Anda di halaman 1dari 42

KESEHATAN MENTAL (MENTAL HEALTY)

DAFTAR ISI
A. KATA PENGANTAR ...................................................

B. DAFTAR ISI ...............................................................

C. ISI .............................................................................

I. PENGERTIAN KESEHATAN MENTAL....................

II. GEJALA KESEHATAN MENTAL ............................

III. PENYEBAB KESEHATAN MENTAL.......................

IV. FAKTOR RESIKO KESEHATAN MENTAL...............

V. DIAGNOSIS KESEHATAN MENTAL ......................

VI. CARA MENCEGAH KESEHATAN MENTAL ...........

VII. PENGOBATAN KESEHATAN MENTAL ................

D.PENUTUP...................................................................
I.PENGERTIAN KESEHATAN MENTAL
Apa itu kesehatan mental?
Mental adalah hal-hal yang berkaitan dengan batin dan watak
manusia. Dengan kata lain, kesehatan mental adalah kondisi ketika
batin dan watak manusia dalam keadaan normal, tenteram, dan
tenang, sehingga dapat menjalankan aktivitas dan menikmati
kehidupan sehari-hari.

Kesehatan mental mungkin kerap luput dari perhatian. Padahal,


kondisi mental yang sehat menjadi salah satu kunci untuk menjaga
kesehatan tubuh serta terhindar dari berbagai penyakit. Namun,
apakah Anda sudah memahami apa itu kesehatan mental? Untuk lebih
mengenalnya, simak ulasan berikut mengenai serba-serbi kesehatan
mental yang perlu Anda tahu.
Kesehatan mental dipengaruhi oleh peristiwa dalam kehidupan
yang meninggalkan dampak yang besar pada kepribadian dan perilaku
seseorang. Peristiwa-peristiwa tersebut dapat berupa kekerasan dalam
rumah tangga, pelecehan anak, atau stres berat jangka panjang.
Jika kesehatan mental terganggu, maka timbul gangguan mental
atau penyakit mental. Gangguan mental dapat mengubah
caraseseorang dalam menangani stres, berhubungan dengan orang
lain, membuat pilihan, dan memicu hasrat untuk menyakiti diri sendiri.
Beberapa jenis gangguan mental yang umum ditemukan, antara lain
depresi, gangguan bipolar, kecemasan, gangguan stres pasca trauma
(PTSD), gangguan obsesif kompulsif (OCD), dan psikosis. Beberapa
penyakit mental hanya terjadi pada jenis pengidap tertentu, seperti
postpartum depression hanya menyerang ibu setelah melahirkan.
Kesehatan mental yang baik adalah kondisi ketika batin kita
berada dalam keadaan tentram dan tenang, sehingga memungkinkan
kita untuk menikmati kehidupan sehari-hari dan menghargai orang lain
di sekitar.
Seseorang yang bermental sehat dapat menggunakan
kemampuan atau potensi dirinya secara maksimal dalam menghadapi
tantangan hidup, serta menjalin hubungan positif dengan orang lain.

