Anda di halaman 1dari 23

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA SEPANJANG RENTANG

KEHIDUPAN USIA SEKOLAH

Di susun oleh Kelompok 8

1. Fera Listina (2022206203160p)


2. Fitra Rizkandi (2022206203149p)
3. Dinar Aria Mutu (2022206203162p)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG


PRODI S1 KEPERAWATAN KONVERSI
TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Tim penulis panjatkan kepada Tuhan Yang maha Esa atas Rahmat-Nya
yang telah dilimpahkan sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul
“Asuhan Keperawatan Jiwa Sepanjang Rentang Kehidupan Usia Sekolah” yang
merupakan salah satu tugas Mata Kuliah Keperawatan Psikiatri.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan masih terdapat beberapa
kekurangan, hal ini tidak lepas dari terbatasnya pengetahuan dan wawasan yang penulis
miliki. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang
konstruktif untuk perbaikan di masa yang akan datang, karena manusia yang mau maju
adalah orang yang mau menerima kritikan dan belajar dari suatu kesalahan. Akhir kata
dengan penuh harapan penulis berharap semoga makalah yang berjudul “Asuhan
Keperawatan Pada Trafficking ” mendapat ridho dari Allah SWT, dan dapat bermanfaat
bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya. Amiin....

Tulang bawang barat, 21 Oktober 2022

Tim Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................................

DAFTAR ISI ......................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang.........................................................................................................
2. Tujuan pembahasan .................................................................................................

BAB II TINJAUAN TEORI

1. Definisi Rentang Usia Anak Sekolah ......................................................................


2. Teori Perkembangan Anak ......................................................................................
3. Teori Pertumbuhan Anak.........................................................................................
4. Karateristik Usia SD ................................................................................................
5. Pertumbuhan dan Perkembangan Selama Usia Sekolah ........................................
6. Pedoman Orang Tua dengan Usia Anak Sekolah ....................................................
7. Asuhan Keperawatan Sehat Jiwa Usia Anak Sekolah ............................................

BAB III PENUTUP

1. Kesimpulan ..............................................................................................................
2. Penutup ....................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................


BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Undang-undang kesehatan jiwa No. 18 tahun 2014 menyatakan bahwa
kesehatan jiwa merupakan kondisi dimana seseorang individu dapat berkembang
cara fisik, mental, spiritual dan sosial sehingga individu tersebut menyadari
kemampuan sendiri, dapat mengatasi tekana, dapat bekerja secara produktif dan
mampu memberikan kontribusi untuk lingkungannya. Kesehatan jiwa
dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya: otonimi dan kemandirian,
kemaksimalan, potesnsi diri, harga diri, penguasaan lingkungan, orientasi
lingkungan serta manajemen stress (Ahr, Hpude, aand Borst, 2016).
Kondisi sehat jiwa dapat tercapai melalui tahap pertumbuhan dan
perkembangan yang optimal. Menurut Depkes (2014). Pertumbuhan ditandai
dengan adanya perubahan ukuran dan bentuk tubuh atau anggota tubuh,
sedangkan perkembangan biasanya ditandai dengan adanya perkembangan
mental, emosional, psikososial, psikoseksual, nilai moral dan spiritual.
Pertumbuhan terjadi secara silmutan dengan perkembangan. Pada saat
pertumbuhan berlangsung cepat, perkembngan pun juga terjadi peningkatan
mental, memori dan daya nalar.untuk mendapatkan perkembangan usia anak
sekolah yang sesuai, maka harus melakukan persiapan ketahanan dan kesehatan
yang optimal agar anak menjadi produktif dengan memberikan suatu rangsangan
atau stimulus.
Menurut penelitian yang dilakukan Jansen (2012). Dampak jika stimulasi
tidak dilakaukan pada anak usia sekolah maka akan beresiko paada tahap
perkembangan menatal anak sekolah yang menjadi terlambat, resiko terjanya
bullying, depresi dan ressiko terjadinya percobaan bunuh diri. Hambatan atau
kegagalan danlam mencapai perkebangan usia anak sekolah yang sesuai dapat
menyababkan anak mendai rendah diri sehingga pada saat masa dewasa anak
dapat mengalami hambatan dalam bersosialisasi (Keliat, Daulima & Farida,
2011).
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mendukung pemenuhan
tahap tumbuh kembang anak, khususnya usia anak sekolah di masyarakat adalah
dengan pelayanan kesehatan jiwa komunitas atau dikenal dengan Comunity
Mental Healt Nursing (CMHN) bertangguang jawab memberikan asuhan
keperawatan jiwa komunitas pada kelompok berkeluarga yang sehat jiwa,
kelompok keluarga yang beresiko mengalami gangguan jiwa serta kelompok
keluarga yang memiiki anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa
(Keliat, Panjaitan & Riasmini, 2010).

