Anda di halaman 1dari 18

TUGAS TUMBUH KEMBANG

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN MANUSIA

Dosen Pengampu :1. Ahmad Syakib, SKM, S.Ft, MKM

2. Roikhatul Jannah, SST Ft., MPH

3. Pipin Prayogi, SST.Ft., MKM

4. Parmono Dwi Putro, S.Ft., MM

Kelompok 1 :

1. Alisa Qtrunnada (P3.73.26.1.18.003)

2. Delsa Azzura Putri (P3.73.26.1.18.009)

3. Desta Ayu Pratama (P3.73.26.1.18.010)

PROGRAM STUDI D-IV FISIOTERAPI

POLITEKNIK KESEHATAN JAKARTA III

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah Subhanahu Wataala yang telah
memberikan banyak nikmat, taufik ,dan hidayah. Sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Pertumbuhan dan Perkembangan” dengan baik tanpa ada
halangan yang berarti.
Makalah ini telah kami selesaikan dengan maksimal berkat kerjasama dan
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu kami sampaikan banyak terima kasih
kepada segenap pihak yang telah berkontribusi secara maksimal dalam penyelesaian
makalah ini.
Di luar itu, penulis sebagai manusia biasa menyadari sepenuhnya bahwa masih
banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, baik dari segi tata bahasa, susunan
kalimat maupun isi. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati , kami selaku
penyusun menerima segala kritik dan saran yang membangun dari pembaca. Dengan
karya ini kami berharap dapat memahami lebih dalam materi yang berkaitan dengan
“Pertumbuhan dan Perkembangan”

Demikian yang bisa kami sampaikan, semoga makalah ini dapat menambah
khazanah ilmu pengetahuan dan memberikan manfaat untuk masyarakat luas.

Bekasi, 26 Agustus 2019

Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i


DAFTAR ISI .....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................... 2
1.3 Tujuan ...................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................. 3
2.1 Definisi Pertumbuhan dan Perkembangan .............................................................. 3
2.1.1 Definisi Pertumbuhan ....................................................................................... 3
2.1.2 Definisi Perkembangan ..................................................................................... 3
2.2 Teori Pertumbuhan dan Perkembangan .................................................................. 3
2.2.1 Teori Pertumbuhan ........................................................................................... 3
2.2.2 Teori Perkembangan ......................................................................................... 4
2.3 Prinsip Tumbuh Kembang....................................................................................... 5
2.3.1 Ciri-ciri Pertumbuhan dan Perkembangan ........................................................ 6
2.4 Tahapan Pertumbuhan dan Perkembangan ............................................................. 6
2.5 Determinan Pertumbuhan dan Perkembangan ........................................................ 8
2.6 Kurva Pertumbuhan dan Perkembangan ............................................................... 11
BAB III PENUTUP ........................................................................................................ 14
3.1 Kesimpulan ............................................................................................................ 14
3.2 Saran ...................................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Konsep tumbuh kembang merupakan suatu hal yang mutlak pada anak,
maksudnya tumbuh adalah proses bertambah besarnya sel – sel serta bertambahnya
jaringan intraseluler. Sedangkan yang dimaksud dengan kembang atau berkembang
adalah proses pematangan fungsi atau organ tubuh termasuk perkembangan kemampuan
mental dan kecerdasan serta perilaku anak (Campbell, 2000). Pada kenyataannya
tumbuh kembang secara eksplitsit bisa dipisahkan satu sama lain. Proses tumbuh
kembang ini berlangsung sejak awal pembuahan (konsepsi) sampai akhir masa remaja
dengan melewati masa – masa atau periode prenatal, bayi baru lahir, prasekolah,
sekolah dini dan remaja (Campbell, 2000). Proses tumbuh kembang anak adalah masa
balita, karena pada masa pertumbuhan dasar yang akan mempengaruhi dan menentukan
perkembangan anak selanjutnya. Perkembangan anak terdiri dari : perkembangan
motorik kasar (pergerakan dan sikap tubuh); perkembangan motorik halus
(menggambar, memegang suatu benda dan lain – lain); perkembangan bahasa
(kemampuan respon suara, mengikuti perintah, dan berbicara sopan); kepribadian atau
tingkah laku (berinteraksi dengan lingkungannya) (Kania, 2009).

