Anda di halaman 1dari 10

An. A Usia 3 tahun jenis kelamin laki-laki, di curigai dengan masalah ADHD.

Saat di
lakukan pengkajian pada tanggal 19 September 2019, kondisi anak baik, TTV dalam batas
normal suhu 37 °C, nadi 120x/menit, dan RR 30x/menit. BB anak saat ini 15 Kg dan TB 95
cm, anak tampak gemuk tapi sangat hiperaktif di bandingkan anak seusianya. Orang tua
mengatakan bahwa anak tidak kenal lelah, tidak mampu berkonsentrasi pada suatu aktifitas,
sering bergerak atau berlari secara tiba-tiba dan sering mengganggu anak-anak di sekitarnya.
Ibu mngatakan bahwa ayahnya di buat kesal karena perilaku anaknya dan sering mengurung
anaknya di rumah.

Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian

I. Identitas Pasien
Initial : An. A (L) Tanggal Pengkajian: 19/09/2019
Umur : 3,5 tahun No. RM : 123.XXX
Alamat : Surabaya
Pendidikan : belum sekolah
Informan : Orang tua
II. Keluhan Utama

Orang tua mengatakan anak tidak kenal lelah, tidak mampu berkonsentrasi pada suatu
aktifitas, sering bergerak atau berlari secara tiba-tiba dan sering mengganggu anak-anak di
sekitarnya. Orang tua menanyakan tindakan yang harus di lakukan agar anaknya bisa pulih dan
normal seperti anak lainnya.

III. Heteroanamnesis
1. Riwayat Gangguan Sekarang :
Sejak umur ± 3 tahun, anak sulit diam dan sulit diajak bicara (kontak mata bila
diajak bicara sangat singkat). Bila bermain mudah bosan, tidak bisa fokus pada
satu permainan. Anak mudah tertarik pada benda yang bergambar atau
berwarna menarik meskipun benda tersebut bukan mainan anak-anak.

2. Riwayat Sebelumnya:
Pada umur 2 tahun penderita baru bisa mengoceh tak beraturan, tidak dapat
dimengerti, dan tidak berkomunikasi. Kalaupun menyebut ”mama” bukan
berarti memanggil ibunya (bicara ”mama” ke semua orang). Penderita
menunjuk-nunjuk bila menginginkan sesuatu. Penderita sering menggerak-
gerakkan kedua tangan ke dada atau ke samping seperti mengepak-ngepak dan
acuh bila dipanggil.

IV. Kesan Umum


 Anak hiperaktif atau sulit diam dan sulit diajak bicara (kontak mata singkat)
 Suka mengganggu teman-teman sekitarnya
 Tidak punya rasa lelah
 Sering bergerak atau berlari secara tiba-tiba
V. Hobi
 Hobi anak
Anak suka atau tertarik pada benda yang bergambar atau berwarna menarik
 Hobi sosial
Anak hanya dekat dan berinteraksi dengan orang tua saja.
 Hubungan anak dengan teman dekat
Anak jarang bermain dengan teman-teman sebayanya.
 Hubungan anak dengan keluarga
Anak sering acuh bila dipanggil, terkadang masih mengikuti
larangan/perintah, senyum ada, mau dipeluk-cium, menunjuk dan merengek
bila menginginkan sesuatu, sulit mempertahankan kontak mata bila diajak
bicara.
VI. Kesadaran Sosial Anak
Interaksi dengan orangtua baik, jarang bermain dengan teman-teman sebayanya.
Anak hanya dekat dan berinteraksi dengan orang tua saja.
VII. Riwayat Perkembangan Anak
a. Kehamilan Ibu
Selama mengandung, ibu penderita merasa sehat dan kontrol teratur ke bidan.
Tidak pernah mengalami pendarahan atau sakit berat.
b. Persalinan
An. A lahir cukup bulan, spontan, dan ditolong bidan. Setelah dilahirkan anak
langsung menangis. Berat lahir 3600 gram.
c. Makanan
An. A mendapatkan ASI dari ibunya sampai pasien usia 2 tahun. Pada usia 4
bulan pasien mendapat makanan pendamping ASI.
d. Perkembangan Fisik
An. A bisa merangkak pada umur 4 bulan, duduk umur 5 bulan, jalan umur 13
bulan. Pada usia ± 1,5 tahun anak sulit untuk diajari, acuh bila dipanggil, kontak
mata bila diajak bicara sangat singkat. Bicara belum jelas namun mampu
menirukan nyanyian.
e. Perkembangan Emosi
Pada usia ± 3 tahun anak mulai tidak bisa diam dan sering membuang barang-
barang disekitarnya. Jika menginginkan sesuatu pasien hanya menunjuk tanpa
berbicara dengan jelas dan marah jika tidak mendapatkannya. Pada usia ini anak
mulai susah makan dan hanya makan ikan dan kue-kue saja, menolak makan
nasi dan sayur.
f. Perkembangan Sosial
An. A tidak pernah bermain dengan teman sebayanya akan tetapi An. A sering
mengganggu anak-anak di sekitarnya. Anak diberi kebebasan dalam bermain,
tapi hanya terbatas di dalam rumah dan masih dalam pengawasan orang tua.
g. Perkembangan Psikoseksual
An. A acuh bila dipanggil terhadap semua orang baik laki-laki atau perempuan.
h. Riwayat Sakit Sebelumnya
An. A tidak pernah sakit berat, juga tidak pernah kejang.
i. Riwayat Keluarga

