Anda di halaman 1dari 46

OSLER

“Tinea Corporis”

Disusun Oleh :
Lucky Pascalia Yatyoga
Aprila Citra Dara
Afra Bryges Tamia
Rosela Alfi Sahara
Identitas Pasien

Nama : Ny. S
Usia : 27 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Status : Menikah
Agama : Islam
Suku bangsa : Jawa
Kewarganegaraan : Indonesia
Pekerjaan : Karyawan pabrik
PendidikanTerakhir : SMK
Alamat : Banjarsari Kidul RT02/RW01
Pengantar :-
Tanggal Periksa : Sabtu, 27 Juli 2019
Anamnesis

Keluhan Utama
Gatal di payudara bagian dalam sebelah kanan dan kiri.

Keluhan Tambahan
Pasien tidak mengalami keluhan demam, batuk dan pilek
sebelumnya.
Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang ke Balai Pengobatan Puskesmas II Sokaraja pada hari Sabtu, tanggal 27 Juli 2019 pukul 10.00
WIB diantar suaminya dengan keluhan gatal di payudara bagian dalam sebelah kanan dan kiri. Keluhan tersebut
dirasakan 2 bulan sebelum dibawa ke Puskesmas II Sokaraja. Pada awalnya muncul bercak merah kecil di lipatan
dalam payudara yang makin lama makin besar. Bercak merah tersebut disertai rasa gatal yang ia rasakan terus
menerus dan rasa gatal tersebut makin hebat bila terkena keringat atau cuaca panas. Ia mengatakan selain saat
terkena keringat, gatal juga semakin keras saat malam hari sehingga pasien mengaku tidurnya sering terganggu
karena rasa gatal. Gatal membaik apabila disiram dengan air hangat. Keluhan rasa terbakar disangkal. Selain
pasien, anggota keluarga lainnya seperti suami dan anak-anak pasien yang tinggal satu rumah tidak mengalami
keluhan serupa. Pasien sudah pernah berobat ke fasilitas kesehatan namun keluhan tidak berkurang. Pasien tidur
satu kamar dengan suami dan anak bungsu pasien. Alat mandi seperti sabun berupa sabun batang dan dipakai
secara bersamaan. Pasien juga mengaku bahwa pasien mengganti seprai 3 bulan sekali dan jarang menjemur kasur
kamarnya. Pasien juga mengaku bahwa pasien mengganti pakaian dalam dua hari sekali.
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat keluhan serupa, riwayat batuk, pilek, riwayat alergi,
riwayat operasi, riwayat kejang, riwayat opname disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga


Riwayat keluhan sama, riwayat penyakit
jantung, riwayat darah tinggi, riwayat kencing
manis, riwayat alergi disangkal

]
Riwayat Sosial dan Exposure

Community
Pasien dalam kesehariannya tinggal suami dan 3 orang anak. Rumah pasien berada di pedesaan
yang padat penduduk.
Home
Rumah Ny.Y memiliki ventilasi dan pencahayaan yang cukup pada masing-masing ruangan
untuk menerangi rumah. Dinding rumah dari tembok. Lantai ruang tamu dan kamar tidur keramik,
namun lantai dapur masih dengan plester. Dalam rumah terdapat 2 kamar tidur berukuran 3x3
meter, 1 ruang tamu, 1 ruang keluarga yang bergabung dengan ruang tamu, 1 dapur dan 1 kamar
mandi yang berada di luar rumah namun sudah terdapat jamban. Pasien memiliki tempat
pengumpulan sampah rumah tangga yang diletakkan di dapur, dengan wadah yang beralaskan
plastik. Ventilasi yang terdapat di dalam rumah dapat dikatakan cukup dengan jendela rumah yang
dibuka setiap pagi dan ditutup menjelang sore hari.
Sumber air bersih yang digunakan pasien untuk kebutuhan sehari-hari berasal dari sumur. Jarak
septic tank dari sumber air berjarak sekitar 30 meter. Syarat minimal sumber air bersih dengan
septic tank yaitu 10 meter. Keluarga pasien memasak dengan menggunakan kompor gas.
Lingkungan tempat tinggal Ny. Y merupakan lingkungan pemukiman, jarak antar rumah saling
berdekatan sekitar 2-3 meter. Penataan barang dirumah Ny. Y kurang tersusun dengan rapi. Banyak
barang-barang yang bertumpuk ditempat yang bukan seharusnya.
Hobby
Pasien mengisi waktu luangnya dengan mengerjakan pekerjaan rumah.