Kemampuan perkembangan gerak motorik kasar ini ditentukan oleh


perkembangan kekuatan otot, tulang, dan koordinasi otot untuk menjaga keseimbangan
tubuh (Irwan, 2006). Perkembangan motorik kasar tidak hanya dipengaruhi oleh
kemampuan fisik, tetapi juga kesiapan psikis anak untuk melakukannya seperti
memanjat, dan berlari. Kemampuan motorik kasar sangat berpengaruh pada
perkembangan anak. Bila mengalami keterlambatan pada kemampuan motorik, maka
anak akan mengalami keterlambatan perkembangan dan pertumbuhan anak (Ichwan,
2008). Perkembangan motorik dipengaruhi dua faktor yaitu faktor genetik (faktor
bawaan normal dan patologik, jenis kelamin, dan ras); dan faktor lingkungan (faktor
pra-natal dan post-natal). Tujuan dari perkembangan motorik yaitu penguasaan
ketrampilan tergambar dalam kemampuan menyelesaikan gerakan motorik tertentu,
dimana dapat dilihat seberapa besar anak dapat menyelesaikan gerakan motorik yang
diberikan dengan tingkat keberhasilan tertentu (Rapani, 2008). Kemampuan gerak
motorik meliputi gerak motorik halus, contohnya : menulis, membaca, berhitung dan
lain – lain, sedangkan gerak motorik kasar, contohnya : berlompat, berlari, menari,
bermain bola dan lain – lain (Rosyid, 2009). Untuk meningkatkan gerak motorik kasar
dibutuhkan tenaga yang bugar. Kebugaran atau bugar merupakan kemampuan tubuh
untuk melakukan pekerjaan secara maksimal tanpa mengalami kelelahan dan bisa
menglakukan aktivitas selanjutnya.

1
Kebugaran dapat dibedakan menjadi dua golongan yaitu kebugaran yang
berhubungan dengan kesehatan (health related fitness) dan kebugaran yang
berhubungan dengan ketrampilan (skill related fitness) (Sudarsono, 2008) Kebugaran
yang berhubungan kesehatan (health related fitness) merupakan faktor yang
menentukan kesehatan. Komponen kebugaran ini adalah kebugaran jantung-paru,
kekuatan dan daya tahan otot, fleksibilitas (kelenturan), komposisi tubuh. Sedangakan
kebugaran yang berhubungan dengan ketrampilan (skill related fitness) atau ketrampilan
jasmani merupakan bagian dari tingkat kebugaran seseorang, namun tidak sama dengan
heatlh related fitness. Komponen kebugaran ini adalah ketangkasan (agility),
keseimbangan (balance), koordinasi, daya ledak otot (power),waktu reaksi dan
kecepatan (Sudarsono, 2008).

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan Pertumbuhan pada manusia? Dan apa saja
contohnya?
2. Apa yang dimaksud dengan Perkembangan pada manusia? Dan apa saja
contohnya?
3. Bagaimana cara mengetahui kurva pertumbuhan dan perkembangan pada
manusia?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui yang dimaksud dengan Pertumbuhan pada manusia beserta
contohnya
2. Mengetahui yang dimaksud dengan Perkembangan pada manusia beserta
contohnya
3. Mengetahui ckurva Pertumbuhan dan perkembanagan pada manusia

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Pertumbuhan dan Perkembangan

2.1.1 Definisi Pertumbuhan


Depkes (2006, dalam Yuniarti, 2015) Pertumbuhan ialah bertambahnya ukuran
dan jumlah sel serta jaringan intraseluler, bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh
dalam arti sebagian atau keseluruhan. Pertumbuhan dapat di ukur secara kuantitatif,
yaitu dengan mengukur berat badan, tinggi badan, lingkar kepala dan lingkar lengan
atas terhadapumur,untuk mengetahui pertumbuhan fisik. Pertumbuhan menunjukan
perubahan yang bersifat kuantitas sebagai akibat pematangan fisik yang di tandai
dengan makin kompleksnya sistem jaringan otot, sistem syaraf serta fungsi sistem organ
tubuh lainnya dan dapat diukur(Yuniarti,2015).

2.1.2 Definisi Perkembangan


Perkembangan berarti perubahan secara kualitatif. Perkembangan adalah
bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam kemampuan gerak
kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta sosialisasi dan kemandirian(Depkes,2006).