2. Tujuan
a. Tujuan Umum
Untuk mengetahui tentang Asuhan Keperawatan Sehat Jiwa pada Tahap
Perkembangan Usia Sekolah
b. Tujuan Khusus
 Untuk mengetahui tentang sehat Jiwa
 Untuk mengetahui tentang Anak Usia Sekolah
 Untuk mengetahui tentang Asuahan Keperawatan Sehat Jiwa Usia
Anak Sekolah
 Untuk mengetahui tentang pedoman Orang Tua Dengan Anak Usia
Sekolah
BAB II

TIJAUAN TEORI

1. Pengertian
UU No. 20 tahun 2002 tentang Perlindungan anak dan UU No. 20
tahun 2002 tentang Perlindungan anak dan WHO, menyatakan usia anak adalah
sebelum usia 18 tahun dan yang belum menikah. American Academic of
Pediatric tahun 1998 memberikan rekomendasi yang lain tentang batasan usia
anak yaitu mulai darifetus (janin) hingga usia 21 tahun. Batas usia anak tersebut
ditentukan berdasarkan pertumbuhan fisik dan psikososial, perkembangan anak,
dan karakteristik kesehatannya dan karakteristik kesehatannya.
Anak adalah bukan miniatur orang dewasa tetapi merupakan individu
yang unik dan mempunyai kebutuhan khusus sesuai dengan tahapan
perkembangan dan pertumbuhan (Ilyas, dkk, 1993 : 3).
Anak adalah seseorang yang belum mencapai 21 tahun dan belum pernah
kawin. Batasan umur ini ditetapkan oleh karena berdasarkan pertimbangan usaha
kesejahteraan sosial, kematangan pribadi dan kematangan mental
seorang anakdicapai pada umur 21 tahun (Ilyas, dkk, 1993 : 3).
Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah perubahan dalam
besar, jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu yang bisa
diukur dengan ukuran berat (gram, pound, kilo gram), ukuran panjang (cm,
meter), umur tulang dan keseimbangan metabolik (retensi kalium dan
nitrogen tubuh) (Soetjiningsih, 1995 : 1).
Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan
(skill), struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur
dan dapat diramalkan, sebagai hasil pematangan (Soetjiningsih, 1995 : 1).

2. Teori Perkembangan Anak


Periode penting dalam tumbuh kembang adalah masa balita karena pada masa
ini pertumbuhan dasar yang akan mempengaruhi dan menentukan
perkembangan anak selanjutnya, emosional dan intelegensia berjalan sangat
cepat dan merupakan landasan perkembangan berikutnya. Perkembangan
moral serta dasar-dasar kepribadian juga dibentuk pada masa ini. Menurut
Frankenburg & Dodds (1981) dalam Soetjiningsih (1995 : 29), ada 4 parameter
perkembangan :
a. Personal sosial (kepribadian/ tingkah laku sosial)
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri bersosialisai dan
berinteraksid engan lingkungan.
b. Fine motor adaptive (gerakan motorik halus)
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan untuk mengamati sesuatu,
melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dan
dilakukan otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat, misal :
kemampuan untuk menggambar suatu benda.
c. Language (Bahasa)
Kemampuan untuk memberikan respon terhadap suara, mengikuti
perintah, danberbicara spontan.
d. Gross motor (Perkembangan motorik kasar)
Aspek yang berhubungan dengan gerak dan sikap tubuh. (Soetjiningsih,
1995 : 29).

3. Teori Pertumbuhan Anak


Anak yang sehat akan menunjukkan tumbuh kembang yang optimal,
apabila diberikan lingkungan biofisika-psikososial yang adekuat. Untuk
mengetahui pertumbuhan fisik anak perlu parameter tertentu antara lain
1) Ukuran Antropometik
Dalam ukuran ini dibedakan menjadi 2 kelompok
a. Tergantung umur
 BB terhadap umur
 TB terhadap umur
 Lingkar kepala terhadap umur
 Lila terhadap umur
b. Tidak tergantung umur
 BB terhadap TB
 Lila terhadap TB
Lain-lain, LILA dibandingkan dengan standar/ baku, lipatan
kulit, pada trisep, subskapular, abdominal dibandingkan dengan
baku, kemudian hasil pengukuran antropometrik dibanding dengan
suatu baku tertentu misalnya baku harvard, NCH Satau baku nasional.
(Soetjiningsih, 1995 : 37-38)
2) Berat Badan (BB)
Indikator BB dimanfaatkan untuk :
a. Bahan informasi menilai keadaan gizi baik yang akut maupun kronis,
tumbuh kembang dan kesehatan.
b. Memonitor keadan kesehatan, misalnya pada pengobatan penyakit.
c. Dasar penghitungan dosis obat dan makan yang perlu diberikan
(Soetjiningsih, 1995 : 38)
Untuk memperkirakan BB anak dapat digunakan rumus dikutip oleh
Behrman, 1992 yaitu:
Perkiraan BB dalam kg:
 Lahir : 3,25 kg
 3-12 bulan : umur (bulan) + 9 23)
2
 1-6 bulan : umur (tahun) x 2 + 84)
 6-12 bulan : umur (tahun) x 7 – 5
3) Tinggi Badan
Merupakan ukuran antropometri kedua yang terpenting, keistimewaannya
adalah padamasa pertumbuhan meningkat terus sampai tinggi maksimal
dicapai. Kenaikan berfluktuasi, dimana meningkat pesat pada masa bayi,
kemudian melambat pesatkembali (Adolesen) melambat lagi dan berhenti
umur 18-20 tahun.
Tinggi rata-rata pada waaktu lahir = 50 cm
Secara garis besar tinggi badan anak dapat diperkirakan sebagai berikut:
 1 tahun = 1,5 x TB lahir-
 4 tahun = 2 x TB lahir-
 6 tahun = 1,5 x TB lahir
 13 tahun = 3 x TB lahir
 Dewasa = 3,5 x TB lahir (2 x TB 2 tahun)
Perkiraan tinggi badan danalam centimeter
 Lahir =50cm
 2-12 tahun = umur (tahun) x 6 + 77
Anak usia sekolah dengan cirinya masa pertumbuhan masih sangat
cepatdan aktif belajar, sehingga kerja otak harus mendapat makanan yang
bergizi dalamkuantitas dan kualitas yang tepat. Faktor yang
mempengaruhi pola pertumbuhan secara umum yaitu:
a. Keturunanb. Lingkungan
b. Hormon
c. Nutrisi atau asupan zat gizi yang bervariasi antar individu

