Anda di halaman 1dari 14

1

G angguan Jiwa
Gangguan jiwa adalah suatu penyakit yang bisa terjadi pada
semua orang dan tanpa mengenal ras, budaya, anak-anak,
dewasa miskin ataupun kaya, ganguan jiwa merupakan salah satu
gangguan mental yang di sebabkan oleh beragam faktor yang berasal
dari dalam maupun luar. Gangguan mental ini dapat dikenali dengan
perubahan pola pikir, tingkah laku dan emosi yang berubah secara
mendadak tanpa disertai alasan yang jelas.
Stres yang menjadi pemicu awal terjadinya gangguan jiwa
akan membuat seseorang tidak mampu beraktivitas secara normal.
Jika stres ini tidak ditangani secara cepat maka akan berlanjut pada
gejala gangguan kejiwaan.

Faktor-Faktor Penyebab Gangguan Jiwa Antara Lain


Faktor biologic (somatic)
antara lain adalah keturunan atau genetik, masa dalam
kandungan, proses persalinan, nutrisi, riwayat trauma kepala dan
adanya gangguan anatomi dan fisiologi saraf.

Faktor psikologis (psikogenik)


Adalah yang berperan terhadap timbulnya gangguan jiwa
antara lain adalah interaksi dengan orang lain, interaksi ibu dan anak,

2
peranan ayah, persaingan antar sodara kandung, hubungan keluarga,
pekerjaan, intelegensia, konsep diri, keterampilan, kreativitas, dan
tingkat perkembangan emosional.

Faktor sosial budaya


yang berpengaruh yaitu stabilitas keluarga, pola asuh orang tua, adat
dan budaya, agama, tingkat ekonomi, nilai dan kepercayaan tertentu

Jenis Gangguan Jiwa


Demensia
Kepikunan pada orang tua, ditandai dengan hilangnya daya
ingat (memori), perubahan kepribadian, perubahan perilaku menjadi
mudah marah, mudah sedih, perilaku tidak wajar seperti bicara dan
tertawa sendiri, keluyuran, sulit belajar hal-hal yang baru.

Psikotik/skizofrenia
Gangguan penilaian realitas ditandai dengan adanya
halusinasi seperti mendengar suara-suara bisikan, melihat bayangan-
bayangan, merasa di badan seperti ada yang menyentuh/meraba,
seperti mencium bau-bauan yang tidak ada sumbernya, pembicaraan
tidak nyambung, adanya waham yaitu keyakinan yang salah, seperti
merasa dibicarakan orang lain, seperti merasa ada yang ingin berbuat
tidak baik, merasa sebagai orang yang berbeda, seringkali disertai

3
dengan perilaku agresif yang berbahaya seperti marah, merusak, dan
melukai orang lain.

Depresi
Perasaan sedih yang mendalam disertai dengan hilangnya
semangat dan motivasi, badan jadi mudah lelah/tidak bertenaga,
perubahan pada pola tidur dan pola makan, sulit konsentrasi/tidak
fokus, dan ada keinginan untuk bunuh diri

Cemas/ansietas
Rasa cemas/khawatir/panik mendominasi gangguan ini,
disertai dengan adanya perubahan pada tubuh seperti nafas cepat dan
pendek, jantung berdebar, keringat dingin, nyeri/tidak nyaman di
perut, pusing, pandangan kabur.

Bipolar
Adalah gangguan mood/perasaan, orang yang mengalaminya
mengalami perubahan mood dari senang ke sedih yang berlebihan,
saat senang merasa memiliki banyak energi, tidak tidur-tidur,
mengerjakan banyak hal, ada perilaku berisiko, hasrat seksual
meningkat, belanja berlebihan, membagikan barang tidak wajar,
bicara cepat dan loncat dari satu topik lainnya. Pada lain kesempatan
muncul gangguan depresi seperti gejala di atas.

4
Gangguan kepribadian
Suatu gangguan yang sudah mendalam ditandai dengan
kepribadian yang tidak fleksibel dan kaku sehingga tidak bisa
beradaptasi dengan baik dengan lingkungan.

Akibat Gangguan Jiwa


Gangguan jiwa membuat seseorang menjadi terganggu fungsi
dan produktivitasnya dan ini bisa mengganggu juga keluarga dan
masyarakat. Orang dengan gangguan jiwa tidak bisa sekolah, kuliah
dan bekerja dengan baik. Fungsi sosial juga menjadi terganggu,
ODGJ tidak mampu berinteraksi dengan sekitarnya dengan baik.
Kemampuan fokus, konsentrasi, atensi, memori, memutuskan untuk
bertindak, kemampuan berkomunikasi, fungsi gerakan juga
terganggu sehingga fungsi dan produktivitas menjadi terganggu.