2.2 Teori Pertumbuhan dan Perkembangan


2.2.1 Teori Pertumbuhan

a. Teori Deprivasi Pertumbuhan (Konvensional)

Mendeskripsikan pertumbuhan sebagai suatu patokan yang pasti, seorang anak


telah memiliki patokan tersebut sejak lahir, yang bersifat tunggal dan ia akan tetap
berada pada kurva pertumbuhan tersebut selama hidupnya dan ia akan jatuh ke keadaan
terganggu manakala faktor lingkungannya tiak mendukung

b. Teori Homeostatik Pertumbuhan

Menjelaskan bahwa faktor genetic berperan dalam memberikan ruang


pertumbuhan potensial, suatu kawasan berspektrum luas. Faktor lingkungan membentuk
kurva pertumbuhan pada kawasan tersebut, dikontrol oleh mekanisme homeostatik

3
c. Teori Potensi Pertumbuhan Optimal

Mendeskripsikan bahwa faktor genetic menyediakan batas atas kurva pertumbuhan,


yang apabila faktor lingkunagan seorang anak mendukung pertumbuhannya akan
tercapai, sebaliknya kelemahan faktor lingkungan dapat memnyebabkan tidak
tercapainya kurva pertumbuhan maksimal.

2.2.2 Teori Perkembangan


a. Teori Empirisme

Pada dasarnya anak lahir di dunia, perkembangannya ditentukan oleh adanya


pengaruh dari luar, termasuk pendidikan dan pengajaran. Pengalaman (empiris) anaklah
yang bakal menentukan corak dan bentuk perkembangan jiwa anak. Dengan demikian,
menurut teori ini, pendidikan atau pengajaran anak pasti berhasil membentuk
perkembangan atau pengajaran anak pasti berhasil membentuk perkembangannya.

b. Teori Nativisme

Anak lahir dilengkapi dengan pembawaan bakat alami (kodrat), dan pembawaan
inilah yang akan menentukan wujud kepribadian seorang anak. Pengaruh luar tidak akan
mampu mengubah pembawaan anak.

c. Teori Konvergensi

Perkembangan jiwa anak lebih banyak ditentukan oleh dua faktor yang saling
menopang, yakni faktor bakat dan lingkungan. Keduanya tidak dapat dipisahkan seolah-
olah memadu dan bertemu dalam satu titik (converage).

d. Teori Rekapitulasi

Rekapitulasi berarti ulangan, yang dimaksudkan disini adalah bahwa perkembangan


jiwa anak adalah merupakan hasil ulangan dari perkembangan seluruh jenis manusia.
Pernyataan terkenal dari teori ini adalah onogenese recapitulatie philogenesa
(perkembangan suatu jenis makhluk adalah mengulangi perkembangan seluruhnya).

4
e. Teori Psikodinamika

Perkembangan jiwa atau kepribadian seseorang ditentukan oleh komponen dasar


yang bersifat sosioafektif, yakni keteganagan yang ada dalam diri seseorang ikut
menentukan dinamika di tengah-tengah lingkungannya.

f. Teori Kemungkinan Berkembang

Anak adalah makhluk manusia yang hidup, waktu dilahirkan anak dalam kondisi
tidak berdaya, sehingga membutuhkan perlindungan. Dalam perkembangannya anak
melakukan kegiatan yang bersifat pasif (menerima) dan eksplorasi.

g. Teori Interaksionisme

Perkembangan jiwa dan perilaku anak banyak ditentukan oleh adanya dialektif
dengan lingkungannya. Bahwa, perkembangan kogniftif seorang anak bukan merupakan
perkembangan yang wajar, melainkan ditentukan oleh interaksi budaya. Pengaruh yang
dating dari pengalaman dalam berinteraksi budaya, serta dari penanaman nilai-nilai
lewat pendidikan.

2.3 Prinsip Tumbuh Kembang

Tumbuh kembang merupakan proses yang dinamis dan terusmenerus. Prinsip


tumbuh kembang yaitu Perkembangan merupakan hal yang teratur dan mengikuti
rangkaian tertentu, perkembangan merupakan hal yang kompleks, dapat diprediksi,
dengan pola konsisten dan kronologis dan perkembangan adalah sesuatu yang terarah
dan berlangsung terus menerus, dalam pola sebagai berikut (Dwienda,dkk2014):

a. Cephalocaudal, merupakan rangkaian pertumbuhan berlangsung terus dari kepala ke


arah bawah bagian tubuh. Contohnya bayi biasanya menggunakan tubuh bagian atas
sebelum mereka menggunakantubuhbagianbawahnya(Santrock,2011).