4. Karateristik Usia SD
a. Pertumbuhan Fisik atau Jasmani
Perkembangan fisik atau jasmani anak berbeda antara satu dengan yang lain,
sekalipun anak-anak tersebut memiliki usia yang relatif sama,
bahkan dalamkondisi ekonomi yang relatif sama pula.
Perkembangan pada anak juga dipengaruhi oleh faktor ras sehingga
menunjukkan perbedaan yang menyolok. Hal ini antara lain disebabkan
perbedaan gizi, lingkungan, perlakuan orang tua terhadap anak,
kebiasaan hidup dan lain-lain.
Nutrisi dan kesehatan amat mempengaruhi perkembangan fisik
anak.Kekurangan nutrisi dapat menyebabkan pertumbuhan anak
menjadi lamban, kurang berdaya dan tidak aktif. Sebaliknya anak yang
memperoleh makanan yang bergizi, lingkungan yang menunjang, perlakuan
orang tua serta kebiasaan hidup yang baik akan menunjang pertumbuhan dan
perkembangan anak.
Olahraga juga merupakan faktor penting pada pertumbuhan fisik anak.
Anakyang kurang berolahraga atau tidak aktif sering kali menderita
kegemukan atau kelebihan berat badan yang dapat mengganggu gerak dan
kesehatan anak. Orang tua harus selalu memperhatikan berbagai macam
penyakit yang seringkali diderita anak, misalnya bertalian dengan kesehatan
penglihatan (mata), gigi, panas, dan lain-lain. Oleh karena itu orang tua
selalu memperhatikan kebutuhan utama anak, antara lain kebutuhan gizi,
kesehatan dan kebugaran jasmani yang dapat dilakukan setiap hari.
Pertumbuhan Fisik yang meliputi proporsi tubuh berubah, misalnya rahang
melebar untuk persiapan perkembangan gigi permanen. Pertumbuhan
Tulang pun berubah, untuk formasi tulang yang baik: asupan zat gizi adekuat
(protein, mineralCa & P, vitamin A, D, dll).
b. Perkembangan Intelektual dan Emosional
Perkembangan intelektual anak sangat tergantung pada berbagai
faktor utama, antara lain kesehatan gizi, kebugaran jasmani, pergaulan dan
pembinaan orang tua. Akibat terganggunya perkembangan intelektual
tersebut anak kurang dapat berpikir operasional, tidak memiliki kemampuan
mental dan kurang aktifdalam pergaulan maupun dalam berkomunikasi
dengan teman-temannya.
Perkembangan emosional berbeda satu sama lain karena adanya
perbedaan jenis kelamin, usia, lingkungan, pergaulan dan pembinaan orang
tua maupun guru di sekolah. Perbedaan perkembangan emosional
tersebut juga dapat dilihat berdasarkan ras, budaya, etnik dan bangsa.
Perkembangan emosional juga dapat dipengaruhi oleh adanya
gangguan kecemasan, rasa takut dan faktor-faktor eksternal yang sering kali
tidak dikenal sebelumnya oleh anak yang sedang tumbuh.
Namun sering kali juga karena adanya tindakan orang tua yang
dapat mempengaruhi perkembangan emosional anak. Misalnya sangat
dimanjakan, terlalu banyak larangan karena terlalu mencintai
anaknya. Akan tetapi sikap orang tua yang sangat keras, suka menekan dan
selalu menghukum anak sekalipun anak membuat kesalahan sepele
juga dapat mempengaruhi keseimbangan emosional anak.
Perlakuan saudara serumah (kakak-adik), orang lain yang sering kali
bertemu dan bergaul juga memegang peranan penting pada perkembangan
emosional anak. Dalam mengatasi berbagai masalah yang sering kali
dihadapi oleh orang tua dan anak, biasanya orang tua berkonsultasi dengan
para ahli, misalnya dokter anak, psikiatri, psikolog dan sebagainya. Dengan
berkonsultasi tersebut orang tua akan dapat melakukan pembinaan anak
dengan sebaik mungkin dan dapat menghindarkan segala sesuatu
yang dapat merugikan bahkan memperlambat perkembangan mental
dan emosional anak.
Stres juga dapat disebabkan oleh penyakit, frustasi dan ketidak hadiran
orangtua, keadaan ekonomi orang tua, keamanan dan kekacauan yang sering
kali timbul. Sedangkan dari pihak orang tua yang menyebabkan
stres pada anak biasanya kurang perhatian orang tua, sering kali mendapat
marah bahkan sampai menderitasiksaan jasmani, anak disuruh
melakukan sesuatu di luar kesanggupannya menyesuaikan diri
dengan lingkungan, penerimaan lingkungan serta berbagai
pengalaman yang bersifat positif selama anak melakukan berbagai aktivitas
dalam masyarakat.
c. Perkembangan Moral, Sosial, dan Sikap
Kepada orang tua sangat dianjurkan bahwa selain memberikan
bimbingan juga harus mengajarkan bagaimana anak bergaul dalam
masyarakat dengan tepat, dan dituntut menjadi teladan yang baik bagi anak,
mengembangkan keterampilan anak dalam bergaul dan memberikan
penguatan melalui pemberian hadiah kepadaajak apabila berbuat atau
berperilaku yang positif. Terdapat bermacam hadiah yang sering kali
diberikan kepada anak, yaitu yang berupa materiil dan non materiil.
Hadiah tersebut diberikan dengan maksud agar pada kemudian
hari anak berperilaku lebih positif dan dapat diterima dalam masyarakat
luas.
Fungsi hadiah bagi anak, antara lain:
 memiliki nilai pendidikan
 memberikan motivasi kepada anak,
 memperkuat perilaku
 memberikan dorongan agar anak berbuat lebih baik lagi.
Fungsi hukuman yang diberikan kepada anak adalah:
 fungsi restruktif
 fungsi pendidikan
 sebagai penguat motivasi
Syarat pemberian hukuman adalah:
 segera diberikan
 konsisten
 konstruktif
 impresional artinyat idak ditujukan kepada pribadi anak melainkan
kepada perbuatannya
 harus disertai alasan
 sebagai alat kontrol diri
 diberikan pada tempat dan waktuyang tepat

