Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN LONG CASE STUDY

KEPANITERAAN ILMU
KEDOKTERAN MASYARAKAT DAN
KOMUNITAS PUSKESMAS II
SOKARAJA

DIARE AKUT DEHIDRASI SEDANG


KARAKTERISTIK
DEMOGRAFI
KELUARGA
FAMILY GENOGRAM
STATUS PENDERITA
Identitas
◦ Nama : An. AT
◦ Usia : 8 tahun
◦ Jenis Kelamin : Laki Laki
◦ Status : Pelajar
◦ Agama : Islam
◦ Suku bangsa: Jawa
◦ Pendidikan : SD
◦ Alamat : Desa Klahang RT 02/RW 03,
Sokaraja, Banyumas
◦ Tanggal Kunjungan: 24 juli 2019
Anamnesis
Keluhan
Anamnesis Keluhan
Utama Tambahan
Keluhan disertai
demam 2 hari
sebelum pasien
dating ke puskesmas.
Buang air besar cair Demam reda dalam 2
lebih dari 4 kali hari terakhir, pasien
sehari. juga mengeluh
terdapat nyeri perut
dan BAB keluar
lender berwarna
keputihan.
RPS
Pasien dianamnesis di rumahnya pada hari Rabu, tanggal 24 Juli 2019
pukul 13.00 dengan keluhan Buang air besar cair lebih dari 4 kali sehari
sejak 4 hari sebelum ke puskesmas. Pada awalnya pasien terlebih
dahulu demam dengan suhu tinggi selama 2 hari, hari terakhir demam
reda pasien muncul keluhan diare dengan BAB lebih dari 6 kali sehari.
BAB konsistensi encer pada hari pertama, darah (-). Pada hari
selanjutnya konsistensi BAB masih encer akan tetapi terdapat lender
berwarna putih dengan bau asam yang menyengat. Menurut ibu pasien
saat diare pasien terlihat pucat, sangat kehausan dan selalu ingin
minum. Keluhan tambahan berupa nyeri pada perut bagian atas dengan
disertai keluhan mual dan muntah setiap diberikan makan. Keluhan ini
juga terdapat pada tetangga pasien yang memiliki usia sama dengan
pasien saat ini.
RPD RPK Riwayat Sosial
• Riwayat keluhan • Riwayat keluhan sama, dan Exposure
serupa, penyakit penyakit jantung, darah • Community
jantung, darah tinggi, tinggi, kencing manis, • Home
kencing manis, trauma, alergi: disangkal
alergi, asma, operasi,
• Hobby
kejang, mondok: • Occupational
disangkal • Personal habit
• Riwayat batuk, pilek: • Diet
Sering • Drug
Pasien berasal Hubungan sakit ini, pasien
dari keluarga antara pasien aktif dalam
ekonomi kelas dengan melakukan
menengah keluarganya aktivitas sehari-
Riwayat Ekonomi

Riwayat Demografi

Riwayat Sosial
kebawah. dapat dikatakan hari seperti
harmonis bermain dan
belajar sesuai
anak seusianya.
Hubungan
pasien dengan
tetangga
sekitarnya cukup
baik.
Pemeriksaan Fisik

