Puji dan syukur Tim penulis panjatkan kepada Tuhan Yang maha Esa atas Rahmat-Nya
yang telah dilimpahkan sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul
“Asuhan Keperawatan Jiwa Sepanjang Rentang Kehidupan Usia Sekolah” yang
merupakan salah satu tugas Mata Kuliah Keperawatan Psikiatri.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan masih terdapat beberapa
kekurangan, hal ini tidak lepas dari terbatasnya pengetahuan dan wawasan yang penulis
miliki. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang
konstruktif untuk perbaikan di masa yang akan datang, karena manusia yang mau maju
adalah orang yang mau menerima kritikan dan belajar dari suatu kesalahan. Akhir kata
dengan penuh harapan penulis berharap semoga makalah yang berjudul “Asuhan
Keperawatan Pada Trafficking ” mendapat ridho dari Allah SWT, dan dapat bermanfaat
bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya. Amiin....
Tim Penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang.........................................................................................................
2. Tujuan pembahasan .................................................................................................
1. Kesimpulan ..............................................................................................................
2. Penutup ....................................................................................................................
1. Latar Belakang
Undang-undang kesehatan jiwa No. 18 tahun 2014 menyatakan bahwa
kesehatan jiwa merupakan kondisi dimana seseorang individu dapat berkembang
cara fisik, mental, spiritual dan sosial sehingga individu tersebut menyadari
kemampuan sendiri, dapat mengatasi tekana, dapat bekerja secara produktif dan
mampu memberikan kontribusi untuk lingkungannya. Kesehatan jiwa
dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya: otonimi dan kemandirian,
kemaksimalan, potesnsi diri, harga diri, penguasaan lingkungan, orientasi
lingkungan serta manajemen stress (Ahr, Hpude, aand Borst, 2016).
Kondisi sehat jiwa dapat tercapai melalui tahap pertumbuhan dan
perkembangan yang optimal. Menurut Depkes (2014). Pertumbuhan ditandai
dengan adanya perubahan ukuran dan bentuk tubuh atau anggota tubuh,
sedangkan perkembangan biasanya ditandai dengan adanya perkembangan
mental, emosional, psikososial, psikoseksual, nilai moral dan spiritual.
Pertumbuhan terjadi secara silmutan dengan perkembangan. Pada saat
pertumbuhan berlangsung cepat, perkembngan pun juga terjadi peningkatan
mental, memori dan daya nalar.untuk mendapatkan perkembangan usia anak
sekolah yang sesuai, maka harus melakukan persiapan ketahanan dan kesehatan
yang optimal agar anak menjadi produktif dengan memberikan suatu rangsangan
atau stimulus.
Menurut penelitian yang dilakukan Jansen (2012). Dampak jika stimulasi
tidak dilakaukan pada anak usia sekolah maka akan beresiko paada tahap
perkembangan menatal anak sekolah yang menjadi terlambat, resiko terjanya
bullying, depresi dan ressiko terjadinya percobaan bunuh diri. Hambatan atau
kegagalan danlam mencapai perkebangan usia anak sekolah yang sesuai dapat
menyababkan anak mendai rendah diri sehingga pada saat masa dewasa anak
dapat mengalami hambatan dalam bersosialisasi (Keliat, Daulima & Farida,
2011).
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mendukung pemenuhan
tahap tumbuh kembang anak, khususnya usia anak sekolah di masyarakat adalah
dengan pelayanan kesehatan jiwa komunitas atau dikenal dengan Comunity
Mental Healt Nursing (CMHN) bertangguang jawab memberikan asuhan
keperawatan jiwa komunitas pada kelompok berkeluarga yang sehat jiwa,
kelompok keluarga yang beresiko mengalami gangguan jiwa serta kelompok
keluarga yang memiiki anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa
(Keliat, Panjaitan & Riasmini, 2010).