Sebaliknya, orang yang kesehatan mentalnya terganggu akan


mengalami gangguan suasana hati, kemampuan berpikir, serta kendali
emosi yang pada akhirnya bisa mengarah pada perilaku buruk.Itulah
yang dinamakan kesehatan mental.
II. GEJALA KESEHATAN MENTAL
Gangguan mental atau penyakit mental dapat diawali dengan
beberapa gejala berikut ini, antara lain:
 Berteriak atau berkelahi dengan keluarga dan teman-teman.
 Delusi, paranoia, atau halusinasi.
 Kehilangan kemampuan untuk berkonsentrasi.
 Ketakutan, kekhawatiran, atau perasaan bersalah yang selalu
menghantui.
 Ketidakmampuan untuk mengatasi stres atau masalah sehari-hari.
 Marah berlebihan dan rentan melakukan kekerasan.
 Memiliki pengalaman dan kenangan buruk yang tidak dapat
dilupakan.
 Memiliki pikiran untuk menyakiti diri sendiri atau orang lain.
 Menarik diri dari orang-orang dan kegiatan sehari-hari.
 Mendengar suara atau mempercayai sesuatu yang tidak benar.
 Mengalami nyeri yang tidak dapat dijelaskan.
 Mengalami perubahan suasana hati drastis yang menyebabkan
masalah dalam hubungan dengan orang lain.
 Merasa bingung, pelupa, marah, tersinggung, cemas, kesal,
khawatir, dan takut yang tidak biasa.
 Merasa sedih, tidak berarti, tidak berdaya, putus asa, atau tanpa
harapan.
 Merokok, minum alkohol lebih dari biasanya, atau bahkan
menggunakan narkoba.
 Perubahan drastis dalam kebiasaan makan, seperti makan terlalu
banyak atau terlalu sedikit.
 Perubahan gairah seks.
 Rasa lelah yang signifikan, energi menurun, atau mengalami
masalah tidur.
 Tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari seperti merawat anak
atau pergi ke sekolah atau tempat kerja.
 Tidak mampu memahami situasi dan orang-orang.
Gejala dan tanda gangguan mental tergantung pada jenis
gangguan jiwa yang dialami. Penderita bisa mengalami gangguan pada
emosi, pola pikir, dan perilaku. Beberapa contoh gejala dan ciri-ciri
gangguan mental adalah:
 Waham atau delusi, yaitu meyakini sesuatu yang tidak nyata
atau tidak sesuai dengan fakta yang sebenarnya.
 Halusinasi, yaitu sensasi ketika seseorang melihat, mendengar,
atau merasakan sesuatu yang sebenarnya tidak nyata.
 Suasana hati yang berubah-ubah dalam periode-periode
tertentu.
 Perasaan sedih yang berlangsung hingga berminggu-minggu,
bahkan berbulan-bulan.
 Perasaan cemas dan takut yang berlebihan dan terus menerus,
sampai mengganggu aktivitas sehari-hari.
 Gangguan makan misalnya merasa takut berat badan
bertambah, cenderung memuntahkan makanan, atau makan
dalam jumlah banyak.
 Perubahan pada pola tidur, seperti mudah mengantuk dan
tertidur, sulit tidur, serta gangguan pernapasan dan kaki gelisah
saat tidur.
 Kecanduan nikotin dan alkohol, serta penyalahgunaan NAPZA.
 Marah berlebihan sampai mengamuk dan melakukan tindak
kekerasan.
 Perilaku yang tidak wajar, seperti teriak-teriak tidak jelas,
berbicara dan tertawa sendiri, serta keluar rumah dalam kondisi
telanjang.
 Selain gejala yang terkait dengan psikologis, penderita gangguan
mental juga dapat mengalami gejala pada fisik, misalnya sakit
kepala, sakit punggung, dan sakit maag.
III. PENYEBAB KESEHATAN MENTAL
Beberapa penyebab umum dari gangguan mental, antara lain:
o Cedera kepala.
o Faktor genetik atau terdapat riwayat pengidap gangguan
mental dalam keluarga.
o Kekerasan dalam rumah tangga atau pelecehan lainnya.
o Kekerasan pada anak atau riwayat kekerasan pada masa kanak-
kanak.
o Memiliki kelainan senyawa kimia otak atau gangguan pada otak.
o Mengalami diskriminasi dan stigma.
o Mengalami kehilangan atau kematian seseorang yang sangat
dekat.
o Mengalami kerugian sosial, seperti masalah kemiskinan atau
utang.
o Merawat anggota keluarga atau teman yang sakit kronis.
o Pengangguran, kehilangan pekerjaan, atau tunawisma.
o Pengaruh zat racun, alkohol, atau obat-obatan yang dapat
merusak otak.
o Stres berat yang dialami dalam waktu yang lama.
o Terisolasi secara sosial atau merasa kesepian.
o Tinggal di lingkungan perumahan yang buruk.
o Trauma signifikan, seperti pertempuran militer, kecelakaan
serius, atau kejahatan dan yang pernah dialami.
Faktor yang berpengaruh terhadap kesehatan mental dan
menyebabkan gangguan mental dibagi menjadi tiga, yaitu:
 Faktor biologi: genetik, kimia pada otak, gangguan pada otak
 Faktor kehidupan: trauma, pelecehan, racun, alkohol, obat-
obatan
 Faktor keluarga: riwayat keluarga, masalah keluarga

Belum diketahui secara pasti apa penyebab gangguan mental.


