Anda di halaman 1dari 2

PENGARUH FAKTOR SOSIAL DAN GENETICS PADA GANGGUAN JIWA DAN

MENTAL
AINIYAH HASNA/102111133034
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS AIRLANGGA

Gangguan kesehatan mental atau gangguan jiwa adalah kondisi medis yang mempengaruhi
emosi seseorang. Kondisi ini menyebabkan pemikiran dan perilaku pasien berubah, dan
pengalaman itu sendiri juga berubah. Sayangnya, orang yang menderita penyakit ini sering
diremehkan dan disamakan dengan hal yang negatif. Padahal, seperti penyakit lainnya,
penyakit mental dirawat dan diobati. Kondisi ini biasanya diobati dengan obat-obatan dan
psikoterapi.
Gangguan jiwa bisa menyerang siapa saja, baik tua, muda maupun tua. Orang yang tinggal di
daerah perkotaan dan pedesaan juga dapat mengalami gangguan mental. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa orang dewasa paling mungkin menderita gangguan mental. Masa
dewasa adalah usia produktif yang mereka butuhkan untuk dapat menghidupi diri sendiri.
Usia ini juga merupakan usia ketika seseorang memiliki keluarga, sehingga semakin banyak
menghadapi masalah, tidak hanya masalah mereka sendiri, tetapi juga masalah anggota
keluarganya. Hal ini membuat orang dewasa memiliki masalah yang lebih rumit dan berisiko
mengalami gangguan jiwa.
Tipe introvert juga merupakan penyebab terbanyak orang mengalami gangguan jiwa. Orang
dengan tipe kepribadian tertutup akan cenderung menyimpan semua apa yang dirasakan
sendiri, sehingga masalah akan semakin menumpuk. Hal ini yang akan membuat penderita
bukannya menemukan permasalahannya, namun akan bingung dengan apa permasalah yang
dialaminya hingga bisa membuatnya depresi. Putus obat juga merupakan salah satu faktor
presipitasi gangguan jiwa. Klien yang mengalami gangguan jiwa, kebanyakan harus minum
obat seumur hidupnya. Hal ini yang menyebabkan klien merasa bosan minum obat dan akan
menghentikan minum obat.
Pengalaman tidak menyenangkan yang dialami penderita misalnya adanya pelecehan seksual,
pelecehan fisik, dikucilkan oleh masyarakat atau kejadian lain akan memicu penderita
mengalami trauma. Penderita yang mempunyai mekanisme koping maladaptif akan membuat
penderita mudah mengalami gangguan jiwa. Selain itu konflik dengan teman atau keluarga
misalnya karena keterikatan juga dapat membuat penderita mengalami gangguan jiwa.
Konflik yang tidak terselesaikan dengan teman atau keluarga akan memicu penderita
mengalami over thinking yang berlebihan. Jika penderita yang mengalami stress berlebihan
namun mekanisme kopingnya buruk, maka akan membuat penderita mengalami gangguan
jiwa.
Gangguan jiwa itu banyak macamnya. Gejala yang muncul sebagai tanda penyakit bisa
berbeda-beda tergantung jenis penyakitnya. Penderita penyakit ini mungkin mengalami
gangguan mood, pola pikir, dan perilaku. Secara umum, gejala yang sering dikaitkan dengan
gangguan mental termasuk delusi, halusinasi, perubahan suasana hati yang sering, kecemasan
dan ketakutan yang berlebihan, dan ketidakstabilan emosi.

Hingga kini, masih belum diketahui secara jelas apa yang menjadi penyebab seseorang bisa
mengembangkan penyakit jiwa. Namun, ada beberapa faktor yang disebut bisa meningkatkan
risiko gangguan jiwa, salah satunya adalah faktor genetik. Orang yang memiliki keluarga atau
orangtua dengan riwayat gangguan mental disebut lebih mudah mengalami kondisi yang
sama. 

Bukan berarti penyakit jiwa atau gangguan mental pasti akan diturunkan secara genetik,
tetapi orang yang orang tuanya mempunyai riwayat atau berpenyakit jiwa, maka risikonya
menjadi lebih besar. Dengan kata lain, tidak semua orang yang memiliki penyakit jiwa pasti
akan menurunkannya kepada anak dan tidak semua anak yang mengidap penyakit ini pasti
memiliki orangtua dengan penyakit sama. Ada banyak faktor lain yang bisa meningkatkan
risiko seseorang mengalami gangguan jiwa. 

Nyatanya, risiko penyakit jiwa pada seseorang bisa disebabkan karena beberapa faktor, yaitu
biologis dan psikologis. Gangguan mental bisa terjadi pada orang yang mengalami kerusakan
fungsi sel saraf di otak, mengalami infeksi, memiliki kelainan bawaan, cedera pada otak,
kekurangan oksigen pada bayi saat persalinan, hingga kekurangan nutrisi. 
Kata kunci : gangguan jiwa, kesehatan, mental.
DAFTAR PUSTAKA
fadli, rizal. 2019. Apakah gangguan jiwa bisa menurun secara genetik.
https://www.halodoc.com/artikel/apakah-gangguan-jiwa-bisa-menurun-secara-genetik
[ online ]. (diakses tanggal 22 September 2021).

Rinawati, Fajar, 2016. Analisa Faktor – Faktor Penyebab gangguan Jiwa Menggunakan Pendekatan
Model Adaptasi Stress Stuart. Jurnal Ilmu Kesehatan, Vol. 5 No. 1, 37.

Anda mungkin juga menyukai