Anda di halaman 1dari 2

Kelemahan umum: biasanya muncul setelah aktivitas minimal,

kelemahan bertambah berat dengan adanya peningkatan suhu tubuh dan


kelembapan tinggi, yang disebut sebagai Uht holff fenomena (pada akson
yang mengalami demylisasi). Kelemahan seperti ini dapat dosertai
kekakuan pada ekstermitas sampai drop foot
2. Gangguan sensoris: baal, kesemutan, perasaan seperti diikat, ditusuk
jarum, dingin pada tungkai dan tangan, pada pemeriksaan fisik dengan
test lhermitte biasa + (30%) hal ini akibat adanya plek pada kolumna
servikal posterior yang kemudian meiritasi dan menekan medula spinalis.
3. Nyeri: pada kebanyakan pasien MS akan mengalami nyeri (Clifford &
Troter), nyeri bersifat menahun. Nyeri pada MS berbentuk:
a. Nyeri kepala relatif sering didapatkan (27%)
b. Nyeri neurolgia trigeminal: pada orang muda dan bilateral (Jensen,
1982) relatif jarang (5%)
c. Nyeri akibat peradangan nervus optikus akibat penekanan dura
sekitar nervus optikus
d. Nyeri visceral berupa spasme kandung kemih, konstipasi
4. Gangguan Blader: pada 2/3 kasus MS akan mengalami gangguan
hoperreflek blader oleh karena gangguan spincter, pada fase awal areflek
dan 1/3 hiporelek dengan gejala impoten.
5. Gangguan serebelum: 50% kasus memberi gejala intension tremor,
ataksia, titubasi kepala, disestesia, dan dikenal sebagai trias dari
Charcott: nistagmus, gangguan bicara, intension tremor
6. Gangguan batang otak: lesi pada batang otak akan mengganggu saraf
intra aksonal, nukleus, internuklear, otonom dan motorik, sensorik
sepanjang traktus-traktus.
a. Lesi N III-IV menyebabkan diplopia, parese otot rektus medial
yang menyebabkan internuklear ophtalmoplegi (INO)
patognomonis untuk MS
b. Lesi N VII menyebabkan Bell palsy

c. Lesi N VIII menyebabkan vertigor (sering), hearing loss (jarang)


7. Gangguan N Optikus (Neuritis optika): terutama pada pasien muda
(Reder, 1997) sebanyak 31%, gejala berupa, penurunan ketajaman
penglihatan, skotoma sentral, gangguan persepsi warna, nyeri pada
belakang bola mata, visus akan membaik setelah 2 minggu onset neuritis
optika kemudian sembuh dalam beberapa bulan. Penambahan suhu tubuh
akan memperbesar gejala (uht holff)
8. Gangguan fungsi luhur: fungsi luhur umunya masih dalam batas
normal, akan tetapi pada pemeriksaan neuropsikologi didapatkan
perlambatan fungsi kognisi sampai sedang atau kesulitan menemukan
kata (Rao, 1991)

Anda mungkin juga menyukai