Occupational
Pasien merupakan pegawai pabrik di Krupuk di desa Jompo Kulon. Pasien
memiliki jam kerja 8 jam sehari dan di hari minggu libur. Selama bekerja pasien
tidak pernah izin dan berkomunikasi baik sesama rekan kerja nya.

Personal Habit
Pasien masih menggunakan alat mandi (sabun batang) secara bersamaan.
Pasien satu tempat tidur dengan anggota keluarga lain (suami dan anak
bungsunya). Pasien sering berkumpul dengan ibu-ibu sekitar rumah.

Drug
Pasien tidak mengkonsumsi obat-obatan tertentu.

Riwayat Psikologi
Perkembangan mental pasien baik dan tidak memiliki gangguan psikologis.
Riwayat Ekonomi
Pasien berasal dari keluarga ekonomi kelas menengah kebawah. Suami
pasien bekerja sebagai karyawan pabrik dengan penghasilan kurang lebih Rp.
500.000/ bulan. Pasien juga merupakan karyawan pabrik dengan upah Rp.
600.000/ bulan.

Riwayat Demografi
Hubungan antara pasien dengan keluarganya dapat dikatakan harmonis.
Hal tersebut dapat terlihat dari cara berkomunikasi antara pasien dengan suami
pasien yang tampak. Suami pasien selalu menemani pasien jika berobat ke
pelayanan kesehatan dan bagaimana cara suami pasien menceritakan penyakit
pasien.

Riwayat Sosial
Saat sakit ini, pasien sedikit sulit melakukan aktivitas sehari-hari karena
merasa terganggu dengan gatal di bagian dalam payudara nya. Hubungan
pasien dengan tetangga sekitarnya cukup baik.
Anamnesis Sistemik
terdapat bercak
Gatal di payudara kemerahan dengan tepi Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan
berbatas tegas dan
bagian dalam
memiliki central healing.

Keluhan utama Kulit Kepala, mata, Mulut,


hidung, telinga tenggorokan

Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan

ekstremitas Muskuloskeletal Kardiovaskuler Pernapasan


Genitourinaria Gastrointestinal
Saraf
Pemeriksaan
Fisik
Keadaan Umum/Kesadaran
Tampak sakit sedang, kesadaran compos
mentis.
Tanda Vital
Nadi : 88x/menit
Pernafasan : 20x/menit
Suhu : 36.5oC
TD :-
Status Antropometri
BB : 87 kg
TB : 160 cm
Kulit
Terdapat kunikulus, papul, vesikel, pustul
dengan tepi eritematous, krusta dan
ekskoriasi.
Pulmo
• Inspeksi : pergerakan dada kanan = kiri
• Palpasi : fremitus raba kanan = kiri
• Perkusi : sonor/sonor
• Auskultasi : suara dasar vesikuler
(+/+)suara tambahan RBH (-/-), RBK (-/-)
wheezing (-/-)
Cor
• Inspeksi : ictus cordis tak tampak
• Palpasi : ictus cordis tak kuat angkat
• Perkusi :
• batas kiri atas : SIC II LPSS
• batas kiri bawah : SIC V LMCS
• batas kanan atas : SIC II LPSD
• batas kanan bawah : SIC IV LPSD
• batas jantung kesan tidak melebar
• Auskultasi : S1>S2, regular, gallop (-),
murmur (-)
Abdomen
• Inspeksi : datar
• Auskultasi : bising usus (+) normal
• Perkusi : timpani, pekak alih (-), pekak sisi
(-)
• Palpasi :supel, nyeri tekan (-), hepar dan
lien tidakteraba
Sistem Collumna Vertebralis
• Inspeksi : deformitas (-), skoliosis (-),
kiphosis (-), lordosis (-)
• Palpasi : nyeri tekan (-)
Ektremitas
Akral dingin

Oedem
Status Dermatologi
 Lokasi : lipatan sub mammae dextra et sinistra

 Efloresensi : makula eritema, soliter, dengan batas


tegas, bentuk geografika, tepi lesi aktif, berukuran 5 cm
x 3 cm, distribusi bilateral. terdapat central healing.
Diatasnya terdapat Skuama putih, halus pada
beberapa bagian.