Keterangan :

= Pasien

= Laki-laki

= Wanita
= Meninggal

j. Pola Asuh
Saat ini anak diasuh dan tinggal bersama keluarga di sebuah rumah.
k. Faktor Keturunan
Tidak ada dari keluarga yang menderita penyakit yang sama dengan anak
VIII. Pemeriksaan Psikiatri
a. Kesan Umum

Penampilan Fisik : tampak sehat, ceria, berat badan sesuai

Perilaku : sangat aktif, banyak bergerak

b. Komunikasi anak dengan pemeriksa

Acuh bila dipanggil, menghindar ketika didekati, sulit mempertahankan kontak


mata, tidak mau diajak bersalaman dan cium tangan.

c. Kesadaran
Kompos mentis
d. Emosi dan Efek
Emosi anak stabil dan afek anak appropriate
e. Proses Berpikir
tidak dapat diketahui
f. Intelegensi
Kognisi dan memori anak baik
g. Kemauan
Jika menginginkan sesuatu anak hanya menunjuk tanpa berbicara dengan jelas
dan marah jika tidak mendapatkannya.
h. Psikomotor
Motorik kasar dan motorik halus baik.

ANALISIS DATA
Nama: An. A No. RM: 123.XXX Ruangan: Melati
MASALAH
DATA ETIOLOGI TT
KEPERAWATAN
Data Subyektif: Hiperaktif (aktivitas Risiko cedera
berlebih & tidak berguna)
Orang tua mengatakan bahwa
anak :

- tidak kenal lelah Terlalu aktif & tidak bisa


- tidak mampu berkonsentrasi tenang
pada suatu aktivitas,
- sering bergerak atau berlari
secara tiba-tiba Risiko cedera

- sering menganggu anak-


anak di sekitarnya

Data Obyektif :

- Suhu : 37,20 c
- Nadi : 120x/menit
- RR 30x/menit
- BB 15 kg
- TB 90 cm
- Anak hiperaktif atau sulit
diam dan sulit diajak bicara
(kontak mata singkat)
- Tidak punya rasa lelah
- Sering bergerak atau berlari
secara tiba-tiba

Data Subyektif: Hiperaktif (aktivitas Gangguan interaksi


berlebih & tidak berguna) sosial anak
- Ibu mngatakan bahwa anak
tidak pernah bermain dengan
teman sebayanya.
Suka mengganggu teman-
- Anak diberi kebebasan dalam
teman disekitarnya
bermain, tapi hanya terbatas
di dalam rumah dan masih Hubungan dengan teman
dalam pengawasan orang tua. sebaya buruk

Data Obyektif :

- Kontak mata kurang. Gangguan interaksi sosial


- Anak hanya dekat dan anak
berinteraksi dengan orang tua
saja.
- Acuh bila dipanggil
- Menghindar ketika didekati
- tidak mau diajak bersalaman
dan cium tangan.

Data Subyektif: Hiperaktif (aktivitas Risiko kekerasan


berlebih & tidak berguna)
- Ibu mengatakan bahwa anak
sering mengganggu teman-
teman disekitarnya.
Suka mengganggu teman-
teman disekitarnya

Koping individu tidak


efektif

Risiko kekerasan

MASALAH KEPERAWATAN
1. Risiko terjadinya cedera fisik
2. Gangguan interaksi sosial anak
3. Risiko perilaku kekerasan

1. Diagnosis Keperawatan
Pohon Masalah
Risiko cedera

Core problem Risiko perilaku kekerasan

Kerusakan interaksi sosial

ADHD

Diagnosa keperawatan jiwa:

1) Risiko cedera d.d Risiko perilaku kekerasan


2) Risiko perilaku kekerasan d.d Kerusakan interaksi sosial.
3) Kerusakan interaksi sosial b.d ADH