5. Pertumbuhan Dan Perkembangan Selama Usia Sekolah


Usia Fisik dan Motorik Mental Adaptif Persona Soial
6  Penambahan  Mengembangkan  Di meja,  Dapat berbagi
Tahun berat badan dan konsep angka menggunakan atau bekerja sama
pertumbuhan  Menghitung 13 uang pisau untuk dengan lebih baik
berlanjut dengan logam mengoleskan  Mempunyai
lambat Berat badan  Mengetahui pagi mentega atau kebutuhan yang
16 - 23,6kg Tinggi atau siang selai di atas roti lebih besar
106,6-123,5cm  Mendefinisikan  Pada saat untu k anak
 Pemunculan gigi objek umum bermain,memoto seusianya
incisor mandi seperti garpu dan ng, melipat,  Akan curang
bular tengah kursi dalam istilah memotong untuk menang
 Kehilangan gigi penggunaannya mainan kertas,  Sering masuk
pertama  Mematuhi tiga menjahit dengan dalam permainan
 Peningkatan macam perintah kasar bila diberi kasar
bertahap dalam sekaligus jarum  Sering cemburu
ketangkasan  Mengetahui tangan  Mandi tanpa terhadap adik
 Usia aktivitas - kanan dan kiri pengawasan,  Melakukan apa
aktivitas kontan  Mangatakan melakukan yang orang
 Sering kembali bagaimana yang sendiri aktivitas dewasa lakukan
menggigit jari cantik dan mana tidur  Kadang
 Lebih menyadari yang jelek dari segi  Membaca dari mengalami
tangan sebagai alat gambar wajah ingatan, tempertantrum
 Suka  Menggambarkan menikmati  Bermulut
menggambar objek dalam permainan besarLebih
menulis dan gambar dari pada mengeja mandiri,
mewarna menyebutkan satu  Menyukai kemungkinan
 Penglihatan per satu permainan d pengaruh sekolah
mencapai maturita  Masuk kelas satu meja, permainan  Mempunyai
kartu sederhana cara sendiri
 Banyak tertawa untuk melakukan
terkikik-kikik sesuatu
 Kadang mencuri  Meningkatkan
uang atau sosialisasi
barang yang
menarik
 Mengalami
kesulitan
mengakui
kelakuannya
yang buruk
 Mencoba
kemampuan
sendiri
7  Mulai bertumbuh  Memperlihatkan  Menggunakan  Menjadi anggo
Tahun sedikitnya 5cm bahwa bagian pisau meja ta sejati dari
setahun Berat tertentu hilang dari untuk memotong kelompok
badan 17,7-30 kg gambar daging, keluarga
Tinggi  Dapat meniru memerlukan  Mengambil
badan111,8-129,7 gambar permata bantuan dengan bagian dalam
cm  Ulangi tiga angka belajar atau kelompok
 Gigi insisi kebelakang bagian kulit bermain
maksilar dan  Mengulang konsep  Menyikat dan  Anak laki-laki
insisi mandi bular waktu; membaca menyisir rambut lebihsuka
lateral muncul jam biasa atau jamt dengan pantas dengan anak
 Lebih waspada angan dengan tanpa bantuan laki-laki, dan
pada pendekatan benar sampai  Mungkin mencuri perempuan
penampilan baru seperempat jam  Menyukai bermain dengan
 Mengulangi terdekat;menggunak bantuan dan perempuan
kinerja untuk an jamu ntuk membuat pilihan  Banyak
memahirkan tujuan praktis  Penolakan menghabiskan
 Rahang mulai  Masuk kelas dua berkurang dan waktu
lebar untuk  Lebih mekanis keras kepala sendiri,tidak
mengakomodasi dalam memerlukan
gigi permanen membaca;sering banyak teman
tidak berhenti pada
akhir kalimat,
meloncati kata
seperti ia, sebuah
8-9  Melanjutkan  Member kemiripan  Menggunakan  Lebih sengang
Tahun pertumbuhan 5cm dan perbedaan alat-alat umum berada di rumah
dalam 1 tahun antara dua hal dari seperti palu,  Menyukai
Berat badan:19,6- memori jarum atau system
39,6kg  Menghitung sekrup penghargaan
 Tinggi badan:117- mundur dari 20  Menggukan  Mendramatisasi
141,8cm sampai 1, dari rumah  Lebih dapat
 Gigi insisi lateral memahami monsep tangga dan alat bersosialisasi
(maksilar) dan kebalikan menjahit  Lebih sopan
kaninus mandi  Mengulang hari  Membantu tugas  Tertarik pada
bular muncul dalam seminggu rumah tangga hubungan laki-
 Aliran gerak: dan bulan rutin seperti perempuan
sering, lemah berurutan, mengelap dan tetapi tidak
lembut dan mengetahui tanggal menyapu terikat
tenang  Menggambar objek  Menjalankan  Pergi ke rumah
 Selalu terburu- umum dengan tanggung jawab dan masyarakat
buru, melompat, mendetail, tidak untuk berbagi dengan bebas,
lari, meloncat semata-mata tugas-tugas sendiri, atau
 Peningkatan penggunaannya rumah dengan teman
kehalusan dan  Membuat  Mencari  Menyukai
kecepatan dalam perubahan lebih kebutuhan sendiri kompetisi dan
control motorik dari seperempatnya saat dimeja permainan
halus,  Masuk kelas tiga  Membeli  Menunjukkan
menggunakan danempat artikelyang kesukaan dalam
tulisan sambung  Lebih banyak bermanfaat, berteman dan
 Berpakian membaca, berencana melatih berkelompok
lengkap sendiri untuk mudah beberapa pilihan  Bermain paling
 Suka melakukan terbangun hanya dalam membuat banyak dalam
sesuatu secara untuk membaca pembelian kelompok
berlebihan, suka  Membaca buku  Melakukan dengan jenis
rdiam setelah klasik, tetapi juga pesan yang kelimin yang
istirahat menyukai komik bermanfaat sama tetapi
 Lebih lentur;  Lebih menyadari  Menyukai mulai bercampur
tulang tumbuh waktu; dapat majalah  Mengembangkan
lebih cepat dari dipercaya untuk bergambar kerendahan hati
pada ligamen pergi ke sekolah  Menyukai  Menikmati
tepat waktu sekolah, ingin kelompok
 Dapat menangkap menjawab semua olahraga
konsep bagian dan pertanyaan
keseluruhan (fraksi  Takut tidak
 Memahami konsep naik kelas,
ruang, penyebab dipermalukan
dan efek, karena bodoh
menggabungkan  Lebih kritis
(puzzle), konservasi tetang diri sendiri
(massadan volume  Mengambil
permanen) pelajaran music
 Mengklasifikasikan dan olahraga
objek lebih dari
satu
kualitas;mempunyai
koleksi
 Menghasilakn
gambar atau
lukisan sederhana