 Lokasi : lipatan sub mammae dextra.

 Efloresensi : Makula eritema, multipel, batas tegas,


bentuk geografika, tepi lesi aktif, ukuran bervariasi dari
Gambar 1.
1 cm x 2 cm hingga 3 cm x 2 cm, distribusi bilateral, Lesi kulit pada sub mammae
terdapat central healing. Diatasnya terdapat Skuama sinistra pasien
putih, halus pada beberapa bagian.
• Stigmata Atopi : pitiriasis alba (-)
• Mukosa : hiperemis (-)
• Rambut : rambut rontok (-), warna hitam
• Kuku : pitting nail (-), rapuh (-)
• Fungsi kelenjar keringat : Tidak dikerjakan
• Kelenjar limfe : tidak ada pembesaran
• Saraf : penebalan saraf (-), parastesi (-)

Gambar 2. Lesi kulit pada


sub mammae dextra pasien
Diagnosis Banding
Tinea corporis 

Psoriasis vulgaris

Liken simpleks

Pityriasis Rosea
Diagnosis Holistik
Aspek Personal

Anxiety

Pasien tidak Expectation


mengalami keluhan
demam, batuk dan Concern
Gatal di lipatan pilek sebelumnya.
payudara bagian dalam
kanan dan kiri. Idea Pasien khawatir
apabila penyakit yang
dialami pasien
Keluhan Pasien berharap semakin menyebar
Tambahan agar penyakit pasien luas ke yang lain.
Keluhan Pasien merasa dapat segera sembuh
gatal terutama ketika sehingga pasien dapat
Utama berkeringat dan segera beraktivitas
Pasien datang
berobat ke cuaca panas. seperti semula dan tidak
puskesmas karena semakin menyebar luas
gatal di lipatan ke yang lain.
payudara dan bagian
central healing.
Diagnosis Holistik
Aspek Faktor Risiko Intrinsik Individu
yang tidak dapat diubah (Unmodiffied)
Aspek Faktor Risiko Intrinsik Individu
yang tidak dapat diubah (Unmodiffied)
Pasien tidak
mempunyai keluhan
atau penyakit yang
Pasien merupakan sama sebelumnya.
seorang perempuan
usia dewasa produktif. RPK Perilaku

RPD
Karakteristik
Pasien masih
Pasien menggunakan alat mandi
(sabun batang) secara
Dari genogram, diketahui dari bersamaan. Pasien satu
keluarga pasien tidak mempunyai tempat tidur dengan
risiko terjadinya penyakit-penyakit anggota keluarga lain
yang diturunkan seperti hipertensi, (suami dan anak
diabetes melitus alergi, riwayat sakit bungsunya). Hubungan
jantung, ataupun riwayat kolesterol pasien dengan tetangga
tinggi pada pasien saat bertambah sekitarnya cukup baik.
usia nanti.
Diagnosis Holistik
• Kebiasaan pasien satu tempat tidur dengan anggota keluarga yang
lain.
• Kebiasaan pasien menggunakan alat mandi secara bersamaan.
• Kondisi ekonomi pasien termasuk ke dalam golongan menengah ke
bawah.
Aspek Faktor • Rendahnya pemahaman pasien dan keluarga mengenai cara
Risiko Ekstrinsik penularan, pencegahan dan pengobatan penyakit Tinea corporis.
Individu • Kurangnya kesadaran pasien dalam menjaga personal hygine.