Namun, kondisi ini diketahui terkait dengan faktor biologis dan
psikologis, sebagaimana akan diuraikan di bawah ini:
- Faktor biologis (atau disebut gangguan mental organik)
1. Gangguan pada fungsi sel saraf di otak.
2. Infeksi, misalnya akibat bakteri Streptococcus.
3. Kelainan bawaan atau cedera pada otak.
4. Kerusakan otak akibat terbentur atau kecelakaan.
5. Kekurangan oksigen pada otak bayi saat proses persalinan.
6. Memiliki orang tua atau keluarga penderita gangguan
mental.
7. Penyalahgunaan NAPZA dalam jangka panjang, misalnya
heroin dan kokain.
8. Kekurangan nutrisi.
- Faktor psikologis
1. Peristiwa traumatik, seperti kekerasan dan pelecehan seksual.
2. Kehilangan orang tua atau disia-siakan di masa kecil.
3. Kurang mampu bergaul dengan orang lain.
4. Perceraian atau ditinggal mati oleh pasangan.
5. Perasaan rendah diri, tidak mampu, marah, atau kesepian.
Selain faktor psikologis yang telah disebutkan di atas, Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa berada pada situasi
pandemi, seperti pandemi COVID-19, juga bisa menjadi faktor pemicu
stres yang kemudian membuat orang lebih rentan mengalami gangguan
mental. Stres tersebut dapat berasal dari rasa takut dan khawatir
tentang kesehatan, keuangan, atau pekerjaan, yang banyak
terpengaruh akibat pandemi.
IV. FAKTOR RISIKO KESEHATAN MENTAL
Ada beberapa faktor risiko gangguan mental, antara lain:
 Perempuan memiliki risiko tinggi mengidap depresi dan
kecemasan, sedangkan laki-laki memiliki risiko mengidap
ketergantungan zat dan antisosial.
 Perempuan setelah melahirkan.
 Memiliki masalah di masa kanak-kanak atau masalah gaya
hidup.
 Memiliki profesi yang memicu stres, seperti dokter dan
pengusaha.
 Memiliki riwayat anggota keluarga atau keluarga dengan
penyakit mental.
 Memiliki riwayat kelahiran dengan kelainan pada otak.
 Memiliki riwayat penyakit mental sebelumnya.
 Mengalami kegagalan dalam hidup, seperti sekolah atau
kehidupan kerja.
 Menyalahgunakan alkohol atau obat-obatan terlarang.
Faktor yang mempengaruhi kesehatan mental:
 Biologis. Faktor biologis dipengaruhi dari genetik, fisik, otak,
sensorik, dan kondisi saat kehamilan.
 Psikologis.
 Depresi.
 Psikosomatis dan Bipolar.
 Gangguan mental anak dan remaja.
 Menerima dan menghargai diri sendiri.
 Menjaga hubungan sosial yang baik.
 Aktif berkegiatan fisik.

Namun sebenarnya, terdapat faktor protektif, seperti: kesehatan,


nutrisi yang baik, kelekatan, parenting yang baik, lingkungan keluarga
yang stabil, kondisi kehidupan, dan performansi sekolah yang baik.
Merujuk contoh di negara United Kingdom (UK), intervensi untuk
mengatasi kesehatan mental telah ada di UK.
Banyak faktor yang dapat memicu timbulnya masalah mental
emosional pada remaja yaitu lingkungan keluarga, lingkungan teman
sebaya, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat dan sosial media
(Santrock, 2012).
V. DIAGNOSIS KESEHATAN MENTAL
Diagnosis Kesehatan Mental

Dokter ahli jiwa atau psikiater akan mendiagnosis suatu gangguan


mental dengan diawali suatu wawancara medis dan wawancara psikiatri
lengkap mengenai riwayat perjalanan gejala pada pengidap serta riwayat
penyakit pada keluarga pengidap. Kemudian, dilanjutkan dengan
pemeriksaan fisik yang menyeluruh untuk mengeliminasi kemungkinan
adanya penyakit lain.