6. Pedoman Orang Tua dengan Aanak Usia Sekolah Dasar


a. Usia 6 Tahun
 Siapkan orang tua untuk menghaapi pilihan makan yang disukai anak
dan penolakan pada makanan tertentu
 Siapkan orang tua untuk menghadapi nafsu makn yanag diperkirakan
anak sangat meningkat
 Siapkan orangtua secara emosional saat anak mengalami perubahan
alam perasaan yang tidak menentu
 Bantu oangtua mengantisipasi kerentaan yang terus menerus terhadap
penyakit
 Ajarkan tentang pencegahan cedera dan tindakan keamanan,
khususnya keamanan bersepeda
 Anjukan orangtua untuk menghargai kebutuhan anak akan privasi
dan memberikan ruang tidur terpisah untuk anak, bila mungkin
 Siapkan oarangtua untuk menghadapi peningkatan mianat anak diluar
rumah
 Bantu orang tua memeahami kebutuhan untuk mendorong interaksi
anak dengan sebaya
b. Usia 7-10 tahun
 Siapkan orang tua untuk menghadapi perbaikan dalam kesehatan
yaitu menurunnya penyakit-penyakit yang dialami, tetapi beritahukan
pada mereka bahwa alergi-alergi justru sebaliknya, dapat meningkat
atay menjadi lebih nyata
 Siapkan orangtua untuk men ghadapi perkiran peningkatan cedera
minor
 Tekankan kewaspadaan dalam memilih dan pemeliharaan alat
olahraga dantekankan kembali tentang keamanan
 Siapkan orangtua untuk menghadapi perkiraaan peningkatan
keterlibatan dengan sebaya dan minat dalam aktivitas diluar rumah
 Tekankan kebutuhan untuk mendorong kemandirian sambil
mempertahankan pembatasan lingkungan dan disiplin
 Siapkan ibu untuk menghadapi tuntutan yang diperkirakan
akan lebih banyakpada usia 8 tahun
 Siapkan ayah untuk menghadapi peningkatan kebanggan pada
usia 10 tahun, anjurkan aktivitas ayah-anak
 Siapkan orangtua untuk menghadapi pra pubertas pada anak
perempuan
c. Usia 11-12
 Bantu orangtua menyiapkan anak untuk menghadapi perubahan
tubuh bila terjadimasa pra pubertas
 Siapkan orangtua untuk menghadapi ledakan pertumbuhan pada anak
perempuan
 Buatlah pendidikan seks tertentu u ntuk anak yang bersifat
adekuat dengan informasi-informasi yang akurat
 Siapkan orangtua untuk menghadapi perkiraan perilaku yang
energetic tetapi berbahaya pada usia 11 tahun, dan perilaku yang
lebih berwatak pada usia 12
 Anjurkan orangtua untuk mendukung keinginan anak untuk
tumbuh tetapi memungkinkan perilaku regresif yang diperlukan
 Siapkan orangtua untuk menghadapi peningkatan masturbasi
 Instruksikan pada orangtua bahwa jumlah istirahat anak perlu
ditambah
 Bantu orangtua mendidik anak berkaitan dengan percobaan-
percobaan untukmelakukan aktivitas yang berpotensi bahaya
d. Bimbingan Kesehatan
 Bantu orangtua memahami pentingnya kesehatan regular dan
perawatan gigi padaanak
 Anjurkan orangtua untuk mengajarkan dan meneladani
praktik kesehatan termasuk diet, istirahat, aktivitas, dan latiha
 Tekankan perlunya mendorong anak untuk terlibat dalam aktivitas
fisik yang tepat
 Tekankan pemberian lingkungan emosi dan fisik yang ama
 Anjurkan orangtua untuk mengajarkan dan meneladani praktik
keamanan
7. Asuhan Keperawatan Sehat Jiwa Anak Usia Sekolah
Pengkajian Anak Sehat
a. Identitas/ Biodata
Nama : identitas
Umur : Umur paling rawan adalah masa balita untuk
mengetahui dasar perkembangan anak (Soetjiningsih, 1995 : 10)
b. Jenis kelamin
Pada masyarakat awam, wanita mempunyai status yang lebih rendah
dibanding laki-laki, sehingga angka kematian bayi dan mal nutrisi
masih tinggi pada wanita(Soetjiningsih, 1995 : 10).
c. Anak Ke...
Jumlah anak yang banyak dalam keluarga dengan keadaan sosial
ekonominya cukup akan mengakibatkan kurangnya perhatian dan kasih
sayang yang diterima, belum ditambah lagi bila jarak anak terlalu dekat
(Soetjiningsih, 1995 : 10)
d. Agama
Pengajaran agama harus sudah ditanamkan mulai anak-anak sedini
mungkin, karena dengan memahami agama akan menuntut umatnya
untuk berbuat kebaikan dan kebajikan (Soetjiningsih, 1995 : 10).
e. Penanggung jawab
Nama orang tua sebagai penanggung jawab
f. Pendidikan Ayang/Ibu
Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam tumbuh
kembang anak karena dengan pendidikan yang lebih baik maka orang
tua dapat menerima sebagai informasi tentang kesehatan anaknya
