Kelompok 1 :
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada Allah Subhanahu Wataala yang telah
memberikan banyak nikmat, taufik ,dan hidayah. Sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Pertumbuhan dan Perkembangan” dengan baik tanpa ada
halangan yang berarti.
Makalah ini telah kami selesaikan dengan maksimal berkat kerjasama dan
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu kami sampaikan banyak terima kasih
kepada segenap pihak yang telah berkontribusi secara maksimal dalam penyelesaian
makalah ini.
Di luar itu, penulis sebagai manusia biasa menyadari sepenuhnya bahwa masih
banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, baik dari segi tata bahasa, susunan
kalimat maupun isi. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati , kami selaku
penyusun menerima segala kritik dan saran yang membangun dari pembaca. Dengan
karya ini kami berharap dapat memahami lebih dalam materi yang berkaitan dengan
“Pertumbuhan dan Perkembangan”
Demikian yang bisa kami sampaikan, semoga makalah ini dapat menambah
khazanah ilmu pengetahuan dan memberikan manfaat untuk masyarakat luas.
Tim Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Konsep tumbuh kembang merupakan suatu hal yang mutlak pada anak,
maksudnya tumbuh adalah proses bertambah besarnya sel – sel serta bertambahnya
jaringan intraseluler. Sedangkan yang dimaksud dengan kembang atau berkembang
adalah proses pematangan fungsi atau organ tubuh termasuk perkembangan kemampuan
mental dan kecerdasan serta perilaku anak (Campbell, 2000). Pada kenyataannya
tumbuh kembang secara eksplitsit bisa dipisahkan satu sama lain. Proses tumbuh
kembang ini berlangsung sejak awal pembuahan (konsepsi) sampai akhir masa remaja
dengan melewati masa – masa atau periode prenatal, bayi baru lahir, prasekolah,
sekolah dini dan remaja (Campbell, 2000). Proses tumbuh kembang anak adalah masa
balita, karena pada masa pertumbuhan dasar yang akan mempengaruhi dan menentukan
perkembangan anak selanjutnya. Perkembangan anak terdiri dari : perkembangan
motorik kasar (pergerakan dan sikap tubuh); perkembangan motorik halus
(menggambar, memegang suatu benda dan lain – lain); perkembangan bahasa
(kemampuan respon suara, mengikuti perintah, dan berbicara sopan); kepribadian atau
tingkah laku (berinteraksi dengan lingkungannya) (Kania, 2009).
1
Kebugaran dapat dibedakan menjadi dua golongan yaitu kebugaran yang
berhubungan dengan kesehatan (health related fitness) dan kebugaran yang
berhubungan dengan ketrampilan (skill related fitness) (Sudarsono, 2008) Kebugaran
yang berhubungan kesehatan (health related fitness) merupakan faktor yang
menentukan kesehatan. Komponen kebugaran ini adalah kebugaran jantung-paru,
kekuatan dan daya tahan otot, fleksibilitas (kelenturan), komposisi tubuh. Sedangakan
kebugaran yang berhubungan dengan ketrampilan (skill related fitness) atau ketrampilan
jasmani merupakan bagian dari tingkat kebugaran seseorang, namun tidak sama dengan
heatlh related fitness. Komponen kebugaran ini adalah ketangkasan (agility),
keseimbangan (balance), koordinasi, daya ledak otot (power),waktu reaksi dan
kecepatan (Sudarsono, 2008).
1.3 Tujuan
1. Mengetahui yang dimaksud dengan Pertumbuhan pada manusia beserta
contohnya
2. Mengetahui yang dimaksud dengan Perkembangan pada manusia beserta
contohnya
3. Mengetahui ckurva Pertumbuhan dan perkembanagan pada manusia
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
c. Teori Potensi Pertumbuhan Optimal
b. Teori Nativisme
Anak lahir dilengkapi dengan pembawaan bakat alami (kodrat), dan pembawaan
inilah yang akan menentukan wujud kepribadian seorang anak. Pengaruh luar tidak akan
mampu mengubah pembawaan anak.