Jika diperlukan, dokter akan meminta untuk dilakukan pemeriksaan


penunjang, seperti pemeriksaan fungsi tiroid, skrining alkohol dan obat-
obatan, serta CT scan untuk mengetahui adanya kelainan pada otak
pengidap. Jika kemungkinan adanya penyakit lain sudah dieliminasi,
dokter akan memberikan obat dan rencana terapi untuk membantu
mengelola emosi pengidap.

 Gejala yang dialami apa saja, sejak kapan gejala muncul dan
dampaknya pada aktivitas sehari-hari
 Riwayat penyakit mental pada pasien dan keluarganya
 Peristiwa masa lalu yang dialami pasien dan memicu trauma
 Obat-obatan dan suplemen yang sedang atau pernah
dikonsumsi
Dampak Self-Diagnosis pada Kesehatan Mental

Self-diagnosis juga bisa berpengaruh pada kesehatan mental


dengan menyebabkan kamu mengalami kekhawatiran yang
sebenarnya tidak perlu. Misalnya, kamu belakangan ini sering
merasa pusing. Lalu, kamu mencari tahu sendiri kira-kira apa
yang menjadi penyebab gejala pusing yang sering kamu alami
melalui melalui internet.
Dari hasil pencarian, kamu ternyata mendapati bahwa sakit
kepala yang sering muncul bisa mengindikasikan penyakit otak
serius, seperti tumor otak. Lalu, kamu merasa khawatir dan stres
karena mengira kamu mengidap tumor otak. Padahal, belum
tentu kamu memiliki penyakit serius tersebut, namun kamu sudah
merasa sangat kekhawatiran. 
Bukan tidak mungkin lama-kelamaan kamu bisa
mengalami gangguan kecemasan umum akibat kekhawatiran
yang dirasakan setelah melakukan self-diagnosis. Gangguan
kecemasan umum adalah kondisi mental yang biasanya ditandai
dengan kekhawatiran berlebihan terhadap situasi tertentu.
Selain menyebabkan kekhawatiran yang tidak perlu yang bisa
berujung pada gangguan kecemasan umum, self-diagnosis juga
bisa membuat masalah kesehatan mental tertentu menjadi tidak
terdiagnosis. Gangguan mental biasanya tidak muncul sendirian,
melainkan juga disertai oleh gangguan mental lainnya.
Misalnya, kamu mungkin diliputi kecemasan dan berasumsi
bahwa kamu mengalami gangguan kecemasan. Namun,
gangguan kecemasan bisa menutupi gangguan depresi mayor.
Sekitar dua pertiga orang yang mengunjungi klinik rawat jalan
dengan gangguan kecemasan juga mengalami depresi.
Ketika dua atau lebih sindrom terjadi bersamaan pada orang yang
sama, hal ini disebut komorbiditas. Nah, self-
diagnosis menyebabkan seseorang melewatkan komorbiditas
yang ada. Itulah bahaya self-diagnosis terhadap kesehatan
mental.
Jadi, sebaiknya jangan menjadi dokter bagi diri sendiri dengan
melakukan self-diagnosis. Bila kamu mengalami gejala kesehatan
tertentu, sebaiknya tanyakan pada dokter mengenai penyebab
gejala kesehatan yang kamu alami. 
Tidak ingin keluar rumah untuk memeriksakan kesehatan ke
dokter? Jangan khawatir. Kini, kamu bisa menghubungi
dokter untuk membicarakan masalah kesehatan kamu lewat
aplikasi Halodoc, kapan saja dan di mana saja.
Nah, dalam rangka memperingati Hari Dokter Nasional pada
tanggal 24 Oktober 2020, kamu bisa membicarakan kesehatanmu
ke dokter dengan biaya yang sangat terjangkau.
Apa dampak dari Self Diagnosis?

