang dimulai sejak masa remaja
contohnya merokok, penyakit menular seksual, penyalahgunaan narkotika, alkohol,
psikotropika, dan zat adiktif lainnya (NAPZA), Human Immunodeficiency Virus - Acquired
Immunodeficiency Syndrome (HIV-AIDS), kurang gizi, dan kurang berolahraga. Hal ini akan
mencetuskan penyakit atau kematian usia muda pada remaja. (IDAI, 2013)

2.8 Program Pemerintah untuk Remaja

Beberapa tahun terakhir mulai dilaksanakan beberapa model pelayanan kesehatan


remaja yang memenuhi kebutuhan, hak dan selera remaja di beberapa propinsi, dan
diperkenalkan dengan sebutan Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR). Sebutan ini
merupakan terjemahan dari istilah Adolescent Friendly Health Services (AFHS), yang
sebelumnya dikenal dengan Youth Friendly Health Services (YFHS).

Pelayanan kesehatan remaja sesuai permasalahannya, lebih intensif kepada aspek


promotif dan preventif dengan cara peduli remaja. Memberi layanan pada remaja dengan model
PKPR ini merupakan salah satu strategi yang penting dalam mengupayakan kesehatan yang
optimal bagi remaja. Pelayanan kesehatan peduli remaja diselenggarakan di puskesmas, rumah
sakit, dan tempat-tempat umum lainnya di mana remaja berkumpul. (IDAI, 2013)

Selain memberikan layanan pencegahan (preventive), Pengobatan (kuratif), Promosi dan


Rehabilitasi, jenis kegiatan yang dilakukan Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) antara
lain:

1. Pemberian informasi dan edukasi


 Dilaksanakan di dalam gedung atau di luar gedung secara perorangan ataukelompok
 Dilaksanakan oleh guru, pendidik sebaya yang terlatih mengunakan materi dari puske
smas
 Menggunakan metode ceramah Tanya jawab, FGS ( focus group discussion ),diskusi i
nteraktif yang dilengkapi dengan alat bantu media cetak atauelektronik.
 Menggunakan bahasa yang sesuai denga sasaran dan mudah di mengerti

2. Pelayanan klinis medis termasuk pemeriksaan penunjang dan rujukannya.


3. Konseling
a. Pengertian
 Konseling adalah Suatu hubungan saling membantu antara dua orang: konselor dan
klien (dalam situasi saling tatap muka) memutuskan bekerja sama dalam upaya
membantu klien menolong dirinya sendiri untuk;
- Menyelesaikan masalah2 tertentu dalam hidupnya
- Lebih dapat mengerti dirinya
- Lebih dapat menyesuaikan dirinya
 Konseling adalah suatu proses pemberian bantuan yang dilakukan seseorang
kepada orang lain dalam membuat suatu keputusan atau memecahkan perasaan
yang terlibat didalamnya dengan didasari saling menghormati dan saling
menghargai.
b. Ciri – ciri konseling
 Interaksi dinamis yang bersifat langsung dan timbal balik
 Menghargai kemampuan dan potensi yang ada pada klien
 Berorientasi pada pemecahan masalah, mendorong perubahan prilaku dan
pemenuhan kebutuhan klien
 Bersifat pribadi namun profesional
c. Tujuan konseling
 Memberikan keterampilan, pengetahuan dan jangkauan kepada berbagai sumber
daya
 Membantu klien menanggapi masalah2 dalam kehidupan klien
d. Proses konseling
 Sebaiknya jangan hanya diberikan sekali, sebenarnya merupakan proses jangka
panjang
 Konseling dapat diberikan secara individual,maupun kelompok
 Memakai pendekatan humanistik, yaitu individu mempunyai kebebasan untuk
memilih / menentukan yang dianggapnya terbaik bagi dirinya sendiri
e. 6 langkah kunci konseling
 Great ( berikan salam )
 Ask ( tanyakan )
 Tell ( berikan informasi )
 Help ( bantu )
 Explaining ( jelaskan )
 Return ( kunjungan )
f. Sifat – sifat yang diperlukan dari konselor
 Menerima
 Terbuka
 Memiliki minat dan kesanggupan untuk membantu orang lain
 Sabar dan adil, emosi stabil, tenang dan simpatik
 Supel, ramah, menyenangkan , perhatian terhadap orang lain
 Memiliki keberanian menghadapi masalah
 Memahami batas – batas lkemampuan yang ada pada dirinya
 Mampu mengenal dan memahami klien

4. Pendidikan Keterampilan Hidup Sehat (PKHS)

PKHS merupakan kemampuan psikologis seseorang untuk memenuhi kebutuhan


dan mengatasi masalah dalam kehidupan sehari – hari secara efektif.
PKHS dapat diberikan secara berkelompok dimana saja disekolah, puskesmas, rumah
singgah, sanggar, dll.
Kompetensi psikososial ( PKHS ) memiliki 10 aspek yaitu :
a. Pengambilan keputusan
b. Pemecahan masalah
c. Berfikir kreatif
d. Berfikir kritis
e. Komunikasi efektif
f. Hubungan interpersonal
g. Kesadaran diri
h. Empati
i. Mengendalikan emosi
j. Mengatasi stress
PKHS dapat dilaksanakan dalam bentuk bermain peran, drama, diskusi, dll.

5. Pelatihan pendidik sebaya dan konselor sebaya

Keuntungan melatih remaja menjadi kader kesehatan remaja ( pendidik sebaya )


yaitu pendidik sebaya akan berperan sebagai agen perubah sebayanya untuk berprilaku
sehat, sebagai agen promotor keberadaan PKPR, dan sebagai kelompok yang siap
membantu dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi PKPR. Pendidik sebaya dapat
diberikan pelatihan tambahan untuk memperdalam keterampilan interpersonal relationship
dan konseling sehingga dapat berperan sebagai konselor remaja.

Secara umum, semua keluhan yang dapat ditangani oleh Puskesmas di tingkat pelayanan
dasar dapat dilayani di PKRP. Termasuk di dalamnya adalah Layanan Kesehatan Reproduksi
dan Seksual. Sebagai contoh, beberapa layanan yang dilayani PKPR adalah :

1. Pemeriksaan Kehamilan bagi remaja


2. Konseling semua masalah Kesehatan Reproduksi dan Seksual
3. Konsultasi mengenai masalah kejiwaan
4. HIV&AIDS
5. Infeksi Menular Seksual (IMS)
6. Anemia

Sumber :
Depkes RI dan Kesejahteraan Sosial, Direktorat Promosi Kesehatan, Konseling kesehatan
dalam pemberdayaan keluarga Panduaan pelatihan konseling bagi petugas kota /
kabupaten, 2001

Humris W. Edith, Sp Kj, RSCM, Konseling Kesehatan remaja, 2004


Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). 2013. Kesehatan Remaja di Indonesia. Jakarta Pusat

Anda mungkin juga menyukai