c. Teori Konvergensi
Perkembangan jiwa anak lebih banyak ditentukan oleh dua faktor yang saling
menopang, yakni faktor bakat dan lingkungan. Keduanya tidak dapat dipisahkan seolah-
olah memadu dan bertemu dalam satu titik (converage).
d. Teori Rekapitulasi
4
e. Teori Psikodinamika
Anak adalah makhluk manusia yang hidup, waktu dilahirkan anak dalam kondisi
tidak berdaya, sehingga membutuhkan perlindungan. Dalam perkembangannya anak
melakukan kegiatan yang bersifat pasif (menerima) dan eksplorasi.
g. Teori Interaksionisme
Perkembangan jiwa dan perilaku anak banyak ditentukan oleh adanya dialektif
dengan lingkungannya. Bahwa, perkembangan kogniftif seorang anak bukan merupakan
perkembangan yang wajar, melainkan ditentukan oleh interaksi budaya. Pengaruh yang
dating dari pengalaman dalam berinteraksi budaya, serta dari penanaman nilai-nilai
lewat pendidikan.
5
tangan dan kaki bagian atas baru kemudian bagian yang lebih jauh, dilanjutkan dengan
kemampuan menggunakan telak tangan dan kaki dan akhirnya jari-jari tangan dan
kaki(Papilia,dkk,2010).
2). Masa bayi dan anak 3 tahun pertama. Pada anak usia tersebut anak batita memiliki
kelekatan emosi dengan orang tua, suka berkhayal, egosentris.
6
3). Masa anak anak awal (early childhood), dimulai usia 4-5 tahun 11 bulan. Anak
masih terikat kepada orang tua, namun sudah mulai belajar mandiri, keinginanan
besosialisasi dengan temans sebaya, dan masa ini masih meliputi kegiatan bermain
sendiri.
4). Masa anak tengah (Middle childhood), dimulai usia 6-9 tahun. Pada usia ini anak
berada pada taraf operasional konkrit, anak mampu melakukan tugas-tugas seperti
berhitung sederhana tetapi belum bersifat kompleks. Dimana anak mulai
mengembangkan kepribadiaan, konsep diri, sosial, dan akademis.
5). Masa anak akhir (Late childhood), dimulai usia 10-12tahun. Pada masa ini anak
melakukan aktifitas menyita energi, karena pertumbuhannya masuk ke awal remaja
dimana fungsi-fungsi hormon mulai aktif dan anak pada usia tersebut lebih banyak
terlibat dalam kegiatan games with rules dimana kegiatan anak lebih banyak
dikendalikan oleh peraturan permainan.
6). Masa remaja (adolecence), dimulai usia 13-21 tahun. Pada masa ini merupakan masa
transisi, yaitu dari masa anak-anak ke masa dewasa, biasanya pada usia tersebut
cendrung egosentris, tidak mau dikekang, revolusioner guna mencari jati diri.
7). Masa dewasa muda (young adulthood), dimulai usia 22-40 tahun. Secara kognitif
pada usia tersebut mereka sudah menyelesaikan pendidikan dan mulai mengembangkan
karir.
8). Masa dewasa tengah (Middle adulthood), dimulai usia 41-60 tahun. Masa ini
dimana kondisi fisik menurun, masa penuh tantangan, tetapi mereka berhasil
membentuk kepribadian terintegritas justru akan bersikap bijaksana dan mampu
membmbing anak-anaknya.
9). Masa dewasa akhir (Late adulthood), usia 60 tahun keatas. Pada usia tersebut,
kondisi fisik sudah menurun, cepat lelah dan stimuluslambatsehinggaseringterjadistress.
7
memecahkan masalah kompleks menjadi simpel dan memahami ide yang abstrak
menjadi konkrit.Berikut tahapannya :
1. Pada tahap sensori-motor (0-2 tahun) perilaku anak banyak melibatkan motorik,
belum terjadi kegiatan mental yang bersifat berpikir.