b. Proximodistal, perkembangan berlangsung terus dari daerah pusat (proximal) tubuh


ke arah luar tubuh (distal). Contohnya, anak-anak belajar mengembangkan kemampuan

5
tangan dan kaki bagian atas baru kemudian bagian yang lebih jauh, dilanjutkan dengan
kemampuan menggunakan telak tangan dan kaki dan akhirnya jari-jari tangan dan
kaki(Papilia,dkk,2010).

c. Differentiation , yaitu ketika perkembangan berlangsung terus dari yang mudah ke


arah yang lebih kompleks. Sedangkan sequential yaitu perkembang yang kompleks,
dapat diprediksi, terjadi dengan pola yang konsisten dan kronologis seperti tengkurap-
merangkak-berdiri berjalan. Setiap individu cenderung mencapai potensi maksimum
perkembangannya (Yuniarti,2015).

2.3.1 Ciri-ciri Pertumbuhan dan Perkembangan

Pertumbuhan akan terjadi perubahan ukuran dalam hal bertambahnya ukuran


fisik, seperti berat badan, tinggi badan, lingkar kepala, lingkar lengan, lingkar dada, dan
lain-lain. Pada pertumbuhan dan perkembangan terjadi hilangnya ciri-ciri lama yang ada
selama masa pertumbuhan, seperti hilangnya kelenjer timur, lepasnya gigi susu, atau
hilangnya refleks-refleks tertentu. Dalam pertumbuhan juga terdapat ciri baru seperti
adanya rambut pada daerah aksila, pubis atau dada sedangkan perkembangan selalu
melibatkkan proses pertumbuhan yang diikuti dengan perubahan fungsi, seperti
perkembangan sistem reproduksi akan diikuti perubahan fungsi kelamin. Perkembangan
dapat terjadi dari daerah kepala menuju ke arah kaudal atau bagian proksimal ke bagian
distal. Perkembangan memiliki tahapan yang berurutan dari kemampuan melakukan hal
yang sederhana menuju hal kemampuan hal yang sempurna. Setiap individu memiliki
kecepatan perkembangan yang berbeda (Hidayat,2008)

2.4 Tahapan Pertumbuhan dan Perkembangan


Tahapan perkembangan memiliki beberapa masa pertumbuhan, sebagai berikut
(Yuniarti,2015) :
1). Masa pranatal, sejak konsepsi sampai kelahiran. Proses pertumbuhan berlangsung
cepat 9 bulan 10 hari.

2). Masa bayi dan anak 3 tahun pertama. Pada anak usia tersebut anak batita memiliki
kelekatan emosi dengan orang tua, suka berkhayal, egosentris.

6
3). Masa anak anak awal (early childhood), dimulai usia 4-5 tahun 11 bulan. Anak
masih terikat kepada orang tua, namun sudah mulai belajar mandiri, keinginanan
besosialisasi dengan temans sebaya, dan masa ini masih meliputi kegiatan bermain
sendiri.

4). Masa anak tengah (Middle childhood), dimulai usia 6-9 tahun. Pada usia ini anak
berada pada taraf operasional konkrit, anak mampu melakukan tugas-tugas seperti
berhitung sederhana tetapi belum bersifat kompleks. Dimana anak mulai
mengembangkan kepribadiaan, konsep diri, sosial, dan akademis.

5). Masa anak akhir (Late childhood), dimulai usia 10-12tahun. Pada masa ini anak
melakukan aktifitas menyita energi, karena pertumbuhannya masuk ke awal remaja
dimana fungsi-fungsi hormon mulai aktif dan anak pada usia tersebut lebih banyak
terlibat dalam kegiatan games with rules dimana kegiatan anak lebih banyak
dikendalikan oleh peraturan permainan.

6). Masa remaja (adolecence), dimulai usia 13-21 tahun. Pada masa ini merupakan masa
transisi, yaitu dari masa anak-anak ke masa dewasa, biasanya pada usia tersebut
cendrung egosentris, tidak mau dikekang, revolusioner guna mencari jati diri.

7). Masa dewasa muda (young adulthood), dimulai usia 22-40 tahun. Secara kognitif
pada usia tersebut mereka sudah menyelesaikan pendidikan dan mulai mengembangkan
karir.

8). Masa dewasa tengah (Middle adulthood), dimulai usia 41-60 tahun. Masa ini
dimana kondisi fisik menurun, masa penuh tantangan, tetapi mereka berhasil
membentuk kepribadian terintegritas justru akan bersikap bijaksana dan mampu
membmbing anak-anaknya.