2. Tujuan
a. Tujuan Umum
Untuk mengetahui tentang Asuhan Keperawatan Sehat Jiwa pada Tahap
Perkembangan Usia Sekolah
b. Tujuan Khusus
Untuk mengetahui tentang sehat Jiwa
Untuk mengetahui tentang Anak Usia Sekolah
Untuk mengetahui tentang Asuahan Keperawatan Sehat Jiwa Usia
Anak Sekolah
Untuk mengetahui tentang pedoman Orang Tua Dengan Anak Usia
Sekolah
BAB II
TIJAUAN TEORI
1. Pengertian
UU No. 20 tahun 2002 tentang Perlindungan anak dan UU No. 20
tahun 2002 tentang Perlindungan anak dan WHO, menyatakan usia anak adalah
sebelum usia 18 tahun dan yang belum menikah. American Academic of
Pediatric tahun 1998 memberikan rekomendasi yang lain tentang batasan usia
anak yaitu mulai darifetus (janin) hingga usia 21 tahun. Batas usia anak tersebut
ditentukan berdasarkan pertumbuhan fisik dan psikososial, perkembangan anak,
dan karakteristik kesehatannya dan karakteristik kesehatannya.
Anak adalah bukan miniatur orang dewasa tetapi merupakan individu
yang unik dan mempunyai kebutuhan khusus sesuai dengan tahapan
perkembangan dan pertumbuhan (Ilyas, dkk, 1993 : 3).
Anak adalah seseorang yang belum mencapai 21 tahun dan belum pernah
kawin. Batasan umur ini ditetapkan oleh karena berdasarkan pertimbangan usaha
kesejahteraan sosial, kematangan pribadi dan kematangan mental
seorang anakdicapai pada umur 21 tahun (Ilyas, dkk, 1993 : 3).
Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah perubahan dalam
besar, jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu yang bisa
diukur dengan ukuran berat (gram, pound, kilo gram), ukuran panjang (cm,
meter), umur tulang dan keseimbangan metabolik (retensi kalium dan
nitrogen tubuh) (Soetjiningsih, 1995 : 1).
Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan
(skill), struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur
dan dapat diramalkan, sebagai hasil pematangan (Soetjiningsih, 1995 : 1).
4. Karateristik Usia SD
a. Pertumbuhan Fisik atau Jasmani
Perkembangan fisik atau jasmani anak berbeda antara satu dengan yang lain,
sekalipun anak-anak tersebut memiliki usia yang relatif sama,
bahkan dalamkondisi ekonomi yang relatif sama pula.
Perkembangan pada anak juga dipengaruhi oleh faktor ras sehingga
menunjukkan perbedaan yang menyolok. Hal ini antara lain disebabkan
perbedaan gizi, lingkungan, perlakuan orang tua terhadap anak,
kebiasaan hidup dan lain-lain.
Nutrisi dan kesehatan amat mempengaruhi perkembangan fisik
anak.Kekurangan nutrisi dapat menyebabkan pertumbuhan anak
menjadi lamban, kurang berdaya dan tidak aktif. Sebaliknya anak yang
memperoleh makanan yang bergizi, lingkungan yang menunjang, perlakuan
orang tua serta kebiasaan hidup yang baik akan menunjang pertumbuhan dan
perkembangan anak.
Olahraga juga merupakan faktor penting pada pertumbuhan fisik anak.
Anakyang kurang berolahraga atau tidak aktif sering kali menderita
kegemukan atau kelebihan berat badan yang dapat mengganggu gerak dan
kesehatan anak. Orang tua harus selalu memperhatikan berbagai macam
penyakit yang seringkali diderita anak, misalnya bertalian dengan kesehatan
penglihatan (mata), gigi, panas, dan lain-lain. Oleh karena itu orang tua
selalu memperhatikan kebutuhan utama anak, antara lain kebutuhan gizi,
kesehatan dan kebugaran jasmani yang dapat dilakukan setiap hari.
Pertumbuhan Fisik yang meliputi proporsi tubuh berubah, misalnya rahang
melebar untuk persiapan perkembangan gigi permanen. Pertumbuhan
Tulang pun berubah, untuk formasi tulang yang baik: asupan zat gizi adekuat
(protein, mineralCa & P, vitamin A, D, dll).
b. Perkembangan Intelektual dan Emosional
Perkembangan intelektual anak sangat tergantung pada berbagai
faktor utama, antara lain kesehatan gizi, kebugaran jasmani, pergaulan dan
pembinaan orang tua. Akibat terganggunya perkembangan intelektual
tersebut anak kurang dapat berpikir operasional, tidak memiliki kemampuan
mental dan kurang aktifdalam pergaulan maupun dalam berkomunikasi
dengan teman-temannya.