Dengan pendapatan keluarga yang memadai menunjang tumbuh
kembang anak karena orang tua dapat menyediakan segala kebutuhan
anak.
g. Alamat
Untuk mengetahui dimana tempat tinggal sewaktu dibutuhkan.
(Soetjiningsih, 1995: 10)
h. Riwayat kesehatan anak masa lalu
Riwayat kesehatan ibu, gizi ibu hamil jelas sebelum terjadinya
kehamilan maupun sedang hamil, akan menghasilkan BBLR atau bayi
lahir mati dan menyebabkan cacat bawaan, juga menghambat
pertumbuhan otak janin, anemia pada BBL, mudah terkena infeksi,
abortus dan lain-lain (Soetjiningsih, 1995 : 2).
i. Riwayat Parental
Riwayat kesehatan ibuGizi ibu hamil jelas sebelum terjadinya
kehamilan maupun sedang hamil, akan menghasilkan bayi berat
lahir rendah (BBLR) atau bayi lahir mati dan menyebabkan
cacat bawaan, juga menghambat pertumbuhan otak janin, anemia pada
bayi baru lahir, BBL mudah terkena infeksi, abortus dan lain-
lain (Soetjiningsih, 1995 : 2).
j. Riwayat kelahiran
Bayi baru lahir harus bisa melewati masalah transisi, dari suhu sistem
yang teratur yang sebagian besar tergantung pada organ-organ
ibunya, ke suatu sistem yangt ergantung pada pada kemampuan
genetik dan mekanisme homeostatik bayi itu sendiri. Masa prenatal yaitu
masa antara 28 minggu dalam kandungan sampai 7 hari setelah
dilahirkan, merupakan masa awan dalam proses tumbuh kembang anak
khususnya tumbuh kembang otak. Trauma kepala akibat persalinan
akan berpengaruh besar dan dapat meninggalkan cacat yang permanen
(Soetjiningsih,1995 : 4-5)
k. Riwayat kesehatan keluarga
Dalam keluarga bila ada yang menderita sakit menular dapat menularkan
pada bayinya. Juga faktor genetik merupakan modal dasar mencapai
hasil akhir proses tumbuh kembang (Soetjiningsih, 1995 : 2)
l. Riwayat tumbuh kembang
Dengan mengetahui ilmu tumbuh kembang, dapat mendeteksi
berbagai hal yang berhubungan dengan segala upaya untuk menjaga
dan mengoptimalkan tumbuh kembang anak baik fisik, mental,
dan sosial, juga menegakkan diagnosa dini setiap kelainan tumbuh
kembang dan kemungkinan penanganan yang efektif serta mencegah dan
mencari penyebabnya (Soetjiningsih, 1995:7).
m. Riwayat imunisasi
Dengan pemberian imunisai diharapkan anak terhindar dari penyakit-
penyakit tertentu yang bisa menyebabkan kecacatan dan kematian.
Dianjurkan anak sebelum umur 1tahun sudah mendapat imunisai lengkap
(Soetjiningsih, 1995: 7).
Umur Jenis Imunisasi
0-7 HB 1
1 bulan BCG
2 bulan HB2 DPT1, Polio 1
3 bulan HB3, DPT2, Polio 2
4 bulan DPT3, Polio 3
9 bulan Campak, Polio 4
Sumber : (Depkes RI-JICA, 1997 : 27)
n. Pola kebiasaan sehari-hari
Nautrisi/ gizi Pemberian nutrisi pada anak harus cukup baik dari
segi kuantitas maupun kualitasnya seperi : protein, lemak,
karbohidrat dan mineral serta vitamin (Ilyas, dkk, 1993 : 10-11).
o. Eliminasi BAB/ BAK
Anak umur 1,5-2 tahun berhenti mengompol pada siang hari. 2,5-3 tahun
berhenti mengompol pada malam hari. Anak perempuan lebih
dulu berhenti mengompol, bila umur 3-4 tahun masih
mengompol, dicari penyebabnya.Toilet training (latian defekasi perlu
dimulai penyebabnya agar evakuasi sisa makanan dilakukan secara
teratur yang mempermudah kelancaran pemberian makanan)
(Abdoerrachman, dkk, 1985 : 55)
p. Istirahat dan tidur
Anak yang sudah mulai besar akan berkurang waktu istirahtnya. Karena
kegiatan fisiknya meningkat seperti bermain. Kebutuhan tidur 2 hingga
3 jam tidur siang dan 7 hingga 8 jam pada saat malam hari. (Suryanah,
1996 : 80)
q. Olahraga dan Rekreasi
Olahraga akan meningkatkan sirkulasi, aktifitas fisiologi dan dimulai
perkembangan otot-otot (Ilyas, dkk, 1993 : 16)
r. Personal Hygiene
Anak mandi 2x sehari, keramas 3x seminggu, ptong kuku 1
kali seminggu, membersihkan mulut dan gigi.
s. Tanda-tanda vital
Menurut Ilyas, dkk (1995 : 8-9) Nilai normal suh anak rata-rata :
Usia Nilai Suhu (derajat)
0
3 bulan 37,5 C
6 bulan 37,50C
1 tahun 37,70C
3 tahun 37,20C
5 tahun 370C
7 tahun 36,80C
9 tahun 36,70C
11 tahun 36,70C
13 tahun 36,60C
Keterangan :Frekuensi kenaikan suhu pada bayi sering berbeda sekitar
0,5-1 derajat celcius masih dalam batas normal.