9). Masa dewasa akhir (Late adulthood), usia 60 tahun keatas. Pada usia tersebut,
kondisi fisik sudah menurun, cepat lelah dan stimuluslambatsehinggaseringterjadistress.

Menurut Piaget dalam Syamsussabri (2013), perkembangan kognitif anak dari


usianya sangat berbeda. Perkembangan kognitif ini meliputi kemampuan intelegensi,
kemampuan berpersepsi dan kemampuan mengakses informasi, berfikir logis,

7
memecahkan masalah kompleks menjadi simpel dan memahami ide yang abstrak
menjadi konkrit.Berikut tahapannya :

1. Pada tahap sensori-motor (0-2 tahun) perilaku anak banyak melibatkan motorik,
belum terjadi kegiatan mental yang bersifat berpikir.
2. Pada tahap pra operasional (2-7 tahun) pada tahap ini operasi mental yang jarang
dan secara logika tidak memadai. Anak belajar menggunakan dan
merepresentasikan objek dengan gambaran dan kata-kata. Mereka hanya
menggunakan penalaran intuitif bukan logis dan mereka cenderung egosentris.
3. Pada tahap operasional konkrit (7-12) anak sudah mampu menggunakan logika
serta mampu mengklasifikasikan objek menurut berbagai macam cirinya seperti,
tinggi, besar, kecil, warna,bentuk,danseterusnya.
4. Pada tahap operasional-formal (mulai 12 tahun) anak dapat melakukan
representasi simbolis tanpa menghadapi objek-objek yang ia pikirkan. Pola pikir
menjadi lebih fleksibel melihat persoalandariberbagaisudut yangberbeda.

2.5 Determinan Pertumbuhan dan Perkembangan


Menurut Soetjiningsih secara umum terdapat dua faktor yang mempengaruhi
tumbuh kembang anak yaitu faktor genetik (instrinsik) dan faktor lingkungan
(ekstrinsik). Faktor genetik merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses
tumbuh kembang anak. Faktor ini adalah bawaan yang normal dan patologis, jenis
kelamin, suku bangsa / bahasa, gangguan pertumbuhan di negara maju lebih sering
diakibatkan oleh faktor ini, sedangkan di negara yang sedang berkembang, gangguan
pertumbuhan selain di akibatkan oleh faktor genetik juga faktor lingkungan yang kurang
memadai untuk tumbuh kembang anak yang optimal.
1. Determinan Pertumbuhan
a. Faktor Internal (genetik)
Soetjiningsih (1998) mengungkapakan bahwa faktor genetik merupakan modal
dasar mencapai hasil pertumbuhan. Melalui genetik yang berada di dalam sel telur yang
telah dibuah, dapat ditentukan kualitas dan kuantitas pertumbuhan. Faktor genetik
antara lain termasuk berbagai faktor bawaan yang normal dan patologis, jenis kelamin,

8
obsetrik dan rasa atau suku bangsa. Apabila potensi genetic ini dapat berinteraksi dalam
lingkungan yang baik dan optimal maka akan menghasilkan pertumbuhan yang optimal
pula.
b. Faktor Eksternal (lingkungan)
Secara garis besar, faktor lingkungan dapat dibagi dua yaitu: lingkungan
prenatal dan lingkungan pascanatal. Faktor lingkungan pasacanatal yang berpengaruh
terhadap pertumbuhan anak yaitu: lingkungan biologis, lingkungan fisik, faktor
psikososial, faktor keluarga dan adat istiadat.
a. Lingkungan biologis, yang berpengaruh terhadap pertumbuhan adalah ras,
jenis kelamin, umur, gizi, perawatan kesehatan, kepekaan terhadap penyakit,
penyakit kronis, fungsi metabolism yang saling terkait satu dengan yang
lainnya.
b. Lingkungan fisik, dapat mempengaruhi pertumbuhan adalah cuaca, keadaan
geografis, sanitasi lingkungan, dan radiasi. Di daeraah pengunungan yang
kandungan yidiummya sangat rendah dapat mengakibatkan GAKY yang
pertumbuhannya terhambat seperti kretinisme. Sanitasi lingkungan yang
kurang baik memungkinkan terjadinya berbagai penyakit antra lain diare,
kecacingan dan infeksi saluran pebcernaan yang mengakibatkan penyerapan
zat-zat gizi terganggu sehingga pertumbuhan akan terganggu.
c. Faktor psikososial, stimulasi (ransangan), motivasi, ganjaran atau hukuman,
stress, lingkungan sekolah, cinta dan kasih sayang serta kualitas interaksi
anak dan orang tua.
d. Faktor keluarga dan adat istiadat, pekerjaan atau pendapatan keluarga,
stabilitas rumah tangga, adat istiadat, norma dan tabu serta urbanisasi.
e. Faktor sosial ekonomi, pendidkan, pekerjaan, teknologi, budaya dan
pendapatan keluarga. Faktor tersebut berinteraksi satu dengan yang lainnya
sehingga dapat mempengaruhi masukan zat gizi dan infeksi pada anak pada
akhirnya akan mengakibatkan pertumbuhan terganggu