• Skala penilaian fungsi sosial pasien adalah 2, karena pasien mulai


Aspek Skala terganggu dalam melakukan aktivitas dan kegiatan sehari-hari.
Penilaian Fungsi
Sosial
Penatalaksanaan Komprehensif
Personal
Non Medikamentosa Care
• Menghindari pakaian yang panas (karet,
nylon), disarankan untuk memakai pakaian
yang menyerap keringat Initial Plan
• Menghindari berkeringat yang berlebihan Usulan pemeriksaan penunjang:
• • KOH 10% di lipatan paha dan abdomen bawah dengan
Meningkatkan kebersihan diri dan
lingkungan hasil tampak elemen jamur seperti hifa dan spora.
• • Lampu Wood
Memperbaiki status gizi dalam makanan
• • Kultur jamur
Mengurangi berat badan
• Mengganti seprai dan menjemur kasur
• Kontrol setelah 2 minggu
 

KIE (konseling, informasi dan edukasi)


• Memakai pakaian yang tipis (berbahan cotton)
• Tidak memakai pakaian dalam yang terlalu ketat untuk
mencegah kelembaban daerah lipatan payudara. Medikamentosa
• Menggunakan handuk terpisah untuk mengeringkan daerah lipatan payudara • Topikal : Miconazol cream 2% + asam salisat
setelah mandi, 3% dioleskan sebanyak 2 kali sehari selama 2
• Pasien yang obesitas  menurunkan berat badan, minggu
• Bubuk antifungal, yang memiliki manfaat tambahan pengeringan daerah lipatan • Sistemik : Mebhydrolin tablet 2 x 50 mg/hari
payudara, mungkin dapat membantu dalam mencegah kambuhnya Tinea jika gatal atau Citrizine 2 x 50 mg/ hari bila gatal
corporis4.
• Edukasi kepada pasien mengenai cara penularan, pencegahan dan pengobatan
Tinea corporis.
• Edukasi kepada pasien untuk tidak menggaruk bagian yang gatal.
Penatalaksanaan Komprehensif
Family Care

Edukasi mengenai tanda dan gejala yang


mengharuskan pasien dibawa ke unit pelayanan
kesehatan.

Edukasi keluarga untuk mencegah


terjadinya penularan penyakit di antara Dukungan
anggota keluarga yang lain dan apabila psikologis dari
terdapat anggota keluarga lain yang keluarga
menderita keluhan serupa atau gatal harus
segera periksa

Memberi informasi kepada keluarga terkait


Memberikan edukasi bahwa keluarga harus penyakit Tinea corporis mulai dari faktor risiko,
menjaga kebersihan diri dan lingkungan rumah tanda gejala, pencegahan, komplikasi dan
untuk menjaga anggota keluarga yang tidak sakit pengobatan.
agar tetap sehat (PHBS).
Penatalaksanaan Komprehensif
Community
Care
Edukasi pengetahuan
terkait penyebab, faktor
Memotivasi lingkungan untuk menjaga risiko, cara penularan,
lingkungan yang sehat untuk meminimalisir tanda dan gejala serta
penyebaran penyakit. pengobatan skabies
Mengadakan kerja bakti baik di rumah kepada masyarakat
maupun di lingkungan sekitar

Peningkatan hygiene perorangan: Selalu Edukasi komunitas untuk mencegah terjadinya


mencuci tangan dengan sabun sebelum penyakit.
dan sesudah beraktivitas.
Anjuran kepada individu dengan gejala
yang sama untuk berobat ke Puskesmas

Edukasi untuk menjemur kasur dan bantal


dibawah sinar matahari minimal tiga hari sekali.
Edukasi mengenai syarat rumah sehat seperti Edukasi masyarakat untuk tidak memakai alat
pemanfaatan ventilasi secara maksimal, mandi secara bersamaan.
memindahkan kandang ternak yang dekat dengan Edukasi masyarakat untuk mengganti handuk,
dapur, menutup tempat sampah dan merapihkan sprei, selimut setiap minimal tiga hari sekali.
barang-barang di dalam rumah. Edukasi masyarakat untuk tidak memakai baju
yang sama dalam waktu yang lama.
TINEA CORPORIS
Prognosis

Ad vitam : ad bonam
Ad fungsionam : Dubia ad bonam
Ad sanationam : ad bonam
Follow Sheet
Informasi Pola Interaksi
Keluarga
Identifikasi Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Kesehatan

untuk kondisi
pasien hal ini
tidak dapat Layanan kesehatan
dikaitkan secara terdekat adalah
Pendidikan terakhir puskesmas. Pembiayaan
keseluruhan
pasien merupakan kesehatan berasal dari
dengan genetik/
SMK BPJS.
keturunan.