Dignosa Keperawatan
No Dignosa Intervensi
1. Resiko cidera intervensi berdasarkan macam cidera:
berhubungan dengan a. Kendaraan bermotor
peningkatan aktivitas  Ajari anak tentang penggunaan
sabuk pengaman yang tepat
pada saat berada di dalam mobil
 Pertahankan disiplin ketika
berada di dalam mobil misalnya
tidak mengeluarkan anggota badan,
tidak bersandar di pintu atau
mengganggu pengemudi
 Tekankan perilaku pejalan kaki
yang aman
 Tetap menggunakan pakaian
aman misalnya helm
b. Tenggelam
 Ajari anak untuk berenang
 Ajari anak tentang aturan dasar
keamanan air
 Pilih tempat yang aman dan diawasi
untuk berenang
 Berenang dengan seorang teman
 Gunakan alat pelampung yang tepat
dalam air atau kapal
 Advokasi untuk legislasi yang
memerlukan olahraga di sekitar
kolam
 Pelajari RJP (Resusitasi Jantung
Paru)
c. Luka bakar
 Instruksikan pada anak tentang
perilaku di daerah yang melibatkan
kontak dengan bahaya kebakaran
(misalnya bensin, korek api, api
unggun atau pemanggang, cairan
yang mudah terbakar, petasan, alat-
alat masak, bahan-bahan kimia
 Hindari memanjat atau
menerbangkan layangan di
sekitar kabel tegangan nutrisi
 Instruksikan pada anak perilaku
yang tepat di tempat kebakaran
(misalnya pakaian kebakaran
dirumah, sekolah dsb.)
 Ajarkan anak tentang
memasakyang aman (gunakan panas
rendah, hindari menggoreng, hati-
hati dengan pembakaran uap,
mencuci dengan air panas,
meletupkan makanan khususnya
dari microwave)
d. Keracunan
 Ajari anak tentang bahaya
menggunakan obat-obat dan
bahan kimia yang tidak
diresepkan, termasuk aspirin dan
alcohol
 Ajarkan anak untuk mengatakan
tidak bila ditawari obat-obat
berbahaya atau ilegal atau alcohol-
 Jaga agar produk-produk yang
berbahaya diletakkan di wadah yang
diberi label dengan tepat-lebih baik
jika jauh dari jangkauan
e. Cidera tubuh
 Bantu memberikan fasilitas
untuk aktivitas yang diawasi
 Anjurkan untuk bermain di tempat
yang aman
 Ajarkan anak agar tidak
mengusik anjing, memasuki
teritorialnya, mengambil mainan
anjing atau mengganggunya
dengan makanan anjing
 Tekankan perlindungan mata,
telinga atau mulut bila
menggunakan objek atau alat
berbahaya atau bila melakukan
olahraga yang berpotensi berbahaya
 Ajarkan keamanan mengenai
penggunakan alat korektif
(kacamata; bila anak menggunakan
lensa kontak, pantau durasi
penggunaan untuk mencegah
kerusakan kornea)
 Tekankan pemilihan penggunaan
dan perawatan alat olahraga
yang tepat dan rekreasi yang tepat
seperti skate board dan in line skate
 Tekankan pengkondisian yang
tepat, praktik yang aman, dan
penggunaan alat yang aman
untuk olahraga atau aktivitas rekreasi
 Waspadai olahraga yang berbahaya
seperti yang melibatkan trampoline-
 Gunakan kacamata pelindung
dan terali pada area berkaca lebar
seperti pintu kaca seluncur
 Ajarkan nama, alamat dan
nomer telepon dan bagaimana
caranya meminta bantuan dari
orang yang tepat bila tersesat
 Pasang identifikasi pada anak
 Ajarkan keamanan pribadi:
hindari pakaian pribadi di tempat
umum, jangan pernah pergi
dengan orang asing, beritahu
orang tua bila seseorang
membuat anak merasatidak
nyaman dengan cara apapun, selalu
mendengarkan masalah anak
mengenai perilaku orang lain
 Katakan tidak bila dihadapkan pada
situasi yang tidak nyaman
2. Resiko  Kaji jadwal aktivitas anak baik disekolah
ketidakseimbangan maupun aktivitas sosialnya
nutrisi: Kurang dari  Kaji apakah anak lebih banyakmakan
kebutuhan tubuh di luar rumah atau makan dirumah
berhubungan dengan  Berikan pendidikan pada keluarga
kurangnya pengetahuan mengenai diet anak untuk mensuplai
tentang pemenuhan energi yang adekuat, terkait dengan
nutrisi peningkatan aktivitas fisik, dan persiapan
masa pubertas
 Berikan pendidikan pada keluarga
mengenai pentingnya penekanan pola
makan yang teratur karena anak mulai
memiliki kebiasaan dan
kesukaan/ketidaksukaan pada makanan
tertentu aktivitas fisiknya
 Berikan pendidikan kesehatan pada keluarga
mengenai pentingnya memperhatikan
dan mengontrol kebiasaan makan anak
dan jenis makanan anak
 Tekankan pada orang tua dan anak
mengenai pentingnya makan bersama di
rumah
 Biasakan sarapan pada pagi hari untuk
kebutuhan energi anak dalam berpikir dan
konsentrasi dalam menerima pelajaran
 Berikan pendidikan kesehatan padaorang
tua untuk tidak hanya mengajarkan
kebiasaan makan yang baik, tetapi juga
efek negatif dari alkohol dan nikotin
3 Resiko  Kaji tingkat aktivitas anak dan
ketidakseimbangan kebutuhan energinya
nutrisi lebih dari  Kaji pengetahuan orang tua mengenai
kebutuhan tubuh pemenuhan kebutuhan nutrisi anak
berhubungan dengan  Pantau diet anak terhadap glukos aseperti
disfungsi pola makan permen, coklat, dll
 Biasakan anak untuk sarapan setiap pagi
sebagai pemenuhan kebutuhan energi
dalam berpikir dan konsentrasi belajar
 Tekankan pada orang tua dan anak
mengenai pentingnya makanb ersama di
rumah
 Pantau kebiasaan makan dan jenis
makanan anak baik di sekolah maupun
di rumah
 Ajarkan pada orang tua cara
menghitung kebutuhan kalori yang
dibutuhkan anak sesuai dengan usia dan
aktivitasnya
 Berikan bekal makan siang padaanak
sebagai alternatif kebiasaan jajan anak
selama di sekolah
 Berikan pendidikan kesehatan pada orang
tua mengenai perhatian dan kontrol
terhadap diet anak
 Berikan diet tinggi protein dari pada tinggi
lemak pada anak untuk mempersiapkan
masa pubertas
 Kurangi kudapan pada anak dan
sebagai gantinya beri anak buah-
buahan atau makanan yang bergizi
BAB III
PENUTUP