Perkembangan emosional berbeda satu sama lain karena adanya
perbedaan jenis kelamin, usia, lingkungan, pergaulan dan pembinaan orang
tua maupun guru di sekolah. Perbedaan perkembangan emosional
tersebut juga dapat dilihat berdasarkan ras, budaya, etnik dan bangsa.
Perkembangan emosional juga dapat dipengaruhi oleh adanya
gangguan kecemasan, rasa takut dan faktor-faktor eksternal yang sering kali
tidak dikenal sebelumnya oleh anak yang sedang tumbuh.
Namun sering kali juga karena adanya tindakan orang tua yang
dapat mempengaruhi perkembangan emosional anak. Misalnya sangat
dimanjakan, terlalu banyak larangan karena terlalu mencintai
anaknya. Akan tetapi sikap orang tua yang sangat keras, suka menekan dan
selalu menghukum anak sekalipun anak membuat kesalahan sepele
juga dapat mempengaruhi keseimbangan emosional anak.
Perlakuan saudara serumah (kakak-adik), orang lain yang sering kali
bertemu dan bergaul juga memegang peranan penting pada perkembangan
emosional anak. Dalam mengatasi berbagai masalah yang sering kali
dihadapi oleh orang tua dan anak, biasanya orang tua berkonsultasi dengan
para ahli, misalnya dokter anak, psikiatri, psikolog dan sebagainya. Dengan
berkonsultasi tersebut orang tua akan dapat melakukan pembinaan anak
dengan sebaik mungkin dan dapat menghindarkan segala sesuatu
yang dapat merugikan bahkan memperlambat perkembangan mental
dan emosional anak.
Stres juga dapat disebabkan oleh penyakit, frustasi dan ketidak hadiran
orangtua, keadaan ekonomi orang tua, keamanan dan kekacauan yang sering
kali timbul. Sedangkan dari pihak orang tua yang menyebabkan
stres pada anak biasanya kurang perhatian orang tua, sering kali mendapat
marah bahkan sampai menderitasiksaan jasmani, anak disuruh
melakukan sesuatu di luar kesanggupannya menyesuaikan diri
dengan lingkungan, penerimaan lingkungan serta berbagai
pengalaman yang bersifat positif selama anak melakukan berbagai aktivitas
dalam masyarakat.
c. Perkembangan Moral, Sosial, dan Sikap
Kepada orang tua sangat dianjurkan bahwa selain memberikan
bimbingan juga harus mengajarkan bagaimana anak bergaul dalam
masyarakat dengan tepat, dan dituntut menjadi teladan yang baik bagi anak,
mengembangkan keterampilan anak dalam bergaul dan memberikan
penguatan melalui pemberian hadiah kepadaajak apabila berbuat atau
berperilaku yang positif. Terdapat bermacam hadiah yang sering kali
diberikan kepada anak, yaitu yang berupa materiil dan non materiil.
Hadiah tersebut diberikan dengan maksud agar pada kemudian
hari anak berperilaku lebih positif dan dapat diterima dalam masyarakat
luas.
Fungsi hadiah bagi anak, antara lain:
memiliki nilai pendidikan
memberikan motivasi kepada anak,
memperkuat perilaku
memberikan dorongan agar anak berbuat lebih baik lagi.