Kelima dampak negatif self-diagnose yakni membuat
panik, membuat gangguan sebenarnya terabaikan, memperparah
kondisi kesehatan mental, menyangkal masalah mental yang
sedang dialami, dan enggan berkonsultasi dengan pakar.
VI.CARA MENCEGAH KESEHATAN MENTAL
Untuk meningkatkan kesejahteraan secara keseluruhan,
kamu tidak bisa hanya berfokus pada kesehatan fisik. Kesehatan
mental juga memainkan peran yang besar dalam
kehidupan. Kesehatan mental sebagai kemampuan diri sendiri
untuk mengelola perasaan dan menghadapi kesulitan sehari-hari.
Beberapa langkah sederhana bisa diterapkan untuk
meningkatkan kualitas kesehatan mental. Dengan melakukan
perubahan ini, maka dapat dipastikan hal ini memengaruhi semua
aspek kehidupan. Dengan menjaga kesehatan mental, maka
kamu merasakan beberapa efeknya seperti suasana hati yang
membaik, membangun ketahanan, dan membantu menikmati
hidup secara keseluruhan.

Nah, untuk kamu yang merasa mudah mengalami stres atau


gangguan kecemasan, berikut ini beberapa hal sederhana yang
dapat meningkatkan kesehatan mental:

1. Katakan Hal Positif pada Diri Sendiri 

Penelitian menunjukkan bahwa cara kamu berpikir tentang


diri sendiri dapat memiliki efek yang kuat pada kejiwaan kamu.
Ketika kita memandang diri kita dan hidup kita secara negatif,
maka kita juga merasakan efek negatifnya. Sebaliknya, jika
membiasakan diri menggunakan kata-kata yang membuat lebih
positif, maka hal ini membuat kamu lebih optimis. 

2. Tuliskan Hal-Hal yang Patut Disyukuri

Rasa bersyukur dikaitkan dengan peningkatan


kesejahteraan, kualitas kesehatan mental, serta kebahagiaan.
Cara sederhana untuk meningkatkan rasa bersyukur adalah
membuat jurnal dan menuliskan berbagai hal yang patut disyukuri
setiap harinya. Secara umum merenungkan rasa terima kasih
juga efektif, tetapi kamu perlu berlatih secara teratur untuk
mendapatkan manfaat jangka panjang. Temukan sesuatu untuk
disyukuri dan nikmati perasaan tersebut dalam hatimu.
3. Fokus pada Satu Hal pada Satu Waktu

Fokus kepada tujuan mampu melepaskan emosi negatif


atau sulit dari pengalaman masa lalu yang membebani. Mulailah
dengan membawa kesadaran bahkan untuk hal-hal sederhana
seperti mandi, makan siang, atau berjalan pulang. Memberi
perhatian pada sensasi fisik, suara, bau, atau rasa dari
pengalaman ini membantu kamu untuk fokus. Ketika pikiran kamu
terbang melayang hingga menyebabkan kamu overthinking, maka
bawa saja kembali ke apa yang kini kamu tengah lakukan.

4. Olahraga

Tubuh akan melepaskan endorfin yang membantu


menyingkirkan stres dan meningkatkan suasana hati kamu
sebelum dan sesudah berolahraga. Itulah sebabnya olahraga
adalah cara penangkal stres, kecemasan, dan depresi yang
ampuh. Carilah cara-cara kecil untuk menambah aktivitas
olahraga, seperti naik tangga, atau jalan kaki ke tempat yang
dekat. Untuk mendapatkan manfaat maksimal, lakukan olahraga
setidaknya 30 menit setiap hari, dan coba melakukannya di luar
ruangan. Paparan sinar matahari juga membantu tubuh
menghasilkan vitamin D, yang meningkatkan tingkat serotonin di
otak. 