Keadaan
Tanda Vital Status gizi
Umum/Kesadaran
• Tampak baik, • Nadi • BB : 18,5 kg
kesadaran :88x/menit • TB : 113 cm
compos mentis. • RR : 20x/menit • Status gizi
• Suhu : 37.0oC :normal
per axillar
• TD : tidak
dilakukan
Kulit :Turgor kulit kembali dalam satu detik.
Kepala : Bentuk normosefal, rambut tidak mudah
dicabut
Mata : Konjungtiva palpebra anemis (-/-), sklera
ikterik (-/-), konjungtiva bulbi hiperemis -/-,
madarosis (-)
Hidung : Nafas cuping hidung (-/-), discharge (-/-),
Telinga : Bentuk dan ukuran normal, sekret (-/-)
Mulut : Bibir sianosis (-), lidah kotor (-)
Tenggorokan : Faring hiperemis (-), Tonsil T1-T1
Leher : Deviasi trakea (-), limfonodi cervicalis
tidak teraba
Thoraks :
◦ Pulmo :
 Inspeksi :pergerakan dada kanan = kiri
 Palpasi :fremitus raba kanan = kiri
 Perkusi:sonor/sonor
 Auskultasi :suara dasar vesikuler (+/+)suara tambahan RBH
(-/-)RBK (-/-) wheezing (-/-)
◦ Cor :
 Inspeksi : ictus cordis tak tampak
 Palpasi : ictus cordis tak kuat angkat
 Perkusi : batas kiri atas : SIC II LPSS
batas kiri bawah : SIC V LMCS
batas kanan atas : SIC II LPSD
batas kanan bawah : SIC IV LPSD
batas jantung kesan tidak melebar
 Auskultasi : S1>S2, regular, gallop (-), murmur (-)
Abdomen
◦ Inspeksi : datar
◦ Auskultasi : bising usus (++) meningkat
◦ Perkusi : timpani, nyeri (+) kuadran tengah atas
◦ Palpasi :supel, nyeri tekan (+), hepar dan lien tidakteraba
Sistem Collumna Vertebralis
◦ Inspeksi : deformitas (-), skoliosis (-), kiphosis (-), lordosis
(-)
◦ Palpasi :nyeri tekan (-)
Ektremitas :
◦ Akral dingin: -
◦ Oedem
Diagnosis Holistik
Diagnosis
: Diare
Akut
Dehidrasi
Sedang

Aspek
Klinis
Diagnosa
banding :
Dispepsia,
infeksi
Amoeba.
Karakteristik
Pasien

Faktor Resiko
Riwayat
yang tidak
Penyakit Dahulu
dapat diubah

Aspek Faktor Riwayat


Risiko Intrinsik penyakit
Individu keluarga

Faktor Resiko
yang dapat Perilaku
diubah
Aspek Faktor Risiko Ekstrinsik
Aspek Skala Penilaian Fungsi Sosial
Individu
 Kondisi ekonomi pasien  Skala penilaian fungsi
termasuk ke dalam golongan sosial pasien adalah 5,
menengah ke bawah. karena pasien masih bisa
 Rendahnya pemahaman melakukan aktifitas seperti
pasien dan keluarga mengenai biasanya.
faktor risiko penularan diare.
 Latar belakang pendidikan
pasien rendah. Pengetahuan
pasien dan keluarga tentang
penyakit yang diderita masih
kurang.
Penatalaksanaan
Personal Care
Medikamentosa

• Kotrimoksazole 2 x 1
• Colinpectin 2 x ½ apabila diare
• Antasida syrup 3 x 1
• Zinc 1 x 1

Non Medikamentosa

• Istirahat yang cukup


• Diet nutrisi lengkap (tinggi protein, karbohidrat, sayur, dan buah-buahan)

KIE

• Memperbanyak minum air putih 6-8 gelas sehari. makan yang bergizi dan
meningkatkan konsumsi sayur, buah, daging.
• Menjaga pola makan dan jajan yang sehat.
• Edukasi penyebab, faktor risiko, tanda dan gejala serta pengobatan diare.
• Memberi edukasi kepada pasien untuk memperbanyak istirahat dan mengurangi
kegiatan pasien.
Family care Community care
 Dukungan psikologis dari keluarga  Edukasi pengetahuan terkait penyebab, faktor
pasien. risiko, cara penularan, tanda dan gejala serta
pengobatan diare kepada masyarakat
 Memberi informasi kepada keluarga
 Edukasi komunitas untuk mencegah
terkait penyakit diare mulai dari faktor terjadinya penyakit.
risiko, tanda gejala, pencegahan,  Memotivasi lingkungan untuk menjaga
komplikasi dan pengobatan. lingkungan yang sehat untuk meminimalisasi
 Edukasi kepada keluarga terdekat agar penyebaran penyakit.
pasien menghindari melakukan  Mengadakan kerja bakti baik di rumah