2. Intervensi Keperawatan Berdasarkan SLKI dan SIKI

No. DIAGNOSA SLKI SIKI


1. Risiko cedera Keamanan lingkungan rumah Manajemen keselamatan
(D.0136) (L. 14126) lingkungan (I. 14513)
Setelah dilakukan tindakan Terapeutik
keperawatan 3x24 jam pasien 1. Hilangkan bahaya
dapat meningkatkan keamanan di keselamatan lingkungan
lingkungan rumah ank. mis. Kondisi fisik, biologi
Kriteria hasil: dan kimia
a. Keamanan kunci pada pintu 2. Modifikasi lingkungan
(5) untuk meminimalkan
bahaya dan risiko
b. Keamanan kunci pada jendela 3. Gunakan perangkat
(5) pelindung seperti pintu
c. Keamanan penyimpanan obat terkunci, pagar dan
(5) jendela
d. Pembuangan bahan Edukasi keamanan anak (I.
berbahaya (5) 12378)
e. Keamanan area bermain anak Terapeutik
(5) 1. Jadwalkan pendidikan
Kinerja pengasuhan (L. 13117) kesehatan sesuai dengan jadwal
Setelah dilakukan tindakan 2. Berikan kesempatan untuk
keperawatan 3x24 jam pola bertanya
pemberian lingkungan bagi anak Edukasi
dapat meningkat. 1. Anjurkan memantau anak saat
Kriteria hasil : berada di tempat yang berisiko
a) Pemenuhan kebutuhan (mis. Luar rumah, balkon,
fisik anak (5) kolam renang)
b) Pemenuhan kebutuhan 2. Anjurkan memilih mainan
emosional anak (5) yang sesuai dengan anak dan
c) Pemenuhan kebutuhan tidak berbahaya
sosial anak (5) 3. Anjurkan menyimpan benda
d) Berinteraksi dengan anak yang berbaya
(5) 4. Anjurkan memberi pembatas
pada area dapur, kamar mandi,
kolam
5. Anjurkan tidak meletakkan
anak pada tempat tidur yang
tinggi.
2. Risiko perilaku Kontrol diri (L. 09076) Pencegahan perilaku kekerasan
kekerasan Setelah dilakukan perawatan (I. 14544)
(D.0146) selama 3x24 jam pasien dapat Obeservasi
Meningkatkan kemampuan untuk 1. Monitoring adanya benda yang
mengendalikan dirinya berpotensi membahayakan.
Kriteria hasil : Terapeutik
a. Perilaku melukai diri sendiri 1. Pertahankan lingkungan bebas
/orang lain (5) dari bahaya secara rutin
b. Perilaku merusak lingkungan 2. Libatkan keluarga dalam
sekitar (5) perawatan
c. Perilaku agresif /amuk (5) Edukasi
1. Anjurkan pengunjung dan
keluarga untuk mendukung
keselamatan pasien
2. Latih cara mengungkapkan
perasaan secara asertif
3. Latih mengurangi kemarahan
secara verbal dan non verbal
mis. Relaksasi, bercerita
3. Gangguan Interaksi sosial (L. 13115) Modifikasi keterampilan sosial
interaksi sosial Setelah dilakukan perawatan (I. 13484)
(D.0118) selama 3x24 jam pasien dapat Observasi
meningkatkan kualitas hubungan 1. Identifikasi fokus pelatihan
sosial pasien. keterampilan sosial
Kriteria hasil : Terapeutik
a. Responsif pada orang lain (5) 1. Motivasi untuk berlatih
b. Minat melakukan kontak emosi keterampilan sosial
(5). 2. Beri umpan balik mis. Pujian
c. Kontak mata (5). atau penghargaan terhadap
d. Kooperatif dengan teman kemampuan sosialisasi
sebaya 3. Jika perlu libatkan keluarga
dalam latihan keterampilan
sosial
Edukasi
1. Jelaskan tujuan dari melatih
keterampilan sosial
2. Jelaskan respon dan
konsekuensi keterampilan
sosial
3. Anjurkan mengevaluasi
pencapaian setiap interaksi
4. Latih keterampilan secara
bertahap

Promosi Sosialisasi (I. 13498)


Observasi
1. Identifikasi hambatan
melakukan interaksi dengan
orang lain
Terapeutik
1. Motivasi untuk berpartisipasi
dalam aktivitas baru dan
kegiatan kelompok
2. Motivasi berinteraksi di luar
lingkungan.
Edukasi
1. Anjurkan berinteraksi dengan
orang lain secara bertahap
2. Latih mengekspresikan marah
dengan tepat.

Anda mungkin juga menyukai