9
2. Determinan Perkembangan
a. Faktor Intrinsik
Faktor instrinsik yang mempengaruhi kegagalan berkembang terutama berkaitan dengan
terjadinya penyakit pada anak, yaitu:
- Kelainan kromosom (misalnya sindroma Down dan sindroma Turner)
- Kelainan pada sistem endokrin, misalnya kekurangan hormon tiroid, kekurangan
hormone pertumbuhan atau kekurangan hormon lainnya
- Kerusakan otak atau sistem saraf pusat yang bisa menyebabkan kesulitan dalam
pemberian makanan pada bayi dan menyebabkan keterlambatan pertumbuhan
- Kelainan pada sistem jantung dan pernafasan yang bisa menyebabkan gangguan
mekanisme penghantaran oksigen dan zat gizi ke seluruh tubuh
- Anemia atau penyakit darah lainnya
- Kelainan pada sistem pencernaan yang bisa menyebabkan malabsorbsi atau hilangnya
enzim pencernaan sehingga kebutuhan gizi anak tidak terpenuhi

b. Faktor Ekstrinsik
Yang merupakan faktor ekstrinsik:

- Faktor psikis dan sosial (misalnya tekanan emosional akibat penolakan atau kekerasan
dari orang tua).

- Depresi bisa menyebabkan nafsu makan anak berkurang. Depresi bisa terjadi jika anak
tidak mendapatkan rangsangan sosial yang cukup, seperti yang dapat terjadi pada bayi
yang diisolasi dalam suatu inkubator atau pada anak yang kurang mendapatkan
perhatian dari orang tuanya.

- Faktor ekonomi (dapat mempengaruhi masalah pemberian makanan kepada anak,


tempat tinggal dan perilaku orang tua). Keadaan ekonomi yang pas-pasan dapat
menyebabkan anak tidak memperoleh gizi yang cukup untuk perkembangan dan
pertumbuhannya

- Faktor lingkungan (termasuk pemaparan oleh infeksi, parasit atau racun).

10
Lingkungan merupakan faktor yang menentukan tercapai atau tidaknya potensi
bawaan. Lingkungan yang cukup baik akan memungkinkan tercapainya potensi bawaan
sedangkan lingkungan yang kurang baik akan menghambatnya. Lingkungan ini
merupakan lingkungan “bio-psiko-fisiko-sosial” yang mempengaruhi individu setiap
hari, mulai dari konsepsi sampai akhir hayatnya.

3. Faktor Pendukung

Faktor – faktor pendukung perkembangan anak, antara lain :


1) Terpenuhi kebutuhan gizi pada anak tersebut
2) Peran aktif orang tua
3) Lingkungan yang merangsang semua aspek perkembangan anak
4) Peran aktif anak
5) Pendidikan orang tua (Soetjiningsih, 1998).

2.6 Kurva Pertumbuhan dan Perkembangan

Pada tahun 2006, WHO mengeluarkan sebuah kurva pertumbuhan standar yang
menggambarkan pertumbuhan anak umur 0-59 bulan di lingkungan yang diyakini dapat
mendukung pertumbuhan optimal anak. Untuk membuat kurva pertumbuhan ini, WHO
melakukan penelitian multisenter pada tahun 1997 sampai 2003 dengan tujuan untuk
menggambarkan pertumbuhan anak yang hidup di lingkungan yang tidak memiliki
faktor penghambat pertumbuhan. Data dikumpulkan dari 6 negara yaitu Brazil, Ghana,
India, Norwegia, Oman dan Amerika. Penelitian ini terdiri atas dua bagian; pertama
adalah penelitian longitudinal (subyek diikuti dari lahir sampai usia 2 tahun); dan kedua
adalah penelitian cross-sectional (pada anak usia 1,5 sampai 5 tahun). Panjang badan
diukur pada posisi tidur telentang untuk anak usia 0-2 tahun dan setelah usia 2 tahun
tinggi badan diukur sebagai tinggi berdiri.