aktivitas berat. maupun di lingkungan sekitar


 Peningkatan hygiene perorangan: Selalu
 Edukasi keluarga untuk mencegah
mencuci tangan dengan sabun sebelum dan
terjadinya penyakit di antara anggota sesudah beraktivitas.
keluarga yang lain.  Anjuran kepada individu dengan gejala yang
 Memberikan edukasi bahwa keluarga sama untuk berobat ke Puskemas
harus menjaga kebersihan diri dan  Edukasi mengenai syarat rumah sehat seperti
lingkungan rumah untuk menjaga pemanfaatan ventilasi secara maksimal,
anggota keluarga yang tidak sakit agar memindahkan kandang ternak dari dapur,
tetap sehat menutup tempat sampah, dan merapihkan
barang-barang di dalam rumah.`
Ad vitam:
Dubia ad
bonam

Prognosi
s

Ad Ad
sanationam: fungsionam
Dubia ad : Dubia ad
bonam bonam
TINJAUAN PUSTAKA
Diare Dehidrasi

 Buang air besar dengan  Gangguan dalam


konsistensi lebih encer/cair keseimbangan cairan atau
dari biasanya, ≥ 3 kali per air pada tubuh. Hal ini
hari, dapat/tidak disertai terjadi karena pengeluaran
dengan lendir/darah yang air lebih banyak daripada
timbul secara mendadak pemasukan (misalnya
dan berlangsung kurang minum). Gangguan
dari 2 minggu kehilangan cairan tubuh ini
disertai dengan gangguan
keseimbangan zat elektrolit
tubuh

Definisi
Klasifikasi
• Berlangsung selama • Mempunyai bahaya utama
beberapa jam atau hari. yaitu kerusakan mukosa
mempunyai bahaya utama usus,sepsis dan gizi buruk,
yaitu dehidrasi dan mempunyai komplikasi
penurunan berat badan seperti dehidrasi
juga dapat terjadi jika
makan tidak dilanjutkan.

Diare akut
Diare cair akut
berdarah

• Berlangsung selama 14 • Mempunyai bahaya utama


hari atau lebih, bahaya adalah infeksi sistemik
utamanya adalah yang parah, dehidrasi,
malnutrisi dan infeksi gagal jantung dan
non-usus serius dan kekurangan vitamin dan
dehidrasii mineral

Diare dengan
Diare persisten
malnutrisi berat
Etiologi

Etiologi

Diare Diare
Akut Kronik
Bakteri

Virus

Enteral Parasit

Cacing

Infeksi Fungi
Diare Akut

OMA

Intoksikasi
Parenteral
makanan

Terapi obat Alergi

Antibiotik
Imunodefisiensi
Kemoterapi

Antasid
Diare Kronis

Eksogen Endogen

Makanan cairan
yang aktif
Obat-obatan Kongenital Didapat
osmotik, sulit
diabsorbsi

kelainan kelainan
katartik sulfat dan
malabsorpsi malabsorpsi
fosfat, antasida, kolkisin, anti
spesifik, penyakit spesifik, penyakit
laktulosa dan depresan, anti HT
malabsorpsi malabsorpsi
sorbitol
umum umum
Patog
enesi
s
Diagnosis
• Lama diare, frekuensi, volume, konsistensi tinja, warna, bau, ada/tidak lendir,
dan darah
• Kencing: biasa, berkurang, jarang, atau tidak kencing dalam 6-8 jam terakhir
Anamnesis • Makanan dan minuman yang diberikan selama diare

• Berat badan, suhu tubuh, frekuensi denyut jantung dan pernafasan serta
tekanan darah.
• Dicari tanda-tanda utama dehidrasi: kesadaran, rasa haus, dan turgor
PF kulit