Penggolongan gangguan jiwa berdasarkan (RISKESDAS)


1. Gangguan jiwa berat (psikosa)
2. Gangguan jiwa ringan meliputi semua gangguan mental
emosional berupa kecemasan, gangguan alam perasaan.
Keperawatan jiwa
1. Suatu proses interpersonal yang berupaya untuk
meningkatkan dan mempertahankan prilaku yang
mengkonstribusi pada pungsi yang terintegrasi.
2. Bidang sepsialisasi peraktik keperawatan yang menerapkan
5
Faktor Risiko Gangguan Jiwa

Sejumlah faktor yang meningkatkan risiko gangguan jiwa, yaitu:

a) Punya riwayat keluarga yang mengidap gangguan jiwa,


seperti orang tua atau saudara kandung.

b) Situasi kehidupan yang penuh tekanan, seperti masalah


keuangan, kematian orang yang dicintai, atau perceraian.

c) Kondisi medis (kronis) yang sedang berlangsung, seperti


diabetes, kanker, penyakit autoimun, dan lain-lain.

d) Kerusakan otak akibat cedera serius (cedera otak


traumatis), seperti pukulan keras di kepala.

e) Pengalaman traumatis, seperti pertempuran militer,


pelecehan seksual, atau penelantaran masa kecil.

f) Penggunaan alkohol atau obat-obatan.

g) Tidak memiliki teman atau hubungan yang sehat.

h) Pernah mengidap gangguan jiwa sebelumnya.

Efek dari penyakit mental bisa bersifat sementara atau tahan


lama. Seseorang juga dapat memiliki lebih dari satu gangguan jiwa
pada saat yang bersamaan. 

6
Gejala Gangguan Jiwa

Tanda dan gejala gangguan jiwa dapat bervariasi yang tergantung


pada gangguan, keadaan, dan faktor lainnya. Gejala gangguan jiwa
biasanya mempengaruhi emosi, pikiran, dan perilaku. Namun,
umumnya gangguan jiwa menyebabkan gejala berikut ini:

a) Merasa sedih sepanjang waktu.

b) Bingung atau tidak mampu berkonsentrasi.

c) Ketakutan atau kekhawatiran yang berlebihan, atau perasaan


bersalah yang ekstrem.

d) Perubahan suasana hati yang ekstrem .

e) Menarik diri untuk berhubungan dengan teman atau


melakukan aktivitas.

f) Kelelahan yang signifikan, seperti kekurangan energi atau


masalah tidur.

g) Mengalami delusi, paranoia atau halusinasi.

h) Tidak mampu mengatasi masalah sehari-hari atau stres. 

i) Kesulitan memahami situasi dan berhubungan dengan orang-


orang.

j) Masalah dengan alkohol atau penggunaan narkoba.

7
k) Perubahan besar dalam kebiasaan makan.

l) Perubahan gairah seks.

m) Kemarahan, permusuhan, atau kekerasan yang berlebihan.

n) Punya pikiran bunuh diri.

Diagnosis Gangguan Jiwa

Untuk mendiagnosis gangguan jiwa, dokter perlu melakukan


serangkaian tes berikut ini:

a) Pemeriksaan fisik. Melalui pemeriksaan fisik, dokter dapat


mengesampingkan masalah fisik yang dapat menyebabkan
gejala.

b) Tes laboratorium. Pemeriksaan ini perlu dilakukan untuk


mengidentifikasi fungsi tiroid atau skrining penggunaan
alkohol dan obat-obatan.

c) Evaluasi psikologis. Dokter juga perlu berbicara kepada


pasien tentang gejala, pikiran, perasaan, dan pola perilaku
yang dialami.  Salah satu tes yang resmi dan dapat digunakan
untuk mendiagnosis gangguan jiwa adalah dengan MMPI-2
(Minnesota Multiphasic Personality Inventory). Tes MMPI-2
adalah sebuah alat tes inventori yang berisi banyak
pertanyaan dengan option ya dan tidak, tujuannya adalah
8
untuk mengetahui kepribadian seseorang, terutama gangguan-
gangguan psikologis yang ada di dalam diri seseorang, seperti
gangguan anti sosial, gangguan seksual, gangguan depresi,
kebohongan, dan sebagainya.

Komplikasi Gangguan Jiwa

Gangguan jiwa yang tidak diobati dapat menyebabkan masalah


kesehatan emosional, perilaku, dan fisik yang parah. Jika terus
dibiarkan, gangguan jiwa bisa menyebabkan kondisi berikut:

a) Penurunan kualitas hidup.

b) Konflik keluarga.

c) Sulit memiliki hubungan dengan orang lain.

d) Mengisolasi diri. 

e) Penyalahgunaan tembakau, alkohol, dan obat-obatan lainnya.

f) Tidak mampu bekerja atau bersekolah.

g) Pelanggaran hukum.

h) Masalah keuangan.

i) Kemiskinan dan tunawisma.

9
j) Menyakiti diri sendiri dan menyakiti orang lain, termasuk
bunuh diri atau pembunuhan.

k) Sistem kekebalan tubuh melemah, sehingga tubuh sulit


melawan infeksi.

l) Penyakit jantung dan kondisi medis lainnya.