2. Pada tahap pra operasional (2-7 tahun) pada tahap ini operasi mental yang jarang
dan secara logika tidak memadai. Anak belajar menggunakan dan
merepresentasikan objek dengan gambaran dan kata-kata. Mereka hanya
menggunakan penalaran intuitif bukan logis dan mereka cenderung egosentris.
3. Pada tahap operasional konkrit (7-12) anak sudah mampu menggunakan logika
serta mampu mengklasifikasikan objek menurut berbagai macam cirinya seperti,
tinggi, besar, kecil, warna,bentuk,danseterusnya.
4. Pada tahap operasional-formal (mulai 12 tahun) anak dapat melakukan
representasi simbolis tanpa menghadapi objek-objek yang ia pikirkan. Pola pikir
menjadi lebih fleksibel melihat persoalandariberbagaisudut yangberbeda.
8
obsetrik dan rasa atau suku bangsa. Apabila potensi genetic ini dapat berinteraksi dalam
lingkungan yang baik dan optimal maka akan menghasilkan pertumbuhan yang optimal
pula.
b. Faktor Eksternal (lingkungan)
Secara garis besar, faktor lingkungan dapat dibagi dua yaitu: lingkungan
prenatal dan lingkungan pascanatal. Faktor lingkungan pasacanatal yang berpengaruh
terhadap pertumbuhan anak yaitu: lingkungan biologis, lingkungan fisik, faktor
psikososial, faktor keluarga dan adat istiadat.
a. Lingkungan biologis, yang berpengaruh terhadap pertumbuhan adalah ras,
jenis kelamin, umur, gizi, perawatan kesehatan, kepekaan terhadap penyakit,
penyakit kronis, fungsi metabolism yang saling terkait satu dengan yang
lainnya.
b. Lingkungan fisik, dapat mempengaruhi pertumbuhan adalah cuaca, keadaan
geografis, sanitasi lingkungan, dan radiasi. Di daeraah pengunungan yang
kandungan yidiummya sangat rendah dapat mengakibatkan GAKY yang
pertumbuhannya terhambat seperti kretinisme. Sanitasi lingkungan yang
kurang baik memungkinkan terjadinya berbagai penyakit antra lain diare,
kecacingan dan infeksi saluran pebcernaan yang mengakibatkan penyerapan
zat-zat gizi terganggu sehingga pertumbuhan akan terganggu.
c. Faktor psikososial, stimulasi (ransangan), motivasi, ganjaran atau hukuman,
stress, lingkungan sekolah, cinta dan kasih sayang serta kualitas interaksi
anak dan orang tua.
d. Faktor keluarga dan adat istiadat, pekerjaan atau pendapatan keluarga,
stabilitas rumah tangga, adat istiadat, norma dan tabu serta urbanisasi.
e. Faktor sosial ekonomi, pendidkan, pekerjaan, teknologi, budaya dan
pendapatan keluarga. Faktor tersebut berinteraksi satu dengan yang lainnya
sehingga dapat mempengaruhi masukan zat gizi dan infeksi pada anak pada
akhirnya akan mengakibatkan pertumbuhan terganggu
9
2. Determinan Perkembangan
a. Faktor Intrinsik
Faktor instrinsik yang mempengaruhi kegagalan berkembang terutama berkaitan dengan
terjadinya penyakit pada anak, yaitu:
- Kelainan kromosom (misalnya sindroma Down dan sindroma Turner)
- Kelainan pada sistem endokrin, misalnya kekurangan hormon tiroid, kekurangan
hormone pertumbuhan atau kekurangan hormon lainnya
- Kerusakan otak atau sistem saraf pusat yang bisa menyebabkan kesulitan dalam
pemberian makanan pada bayi dan menyebabkan keterlambatan pertumbuhan
- Kelainan pada sistem jantung dan pernafasan yang bisa menyebabkan gangguan
mekanisme penghantaran oksigen dan zat gizi ke seluruh tubuh
- Anemia atau penyakit darah lainnya
- Kelainan pada sistem pencernaan yang bisa menyebabkan malabsorbsi atau hilangnya
enzim pencernaan sehingga kebutuhan gizi anak tidak terpenuhi
b. Faktor Ekstrinsik
Yang merupakan faktor ekstrinsik:
- Faktor psikis dan sosial (misalnya tekanan emosional akibat penolakan atau kekerasan
dari orang tua).