Fungsi hukuman yang diberikan kepada anak adalah:
fungsi restruktif
fungsi pendidikan
sebagai penguat motivasi
Syarat pemberian hukuman adalah:
segera diberikan
konsisten
konstruktif
impresional artinyat idak ditujukan kepada pribadi anak melainkan
kepada perbuatannya
harus disertai alasan
sebagai alat kontrol diri
diberikan pada tempat dan waktuyang tepat
Dignosa Keperawatan
No Dignosa Intervensi
1. Resiko cidera intervensi berdasarkan macam cidera:
berhubungan dengan a. Kendaraan bermotor
peningkatan aktivitas Ajari anak tentang penggunaan
sabuk pengaman yang tepat
pada saat berada di dalam mobil
Pertahankan disiplin ketika
berada di dalam mobil misalnya
tidak mengeluarkan anggota badan,
tidak bersandar di pintu atau
mengganggu pengemudi
Tekankan perilaku pejalan kaki
yang aman
Tetap menggunakan pakaian
aman misalnya helm
b. Tenggelam
Ajari anak untuk berenang
Ajari anak tentang aturan dasar
keamanan air
Pilih tempat yang aman dan diawasi
untuk berenang
Berenang dengan seorang teman
Gunakan alat pelampung yang tepat
dalam air atau kapal
Advokasi untuk legislasi yang
memerlukan olahraga di sekitar
kolam
Pelajari RJP (Resusitasi Jantung
Paru)
c. Luka bakar
Instruksikan pada anak tentang
perilaku di daerah yang melibatkan
kontak dengan bahaya kebakaran
(misalnya bensin, korek api, api
unggun atau pemanggang, cairan
yang mudah terbakar, petasan, alat-
alat masak, bahan-bahan kimia
Hindari memanjat atau
menerbangkan layangan di
sekitar kabel tegangan nutrisi
Instruksikan pada anak perilaku
yang tepat di tempat kebakaran
(misalnya pakaian kebakaran
dirumah, sekolah dsb.)
Ajarkan anak tentang
memasakyang aman (gunakan panas
rendah, hindari menggoreng, hati-
hati dengan pembakaran uap,
mencuci dengan air panas,
meletupkan makanan khususnya
dari microwave)
d. Keracunan
Ajari anak tentang bahaya
menggunakan obat-obat dan
bahan kimia yang tidak
diresepkan, termasuk aspirin dan
alcohol
Ajarkan anak untuk mengatakan
tidak bila ditawari obat-obat
berbahaya atau ilegal atau alcohol-
Jaga agar produk-produk yang
berbahaya diletakkan di wadah yang
diberi label dengan tepat-lebih baik
jika jauh dari jangkauan
e. Cidera tubuh
Bantu memberikan fasilitas
untuk aktivitas yang diawasi
Anjurkan untuk bermain di tempat
yang aman
Ajarkan anak agar tidak
mengusik anjing, memasuki
teritorialnya, mengambil mainan
anjing atau mengganggunya
dengan makanan anjing
Tekankan perlindungan mata,
telinga atau mulut bila
menggunakan objek atau alat
berbahaya atau bila melakukan
olahraga yang berpotensi berbahaya
Ajarkan keamanan mengenai
penggunakan alat korektif
(kacamata; bila anak menggunakan
lensa kontak, pantau durasi
penggunaan untuk mencegah
kerusakan kornea)
Tekankan pemilihan penggunaan
dan perawatan alat olahraga
yang tepat dan rekreasi yang tepat
seperti skate board dan in line skate
Tekankan pengkondisian yang
tepat, praktik yang aman, dan
penggunaan alat yang aman
untuk olahraga atau aktivitas rekreasi
Waspadai olahraga yang berbahaya
seperti yang melibatkan trampoline-
Gunakan kacamata pelindung
dan terali pada area berkaca lebar
seperti pintu kaca seluncur
Ajarkan nama, alamat dan
nomer telepon dan bagaimana
caranya meminta bantuan dari
orang yang tepat bila tersesat
Pasang identifikasi pada anak
Ajarkan keamanan pribadi:
hindari pakaian pribadi di tempat
umum, jangan pernah pergi
dengan orang asing, beritahu
orang tua bila seseorang
membuat anak merasatidak
nyaman dengan cara apapun, selalu
mendengarkan masalah anak
mengenai perilaku orang lain
Katakan tidak bila dihadapkan pada
situasi yang tidak nyaman
2. Resiko Kaji jadwal aktivitas anak baik disekolah
ketidakseimbangan maupun aktivitas sosialnya
nutrisi: Kurang dari Kaji apakah anak lebih banyakmakan
kebutuhan tubuh di luar rumah atau makan dirumah
berhubungan dengan Berikan pendidikan pada keluarga