Pengetahuan/ Sosial Pelayanan


Perilaku Genetik Lingkungan Pendidikan Ekonomi Kesehatan

Penghasilan kurang lebih


• kebiasaan memakai alat
• ventilasi dan pencahayaan Rp. 1.100.000/bulan.
mandi (sabun) secara
cukup
bersamaan. • Terdapat 2 kamar tidur
• Kamar tidur pasien juga
berukuran 3x3 meter, 1
bersama dengan anggota
ruang tamu, 1 ruang
keluarga yang lain.
keluarga yang bergabung
• Pasien mengganti pakaian
dengan ruang tamu, 1 dapur
dalam nya lebih dari 2 hari.
dan 1 kamar mandi yang
• Seprai kasur jarang diganti
berada di luar rumah namun
dan kasur jarang dijemur.
sudah terdapat jamban
• Tesedia sumber air bersih
Tinea Corporis
Definisi
Tinea Korporis adalah penyakit kulit yang
disebabkan oleh jamur superfisial golongan
dermatofita yang menyerang daerah kulit tidak
berambut (glabrous skin).3
Epidemiologi

Tinea korporis terdapat diseluruh dunia,


terutama pada daerah tropis dan insiden
meningkat pada kelembapan udara yang tinggi.

Penyakit ini masih banyak terdapat di Indonesia


dan masih merupakan salah satu penyakit
rakyat. Di Jakarta, golongan penyakit ini
menempati urutan kedua setelah dermatitis.

Tinea korporis dapat menyerang


semua umur dan lebih sering pada
orang dewasa.

Kebersihan badan dan lingkungan yang kurang,


sangat besar pengaruhnya terhadap
perkembangan penyakit ini.
Tinea korporis disebabkan oleh
golongan dermatofita yang menyerang
jaringan berkeratin. Jamur ini bersifat
keratinofilik dan keratinolisis.
Dermatofita terbagi dalam tiga
Etiologi genus yaitu Microsporon,
Epidermophyton, dan Tricophyton.
Penyebab tersering tinea korporis
adalah Tricophyton rubrum dan
Tricophyton mentagrophytes
FAKTOR
RESIKO
 Kontak langsung dengan penderita atau binatang
 penggunaan sarana pemandian umum bersama, atau kolam renang
umum.
 Kondisi sosial ekonomi serta kurangnya kebersihan pribadi juga
memegang peranan penting pada infeksi jamur (insiden penyakit jamur
pada sosial ekonomi lebih rendah lebih sering terjadi daripada sosial
ekonomi yang lebih baik, hal ini terkait dengan status gizi yang
mempengaruhi daya tahan tubuh seseorang terhadap penyakit).
 Kebersihan pribadi (menjaga kebersihan badan) yang kurang
diperhatikan turut mendukung tumbuhnya jamur. 7
PATOFISIOLOGI

Penetrasi
Perlekatan ke Perkembangan
melalui ataupun
keratinosit respon host
antara sel
MANIFESTASI KLINIS

Dimulai sebagai lesi eritematosa, plak yang bersisik memburuk dan


membesar, selanjutnya bagian tengah dari lesi akan menjadi bentuk anular
01 Gambaran Tipikal GA
yang akan mengalamai resolusi. Berupa skuama, krusta, vesikel, dan papul
sering berkembang, khususnya pada bagian tepinya. Kadang-kadang
terlihat erosi dan krusta akibat garukan.

03 Tinea Korporis yang


Menahun
Tanda radang akut biasanya tidak terlihat lagi.kelainan ini dapat terjadi pada
tiap bagian tubuh

Bentuk tinea korporis yang disebabkan oleh Tricophyton concentricum disebut

03 Tricophyton tinea imbrikata. Tinea imbrikata dimulai dengan bentuk papul berwarna coklat,
yang perlahan-lahan menjadi besar. Stratum korneum bagian tengah ini terlepas
concentricum
dari dasarnya dan melebar. Proses ini setelah beberapa waktu mulai lagi dari
bagian tengah, sehingga tebentuk lingkaran-lingkaran skuama yang kosentris.
DIAGNOSIS
TINEA
Anamnesis
CORPORIS
Gatal, karena rasa gatal semakin memberat pasien menggaruk lesi sehingga lesi
menjadi lebih luas. Rasa gatal akan semakin meningkat jika banyak berkeringat.
Riwayat pasien sebelumnya adalah pernah memiliki keluhan yang sama. Pasien
berada pada tempat yang beriklim agak lembab dan panas serta memakai pakaian
yang tidak menyerap keringat.