- Depresi bisa menyebabkan nafsu makan anak berkurang. Depresi bisa terjadi jika anak
tidak mendapatkan rangsangan sosial yang cukup, seperti yang dapat terjadi pada bayi
yang diisolasi dalam suatu inkubator atau pada anak yang kurang mendapatkan
perhatian dari orang tuanya.
10
Lingkungan merupakan faktor yang menentukan tercapai atau tidaknya potensi
bawaan. Lingkungan yang cukup baik akan memungkinkan tercapainya potensi bawaan
sedangkan lingkungan yang kurang baik akan menghambatnya. Lingkungan ini
merupakan lingkungan “bio-psiko-fisiko-sosial” yang mempengaruhi individu setiap
hari, mulai dari konsepsi sampai akhir hayatnya.
3. Faktor Pendukung
Pada tahun 2006, WHO mengeluarkan sebuah kurva pertumbuhan standar yang
menggambarkan pertumbuhan anak umur 0-59 bulan di lingkungan yang diyakini dapat
mendukung pertumbuhan optimal anak. Untuk membuat kurva pertumbuhan ini, WHO
melakukan penelitian multisenter pada tahun 1997 sampai 2003 dengan tujuan untuk
menggambarkan pertumbuhan anak yang hidup di lingkungan yang tidak memiliki
faktor penghambat pertumbuhan. Data dikumpulkan dari 6 negara yaitu Brazil, Ghana,
India, Norwegia, Oman dan Amerika. Penelitian ini terdiri atas dua bagian; pertama
adalah penelitian longitudinal (subyek diikuti dari lahir sampai usia 2 tahun); dan kedua
adalah penelitian cross-sectional (pada anak usia 1,5 sampai 5 tahun). Panjang badan
diukur pada posisi tidur telentang untuk anak usia 0-2 tahun dan setelah usia 2 tahun
tinggi badan diukur sebagai tinggi berdiri.
a. Penelitian longitudinal
Pada awal penelitian terdapat 1737 subyek yang memenuhi kriteria penelitian,
namun data yang digunakan adalah data 882 subyek yang menyelesaikan penelitian
ini. Subyek diberi makan sesuai dengan rekomendasi WHO yaitu mendapat ASI
sampai usia 12 bulan dan mendapat makanan tambahan setelah berumur 6 bulan.
Ibu subyek penelitian tidak merokok.
b. Penelitian cross-sectional
Subyek diambil dari strata demografik yang sama dengan subyek penelitian
longitudinal. Terdapat 6669 subyek usia 18-71 bulan yang masing-masing dinilai
11
dalam satu kali pengukuran. IDAI telah menetapkan untuk skrining pertumbuhan
anak dengan umur sampai 5 tahun dapat menggunakan kurva pertumbuhan WHO.
Tabel-Growth-Chart-WHO
Catatan :
1. Anak dalam kelompok ini berperawakan tubuh tinggi. Hal ini tidak masih
normal. Singkirkan kelainan hormonal sebagai penyebab perawakan tinggi.
12
2. Anak dalam kelompok ini mungkin memiliki masalah pertumbuhan tapi lebih
baik jika diukur menggunakan perbandingan beratbadan terhadap panjang /
tinggi atau IMT terhadap umur.
3. Titik plot yang berada di atas angka 1 menunjukan berisiko gizi lebih. Jika
makin mengarah ke garis Z-skor 2 resiko gizi lebih makin meningkat.
4. Mungkin untuk anak dengan perawakan pendek atau sangat pendek memiliki
gizi lebih.
5. Hal ini merujuk pada gizi sangat kurang dalam modul pelatihan IMCI
(Integrated Management of Childhood Illness in-service training. WHO,
Geneva, 1997).
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Sebagai manusia kita harus mengetahui apa itu pertumbuhan dan perkembangan
manusia.
14
DAFTAR PUSTAKA
15