Pengobatan Gangguan Jiwa

Perawatan gangguan tergantung pada jenis penyakit yang


dimiliki, tingkat keparahannya, dan perawatan yang paling cocok.
Dalam banyak kasus, kombinasi perawatan adalah pilihan yang
paling tepat. Berikut opsi perawatan yang bisa diberikan dokter:

1. Obat-obatan

Meskipun obat-obatan psikiatris tidak menyembuhkan penyakit


mental, ini dibutuhkan untuk mengurangi gejala yang signifikan.
Obat psikiatri juga dapat membantu perawatan lain lebih efektif.
Jenis obat yang diberikan juga tergantung pada situasi dan bagaimana
tubuh merespons obat tersebut. Sejumlah obat psikiatri yang paling
sering digunakan meliputi:

a) Antidepresan. Obat ini digunakan untuk mengobati depresi,


kecemasan, dan terkadang kondisi lainnya. Antidepresan
dapat membantu memperbaiki gejala, seperti kesedihan,
10
keputusasaan, kekurangan energi, kesulitan berkonsentrasi,
dan kurangnya minat dalam aktivitas. 

b) Anti kecemasan. Obat ini digunakan untuk mengobati


gangguan kecemasan, seperti gangguan kecemasan umum
atau gangguan panik. Anti kecemasan juga sering digunakan
untuk mengurangi agitasi dan insomnia. 

c) Penstabil suasana hati. Jenis obat yang satu ini sering


digunakan untuk mengobati gangguan bipolar yang
melibatkan episode mania dan depresi secara bergantian.
Kadang-kadang penstabil suasana hati digunakan bersama
antidepresan untuk mengobati depresi.

d) Antipsikotik. Obat antipsikotik biasanya digunakan untuk


mengobati gangguan psikotik, seperti skizofrenia.
Antipsikotik juga dapat digunakan untuk mengobati gangguan
bipolar atau digunakan bersama antidepresan untuk
mengobati depresi.

2. Psikoterapi

Selama sesi terapi bicara atau psikoterapi, pengidap gangguan


jiwa akan belajar tentang kondisinya dan suasana hati, perasaan,
pikiran, serta perilakunya. Dengan wawasan dan pengetahuan yang

11
sudah peroleh, pengidap diharapkan dapat mempelajari keterampilan
untuk mengatasi gejala dan mengelola stres.

3. Perawatan stimulasi otak

Stimulasi otak kadang-kadang digunakan untuk mengatasi


depresi dan gangguan kesehatan mental lainnya. Namun, stimulasi
otak akan digunakan apabila obat-obatan dan psikoterapi tidak
berhasil. Contoh perawatan stimulasi otak termasuk
terapi electroconvulsive, stimulasi magnetik transkranial, stimulasi
otak dalam, dan stimulasi saraf vagus.

4. Program perawatan rumah sakit dan residensial

Program perawatan ini umumnya diberikan untuk gangguan


jiwa parah. Perawatan biasanya disarankan ketika pengidap gangguan
jiwa sudah tidak mampu merawat diri sendiri dengan benar, atau
membahayakan dirinya sendiri maupun orang lain. 

Pilihannya mencakup perawatan rawat inap 24 jam, rawat


inap sebagian atau sehari, atau perawatan residensial, yang
menawarkan tempat tinggal sementara. Pilihan lainnya mungkin
perawatan rawat jalan intensif.

12
5. Perawatan penyalahgunaan zat

Masalah penggunaan zat biasanya terjadi bersamaan dengan


gangguan jiwa. Jika terus dibiarkan, penyalahgunaan zat bisa
mengganggu pengobatan dan memperburuk gangguan jiwa.

Pencegahan Gangguan Jiwa

Tidak ada cara pasti untuk mencegah gangguan jiwa. Bagi


seseorang yang berisiko mengalami kondisi ini, penting bagi mereka
untuk mampu mengendalikan stres. Adapun sejumlah tips yang bisa
dilakukan, seperti:

a) Perhatikan tanda-tanda peringatan. Tanyakan dengan dokter


atau terapis terkait hal apa saja yang bisa memicu timbulnya
gejala. Buat rencana sehingga kamu mengetahui apa yang
perlu dilakukan jika gejala kembali. Hubungi dokter atau
terapis apabila kamu merasa adanya perubahan gejala atau
perasaan. Pertimbangkan untuk melibatkan anggota keluarga
atau teman untuk melihat tanda-tanda peringatan.

b) Dapatkan perawatan medis rutin. Jangan mengabaikan


pemeriksaan atau melewatkan kunjungan ke dokter atau
terapis, terutama saat kamu merasa tidak enak badan. Kamu
mungkin memiliki masalah kesehatan baru yang perlu diobati,
atau mungkin mengalami efek samping obat.
13
c) Dapatkan bantuan saat membutuhkannya. Kondisi gangguan
jiwa bisa lebih sulit diobati jika kamu menunggu sampai
gejalanya memburuk. Perawatan lebih lanjut dalam jangka
panjang dapat membantu mencegah kekambuhan gejala.

d) Terapkan gaya hidup sehat. Tidur yang cukup, makan sehat


dan aktivitas fisik yang teratur amat penting dilakukan.
Cobalah untuk mempertahankan jadwal yang teratur tersebut.
Segera hubungi dokter jika mengalami kesulitan tidur atau
jika memiliki pertanyaan tentang diet dan aktivitas fisik.

14

Anda mungkin juga menyukai