• Pemeriksaan tinja
• Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa
• Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin
PP • Pemeriksaan kadar elektrolit
• Pemenriksaan intubasi duodenum
Penatalaksanaan
1. Rehidrasi dengan menggunakan oralit baru
◦ Oralit baru ini adalah oralit dengan osmolaritas yang
rendah
◦ Ketentuan pemberian oralit formula baru
 Beri ibu 2 bungkus oralit formula baru
 Larutkan 1 bungkus oralit formula baru dalam 1 liter air
matang untuk persediaan 24 jam
 Berikan larutan oralit pada anak setiap kali buang air besar,
dengan ketentuan:
 Untuk anak berumur < 2 tahun: berikan 50-100 ml tiap kali BAB
 Untuk anak 2 tahun atau lebih: berikan 100-200ml tiap BAB
 Jika dalam waktu 24 jam persediaan larutan oralit masih
tersisa, maka sisa larutan harus dibuang.
2. Zinc diberikan selama 10 hari berturut-turut
◦ Dosis zinc untuk anak-anak
 Anak di bawah umur 6 bulan : 10mg (½ tablet) per
hari
 Anak di atas umur 6 bulan : 20 mg (1 tablet) per hari
◦ Untuk bayi, tablet zinc dapat dilarutkan
dengan air matang atau ASI atau oralit, Untuk
anak-anak yang lebih besar, zinc dapat
dikunyah atau dilarutkan dalam air matang
atau oralit.
3. ASI dan makanan tetap diteruskan
4. Antibiotik selektif
◦ Sesuai indikasi (diare berdarah)
5. Nasihat kepada orang tua
◦ Kembali segera jika demam
◦ Tinja berdarah, berulang, makan atau minum
sedikit, sangat halus
◦ Diare makin sering, atau belum membaik
dalam 3 hari
PRIORITAS MASALAH
Masalah
 Kurangnya
sosialisasi ◦ Kelompok sarana sanitasi
 Sarana air bersih
PHBS yang kurang  Pembuangan air limbah
◦ Jamban sehat  Sarana tempat pembuangan
sampah
 Rumah tidak memenuhi ◦ Kelompok perilaku penghuni
kriteria Rumah Sehat  Membuka jendela ruangan
dirumah
◦ Kelompok komponen  Membersihkan rumah dan
rumah halaman
 Atap  Membuang tinja ke jamban
 Dinding  Membuang sampah pada tempat
sampah
 Lantai
 Ekonomi Rendah
 Ventilasi
 Kurangnya Pengetahuan
 Penataan ruang
 Pencahayaan Mengenai Diare
Prioritas Masalah
I T R Jumlah
IxTxR
No. Daftar Masalah
P S SB Mn Mo Ma

1. Kurang sosialisasi perilaku


hidup bersih dan sehat 5 4 5 4 5 4 4 728
2. Kurangnya pengetahuan
mengenai penyakit diare 5 4 5 4 4 5 3 672

3. Ekonomi rendah 5 4 4 3 5 4 3 468


4. Rumah yang tidak sesuai
dengan kriteria rumah 5 4 3 4 3 4 3 480
sehat
Bedasarkan hasil mertikulasi masalah
urutan prioritas masalah pada An AT
adalah sebagai berikut :
◦ Kurangnya penerapan perilaku hidup bersih
dan sehat
◦ Kurangnya pengetahuan mengenai penyakit
diare
◦ Rumah yang tidak sesuai dengan criteria
rumah sehat
◦ Ekonomi rendah
Alternatif Pemecahan Masalah
Sosialisasi
PHBS
Penambahan jumlah kader kesehatan
Kerjasama lintas sektoral
PENUTUP
Kesimpulan
Diare merupakan penyakit yang disebabkan oleh berbagai
macam etiologi. Banyaknya faktor risiko diare yang
dimiliki pasien ini sehingga manambah risiko terjadinya
diare. Diantaranya adalah rumah pasien yang tidak sesuai
dengan rumah sehat, perilaku PHBS yang belum dilakukan
dikarenakan rendahnya pengetahuan mengenai PHBS,
ekonomi yang rendah, kurangnya pengetahuan mengenai
diare. Bedasarkan perhitungan prioritas masalah, masalah
yang harus diprioritaskan adalah pengetahuan mengenai
PHBS karena, penyakit diare adalah penyakit yang
memiliki resiko yang besar terjadi dalam lingkungan yang
tidak bersih. Peningkatan pengetahuan ini harus dilakukan
oleh puskesmas dan tenaga kesahatan lainnya
Saran
Untuk pasien
◦ Menanamkan perilaku PHBS di kehidupan
sehari-hari
Untuk Puskesmas
◦ Meninhgkatkan sosialisasi PHBS

Anda mungkin juga menyukai