5. Makanlah Makanan yang Enak

Selain memberikan nutrisi yang dibutuhkan, makan lezat


dan sehat juga menyehatkan otak. Karbohidrat (dalam jumlah
sedang) meningkatkan serotonin, bahan kimia yang terbukti
memiliki efek menenangkan pada suasana hati. Sementara itu
makanan kaya protein membantu kamu tetap waspada.

Sayuran dan buah-buahan dipenuhi dengan nutrisi yang


memberi makan setiap sel tubuh, termasuk yang mempengaruhi
bahan kimia otak yang mengatur suasana hati. Sertakan
makanan dengan asam lemak tak jenuh ganda Omega-3
(ditemukan dalam ikan, kacang-kacangan, dan biji rami). Nutrisi
ini dapat meningkatkan suasana hati dan mengembalikan
integritas struktural pada sel-sel otak yang diperlukan untuk
fungsi kognitif.

6. Terbukalah pada Seseorang

Mengetahui bahwa kamu dihargai oleh orang lain adalah


penting untuk membantu kamu berpikir lebih positif. Belajar
terbuka kepada orang lain, yang membuat kamu lebih mampu
berpikir

7. Lakukan Sesuatu untuk Orang Lain

Penelitian menunjukkan bahwa membantu orang lain


memiliki efek menguntungkan pada perasaan kamu tentang diri
sendiri. Bersikap membantu dan ramah adalah cara yang baik
untuk membangun harga diri. Makna yang ditemukan dalam
membantu orang lain memperkaya dan memperluas hidupmu.

8. Istirahat

Pada saat-saat semua pekerjaan terasa seperti terlalu


banyak, menjauhlah, dan lakukan apa pun kecuali hal yang
membuat kamu semakin stres, setidaknya sampai kamu merasa
sedikit lebih baik. Terkadang hal terbaik untuk dilakukan adalah
latihan pernapasan sederhana: Tutup mata dan ambil 10 tarikan
napas dalam-dalam. Untuk masing-masing tarikan napas, hitung
sampai empat saat menarik napas, tahan selama empat
hitungan, dan buang napas untuk empat hitungan. Hal ini bekerja
baik untuk membantu kamu melawan stres. 

9. Tidur Tepat Waktu

Sejumlah besar penelitian menunjukkan bahwa kurang tidur


memiliki efek negatif yang signifikan pada suasana hati. Coba
tidur pada waktu yang teratur setiap hari. Hindari bermain gadget
sebelum waktu tidur dan membatasi minuman berkafein untuk
pagi hari.

Jadi mulai sekarang, kamu memiliki berbagai cara langkah-


langkah positif sederhana untuk menjaga kesehatan mental
kamu. Cara menjaga kesehatan mental seperti yang disebutkan
diatas tidaklah sulit dilakukan, kamu hanya memerlukan
menerapkannya secara bertahap dan penuh ketelatenan dalam
menerapkannya supaya mendapatkan manfaat jangka panjang. 
VIII. PENGOBATAN KESEHATAN MENTAL
Beberapa pilihan pengobatan yang akan dilakukan dokter
dalam menangani gangguan mental, antara lain:

 Psikoterapi. Psikoterapi merupakan terapi bicara yang


memberikan media yang aman untuk pengidap dalam
mengungkapkan perasaan dan meminta saran. Psikiater
akan memberikan bantuan dengan membimbing pengidap
dalam mengontrol perasaan. Psikoterapi beserta perawatan
dengan menggunakan obat-obatan merupakan cara yang
paling efektif untuk mengobati penyakit mental. Beberapa
contoh psikoterapi, antara lain cognitive behavioral therapy,
exposure therapy, dialectical behavior therapy, dan
sebagainya.
 Obat-obatan. Pemberian obat-obatan untuk mengobati
penyakit mental umumnya bertujuan untuk mengubah
senyawa kimia otak di otak. Obat-obatan tersebut berupa
golongan selective serotonin reuptake
inhibitor (SSRI), serotonin-norepinephrine reuptake
inhibitor (SNRIs), dan antidepresan trisiklik. Obat-obatan ini
umumnya dikombinasikan dengan psikoterapi untuk hasil
pengobatan yang lebih efektif.
 Rawat inap. Rawat inap diperlukan jika pengidap
membutuhkan pemantauan ketat terhadap gejala-gejala
penyakit yang dialaminya atau terdapat kegawatdaruratan di
bidang psikiatri, misalnya percobaan bunuh diri.
 Support group. Support group umumnya beranggotakan
pengidap penyakit mental yang sejenis atau yang sudah
dapat mengendalikan emosinya dengan baik. Mereka
berkumpul untuk berbagi pengalaman dan membimbing satu
sama lain menuju pemulihan.
 Stimulasi otak. Stimulasi otak berupa terapi elektrokonvulsif,
stimulasi magnetik transkranial, pengobatan eksperimental
yang disebut stimulasi otak dalam, dan stimulasi saraf
vagus.
 Pengobatan terhadap penyalahgunaan zat. Pengobatan ini
dilakukan pada pengidap penyakit mental yang disebabkan
oleh ketergantungan akibat penyalahgunaan zat terlarang.
 Membuat rencana bagi diri sendiri, misalnya mengatur gaya
hidup dan kebiasaan sehari-hari, untuk melawan penyakit
mental. Rencana ini bertujuan untuk memantau kesehatan,
membantu proses pemulihan, dan mengenali pemicu atau
tanda-tanda peringatan penyakit.

 
Pengobatan Ganguan Mental
Pengobatan gangguan mental tergantung pada jenis gangguan
yang dialami dan tingkat keparahannya. Selain terapi perilaku
kognitif dan pemberian obat, dokter juga akan menyarankan
pasien menjalani gaya hidup yang sehat.

Terapi perilaku kognitif


Terapi perilaku kognitif adalah jenis psikoterapi yang bertujuan
mengubah pola pikir dan respons pasien, dari negatif menjadi
positif. Terapi ini menjadi pilihan utama untuk mengatasi
gangguan mental, seperti depresi, skizofrenia, gangguan
kecemasan, gangguan bipolar, dan gangguan tidur.
Pada banyak kasus, dokter akan mengombinasikan terapi
perilaku kognitif dan obat-obatan, agar pengobatan menjadi lebih
efektif.

Obat-obatan
Untuk meredakan gejala yang dialami penderita dan
meningkatkan efektifitas psikoterapi, dokter dapat meresepkan
sejumlah obat berikut:

 Antidepresan, misalnya fluoxetine
 Antipsikotik, seperti aripiprazole.
 Pereda cemas, misalnya alprazolam.
 Mood stabilizer, seperti lithium.
KATA PENGANTAR

Puji syukuh kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang


Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.Kliping ini di
buat dengan tujuan agar semua mahasiswa dapat memahami
tentang “Kesehatan Mental”.Banyak hambatan atau kesulitan
sehingga kliping ini mungkin kurang sempurna,maka dari itu
kami mengharapkan saran dan kritik untukpenyempurnaan
makalah ini. Dan kami ucapkan terimakasih setulus-tulusnya
kepada pihak-pihak tertentu yang telah memotivasi kami
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu.
PENUTUP

Dengan memuji Allah SWT yang telah memberi hidayahnya


penulis panjatkan rasa syukur Alhamdulillahirobbil’aalamiin,
segala puji bagi Allah SWT. Atas Berkat Rahmat Allah yang Maha
Kuasa peneliti mampu menyelesaikan penelitian ini.
Terselesaikannya penelitian ini semoga menjadi ilmu yang Ridhoi
Allah yang Maha Mengetahui. Hanya Allah yang Maha
Sempurna, Oleh karena itu penulis sadar bahwa dalam penulisan
ini masih juga tidak terlepas dari kesalahan dan kekurangan.
Untuk itu kritik dan saran demi kesempurnaan tulisan ini. Semoga
Allah SWT senantiasa melimpahkan petunjuk serta selalu
membimbing kita ke jalan yang lurus dan jalan penuh Ridha Allah,
sehingga kita mampu mencapai kebahagiaan hakiki

Anda mungkin juga menyukai