Pemeriksaan Efloresensi
Lesi anular, bulat atau lonjong berbatas tegas terdiri atas eritema, skuama, kadang-
kadang dengan vesikel dan papul di tepi. Daerah tengahnya biasanya lebih tenang
(tanda peradangan lebih jelas pada daerah tepi) yang sering disebut central healing.
Tapi kadang juga dijumpai erosis dan kusta akibat garukan. Lesi-lesi umumnya
merupakan bercak-bercak terpisah satu dengan yang lain. Kelainan kulit dapat juga
terlihat sebagai lesi-lesi dengan pinggir polisiklik, karena beberapa lesi kulit yang
menjadi satu

Pemeriksaan Penunjang
KOH 10-20% dan biakan
DIAGNOSIS BANDING

gambaran makula eritematosa denag tepi sedikit meninggi, ada


Pitriasis papula, skuama, diameter panjang lesi menuruti garis kulit.
rosea

skauama lebih tebal dan berlapis-lapis


Psoriasis

Macula eritematosa berbatas tegas terutama pada daerah tengkuk,lipat lutut dan
Neurodermatitis lipat siku.
sirkumskripta
Penatalaksanaan
Obat-obat anti-jamur dapat diberikan secara
topikal (dioles), ada pula yang tersedia dalam
bentuk oral (obat minum). Jenis obat luar
(salep) seringkali digunakan jika lesi kulit tidak
terlalu luas.

Salep harus dioleskan pada kulit yang telah


bersih, setelah mandi atau sebelum tidur
selama dua minggu, meskipun lesinya telah
hilang. Tanda dan gejala (seperti kemerahan,
gatal, dan rasa panas) dapat diobati dengan
kombinasi steroid/krim anti jamur. Steroid tidak
selalu diberikan, hanya diberikan jika terdapat
gejala inflamasi.
Pencegahan

Mengurangi kelembapan tubuh


Meningkatkan kebersihan penderita dengan menghindari pakaian
pribadi maupun lingkungan yang panas

Menghindari sumber penularan yaitu


Menjaga kekebalan tubuh dengan
binatang atau kontak dengan
asupan gizi yang cukup
penderita lain
PROGNOSIS

Pada umumnya prognosis untuk tinea koporis adalah baik dengan


terapi yang benar dan mejaga kebersihan kulit, pakaian dan
lingkunga. Untuk tinea korporis yang bersifat lokal, prognosisnya
akan baik dengan tingkat kesembuhan 70-100% setelah
pengobatan dengan antijamur
PRIORITAS MASALAH

Rendahnya pemahaman pasien dan keluarga


mengenai penyakit Tinea Corporis

Pasien memiliki kebiasaan menggunakan alat


mandi bersamaan

Pasien sering memakai baju ketat

Kondisi ekonomi keluarga


adalah kelas menengah
kebawah
FISH BONE
Alternatif Pemecahan Masalah

 
Beberapa alternatif pemecahan masalah yang bisa dilakukan adalah sebagai
berikut:
 Penyuluhan kepada pasien dan keluarga mengenai pengertian,
penyebab, faktor risiko, cara penularan, tanda dan gejala, serta
penanganan dan pencegahan penyakit Tinea Corporis yang
disampaikan secara oral ditambah dengan pembagian leaflet
mengenai cara penularan, pencegahan, dan pengobatan Tinea
Corporis, serta edukasi mengenai PHBS
 Pemberian bantuan sabun cair dan antiseptic
 Pemberian bantuan handuk baru
SARAN

 Dilakukan pembinaan oleh tenaga kesehatan dari Puskesmas,


kepada kader-kader
 Pemberian bantuan dari Puskesmas berupa sabun cair dan
larutan antiseptic
Thank You
Insert the Sub Title of Your Presentation

Anda mungkin juga menyukai