a. Penelitian longitudinal
Pada awal penelitian terdapat 1737 subyek yang memenuhi kriteria penelitian,
namun data yang digunakan adalah data 882 subyek yang menyelesaikan penelitian
ini. Subyek diberi makan sesuai dengan rekomendasi WHO yaitu mendapat ASI
sampai usia 12 bulan dan mendapat makanan tambahan setelah berumur 6 bulan.
Ibu subyek penelitian tidak merokok.

b. Penelitian cross-sectional
Subyek diambil dari strata demografik yang sama dengan subyek penelitian
longitudinal. Terdapat 6669 subyek usia 18-71 bulan yang masing-masing dinilai

11
dalam satu kali pengukuran. IDAI telah menetapkan untuk skrining pertumbuhan
anak dengan umur sampai 5 tahun dapat menggunakan kurva pertumbuhan WHO.

A. Cara menggunakan grafik pertumbuhan menurut who

1. Tentukan umur, panjang badan (anak di bawah 2 tahun)/tinggi badan (anak di


atas 2 tahun), berat badan.
2. Tentukan angka yang berada pada garis horisontal / mendatar pada kurva. Garis
horisontal pada beberapa kurva pertumbuhan WHO menggambarkan umur dan
panjang / tinggi badan.
3. Tentukan angka yang berada pada garis vertikal/lurus pada kurva. Garis vertikal
pada kurva pertumbuhan WHO menggambarkan panjang/berat badan, umur, dan
IMT.
4. Hubungkan angka pada garis horisontal dengan angka pada garis vertikal hingga
mendapat titik temu (plotted point). Titik temu ini merupakan gambaran
perkembangan anak berdasarkan kurva pertumbuhan WHO.

B. Cara menginterpretasikan kurva pertumbuhan menurut who

1. Garis 0 pada kurva pertumbuhan WHO menggambarkan median, atau rata-rata


2. Garis yang lain dinamakan garis z-score. Pada kurva pertumbuhan WHO garis
ini diberi angka positif (1, 2, 3) atau negatif (-1, -2, -3). Titik temu yang berada
jauh dari garis median menggambarkan masalah pertumbuhan.
3. Titik temu yang berada antara garis z-score -2 dan -3 diartikan di bawah -2.
4. Titik temu yang berada antara garis z-score 2 dan 3 diartikan di atas 2.
5. Untuk menginterpretasikan arti titik temu ini pada kurva pertumbuhan WHO
dapat menggunakan tabel berikut ini.

Tabel-Growth-Chart-WHO
Catatan :

1. Anak dalam kelompok ini berperawakan tubuh tinggi. Hal ini tidak masih
normal. Singkirkan kelainan hormonal sebagai penyebab perawakan tinggi.

12
2. Anak dalam kelompok ini mungkin memiliki masalah pertumbuhan tapi lebih
baik jika diukur menggunakan perbandingan beratbadan terhadap panjang /
tinggi atau IMT terhadap umur.
3. Titik plot yang berada di atas angka 1 menunjukan berisiko gizi lebih. Jika
makin mengarah ke garis Z-skor 2 resiko gizi lebih makin meningkat.
4. Mungkin untuk anak dengan perawakan pendek atau sangat pendek memiliki
gizi lebih.
5. Hal ini merujuk pada gizi sangat kurang dalam modul pelatihan IMCI
(Integrated Management of Childhood Illness in-service training. WHO,
Geneva, 1997).

13
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pertumbuhan ialah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan


intraseluler, bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh dalam arti sebagian atau
keseluruhan. Sedangkan Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh
yang lebih kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa
serta sosialisasi dan kemandirian.

3.2 Saran

Sebagai manusia kita harus mengetahui apa itu pertumbuhan dan perkembangan
manusia.

14
DAFTAR PUSTAKA

Islamiyah, 2017 http://eprints.umm.ac.id/41863/3/jiptummpp-gdl-islamiyahn-


47573-3-babii.pdf ( Diakses pada tanggal 26, Agustus 2019)

15

Anda mungkin juga menyukai