kurangnya pengetahuan mengenai diet anak untuk mensuplai
tentang pemenuhan energi yang adekuat, terkait dengan
nutrisi peningkatan aktivitas fisik, dan persiapan
masa pubertas
Berikan pendidikan pada keluarga
mengenai pentingnya penekanan pola
makan yang teratur karena anak mulai
memiliki kebiasaan dan
kesukaan/ketidaksukaan pada makanan
tertentu aktivitas fisiknya
Berikan pendidikan kesehatan pada keluarga
mengenai pentingnya memperhatikan
dan mengontrol kebiasaan makan anak
dan jenis makanan anak
Tekankan pada orang tua dan anak
mengenai pentingnya makan bersama di
rumah
Biasakan sarapan pada pagi hari untuk
kebutuhan energi anak dalam berpikir dan
konsentrasi dalam menerima pelajaran
Berikan pendidikan kesehatan padaorang
tua untuk tidak hanya mengajarkan
kebiasaan makan yang baik, tetapi juga
efek negatif dari alkohol dan nikotin
3 Resiko Kaji tingkat aktivitas anak dan
ketidakseimbangan kebutuhan energinya
nutrisi lebih dari Kaji pengetahuan orang tua mengenai
kebutuhan tubuh pemenuhan kebutuhan nutrisi anak
berhubungan dengan Pantau diet anak terhadap glukos aseperti
disfungsi pola makan permen, coklat, dll
Biasakan anak untuk sarapan setiap pagi
sebagai pemenuhan kebutuhan energi
dalam berpikir dan konsentrasi belajar
Tekankan pada orang tua dan anak
mengenai pentingnya makanb ersama di
rumah
Pantau kebiasaan makan dan jenis
makanan anak baik di sekolah maupun
di rumah
Ajarkan pada orang tua cara
menghitung kebutuhan kalori yang
dibutuhkan anak sesuai dengan usia dan
aktivitasnya
Berikan bekal makan siang padaanak
sebagai alternatif kebiasaan jajan anak
selama di sekolah
Berikan pendidikan kesehatan pada orang
tua mengenai perhatian dan kontrol
terhadap diet anak
Berikan diet tinggi protein dari pada tinggi
lemak pada anak untuk mempersiapkan
masa pubertas
Kurangi kudapan pada anak dan
sebagai gantinya beri anak buah-
buahan atau makanan yang bergizi
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Anak adalah bukan miniatur orang dewasa tetapi merupakan individu yang unik
dan mempunyai kebutuhan khusus sesuai dengan tahapan perkembangan dan
pertumbuhan (Ilyas, dkk, 1993 : 3).
Anak adalah seseorang yang belum mencapai 21 tahun dan belum pernah
kawin. Batasan umur ini ditetapkan oleh karena berdasarkan pertimbangan usaha
kesejahteraan sosial, kematangan pribadi dan kematangan mental
seorang anakdicapai pada umur 21 tahun (Ilyas, dkk, 1993 : 3).
Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah perubahan dalam
besar,jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu yang bisa
diukur dengan ukuran berat (gram, pound, kilo gram), ukuran panjang (cm,
meter), umurtulang dan keseimbangan metabolik (retensi kalium dan
nitrogen tubuh) (Soetjiningsih, 1995 : 1).
Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan
(skill), struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur
dan dapat diramalkan, sebagai hasil pematangan (Soetjiningsih, 1995 : 1).
2. SARAN
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi
pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan
kelemahannya, karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau
referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini. Penulis banyak
berharap para pembaca yang budiman sudi memberikan kritik dan saran yang
membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan penulisan
makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Hassan, Rusepno, ddk.1998. Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak. Jkarta: Info Medika
Jakarta
Keliat., Daulima., & Farida, (2011). Manajemen Keperawatan Psikososial & Kader
Kesehatan Jiwa;CMHN Intermediet Course. Jakarta:EGC
Keliat, BA., el al. (2014). Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas: CHMN (Basic
Course). Jakarta: Buku Kedokteran EGC.