1. KESIMPULAN
Anak adalah bukan miniatur orang dewasa tetapi merupakan individu yang unik
dan mempunyai kebutuhan khusus sesuai dengan tahapan perkembangan dan
pertumbuhan (Ilyas, dkk, 1993 : 3).
Anak adalah seseorang yang belum mencapai 21 tahun dan belum pernah
kawin. Batasan umur ini ditetapkan oleh karena berdasarkan pertimbangan usaha
kesejahteraan sosial, kematangan pribadi dan kematangan mental
seorang anakdicapai pada umur 21 tahun (Ilyas, dkk, 1993 : 3).
Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah perubahan dalam
besar,jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu yang bisa
diukur dengan ukuran berat (gram, pound, kilo gram), ukuran panjang (cm,
meter), umurtulang dan keseimbangan metabolik (retensi kalium dan
nitrogen tubuh) (Soetjiningsih, 1995 : 1).
Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan
(skill), struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur
dan dapat diramalkan, sebagai hasil pematangan (Soetjiningsih, 1995 : 1).

2. SARAN
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi
pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan
kelemahannya, karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau
referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini. Penulis banyak
berharap para pembaca yang budiman sudi memberikan kritik dan saran yang
membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan penulisan
makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan RI. 2014. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


Nomor 5. Jakarta: Depkes RI

Hassan, Rusepno, ddk.1998. Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak. Jkarta: Info Medika
Jakarta

Keliat., Daulima., & Farida, (2011). Manajemen Keperawatan Psikososial & Kader
Kesehatan Jiwa;CMHN Intermediet Course. Jakarta:EGC

Keliat, BA., el al. (2014). Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas: CHMN (Basic
Course). Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Keliat, et al (2007). Proses Keperawatan Kesehatan jiwa. Edisi 5. Jakarta:EGC

Anda mungkin juga menyukai